Anda di halaman 1dari 5

Protobiont (2021) Vol.

10 (3) : 69-73

KARAKTERISASI BAKTERI Bacillus sp. (KODE NrLtF5) YANG


DIISOLASI DARI USUS CACING NIPAH (Namalycastis rhodochorde)
Eka Karunia1*, Rikhsan Kurniatuhadi1, Ari Hepi Yanti1
1
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia
*Email korespondensi: ekakaruniaptk@gmail.com

Abstract
Estuaries are waters that are dominated by mangroves and are influenced by fluctuations in salinity. One of the
organisms that live in these waters is the nipah worm (Namalycastis rhodochorde). Fluctuations in salinity affect
the growth of bacteria associated in the intestines of nipah worms (N. rhodochorde). The purpose of this study was
to determine the character of Bacillus bacteria that live in the intestines of nipah worms (N. rhodochorde). To
identify NrLtF5 isolate bacteria, follow Bergey's manual determinative of bacteriology which includes gram
staining, catalase production activity test, sporulation test, gelatinase test, methyl red test, cytochrome oxidase test,
oxidative fermentative assay, motility activity test, ornithine activity, decarboxylase and indole production, acid
and gas formation test, citrate test, urease test, and determination of the optimum temperature for bacterial growth.
The results confirmed that the bacteria with the isolate code NrLtF5 had similar characters with the genus Bacillus
with gram-positive staining, bacilli-shaped, endospore, and produced the enzyme catalase.

Keywords: Bacillus, characterization, Namalycastis rhodochorde, Nypa Worm

PENDAHULUAN cacing nipah (Namalycastis rhodochorde). Maka


penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
Cacing nipah (Namalycastis rhodochorde) mengetahui karakteristik bakteri Bacillus sp. yang
merupakan anggota Polychaeta yang hidup pada diisolasi dari usus cacing nipah (Namalycastis
daerah estuaria yang dipengaruhi oleh kondisi rhodochorde).
lingkungan dengan salinitas yang fluktuatif. Daerah
estuaria memiliki karakteristik lingkungan dengan METODE PENELITIAN
kandungan organik yang tinggi, terjadi fluktuasi
Waktu dan Tempat Penelitian
salinitas, suhu lingkungan dan oksigen terlarut yang
tinggi (Junardi, 2008). Faktor lingkungan habitat Penelitian ini berlangsung dari bulan November
cacing nipah akan mempengaruhi pertumbuhan 2019 hingga Maret 2020. Penelitian dilakukan di
bakteri yang hidup pada substrat ataupun yang Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi,
berasosiasi dengan tubuh cacing nipah (Namalycastis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
rhodochorde). Universitas Tanjungpura, Pontianak. Pengukuran
nilai Optical Density (OD) dilakukan di
Menurut Rifai et al. (2020), pertumbuhan bakteri Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Bakteri Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura,
mampu bertahan hidup dalam lingkungan yang Pontianak.
mendukung pertumbuhannya. Salah satu faktor
lingkungan yang berperan adalah pH dan suhu Alat dan Bahan
lingkungan. Junardi (2008) telah melakukan Alat-alat yang digunakan saat sterilisasi adalah
penelitian tentang karakteristik morfologi cacing autoklaf dan plastik pembungkus. Pembuatan media
nipah (Namalycastis rhodochorde) namun tidak menggunakan alat_alat seperti alumunium foil,
mengisolasi dan karakterisasi bakteri yang erlenmeyer, spatula, timbangan analitik, dan
berasosiasi pada usus cacing nipah (Namalycastis magnetic stirrer. Saat melakukan enumerasi alat-alat
rhodochorde). Bakteri Bacillus sp. yang diisolasi yang digunakan adalah alumunium foil, bunsen,
dari usus cacing nipah (Namalycastis rhodochorde) cawan petri, cuvet, erlenmeyer, gelas ukur, hot-stir-
memiliki karakteristik pertumbuhan yang akan plate, inkubator, jarum ose, kapas, dan kamera. Uji
menyesuaikan dengan lingkungan internal dari tubuh

