Anda di halaman 1dari 17

SEMINAR

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN


DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS
XII BISNIS DARING DAN PEMASARAN 2
PADA MATA PELAJARAN ADMINISTRASI
TRANSAKSI MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
DI SMK NEGERI 2 BLITAR TAHUN
PELAJARAN 2018/2019
SITI FATIMAH, S. Pd. - 19681031 200604 2 005
LATAR BELAKANG
Dari refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan rekan guru sejawat tentang
kondisi pembelajaran Administrasi Transaksi di kelas XII BDP 2, peneliti menyadari bahwa
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti cenderung berpusat pada peneliti sebagai guru,
dan belum melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti
masih menggunakan metode ceramah dan penugasan, yang terkesan hanya mengutamakan
target penyampaian materi ke siswa tanpa mempertimbangkan tingkat penerimaan dan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Untuk itu peneliti perlu memiliki
metode yang tepat dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat
dijadikan alternatif adalah role playing (bermain peran). Role playing atau bermain peran
merupakan suatu model pembelajaran di mana guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat (Djajadisastra, 1982:34). Dalam pembelajaran Administrasi
Transaksi, role playing dapat dilakukan dengan mengajarkan siswa memainkan peran
sebagaimana yang ada dalam perusahaan dagang. Melalui cara ini siswa diharapkan lebih
mampu mengenal proses akuntansi perusahaan dagang, khususnya analisis bukti transaksi
dan pencatatan transaksi pada bukti-bukti penerimaan kas.
RUMUSAN
MASALAH
• Apakah penerapan model pembelajaran role playing dapat
meningkatkan pemahaman siswa kelas XII Bisnis Daring dan
Pemasaran 2 SMK Negeri 2 Blitar Tahun Pelajaran 2018/2019 pada
mata Administrasi Transaksi kompetensi dasar pencatatan transaksi
pada bukti-bukti penerimaan kas?
• Apakah penerapan model pembelajaran role playing dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII Bisnis Daring dan
Pemasaran 2 SMK Negeri 2 Blitar Tahun Pelajaran 2018/2019 pada
mata Administrasi Transaksi kompetensi dasar pencatatan transaksi
pada bukti-bukti penerimaan kas?
DESAIN
PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan model Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research),
yaitu pemecahan masalah yang memanfaatkan
tindakan nyata dan proses pengembangan
kemampuan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah. Penelitian tindakan kelas
ini bersifat kolaboratif dan partisipatif dengan
melibatkan rekan guru produktif kompetensi
keahlian BDP sebagai pengamat (observer),
yakni Ibu Sri Lestari Purwiningsih, S. Pd.
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Desain
penelitian tersebut digambarkan seperti gambar
berikut ini:
WAKTU
PENELITIAN

Jadwal Hari, Tanggal


Observasi Kamis, 2 Agustus 2018
Simulasi Kamis, 9 Agustus 2018
Siklus I Selasa, 14 Agustus 2018
Siklus II Selasa, 21 Agustus 2018
PROSEDUR PENELITIAN
Kegiatan Pra Tindakan
Kegiatan para tindakan atau kegiatan awal sebelum pelaksanaan tindakan penelitian adalah
melakukan observasi awal yang berguna unutk mengetahui situasi pembelajaran sebelum
pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti antara lain:
• Observasi Aktivitas Peneliti (guru)
Observasi pelaksanaan pembelajaran adalah observasi yang dilakukan dengan
meminta bantuan guru observer untuk mengamati dan menilai peneliti saat
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas sebelum penerapan model pembelajaran
role playing.
• Observasi Siswa
Observasi pada siswa dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa pada proses
pembelajaran di dalam kelas.
• Observasi Kelas
Observasi pada kelas dilakukan untuk mengetahui keadaan kelas pada saat
proses pembelajaran.
• Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti pada siswa untuk mengetahui secara langsung
tentang masalah yang dialami siswa saat mengikuti pembelajaran di kelas dan
pembelajaran seperti apa yang diinginkan oleh siswa.
PROSEDUR PENELITIAN
Pelaksanaan Penelitian
Pada pelaksanaan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus
dilakukan antara lain:
• Perencanaan tindakan (planning)
Peneliti bersama guru observer mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran yang ditemukan saat observasi dan merencanakan
tindakan berupa penyiapan model pembelajaran role playing
• Pelaksanaan tindakan (acting)
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan rencana pembelajaran (RPP).
• Pengamatan (observing)
• Evaluasi dan refleksi (reflecting)
HASIL PENELITIAN

Prestasi Belajar Siswa Siklus I


75.53
80.00
65.8
70.00
60.00 53.33
50.00
40.00
30.00
16
20.00 10
10.00 3
0.00
Nilai Rata-rata Jumlah Siswa Ketuntasan
Tuntas Klasikal (%)
Pre-test Post-test
HASIL PENELITIAN

