Anda di halaman 1dari 41

Paedorus

Dirangkum by
KTUT SUHARTO
POPT-PHP UPTPTPH
JAWA TIMUR
dr. Ponconugroho B 17/03/21 3
 Merupakan spesies Nairobi fly (sejenis kumbang), dan
apapun nama-nama yang diberikan, seperti Kumbang
Rove, Semut Semai, Semut Kayap atau Charlie yang
terpenting ia adalah serangga yang mempunyai :

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Staphylinidae
Subfamily : Paederinae
Genus : Paedorus
Spesies : Paedorus sp sp. (species)
Contoh : P littoralis, P fuscipes, P tamulus,
P sabaeus, dll (ada 12 subspecies)
bioekologi
 Serangga dewasa dengan ukuran 7-10 mm.
 Tubuh memanjang, pipih dan berbulu halus dan terbagi
menjadi 3 bagian : Caput (kepala), Thorax (dada), dan
abdomen (perut) yang ujungnya meruncing.
 Warna tubuh orange kemerahan dan hitam
 Berkaki 3 pasang dengan jumlah ruas kaki depan, tengah dan
belakang masing-masing 5 ruas dan tidak bercakar.
 Terdapat 2 pasang sayap yang tidak menutupi seluruh
abdomen, hanya menutupi ruas abdomen ke 1 sampai dengan
ke 3 (elitera)
 Sayap depan mengeras berfungsi sebagai perisai, sedangkan
sayap kedua membranus digunakan untuk terbang.
 Tipe mulut menggigit mengunyah, tetapi tidak mengigit
ataupun menyengat pada manusia;
lanjutan
 Jika terganggu akan menaikkan bagian ujung abdomen seperti
kalajengking dan dapat mengeluarkan racun paederin
 Tergolong serangga aktif malam hari (noctunal), yang sangat
gemar mendekati Sumber Cahaya antara jam 18.00 – 20.00
 Dapat terbang walau sekedarnya (vertikal) dan dapat berenang di
air.
 Umumnya serangga ini terdapat pada pertanaman padi dan
jagung.
 Imago umumnya memangsa telur dan ngengat dari penggerek
padi, tetapi umumnya memangsa Cicadelidae (golongan wereng).
 Imago terkadang memasuki pemukiman penduduk dalam jumlah
yang besar dan dapat menyebabkan iritasi kulit pada
penghuninya (Sumber : Kalshoven, 1981)
Daur hidup (Menurut FAO (1994)
 Rentang hidup kumbang Paedorus berkisar antara 90-114 hari.
 Serangga betina mampu bertahan hidup selama 113,8 hari
sedangkan serangga jantan selama 109,2 hari. Kemampuan betina
bertelur 106 butir per betina. Masa inkubasi telur 4 hari. Presentase
penetasan 90,2 %. Presentase menjadi dewasa 77,6 %.
 Stadia telur sampai imago selama18 hari, dengan tahapan sebagai
berikut :
 Telur diletakkan secara tunggal, di habitat lembab, stadium telur 4
hari
 Larva melewati dua instar sebelum pupation, larva 9,2 hari, larva
dan dewasa berperan sebagai predator,
 Prepupa 1 hari
 Pupa 3,8 hari
 Imago 72-96 hari
 Populasi kumbang meningkat pesat pada akhir bulan musim hujan
(bulan Maret dan April) dan kemudian dengan cepat berkurang
dengan timbulnya cuaca kering pada bulan-bulan berikutnya.
Sebaran
Terdapat di seluruh dunia, terutama di wilayah tropis, mulai dai
Afrika, Amerika dan Asia termasuk Indonesia dan Asia
Tenggara. Bagi yang tinggal di wilayah pedesaan atau dekat
dengan hutan, tentu sudah tidak asing lagi dengan serangga
tersebut.

Habitat
Kumbang Paedorus menyukai tempat yang lembab dan
pada umumnya hidup di daerah persawahan, di daerah
pertanaman hortikultura atau hidup bebas di hutan, semak-
semak atau rerumputan, pinggiran rawa, dan di kawasan
perkotaan pada taman-taman rumah tangga atau taman-
taman kota.
 
Status serangga
Sebagai predator / carnivora yang artinya ia sebagai
Musuh Alami dari hama-hama tertentu yang menyerang
tanaman padi dan hortikultura atau lebih kerenya ia
adalah “Sahabat Petani”.

Sumber makan
Wereng coklat, wereng hijau, hama putih, wereng zig-
zag, wereng punggung putih, hama putih, larva ulat
bulu yang masih muda, telur serangga pemakan daun
dan beberapa jenis kutu pemakan daun.
Faktor penyebab ledakan
populasi kumbang paedorus
Terpenuhinya lingkungan yang mendukung, baik yang
berkonotasi positif maupun negatif :

Ketersediaan makanan dan kualitas makanan


Kondisi fisik seperti suhu, kelembaban, cahaya, dan
curah hujan
Habitat
Berbagai cemaran atau polutan;
 
RANTAI MAKANAN
Benarkah dalam tubuh Paedorus, terdapat cairan
yang diduga 12 kali lebih mematikan dari bisa Ular
Kobra ?
 Pernyataan ini benar, tetapi salah, yang benar adalah bahwa
kadar Paederin dalam 1 ml cairan memang jumlahnya
mencapai 12 kali lebih pekat daripada racun Ular Kobra.
Namun bukan berarti lalu Paederin sangat beracun, melebihi
racun Ular Kobra. Sebaliknya, justru racun Kobra yang berupa
Neurotoxin (racun yang menyerang jaringan saraf) jauh lebih
mematikan daripada Paederin. Hanya dibutuhkan 1 tetes / 1
ml racun Ular Kobra sudah bisa untuk membunuh manusia.
Sedangkan Paederin ?, terkena hingga 5 ml pun tetap tidak
akan mampu menimbulkan kematian bagi manusia. Jadi
merupakan sebuah informasi berlebihan jika menganggap
Paederin sangat mematikan. Namun tentunya fakta ini
merupakan pengecualian bagi mereka yang punya
riwayat alergi terhadap dampak serangga yang didukung
dengan daya tahan (kekebalan) tubuh seseorang itu
sendiri.
lanjutan
 Dan menurut pakar serangga Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), Hari Sutrisno, mengatakan Racun kobra
biasanya langsung menuju ke jaringan saraf sehingga
dampaknya bisa fatal, sementara, racun kumbang Paedorus sp
hanya menyerang bagian kulit.
 Beberapa peneliti menginformasikan bahwa serangga ini
bersimbiosis dengan bakteri. Bakteri tersebut berada di dalam
darah Paedorus sp spp. [termasuk P. fuscipes] (Kellner, R.L.L.
2004). Serangga yang infektif membawa bakteri ini adalah
serangga yang berjenis kelamin betina. dan bakteri tersebut
adalah Haemolymph dan Haemolymp-nya mengandung
Paederin yang bersifat racun. Bakteri endosimbion yang
bersimbiosis dengan serangga ini secara spesifik belum banyak
dilaporkan tetapi merupakan bakteri genus Pseudomonas
(sensu stricto) gram negatif yang dekat dengan Pseudomonas
aeruginosa (Kellner R.L.L. 2002 & Qadir et al. 2006).
Toksin yang disebakan oleh Kumbang
Paedorus
 Toksin Kumbang Paedorus seperti pada serangga umumnya memiliki
darah yang berfungsi ganda yaitu Haemolymph, dimana
Haemolymph selain mengangkut oksigen & zat makanan
(Haemocyanin), juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh /
imunitas (Lymph). (Berbeda dengan manusia, yang komponen
darahnya masing-masing hanya memilik 1 fungsi. Haemoglobin
hanya mengurus Oksigen & Zat Makanan, sementara Imunitas
diurus oleh Leukosit & Limfe.). Haemolymph ini mengandung

senyawa amida yang disebut Paederin (C25H45O9N),


Dengan jumlah molekul H yang dominan, menjadikan senyawa ini
bersifat sangat Asam, mirip seperti pada semut atau lebah, namun
lebih asam. Zat hiper-Asam bersifat korosif dan
mampu mengiritasi/mengikis permukaan kulit.
 Paederin (C25H45O9N) adalah amida dengan 2 cincin tetrahidropiran.
Sehingga tampaknya Paederin tidak berpengaruh pada telapak
tangan atau telapak kaki. 
 