69
Protobiont (2021) Vol. 10 (3) : 69-73

biokimia untuk karakterisasi bakteri alat yang Uji Methyl Red


digunakan adalah gelas objek, gelas penutup, kertas
Uji Methyl Red dilakukan dengan mengacu pada
oksidase, kertas label, penggaris, pipet tetes, plastik
penelitian Rika et al. (2016). Isolat diinokulasi pada
pembungkus, rak tabung, salinometer, shaker
media MRVP dan diinkubasi 24 jam, setelah itu
incubator, spektrofotometer, spatula, sprayer, spuit,
ditambahkan reagen methyl red. Jika media berwarna
pipet ukur, tabung reaksi, dan vortex mixer.
merah setelah penambahan reagen methyl red maka
menunjukkan hasil uji positif dan jika media
Bakteri yang digunakan adalah isolat Bacillus sp.
berwarna kuning maka hasil uji negatif.
dari usus cacing nipah dari koleksi hasil penelitian
Yanti et al. (2020). Bahan-bahan yang digunakan
Uji Aktivitas Sitokrom Oksidase
untuk pembuatan media enumerasi adalah akuades,
alkohol 70%, media deMan Rogosa and Sharpe Uji oksidase dilakukan dengan mengacu pada
(MRS) Agar, media deMan Rogosa and Sharpe penelitian Rika et al. (2016) dengan mengambil satu
(MRS) Broth. Saat karakterisasi dan uji biokimia ose isolat bakteri lalu dioleskan pada kertas oksidase.
bahan-bahan yang digunakan adalah HCl, H2O2, Pengamatan dilakukan pada perubahan warna kertas.
media Of BASAL, Methyl Red-Voges Proskauer Uji positif ditandai dengan perubahan warna kertas
(MR-VP) broth, Motility Indole Ornithine (MIO) menjadi biru atau ungu gelap dan uji negatif ditandai
Agar, NaCl, NaOH 0,1 N, Nutrient Broth (NB), dengan tidak terjadi perubahan warna pada kertas.
Nutrient Gelatin Agar, paraffin, reagen methyl red,
reagen kovach’s, trace elemen (Beef extract 8 gram; Uji Fermentatif Oksidatif
di-potassium hydrogen phosphate 2 gram; glukosa
Uji fermentasi oksidatif dilakukan dengan mengacu
20 gram; MgSO4 0,2 gram; MnSO4 0,05 gram;
pada penelitian Rika et al. (2016), dengan
pepton 10 gram; tween 80 sebanyak 1 mL; Yeast
mengambil satu ose isolat bakteri, lalu ditusuk pada
extract 4 gram), Simmon Citrate Agar (SCA), Triple
media tegak OF basal pada dua tabung yakni tidak
Sugar Iron Agar (TSIA), dan media Urea
ditetesi parafin dan ditetesi parafin di permukaan
Chrisstensens.
media untuk uji oksidatif. Kemudian diinkubasi pada
suhu 37oC selama 24 jam. Pengamatan dilakukan
Prosedur Penelitian
dengan perubahan warna media. Bakteri bersifat
Pewarnaan Gram Bakteri fermentatif jika media yang ditutup parafin cair
Pewarnaan gram dengan mengacu pada metode yang berubah warna kuning. Bakteri bersifat oksidatif jika
dilakukan oleh Putri et al. (2017) dengan proses semua bagian media berwarna kuning. Uji negatif
gram staining. Bakteri gram positif akan berwarna ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna pada
ungu, sedangkan bakteri gram negatif tidak media.
mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu
proses pewarnaan gram sehingga akan berwarna Uji Aktivitas Produksi Katalase
merah muda (Madigan et al., 2006). Pewarnaan gram Uji katalase dilakukan dengan mengacu pada metode
salah satu metode yang sederhana, pewarnaan gram Hadioetomo (1990). Sebanyak satu ose isolate
mempermudah untuk melihat bakteri secara bakteri diinokulasi pada media padat dan diinkubasi
mikroskopik. Membantu memperjelas ukuran dan selama 24 jam. Kemudian diambil satu ose bakteri uji
bentuk sel bakteri, dan membantu melihat bentuk dan dicampur secara perlahan pada H2O2 3%
struktur sel bakteri. menggunakan ose, hasil yang positif ditandai oleh
terbentuknya gelembung-gelembung udara
Uji Aktivitas Gelatinase (Cappucino & Sherman, 2005).
Sebanyak satu ose isolat bakteri bakteri Bacillus sp.
diinokulasikan pada media gelatin agar dan Uji Aktivitas Motilitas, Aktivitas Ornitin
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Kemudian Dekarboksilase, dan Produksi Indol
kultur dimasukkan pada lemari pendingin dengan Uji motilitas, ornitin, dan produksi indol dilakukan
suhu 4oC selama 30 menit. Indikator pengamatan dengan mengacu pada penelitian Rika et al. (2016),
aktivitas gelatin positif jika medium gelatin menjadi isolat bakteri diinokulasi dengan cara menusukkan
cair dan negatif jika medium gelatin tetap padat (Lay, jarum ose secara tegak lurus hingga setengah tinggi
1994). media Motility Indole Ornithine (MIO) agar pada
tabung reaksi, dan diinkubasi selama 24 jam pada

70
Protobiont (2021) Vol. 10 (3) : 69-73

suhu 37oC. Motil positif ditandai terbentuknya koloni elemen diambil 90 ml dimasukan pada erlenmeyer
yang menyebar sepenjang bekas tusukan pada media. dan ditambahkan 10 mL suspensi isolat yang sudah
Ornitin dekarboksilase positif apabila daerah anaerob dilakukan standardisasi dengan larutan standar Mc
berwarna kuning. Indol positif ditandai dengan farland 0,5. Inokulum diinkubasi pada shaker
terbentuknya cincin merah setelah ditetesi reagen incubator dengan suhu 30oC dan 37oC selama 24
kovach pada permukaan media. jam. Setelah itu, kekeruhan inokulum diukur dengan
spektrofotometer pada  = 600 m. Hasil
Uji Pembentukan Asam dan Gas pengukuran OD diplot pada kurva dengan OD
Uji gas dilakukan dengan mengacu pada penelitian sebagai ordinat dan suhu sebagai absis.
Rika et al. (2016), dengan mengambil satu ose isolat
bakteri, kemudian diinokulasi pada media miring. Pengukuran suhu inang bakteri Bacillus sp. yaitu
Inokulasi dilakukan dengan goresan zig zag pada cacing nipah (Namalycastis rhodochorde) dilakukan
bagian miring (slant) dan ditusukkan pada dasar dengan cara memotong secara vertical. Setelah
(butt) media dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu dipotong secara vertikal diukur suhu cacing nipah
37oC. Pengamatan dilakukan pada perubahan warna (Namalycastis rhodochorde) pada daerah coelom
media slant dan butt, warna merah menunjukkan dengan thermometer digital. Pengukuran dilakukan
reaksi alkali sedangkan warna kuning menunjukkan dengan pengulang pada sisi coelom yang berbeda,
reaksi asam. Pembentukan gas ditandai pada bagian hal tersebut dilakukan dengan tujuan
dasar media berwarna hitam dan adanya H2S ditandai membandingkan suhu coelom cacing nipah
dengan terangkatnya media. (Namalycastis rhodochorde).

Uji Sitrat HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Uji sitrat dilakukan dengan mengacu pada penelitian
Rika et al. (2016). Uji dilakukan dengan mengambil Hasil dari karakteristik pertumbuhan bakteri Bacillus
satu ose isolat bakteri, kemudian diinokulasi pada sp. dengan penukuran hasil Optical Density (OD)
media miring dengan goresan zig zag pada bagian dengan hasil OD masing-masing 899,75 dan 590,20.
miring (slant) media dan diinkubasi selama 24 jam Hasil pengukuran OD menunjukkan bahwa bakteri
pada suhu 37oC. Pengamatan dilakukan pada tersebut tumbuh dengan baik pada suhu 30oC hingga
perubahan warna media, warna biru menunjukkan 37oC. Hal tersebut memiliki kesamaan dengan hasil
reaksi penggunaan sitrat oleh bakteri. Perubahan pengukuran suhu tubuh cacing nipah (Namalycastis
warna hijau menjadi biru menunjukan bahwa bakteri rhodochorde) dengan suhu 32,61oC. Bakteri Bacillus
mampu menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sp. memiliki sifat metabolisme fermentatif (Tabel 1),
sumber karbon (Schlegel & Karin, 1994). bakteri tersebut mampu fermentasi gula sebagai
sumber utama (Surono, 2004).
Uji Urease
Pembahasan
Uji urease dilakukan dengan mengacu pada
penelitian Sardiani et al. (2015). Uji dilakukan Hasil karakterisasi fisiologis dilakukan dengan
dengan mengambil satu ose isolat bakteri, kemudian beberapa uji yaitu uji katalase, uji oksidase, uji
diinokulasi pada media miring dengan goresan zig motilitas, uji sitrat, uji gula, uji OF, uji sporulasi
zag pada bagian miring (slant) media. Setelah itu (Tabel 1), terhadap bakteri Bacillus sp. dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. dicocokan dengan Bergeys Manual of Determinative
Pengamatan dilakukan pada perubahan warna media, Bacteriology (Holt et al., 1994). Hasil tersebut
warna merah muda menunjukkan reaksi positif urea. menunjukkan karakter yang diisolasi dari usus
cacing nipah memiliki kesamaan dengan karakter
Penentuan Suhu Optimum Pertumbuhan dan genus Bacillus sp. dengan karakter gram positif,
Pengukuran Suhu Coelom berbentuk basil, menghasil endospora, dan
menghasilkan enzim katalase. Bakteri Bacillus sp.
Penentuan suhu optimum bakteri Bacillus sp. dengan kode isolat NrLtF5 memiliki kesamaan
dilakukan dengan metode kultur cair pada media karakter dengan anggota genus Bacillus yang disebut
Nutrient Broth (NB) + trace elemen. NB+trace oleh Holt et al. (1994).

71
Protobiont (2021) Vol. 10 (3) : 69-73

Tabel 1. Hasil Karakterisasi Morfologi dan Karakter Fisiologi Sel Bakteri Bacillus sp. yang Diisolasi dari Usus Cacing Nipah
(N. rhodochorde)
Karakteristik Hasil Uji Morfologi Sel dan Karakter Karakter Bakteri pada Buku Bergeys
Biokimia Manual of Determinative Bacteriology
A.MORFOLOGI SEL
Pewarnaan gram Positif Positif
Bentuk sel Basil Basil
Uji sporulasi + +
B.KARAKTER BIOKIMIA
Motil - +
Ornitin - D
Indol - D
Gas - -
H 2S - -
Glukosa + +
Laktosa - +
Methyl red + +
Oksidase - D
Gelatin + +
Katalase + +
Oksidatif + D
Fermentatif + D
Sitrat - D
Urease + -
Keterangan: (+) Hasil uji positif; (-) Hasil uji negatif; (D) bisa bervariasi

Tabel 2. Hasil Pengukuran Optical Density, Salinitas, pH dan Suhu Tubuh Inang Bakteri Bacillus sp. dan Optical Density Sel
Bakteri Inkubasi 24 Jam
Kode Isolat Optical Density (OD) Salinitas pH Inang Suhu tubuh Inang
30oC 37 oC Lingkungan Inang (o/oo) (oC)
NrLtF5 899,75 590,20 5 – 10 7 32,61

Kesamaan karakter tersebut antara lain bersifat gram temperatur asal bakteri. Menurut Sumardi et al.
positif, sel berbentuk basil, reaksi isolat terhadap uji (2012), pada penelitian bakteri Bacillus yang
katalase positif, dan memiliki endospora. Hasil uji diisolasi dari saluran pencernaan ayam kampung,
reaksi oksidase pada bakteri Bacillus sp. dapat menyatakan bahwa bakteri Bacillus sp. dapat tumbuh
berupa positif maupun negatif. Menurut Yulvizar dengan optimal sesuai dengan lingkungan asal
(2013), bahwa anggota genus Bacillus memiliki ciri bakteri. Karakter bakteri Bacillus sp. yang diisolasi
morfologis dengan reaksi terhadap uji indol dan asam dari usus cacing nipah (Namalycastis rhodochorde)
sitrat negatif, katalase positif, dan isolat bakteri menunjukkan adanya kesamaan dari lingkungan
mampu memfermentasikan gula. Pertumbuhan pertumbuhan cacing nipah (Namalycastis
bakteri dari hasil pengukuran nilai OD pada suhu rhodochorde) (Tabel 2). Menurut Grauman (2007),
30oC dan 37oC selama inkubasi 24 jam menunjukan bakteri Bacillus sp. yang dapat tumbuh pada suhu
bahwa pertumbuhan bakteri dapat tumbuh lebih 25oC-35oC, salah satunya adalah bakteri Bacillus sp.
tinggi pada suhu 30oC (Tabel 2). Suhu 30oC yang Suhu optimum tersebut menunjukkan suhu terbaik
dapat meningkatkan nilai OD sebesar 899,75 untuk pertumbuhan bakteri Bacillus. Pertumbuhan
sedangkan pada suhu 37oC nilai menurun menjadi yang baik pada bakteri akan berpengaruh pada
590,20 sehingga diketahui bahwa pertumbuhan keberadaan populasi dari Bacillus sp. di dalam tubuh
bakteri terbaik pada suhu 30oC. Hal tersebut karena cacing nipah (N. rhodochorde) dengan suhu internal
pertumbuhan bakteri menyesuaikan dengan suhu tubuh cacing nipah (N. rhodochorde) 32,61oC.
inang bakteri, yaitu suhu tubuh cacing nipah 32,61 Menurut Pakpahan et al. (2013), suhu lingkungan
o
C. Jika suhu lebih tinggi maka pertumbuhan bakteri memberikan pengaruh positif terhadap laju
menurun. Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan pertumbuhan bakteri.
Murray et al. (2003), bahwa suhu optimum suatu
bakteri bakteri tergantung pada lingkungan suhu atau