Prestasi Belajar Siswa Siklus II


86.67
90.00 82.73
80.00 72.13
70.00
60.00 46.67
50.00
40.00
26
30.00
14
20.00
10.00
0.00
Nilai Rata-rata Jumlah Siswa Ketuntasan
Tuntas Klasikal (%)

Pre-Test Post-Test
HASIL PENELITIAN
Peningkatan Prestasi Belajar
Siklus I dan Siklus II
86.67
90.00 82.73
75.53
80.00
70.00
60.00 53.33
50.00
40.00 33.33
26
30.00
16
20.00 10.00
7.20
10.00
0.00
Nilai Rata-rata Jumlah Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal
(%)

Siklus I Siklus II Peningkatan


HASIL PENELITIAN

Peningkatan Pemahaman Siswa


Siklus I dan Siklus II
86.67
90
80
70
53.33
60
50
40
30 16
12 14 14
20
0 4 0 0
10
0
Sangat Paham Paham Cukup Paham Tidak Paham Pemahaman
Secara Klasikal
(%)

Siklus I Siklus II
PEMBAHASA
N
Berdasarkan perolehan persentase prestasi belajar siswa secara klasikal
pada siklus II sebesar 86,67% dengan kategori tinggi yang telah mencapai
bahkan melebihi indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan (75%),
maka dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran role playing pada
mata pelajaran Administrasi Transaksi kompetensi dasar pencatatan transaksi
pada bukti-bukti penerimaan kas di kelas XII Bisnis Daring dan Pemasaran 2
SMK Negeri 2 Blitar Tahun Pelajaran 2018/2019 berhasil meningkatkan
prestasi belajar siswa, sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.
Peningkatan ini merupakan akibat dari penerapan model pembelajaran role
playing yang dapat berjalan dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, siswa
dapat melaksanakan perannya sebagaimana mestinya. Hal ini berpengaruh
pada prestasi belajar siswa di kelas, sebab dengan memahami materi
pembelajaran, maka siswa pun dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik
yang tentunya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
KESIMPULAN
• Pada siklus I tidak ada siswa yang sangat paham yang kemudian mengalami
peningkatan menjadi 12 siswa yang sangat paham pada siklus II. Jumlah
siswa yang paham pada siklus I sebanyak 16 siswa mengalami penurunan
menjadi 14 siswa yang paham pada siklus II. Jumlah siswa yang cukup
paham pada siklus I sebanyak 14 siswa, mengalami penurunan menjadi 4
siswa pada siklus II. Penurunan jumlah siswa yang paham dan cukup paham,
pada dasarnya merupakan perubahan yang positif, hal ini dikarenakan siswa
dalam kategori paham dan cukup paham tersebut memiliki peningkatan
pemahaman menjadi sangat paham dan paham. Pada siklus I pemahaman
siswa secara klasikal masih dikategorikan sedang dengan persentase sebesar
53,33%, mengalami peningkatan sebesar 33,33% menjadi 86,67% siswa
paham dan sangat paham pada siklus II, dan secara klasikal dikategorikan
KESIMPULAN ...LANJUTAN

• Perolehan nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 75,53


mengalami peningkatan sebesar 7,20 poin menjadi 82,73
pada siklus II. Jumlah siswa yang memperoleh nilai
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkankan pun mengalami peningkatan sebanyak 10
siswa dengan persentase peningkatan sebesar 33,33%, dari
jumlah siswa tuntas 16 siswa dengan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 53,33% pada siklus I menjadi 26 siswa
dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,67% pada
siklus II.
SARAN
• Pentingnya manajemen waktu agar pelaksanaan berjalan dengan tepat
sesuai waktu yang telah direncanakan. Waktu yang diberikan untuk
pelaksanaan role playing perlu ditambah agar siswa lebih leluasa
dalam penyelesaiannya.
• Siswa seharusnya memiliki rasa percaya diri ketika berpendapat
ataupun menyampaikan hasil pekerjaannya. Karena nantinya dalam
dunia kerja, siswa lulusan sekolah kejuruan tidak hanya cukup
memiliki keterampilan akademis maupun kompetensi kejuruan saja,
namun dituntut pula memiliki keterampilan komunikasi dan
kemampuan berbicara di depan umum. Untuk itu siswa selama berada
di bangku sekolah perlu dilatih dan dibekali dengan keterampilan
dalam berbicara, mengemukakan pendapat, dan
mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya di depan umum.
SARAN ...LANJUTAN

• Perlumelakukan perbaikan dalam bahasa pada media instruksi masing-


masing peran. Bahasa yang digunakan lebih disederhanakan agar siswa
lebih mudah untuk memahami setiap instruksi dalam pengerjaan suatu
transaksi.
• Peneliti perlu mengembangkan penelitian tindakan kelas lebih lanjut
dengan model pembelajaran-model pembelajaran kooperatif lainnya sesuai
dengan karakter siswa dan karakter materi ajar, guna memperkaya
pengalaman dan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.
• Hendaknya pihak sekolah selalu berusaha mendorong dan memotivasi
guru-guru SMK Negeri 2 Blitar untuk mengembangkan model dan metode
pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam
memahami materi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai