Anda di halaman 1dari 16

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

“STRATIFIED RANDOM SAMPLING”


 

Dosen Pengampu : Ns., Noerma Shovie R., M. Kep

Disusun Oleh
Kelompok 6

Purnaning Sintya Krisna Utami (ST182035)


Rahayu Sri Wuryandari (ST182036)
Rani Putri Yuniati (ST182037)
Ratih Dwi Rahmawati (ST182038)
Ratnawati Kusumaningsih (ST182039)
Rendra Bagus Subandono (ST182040)
Restiani Savitri (ST182041)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
PENGERTIAN

Berdasarkan buku Elementary Sampling Theory


dapat dinyatakan bahwa stratified random sampling
merupakan proses pengambilan sampel melalui proses
pembagian populasi kedalam strata, memilih sampel
acak sederhana dari setiap stratum, dan
menggabungkannya ke dalam sebuah sampel untuk
menaksir parameter populasinya.
LANGKAH – LANGKAH YANG DITEMPUH PENGAMBILAN
SAMPEL SECARA STRATIFIED ADALAH:

1. Menentukan populasi penelitian.


2. Mengidentifikasi segala karakteristik dari unit – unit yang menjadi
anggota populasi, misalnya tingkat pendidikan, ekonomi , senioritas
dan sebagainya.
3. Mengelompokan unit anggota populasi yang mempunyai
karakteristik umum yang sama dalam suatu kelompok atau strata,
misalnya berdasarkan tingkat pendidikan (rendah, menengah, dan
tinggi).
4. Mengambil dari setiap strata (tingkat pendidikan) sebagian unit yang
menjadi anggotanya untuk mewakili strata yang bersangkutan.
5. Teknik pengambilan sampel dari masing – masing strata dapat
dilakukan dengan cara random atau nonrandom.
6. Pengambilan sampel dari masing – masing strata sebaiknya
dilakukan berdasarkan pertimbangan (proporsional).
TIGA TAHAPAN DALAM MENGAMBIL SAMPEL DENGAN
MENGGUNAKAN METODE STRATIFIED RANDOM
SAMPLING

1. Tahap Pertama Populasi yang berukuran N dibagi menjadi sub-sub populasi


yang masing- masing terdiri atas 𝑁1,𝑁2,𝑁3,…,𝑁𝐿 elemen. Diantara dua sub
populasi tidak boleh ada yang saling tumpang tindih sehingga 𝑁1 +𝑁2 +𝑁3
+⋯+𝑁𝐿 = 𝑁.
2. Setiap stratum dapat dipandang sebagai populasi tersendiri (sub populasi).
Dalam pembentukan stratum harus diperhatikan variabel apa yang dijadikan
sebagai dasar pembentukan stratum, yaitu variabel yang memiliki korelasi
tinggi dengan variabel yang diteliti. 2. Tahap Kedua Sampel diambil dari
setiap stratum secara terpisah (independen) dengan ukuran sampel dari
masing-masing stratum adalah 𝑛1,𝑛2,𝑛3,…,𝑛𝐿 dengan syarat 𝑛1 +𝑛2 +𝑛3
+⋯+𝑛𝐿 = 𝑛.
3. Tahap Ketiga Setelah diperoleh sampel, selanjutnya dilakukan penaksiran
terhadap parameter yang diperlukan dan selanjutnya dibuat kesimpulan untuk
populasi berdasarkan hasil penaksiran sampel.
PENGERTIAN
ALOKASI SAMPEL

Alokasi sampel merupakan suatu metode


untuk menentukan ukuran sampel dari setiap
stratum untuk didistribusikan kedalam sampel n.
TERDAPAT BEBERAPA METODE YANG DAPAT DIGUNAKAN
DALAM MENGALOKASIKAN SAMPEL DARI SETIAP STRATA
YAITU SEBAGAI BERIKUT
1. Alokasi Sembarang
Alokasi sembarang merupakan suatu cara mengalokasikan sampel
dimana ukuran sampel masing-masing strata ditentukan secara sembarang
dengan syarat, minimal harus ada dua satuan pengamatan yang dipilih dari
setiap stratanya. Dalam praktek, alokasi seperti ini jarang dan tidak
disarankan untuk digunakan karena menyebabkan standar error membesar.
2. Alokasi Proposional
Alokasi proporsional merupakan suatu metode untuk mengalokasikan
sampel dimana ukuran sampel untuk setiap stratum sesuai dengan proporsi
ukuran masing-masing stratum.
Metode ini paling sering digunakan karena praktis dan jelas, tidak
bergantung pada pertimbangan biaya dan peneliti hanya perlu mengetahui
ukuran stratum. Metode alokasi proporsional bersifat sederhana dan lebih
mudah bila dibandingkan dengan metode lainnya dengan tingkat ketepatan
yang tidak berbeda jauh dengan metode lainnya.
Berikut rumus yang digunakan untuk mengalokasikan
sampel secara proporsional :

Dimana 𝑛ℎ merupakan ukuran sampel dari setiap strata, dan


rumus di atas menunjukkan bahwa n harus dialokasikan sesuai
dengan Nℎ/N (secara proporsional). Pengambilan sampel
dilakukan secara acak sederhana di setiap strata, sehingga
peluang dari setiap unit sampling di strata h untuk terpilih
sebagai subsampel𝑛ℎ yaitu = f. Setiap unit dalam populasi
mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.
3. Alokasi Optimum
Pada alokasi optimum kita mengalokasikan sampel yang berukuran n
kedalam setiap strata sedemikian rupa sehingga diperoleh varians sekecil
mungkin dengan biaya yang tersedia atau meminimumkan biaya dengan
varians tertentu.

Rumus :

C= total biaya, C0= biaya tetap, Ch=biaya per unit


4. Alokasi Neyman
Alokasi Neyman digunakan apabila varians setiap strata berbeda-beda
besarnya sedangkan ongkos per unit penarikan sampel dianggap relatif
sama. Rumus ukuran sampel pada setiap strata untuk alokasi Neyman
adalah sebagai berikut:

Alokasi Neyman dipergunakan juga ketika strata besar dan dari strata
yang heterogen. Sebagai contoh jika sebuah kota dibagi dalam dua wilayah
dan dalam wilayah satu terdapat sedikit perbedaan antara pendapatan
keluarga, sedangkan di wilayah kedua terdapat variasi yang besar. Dengan
rumus alokasi Neyman tersebut dapat diambil sampel wilayah kedua. Jelas
bahwa distrik dengan varians yang besar dan sampel yang besar akan
memeberikan sampel yang tidak representatif.
CONTOH
Sampling elemen berstrata yang pernah diterapkan
diantaranya pada penaksiran banyak pembeli perhari di suatu
toko. Strata yang digunakan adalah golongan klasifikasi toko
menurut ukuran besar tokonya, sebagai contoh strata: toko kecil
sebanyak 600, toko sedang sebanyak 300, dan toko besar
sebanyak 100 toko. Penarikan sampel dilakukan untuk setiap
strata. Proses penarikan sampel dilakukan secara acak atau
sistematik seperti bahasan sebelumnya. Tahapannya adalah
mengelompokkan unit-unit toko berdasarkan ukuran atau luas
toko ke dalam jenis-jenis strata diatas. Kemudian unit-unit di
setiap strata dipilih secara sistematik (umumnya). Metode
pemilihan sudah dijelaskan pada bahasan sebelumnya. Misalnya,
diketahui deviasi standar stratum berturut-turut 20,30,50 pembeli
per hari.
BERIKUT DIBERIKAN DATA MENGENAI
BESARAN POPULASI SERTA BESARAN SAMPEL
PENDAHULUAN.

Akan ditentukan ukuran sampel n untuk bermacam-


macam alokasi. Misalkan do=3 dan zo=3
CONTOH PERHITUNGAN ALOKASI SAMA
CONTOH ALOKASI PROPORSIONAL
CONTOH ALOKASI OPTIMAL
Misalkan C1=1, C2=2, dan C3=3. Diperoleh nilai-nilai yang diperlukan
untuk menentukan n sebagai berikut
KESIMPULAN
Metode-metode alokasi sampel dalam sampling acak stratifikasi ialah :
1. Alokasi sembarang, yaitu ukuran n dialokasikan ke setiap strata secara
sembarang (berdasarkan pertimbangan subyektif peneliti).
2. Alokasi proposional, yaitu mengalokasikan sampel ke setiap strata sebanding
dengan ukuran strata. alokasi ini digunakan bila rata-rata karakteristik antar strata
berbeda jauh dan varians strata tidak tersedia.
3. Alokasi optimum, yaitu sampel dialokasikan ke dalam setiap strata agar diperoleh
standard error sekecil mungkin dan dengan memperhatikan besarnya variance.
4. Alokasi neyman, digunakan apabila varians setiap strata berbeda-beda besarnya
sedangkan ongkos per unit penarikan sampel dianggap relatif sama.

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pada suatu strata, ukuran sampel
memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Ukuran sampel suatu strata berbanding lurus dengan ukuran populasinya.
 Ukuran sampel suatu strata berbanding lurus dengan variansinya.
 Ukuran sampel suatu strata berbanding terbalik dengan biaya per unit sampelnya.
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai