Casman Arief

Wakil Sekertaris PDM Kab. Tegal

 Apa itu “KADER” ?
Pengertian Kader : Bagian yang terpilih
dan yang terbaik karena telah terlatih
Fungsi Kader : Sebagai inti penggerak
organisasi baik diperserikatan, umat
dan bangsa (sebagai basis gerakan)
Posisi kader : Umat Islam- Simpatisan-
Aktifis- Kader
 Schooling: Amal Usaha Pendidikan
• 4.623 TK & 6.723 PAUD
• 15 SLB, 1.137 SD, 1.079 MI, 347 MD
• 1.178 SMP & 507 MTs
• 158 MA, 589 SMA, & 396 SMK
• 7 Mu`allimin/mu`allimat, 101 Ponpes, 3 SMF
• 40 Universitas, 93 Sekolah Tinggi, 32
akademi, 7 politeknik
Healing: Amal Usaha Layanan Kesehatan
• 71 rumah sakit umum
• 49 rumah sakit bersalin
• 117 balai pengobatan/BKIA
• 47 poliklinik
Feeding: Amal Usaha Layanan Sosial & Ekonomi
• 421 PAY
• 9 panti jompo
• 78 asuhan keluarga
• 1 panti cacat netra
• 38 santunan kematian
• 15 BPKM
• 6 BPR
• 256 Baitut Tamwil
• 303 koperasi
Tantangan Muhammadiyah kontemporer
 Total jumlah amal usaha: 18.446 buah
 Globalisasi yang melahirkan kompetisi
penuh ketidakaadilan dan memperumit
kemiskinan struktural
 Dekadensi moral dan integritas
kepemimpinan nasional dan regenerasinya
 Trias poli-thieves
 Pertarungan ideologi Islam transnasional
yang menggerus moderasi Islam Indonesia
 Semua tantangan di atas berimbas kepada
etos dan spirit dalam berMuhammadiyah
Anomali Etos Tajdid
 Skripturalisme minus ijtihad
 Krisis spirit dan visi:
dari al-Maun ke al-Takathur (susut
ta`awun)
Dari kebajikan ke keuntungan
(susut ikhlas)
 Bayang-bayang wajah Islam wahhabi
 Mihnah intelektual dan naqbah
karakter
 Problem Posisi dan Kepemimpinan kader
 Posisi-posisi di struktur Persyarikatan maupun amal usahanya haruslah
diisi oleh kader Muhammadiyah yang jelas, lebih spesifik kader Angkatan
Muda Muhammadiyah (AMM) atau yang mengalami kaderisasi di
Muhammadiyah.
 Struktur kepemimpinan Persyarikatan maupun amal usahanya tidak harus
dari AMM atau yang mengalami kaderisasi di Muhammadiyah, tetapi dari
luar pun sejauh alam pikirannya sama dengan Muhammadiyah.
Konsekuensinya, proporsi kader Muhammadiyah yang menempati
kepemimpinan Persyarikatan jauh lebih besar ketimbang di amal
usahanya.
 Kader itu tidak harus atau tidak selalu harus masuk ke struktur
kepemimpinan Persyarikatan maupun di amal usaha, yang paling utama
ialah wujud pengabdiannya. Jika logika ini dipakai, maka boleh jadi
kepemimpinan strategis tidak akan dikuasai kader.
 Muktamar Muhammadiyah ke-45: Tujuan
program jangka panjang Muhammadiyah
(2005–2025) adalah “Tumbuhnya kondisi dan
faktor pendukung bagi perwujudan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”
 Program Nasional Bidang Kaderisasi: rencana
strategis untuk “Membangun kekuatan dan
kualitas pelaku gerakan serta peran dan
ideologi gerakan Muhammadiyah dengan
mengoptimalkan sistem perkaderan yang
menyeluruh dan berorientasi ke masa depan”
Tiga Potret Kader
 Personal Development:
personalitas berimbang dan
matang (ruh, intelek, jasmani)
andal, teguh,kuat, liat
 Character Building: ideologis
dan bermoral-etis
 Knowledge Base: ilmiah,
profesional
Kepemimpinan Etis Kader
 kepemimpinan visioner: dibekali tradisi
riset,survey,analisis, problem solving dan advokasi
publik yang mempengaruhi perubahan-perubahan
sosial, politik, hukum, HAM, ekonomi, budaya, dll.
 Kepemimpinan ideologis : patuh pada perjuangan
dan spirit Muhammadiyah.
 Kepemimpinan profesional: dengan keahlian  di
bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan pasar dan
people empowering.
 Kepemimpinan transformatif al-Maun: pro
perubahan ke arah yang lebih baik dan berpihak
kepada dhuafa dan mustadh’afin.
Kepemimpinan Kader & Medan Jihad
Ummah
Agama Kelompok S
Value factor Keagamaan p
Komunitas a
Masyarakat
c

Bangsa e
f
Umat Manusia a
c
Periode Sejarah
Time factor t
o
r
Keunikan Etos Puritan
 kolaborasi antara akal dan iman
(tanwir al-`uqul wa al-qulub)
 Religius cum Progresif
 menegakkan prinsip kemaslahatan
 Berpegang teguh pada doktrin
anugerah (al-barakah, al-fadhl).
 Hidup sederhana dan bersahaja
(qawwam)
Triple Mustadh’afin
Reinterpretasi Dhu’afa wal Mustadh`afin
Kejahatan Kontemporer