Anda di halaman 1dari 8

ISOLASI DAN KARAKTERISASI PARSIAL BAKTERI ALAMI

RESISTEN ANTIBIOTIK AMOXSAN® DARI TANAH GAMBUT CAGAR


BIOSFER GIAM SIAK KECIL BUKIT BATU (GSKBB)

Ella Naster1) Yuana Nurulita1) Delita Zul1)


1)
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Riau,Pekanbaru, 28293, Indonesia
Ella.naster@student.unri.ac.id

ABSTRACT
Isolate of LBKURCC87 is a natural bacterium that is resistant to ampicillin
antibiotics isolated from peat soil of Giam Siak Kecil Bukit Batu (GSKBB)
biosphere reserve at Riau Province. This study aims to isolate and identify natural
bacteria resistant to isolation is ampicillin from peat soil of Biosphere Reserve of
Giam Siak Kecil Bukit Batu (GSKBB). The method was the spread plate
microorganisms in the agar nutrient medium (NA) containing ampicillin in
multilevel amount, then the resistant bacteria was assessed morphologically and
the biochemical characterization. Morphological characterization was done by
observing macroscopic and microscopic structures. Macroscopic structure was
conducted by observing colony shape, colony color and the shape of colony edge.
The bacteria were grown on NA medium and colony morphological observations
were performed after the culture was incubated at 37 ° C for 18-24 hours. The
biochemical characterization was assessment of MR-VP (methyl red-Voges
proskauer), methyl red, carbohydrate fermentation, catalase and oxidase activity.
The result of this research can be Gram-negative bacteria that resistant to
ampicillin.

Keyword: Antibiotics, Isolation, Resistant, Spread Plate.

ABSTRAK
LBKURCC87 merupakan bakteri alami yang resisten terhadap antibiotik
ampisilin yang diisolasi dari tanah gambut Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit
Batu (GSKBB) Provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi bakteri alami yang resisten terhadap antibiotik ampisilin dari
tanah gambut Biosphere Reserve Giam Siak Kecil Bukit Batu (GSKBB). Metode
isolasi mikroorganisme adalah spread plate pada medium nutrien agar (NA) yang
mengandung ampisilin dalam jumlah bertingkat, kemudian bakteri yang resisten
dikarakterisasi secara morfologi dan karakterisasi biokimia. Karakterisasi
morfologi dilakukan dengan pengamatan struktur makroskopis dan mikroskopis.
Struktur makroskopis dengan mengamati bentuk koloni, warna koloni serta
bentuk tepi koloni. Bakteri ditumbuhkan pada medium NA dan pengamatan

Page 1
morfologi koloni dilakukan setelah kultur diinkubasi pada suhu 37 oC selama 18 –
24 jam. Karakterisasi biokimia yang dilakukan yaitu uji MR-VP (Methil red-
Voges proskauer), metil merah, fermentasi karbohidrat, dan aktivitas katalase, dan
oksidase. Hasil dari penelitian ini adalah isolat LBKURCC87 yang diperoleh
merupakan bakteri alami yang resisten terhadap ampisilin dengan jenis bakteri
Gram negatif.

Kata Kunci: Antibiotik, Isolasi, Resisten, Spread Plate.