72
Protobiont (2021) Vol. 10 (3) : 69-73

DAFTAR PUSTAKA Rifai, MR, Widowati, H, & Sutanto, A, 2020, ‘Uji Sinergis
Konsorsia Bakteri Indigen Lcn Berkonsorsia
Cappuccino, JG, & N, Sherman, 2005, Microbiology a Bakteri Tanah di Kebun Percobaan Universitas
Laboratory Manual, 7th Edition, Pearson Muhammadiyah Metro Untuk Penyusunan
Education, Inc. Publishing as Benjamin Panduan Praktikum Mikrobiologi’, Biolova, Vol. 1,
Cummings, San Fransisco No. 2, Hal. 87-95

Grauman, P, 2007, Bacillus; Celluler and Molecular Rika, A, Aliza, D, & Mellisa, S, 2016, ‘Identifikasi Bakteri
Biology, Caister Academic Press, University of Aeromonas hydrophila Dengan Uji Mikrobiologi
Freiburg, Freiburg Im Breisgau Pada Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) yang
Dibudidayakan di Kecamatan Baitussalam
Hadioetomo, RS, 1990, Mikrobiologi dasar dalam praktek Kabupaten Aceh Besar’, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
teknik dan prosedur dasar laboratorium, Penerbit Kelautan dan Perikanan Unsyiah, Vol. 1, No. 2,
PT Gramedia, Jakarta, Hal. 103-104 Hal. 270-286

Holt, JG, Krieg, NR, Sneath, PHA, Staley, JT & Williams, Sardiani, N, Litaay, M, Budji, RG, Priosambodo, D,
ST, 1994, Bergey’s Manual of Determinative Syahribulan & Dwyana, Z, 2015, ‘Potensi Tunikata
Bacteriology, ninth edition, Lippincott Williams & Rhopalaea sp sebagai Sumber Inokulum Bakteri
Wilkins, Philadelphia Endosimbion Penghasil Antibakteri; 1.
Karakterisasi Isolat’, Jurnal Alam dan Lingkungan,
Junardi, 2008, ‘Karakteristik Morfologi dan Habitat
Vol. 6, No. 11
Cacing Nipah Namalycastis rhodochorde
(Polychaeta: Nereididae) di Kawasan Hutan
Schlegel, HG, & Karin, 1994, Mikrobiologi Umum, Edisi
Mangrove Estuaria Sei Kakap Kalimantan Barat’,
ke-6, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Jurnal Sains MIPA, Vol. 14, No. 2, Hal. 85-89
Sumardi, Ekowati, CN, Handayani, K., & Nurhayati,
Lay, BW, 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, PT.
2012, ‘Isolasi dan Karakterisasi Bacillus sp.
Raja Grafindo Persada, Jakarta
Penghasil Antimikroba dari Saluran Pencernaan
Madigan, MT, Martinko, JM, Dunlap, PV, & Clarck, DV, Ayam Kampung (Gallus domesticus)’, Prosiding
2006, Brock Biology of Microrganisms, Pearson SNSMAIP III, Hal. 306-311
Education International, London, pp. 375-377
Surono, LS, 2004, Probiotik Susu Fermentasi dan
Murray, RK, Granner DK, Mayes PA, & Rodwell, VW, Kesehatan, Tri Cipta Karya, Jakarta
2003, Biokimia Harper edisi 25, Penerbit Buku
Yanti, AH, Setyawati, TR, & Kurniatuhadi, R, 2020,
Kedokteran EGC, Jakarta
‘Isolation and Characterization of Lactic Acid
Pakpahan, M, Ekowati & Handayani, K, 2013, Bacteria from Fecal, Pellets, Coelomic Fluid, and
‘Karakterisasi Fisiologi dan Pertumbuhan Isolat Gastrointestinal Tract of Nypa Worm
Bakteri Bacillus thuringiensis Dari Tanah Naungan (Namalycastis rhodochorde) from West
di Lingkungan Universitas Lampung’, Seminar Kalimantan, Indonesia’, Biodiversitas, Vol. 21, No.
Nasional Sains & Teknologi V, Lembaga Penelitian 10, pp. 4726-4731
Universitas Lampung, Lampung, Hal. 751-759
Yulvizar, C, 2013, ‘Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Putri, MH, Sukini, & Yodong, 2017, Mikrobiologi, Edisi Probiotik pada Rastrelliger sp.’, Biospecies, Vol. 6,
2017, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, No. 2, Hal. 1-7
Jakarta

73

Anda mungkin juga menyukai