PENDAHULUAN adalah suatu keadaaan dimana


Riau merupakan salah satu kehidupan bakteri itu sama sekali
provinsi yang memiliki lahan gambut tidak terganggu oleh kehadiran
dengan luas sekitar 45% (4,044 juta antibiotika. Sifat ini merupakan suatu
hektar) dari total wilayah yang ada mekanisme pertahanan tubuh dari
(Darajat, 2006). Salah satu kawasan suatu makhluk hidup. Penemuan dan
gambut di Riau adalah Cagar Biosfer penggunaan antibiotik secara luas
Giam Siak Kecil-Bukit Batu dalam bidang kesehatan sejak 1943
(GSKBB). Kawasan ini merupakan telah berhasil menurunkan angka
salah satu cagar biosfer diantara kematian secara tajam akibat infeksi.
tujuh cagar biosfer Indonesia (Misriani, 2013).
(Partomiharjo et al., 2007) dengan Terbatasnya kajian tentang
luas mencapai 84,000 hektar (Devita, antibiotik atau antibiotik resisten
2009). alami menyebabkan perlu dilakukan
Tanah merupakan salah satu kajian apakah antibiotik alami dari
habitat bagi mikroorganisme. Dalam lingkungan alami, khususnya gambut
satu gram tanah terdapat jutaan akan menghasilkan mikroorganisme
mikroorganisme. Mikroorganisme yang resisten. Pengujian bisa
per gram tanah yang subur umumnya dilakukan terhadap antibiotik yang
meliputi: bakteri, Actinomycetes, ada di pasaran, salah satunya
fungi, alga, dan protozoa (Budiyanto, antibiotik ampisilin.
2004). Tanah gambut dengan Penelitian tanah gambut
karakteristik mengandung zat masih sangat terbatas sehingga
organik yang tinggi akan mempunyai identifikasi dan karakterisasi bakteri
komposisi dan jenis mikroorganisme alami dari tanah gambut Cagar
yang berbeda dengan tanah mineral. Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu
Beberapa bakteri mempunyai (GSKBB) yang resisten terhadap
kemampuan alami untuk kebal atau antibiotik ampisilin dapat menambah
resisten terhadap efek pengobatan, literatur untuk mengetahui karakter
seperti antibiotik. Resistensi bakteri

Page 2
morfologi dan biokimia bakteri alami terletak di ketinggian 5-10 m dari
daerah tersebut. permukaan laut. Sampel tanah
diambil dari 1 lokasi yaitu tanah area
METODOLOGI PENELITIAN transisi. Sampel tanah diambil pada
Alat yang digunakan dalam lapisan permukaan 5 cm dengan
penelitian ini adalah cawan petri, membuang serasah-serasah yang ada
incubator (Memmert), Autoclaf All di permukaan tanah. Sampel tanah
America model 1925/KY-23D, oven diambil untuk 3 kali pengulangan.
(Fisher Scientific mode 655F), cawan Sekitar 3 g sampel tanah dicuplik dan
petri, jarum ose, pipet tetes, micro dimasukkan ke dalam plastik.
pipet, pipet ukur, tabung reaksi, labu Sampel tanah tersebut disimpan pada
ukur, gelas kimia, erlenmeyer, dan suhu 4ºC setelah proses sampling dan
bunsen, dan alat – alat standar selama transportasi sampel ke
laboratorium lainnya sesuai prosedur laboratorium.
kerja. Isolasi Bakteri
Bahan – bahan yang akan Tanah gambut dilarutkan
digunakan dalam penelitian ini dalam akuades steril dengan serial
adalah sampel tanah gambut, pengenceran (10-1 sampai 10-4).
Amoxsan® keluaran PT. Sanbe Larutan tanah (100 μL) diteteskan
Farma, Indonesia, Nutrien Agar pada permukaan medium nutrien
Merck (NA), Nutrient Broth Merck agar (NA) yang mengandung
(NB), kristal violet, safranin, lugol Amoksan (2,5 mg.L-1) di dalam
iodin, agar batang, methyl red, cawan petri, larutan tanah diratakan
larutan H2O2 3%, larutan dengan menggunakan batang L,
fenildiamina 1%, larutan KOH 40%, kemudian diinkubasi pada 370C
larutan α-naftol, agar batang, asam selama 24-48 jam. Setelah inkubasi
sitrat, pepton, K3PO4, yeast ekstrak, selesai, maka bakteri yang tumbuh
gelatin, NaCl, dekstrosa, KH2PO4, pada medium NA diinokulasi
selulosa, arginin, asparagin, glisin, 2- kembali pada medium NA dengan
nafthol, glukosa, sukrosa, fruktosa, berbagai variasi konsentrasi
galaktosa, selobiosa, laktosa, ornitin, Ampisilin di dalam cawan petri (5
KCl, pati, kasein, MgSO4.7H2O, mg.L-1, 7,5 mg.L-1 dan 10 mg.L-1)
NaOH, dan Bahan Lain yang menggunakan metode gores (streak
digunakan adalah sesuai prosedur plate), kemudian diinkubasi pada
kerja. suhu kondisi sama sebelumnya yaitu
Deskripsi Lokasi Dan Teknik 37ºC selama 24-48 jam untuk
Pengambilan Sampel Tanah mendapatkan koloni tunggal. Kultur
Tanah gambut disampling murni bakteri yang telah diinkubasi
dari areal Bukit Batu di kawasan kemudian disubkultur pada media
Cagar Biosfer GSKBB, Riau yang nutrient agar (cawan petri dan agar

Page 3
miring) yang akan digunakan untuk dikeringkan dengan menempelkan
tahap karakterisasi. tisu disisi ulasan, lalu dibiarkan
Karakterisasi Morfologi mengering di udara. Kemudian
Karakterisasi morfologi preparat diamati di bawah
dilakukan dengan pengamatan mikroskop.
struktur makroskopis dan Karakterisasi Biokimia
mikroskopis. Struktur makroskopis Karakterisasi biokimia yang
dengan mengamati bentuk koloni, dilakukan yaitu uji MR-VP (methil
warna koloni serta bentuk tepi red-Voges proskauer), methil red,
koloni. Bakteri ditumbuhkan pada fermentasi karbohidrat, katalase, dan
medium NA dan pengamatan oksidase. Pada uji MR-VP, bakteri
morfologi koloni dilakukan setelah umur 24 jam diinokulasi pada kaldu
kultur diinkubasi pada suhu 37oC MR-VP, kemudian diinkubasi pada
selama 18 – 24 jam. Struktur suhu 37oC selama 24 jam. Setelah itu
mikroskopis yang diamati meliputi ditambahkan 10 tetes larutan KOH
bentuk sel dan serta reaksi-reaksi 40% dan 15 tetes larutan α-naftol,
pengecatan. dikocok dan dibiarkan 30 menit. Uji
Preparat ulas dibuat dengan methil red dilakukan dengan cara
mengambil 1 ulasan biakan bakteri biakan bakteri umur 24 jam
dari nutrient agar miring dengan diinokulasikan ke dalam kaldu MR-
menggunakan jarum ose, kemudian VP, diinkubasi pada suhu 37oC
diratakan di atas kaca preparat yang selama 48 jam. Hari berikutnya
sudah ditetesi dengan akuades. ditambahkan reagen metil merah. Uji
Ulasan difiksasi dengan melewatkan fermentasi karbohidrat yang
di atas api lampu spiritus hingga dilakukan yaitu uji glukosa, uji
menjadi kering. Selanjutnya ulasan laktosa, uji manitol, uji maltosa dan
diberi beberapa tetes kristal violet uji sakarosa. Satu ose isolat bakteri
dan dibiarkan sekitar 1 menit, lalu endofit diinokulasikan pada media
dicuci dengan akuades mengalir, uji fermentasi karbohidrat, kemudian
kemudian ulasan ditetesi dengan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24
larutan lugol iodine dan dibiarkan jam. Uji oksidase menggunakan
sekitar 1 menit, lalu dicuci dengan Oxidase test stick (Liofilchem
akuades mengalir. Ulasan diberi Diagnostic). Koloni diambil
larutan pemucat (etanol 96%) setetes sebanyak satu ose dan dioleskan
demi setetes hingga tetesan etanol pada ujung oxidase test stick.
yang jatuh tidak berwarna, lalu Perubahan warna selama 30 detik
dicuci dengan akuades mengalir. diamati. Uji katalase menggunakan
Safranin diteteskan di atas ulasan dan katalase test stick. Biakan bakteri
dibiarkan selama 45 detik, lalu dicuci umur 24 jam diambil dengan ose dan
dengan akuades mengalir. Preparat diratakan di atas katalase test stick,

Page 4
lalu diteteskan sebanyak 2-3 tetes gambut diteteskan dalam medium
H2O2 3% di atasnya. NA yang mengandung ampisilin (25
mg.L-1) dan ekstrak tanah diratakan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan menggunakan batang L.
Purifikasi isolat bakteri Inkubasi dilakukan selama 24-48 jam
diperoleh sebanyak 287 isolat yang yang merupakan waktu optimal
mampu tumbuh dan membentuk pertumbuhan bakteri. Bakteri yang
koloni tunggal pada medium nutrien tumbuh diinokulasi pada medium
agar (NA) dengan waktu inkubasi NA dengan variasi konsentrasi
sekitar 24-48 jam. Adapun asal isolat ampisilin (50 mg.L-1, 75 mg.L-1, 100
yang dipurifikasi berasal dari tanah mg.L-1) dengan metode cawan gores
gambut hutan primer dengan kuadran (streak plate). Bakteri
kedalaman 5 cm. Gambar 4.1. Dari disubkulturkan pada medium NA
287 isolat bakteri ada 3 isolat yang baru untuk memperoleh koloni
berdasarkan ukuran koloni dan tunggal bakteri tanah gambut.
dipilih 1 isolat bakteri untuk Morfologi koloni bakteri
karakterisasi morfologi dan biokimia diamati pada medium NA dengan
yaitu isolat bakteri kode C. waktu inkubasi selama 24-48 jam
pada suhu 37 oC. Dari hasil
pengamatan, isolate bakteri memiliki
warna koloni putih krem, tepian
koloni licin, elevasi datar, dan bentuk
B
C bulat. Berdasarkan uji motilitas
bakteri bersifat motil, ditandai
dengan adanya penyebaran garis
pada daerah inokulasi. Hasil
karakterisasi morfologi dapat dilihat
pada Tabel 1. Seluruh isolat bakteri
merupakan bakteri Gram negatif
A berbentuk basil ditandai dengan
Gambar 1. Isolasi bakteri dari tanah warna sel menjadi merah muda hasil
gambut. dari pewarnaan gram Gambar 2
Pada penelitian ini, tanah Analisis biokimia pada isolat
gambut dilarutkan dalam air steril bakteri meliputi uji Voges Proskauer,
dengan tujuan agar air yang uji methyl red, fermentasi
digunakan tidak terkontaminasi karbohidrat, oksidase, dan katalase
senyawa atau bakteri dari luar. dilakukan di Laboratorium
Bakteri dari sampel tanah gambut Kesehatan dan Lingkungan Provinsi
diinokulasi dengan metode cawan Riau. Hasil analisis disajikan pada
sebar (spread plate). Ekstrak tanah Gambar 3 dan Tabel 2.

Page 5
Tabel 1. Karakter morfologi koloni Tabel 2 Hasil uji biokimia bakteri
dan sel tanah gambut
N Uji biokimia Isolat bakteri
Karakter Isolat
koloni bakteri o C
Warna koloni Putih 1 Uji MR-VP -
krem
2 Uji methyl -
Tepian Licin
Elevasi Datar red
Bentuk Bulat 3 Uji katalase +
Perwarnaan Gram 4 Uji oksidase +
gram negatif
Bentuk sel Basil 5 Uji glukosa -
Uji motilitas + 6 Uji laktosa -
7 Uji maltosa -
8 Uji sakarosa -
9 Uji manitol -

Pada uji Voges Proskauer dan


Gambar 2. Hasil pewarnaan Gram. uji methyl red, isolat bereaksi
Pembesaran 40x10 negatif. Reaksi negatif uji Voges
Proskauer ditandai dengan tidak
terjadinya perubahan warna pada
medium setelah penambahan larutan
KOH dan α-nafthol (Helmich et al.,
2001). Reaksi negatif uji methyl red
ditandai dengan tidak terjadinya
perubahan warna pada medium
setelah penambahan reagen methyl
red. Pada uji fermentasi kerbohidrat
A
isolat bakteri bereaksi negatif. Reaksi
negatif ditandai dengan tidak
terjadinya perubahan warna medium
pada uji glukosa, uji laktosa, uji
manitol, uji maltosa dan uji sakarosa.
Hal ini menunjukkan bahwa bakteri
yang diuji tidak mampu
B memfermentasi monosakarida pada
Gambar 3. Hasil uji katalase (A). medium tersebut (Tortora, 1998).
Hasil uji oksidase (B). Pada uji katalase dan uji oksidase,

Page 6
seluruh isolat bereaksi positif. Reaksi
positif uji katalase ini Drajat, S. 2006. Konversi lahan
mengindikasikan bahwa isolat-isolat gambut dan perubahan iklim.
www.republika.-com[Tanggal
tersebut mampu mengkatalisis
akses: 28 April 2011].
penguraian hidrogen peroksida Pekanbaru.
menjadi air dan oksigen dengan
memperlihatkan pembentukan Helmich, R.L., B.D. Siegfried, M.K.
gelembung udara disekitar koloni. Sears, D.E. Stanley-Horn,
Reaksi positif pada uji oksidase M.J. Daniels, H. R. Mattila,
ditandai dengan terjadinya perubahan T. Spencer, K.G. Bidne, and
L.C. Lewis. 2001. Monarch
warna ungu-biru pada Oxidase test
larvae sensitivity to Bacillus
stick. thuringiensis purified
proteins and pollen.
KESIMPULAN Department of Entomology,
Dari penelitian ini didapat University of Nebraska. Vol.
isolat LBKURCC87 diisolasi 98. No. 21. (11925–11930).
menggunakan metode cawan sebar
Jawetz, Melnick, & Adelbergs. 2001.
(spread plate) yang merupakan
Mikrobiologi Kedokteran.
bakteri alami yang resisten terhadap Jakarta: Salemba Medika.
ampisilin dengan jenis bakteri Gram
negatif. Misriani, 2013. Pengkajian kualitas
penggunaan antibiotika pada
DAFTAR PUSTAKA pasien bedah appendix di
Allen, D.C., Macalady, K.A., RSUP fatmawati jakarta
Chenchouni, H., Bachelet, D. tahun 2012. Skripsi. Jakarta:
2009. A global overview of Universitas Islam Negeri
drought and heat-induced tree Syarif Hidayatullah
mortality reveals emerging Pengkajian.
climate change risks for
forests. Forest Ecology and Partomiharjo, T., Sutrisno, H.,
Management. 660–684. New Sadeli, A., Dewanto, G.,
York: Elsevier B.V. Mulyadi, dan Yitno. 2007.
Keanekaragam hayati Suaka
Budiyanto, M. 2004. Mikrobiologi Marga Satwa Giam Siak
Terapan. Malang: UMM Kecil Blok Tasik Betung dan
Press. Hutan Konversi PT. Arara
Abadi Blok Bukit Batu, Riau.
Devita. 2009. Sinar mas forestry Laporan Penelitian kerjasama
(SMF) usulkan pembangunan antara Pusat Penelitian
Cagar Biosfer di Riau. Bioteknologi LIPI dengan
http://suarakarya-online.com. PT. Sinar Mas Asia Pulp and
[Accessed date: 4 April Paper. Riau.
2010].

Page 7
Puryantiningsih, R.A. 2009. Isolasi
Streptomyces dari rizosfer
familia poaceae yang
berpotensi menghasilkan
antibiotik terhadap
Escherichia coli. Skripsi.
Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Sudarmono, P. 1993. Genetika dan


Resistensi, Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran,
Edisi Revisi. Jakarta:
Binarupa Aksara.

Tortora, E.G., B. Funice and C.D


case. 1998. Microbiology an
introduction. New York:
Addison Westley Longman
Inc.
Waldrop, M.P. & Firestone, M.K.
2006. Seasonal dynamics of
microbial community
composition and function in
oak canopy and open
grassland soils. Microbial
Ecology. 52 (3): 470-479.

Widjajanti, N. 1989. Obat-obatan.


Yogyakarta: Kanisius.

Page 8

Anda mungkin juga menyukai