Gambar Struktur Paederi
 
Dermatitis Paedorus (DP)
 Peradangan akibat kontak dengan Paederin
 Timbul eritema, rasa gatal dan terbakar
 Bisa terjadi konjungtivitis bila kena mata
 Lesi biasanya bersifat linear (sesuai arah
garukan) dan kulit melepuh
 Lesi bisa mengering atau bernanah
 Lama penyembuhan berkisar 4 – 14 hari
Gejala bila terkontaminasi

toksin
Jika terjadi kontak antara toksin dengan kulit, maka akan
menimbulkan gejala Iritasi yang agak hebat. Dimana cairan
Paederin ini dapat menyebabkan gejala radang dan melepuh
pada kulit manusia yang disebut Dermatitis Paedorus (DP)
atau Alergi Paedorus. Gejala awalnya kulit akan terasa panas
dan perih tapi tidak menimbulkan bekas apa-apa, gejala baru
akan nampak dalam waktu 12-36 jam, kulit akan menjadi
merah seperti luka bakar, bisa menimbulkan gelembung di kulit
yang terkena (bulla), tahap selanjutnya kulit melepuh, kulit
kemerahan, di atasnya terdapat vesikel papul pustule,
polimorfi, multiple, tersebar tergantung penyebaran racun,
dapat pula terjadi kondisi kissing lesion yaitu sepasang lesi
kulit yang sama yang terjadi akibat lesi kulit pertama menempel
pada kulit yang lain. Iritasi, dapat berlangsung dari dua sampai
tiga minggu.
Mengapa kita bisa terpapar Paederin ?
 Paederin mengenai kulit bukan melalui gigitan atau sengatan dari
serangga tersebut, Serangga betina mampu bertahan hidup selama
114 hari sedangkan serangga jantan selama 109 hari.
 Toksin ini dikeluarkan serangga bila terjadi sentuhan atau benturan
dengan kulit manusia secara langsung atau tidak langsung melalui
handuk, baju, atau alat lain yang tercemar oleh racun serangga
tersebut.
 Jika merasa terganggu atau terancam ia akan menaikkan bagian
ujung abdomen seperti kalajengking, serta akan mengeluarkan cairan
racun sebagai pertahanan.
 Bila tubuh Paedorus sp hancur diatas kulit kita, mungkin karena
refleks menepuk ketika dia hinggap, juga mungkin karena tidak
sengaja “tergencet” tubuh kita,
 Itu sebabnya jika melihat ada Paedorus sp sedang berjalan di kulit,
jangan ditepuk/dipencet/ditekan. Cukup ditiup atau disingkirkan
perlahan dengan kertas atau benda apapun yg bisa digunakan untuk
menyingkirkan Paedorus sp tanpa menghancurkan tubuhnya.
Bagaimana mencegah terpapar Paederin
?
 Kalaupun tubuh kumbang Paedorus sp terlanjur hancur karena
ditepuk/dipencet, baik sengaja maupun tidak, segera cuci tangan
terlebih dahulu dengan air mengalir dan sabun,
 Bagian yang terkena cairan Paederin cuci dengan air mengalir
dan sabun, karena sabun bersifat Basa, tentunya akan
menggumpalkan Paederin yang bersifat Asam. Sehingga mengurangi
kadar Iritatifnya. Diamkan sabun selama beberapa menit sebelum
membilasnya, supaya lebih banyak Paederin yang terikat oleh
sabun.
 Air yang mengalir tentunya membuang sisa-sisa Paederin, baik yang
telah terikat dengan sabun maupun yang belum, hindari mencuci di
air yang tergenang,
 Dalam kondisi sangat darurat sebagai pencegahan pertama bila tidak
ditemukan air dan atau sabun, bisa menggunakan air ludah (bersifat
Basa Lemah).
 Jangan menggaruk, menggosok atau mengusap bekas Paederin,
jangan dipegang-pegang, karena akan menempel dan menyebar ke
area kulit yang lain,
 Ganti pakaian anda yang dicurigai telah terpapar cairan Paederin
Pencegahan apa saja yang
perlu dilakukan?
 Menutup jendela saat hari mulai gelap sebelum mematikan lampu.
 Menghidari cahaya dengan cara jangan terlalu dekat dengan
lampu,
 Hindari penggunaan cahaya yang berlebihan pada malam hari,
 Pasang jaring nyamuk pada jendela dan fentilasi,
 Bila ada kumbang Paedorus yang menempel d kulit jangan
dipukul. Cukup disentil agar terlepas dari kulit atau ditiup agar
pergi, lalu diinjak dengan alas kaki, dan bekasnya dibersihkan;
 Pasang light trap pan
 Semprot aerosol untuk mematikan kumbang yang masuk.
 Bisa juga dengan sentuhan tidak langsung melalui handuk, baju
atau alat lain yang tercemar oleh racun Paedorus tersebut. Itu
sebabnya, jika sudah terkena dermatitis, seperti seprei dan dll,
handuk maupun alat-alat yang disinyalir terkena racun Paedorus
harus dibersihkan.
Pertolongan sementara mengatasi gejala
Dermatitis Paedorus sp ?
 1. Cuci dengan Air Mengalir dan SabuN
2. Kompres dengan Air Es/Dingin
Selain mengurangi sensasi panas, nyeri dan gatal yang timbul,
juga menghambat penyebaran Paederin pada jaringan kulit
lain, jangan digaruk atau digosok dengan benda
apapun.
3. Diberikan Salep Steroid, yang berguna untuk
mengurangi Sensasi Gatal dan Radang pada bagian yang
teriritasi. Gunakan dengan mengoleskan sangat tipis pada
permukaan kulit. Dosis kecil, dia membantu
menghilangkan gejala. 
Sebaliknya kalau kelebihan Dosis, malah memperkuat
efek Paederin
lanjutan

 4. Diberikan Salep Antibiotik jika diperlukan, sebaiknya


hanya diberikan jika diperlukan. Jika menggunakan
Antibiotik, sebaiknya berikan jeda waktu dengan
Salep Steroid. Kira-kira interval 1-2 jam. adalah
memakai salep Hydrocortisone 1 persen, atau salep
Betametasone dan antibiotik Neomycin Sulfat 3
kali sehari;
5. Hindari infeksi sekurder dengan menjaga kebersihan luka
6. Hindarkan dengan benda atau serangga yang
kemungkinan sudah tercemar yang menjadi sumber
alergi
7.Segera kunjungi pelayanan kesehatan
Perlu penjelesan !
 Beberapa literature menyarankan menggunakan obat
Herpes untuk mengatasi Dermatitis Paedorus sp, ini
adalah salah kaprah yang berlebihan. Apalagi jika
menggunakan Acyclovir, tentunya sangat tidak tepat
dan sangat berbahaya. Sekedar informasi, Acyclovir
bekerja dengan mengubah DNA Virus Herpes agar si
Virus menjadi kacau dan tidak mampu berkembang.
Kalau menggunakan Acyclovir, sementara Virus
Herpesnya tidak ada ? DNA manakah yang dirusak ?
Tentunya DNA sel tubuh kita yang kena, oleh sebab Itu
penggunaan Acyclovir sangat dibatasi dan harus dengan
pengawasan dosis yang ketat. tidak bisa sembarangan.
 Menunjukan bentuk Lessi/Gejala dari
Dermatitis Paedorus sp.] pada lipatan
kulit.
 Karena tidak segera dicuci, namun
dibiarkan, maka cairannya mengenai
area kulit sebelahnya, sehingga
membentuk area Lesi yang Simetris.
Mirip seperti “Bayangan pada
Cermin” (Mirror) atau “bekas Lipstik
yang menempel pada kulit” (Kissing)
 Bentuknya gejala atau Lesi awal pada
kulit memang agak mirip seperti Cacar
Air, Herpes Zoster atau Herpex
Simplex. tetapi sama sekali bukan
bisa menjadi Herpes

Lesi akibat mengusap


Paederin pada kulit, terlihat
area Lesi meluas karena
gosokan.
Lesi memanjang ini terjadi
karena secara refleks
memukul Paedorus sp yg
bertengger di Dahi, lalu
menggosoknya ke arah
hidung
.

Bila terkena mata, segera


hubungi dan atau dating
pelayanan kesehatan
Close Up Dermatitis
Paedorus sp

Lesi Herpes tipe 1


Menunjukan gejala Herpes
tipe 1, yaitu berupa
Gelembung (Vesikel / Bulat)
transparan dan bening.
Banyak beredar Foto seperti
ini yang seolah-olah
menunjukan gejala dari
Dermatitis Paedorus sp,
padahal memang Herpes
beneran.
Penanganan di lapang
 Atur keseimbangan lingkunan untuk :
1. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan terutama
tanaman yang tak terawat
2. Membersihkan lingkungan dari sampah vegetasi yang
busuk
 Gunanakan pesnap pada pemukiman, karena aman
 Cermati hama pada tanaman hias, dirumah, taman
kota, bila populasi cukup tinggi lakukan
pengendalian dengan asas PHT
 Lindungi Musuh Alami
PENGGOLONGAN PESTISIDA NABATI BERDASARKAN
SIFAT RACUN :

RACUN KONTAK :
 Daun tembakau
 Akar tuba
Biji srikaya PENGHAMBAT MAKAN :
 Biji lada Berbagai jenis Meliaceae,
Biji bengkuang Rutaceae
Bunga piretrum
PENOLAK :
Kenikir
RACUN PERUT :  tembelekan

 Biji dan atau daun Mimba PEMIKAT :


 Kemangi Daun wangi
 Babadotan (Melaleuca bracteata)
Selasih
(Ocimum sanctum)
PENGARUH NIMBA TERHADAP
SERANGGA :
 MEMBLOKIR PROSES GANTI KULIT DARI LARVA
 MENGGANGGU PROSES KOMUNIKASI SEKSUAL DAN
PERKAWINAN
 MENOLAK (REPELLING) SERANGGA LARVA DAN DEWASA
 MENCEGAH SERANGGA BETINA MELETAKKAN TELURNYA
 MEMBUAT SERANGGA DEWASA MANDUL
 MERACUNI LARVA DAN DEWASA
 MEMBUAT PROSES METAMORFOSA KACAU PADA
BERBAGAI TAHAP
 OPT sasaran : Hama dan Penyakit umum
 Bahan : - daun Nimba (1 kg)
- Lengkuas (1 kg)
- Serai (1 kg)
- Air (5 lt)
lanjutan
Cara pembuatan :
1. Blender daun mimba, sereh dan laos
2. Campur dengan air +/- 10 L
3. Direbus dengan suhu 70 0C (jangan sampai
mendidih)
1. Diamkan selama +/- 2 hari kemudian disaring
Penggunaan :
1. Penyemprotan memakai Hand Sprayer atau alat
sejenis
2. Dosis pemakaian : 1 L larutan pesnab dicampur
10 L air
• Mimba (Azadirachta indica A Juss)
• Famili : Meliaceae
• Nama daerah : Nimba, imba (Jawa);
• Intaran, nimba (Bali); Membha
(Madura).
• Bagian Tanaman yang digunakan
• adalahdaun dan biji.
• Kandungan Zat : Azadirachtin,
• Meliantriol,
• Salanin dan Nimbin.
• Status sebagai Insektisida,
Bakterisida,
• Fungisida, Nematisida, Moluskisida
dan
• Penghambat pertumbuhan
• OPT Sasaran : WBC dan Hama
gudang
• Laos (Lengkuas)
(Alpinia galanga)
• Famili : Zingiberaceae
• Bagian Tanaman yang
digunakan
– Rimpang
• Status
– Fungisida
– Bakterisida
• Serai (Andropogon nardus
L.)
• Famili : Graminae
• Bagian Tanaman yang
digunakan adalah
• daun dan batang.
• Kandungan Zat : minyak asiri
• Status sebagai penghambat
peletakan telur,
• penyebab desikasi pada
tubuh serangga.
• OPT Sasaran : Hama
gudang
BEBERAPA SERANGGA YANG
TERPENGARUH OLEH NIMBA :
 ORDO ORTHOPTERA (BELALANG DAN JANGKRIK)
MENYEBABKAN EFEK ANTIFEEDANT
 ORDO HOMOPTERA (APHIDS, WERENG, KUTU-
KUTUAN), SENSITIF TERHADAP NIMBA. MISAL
APLIKASI PADA WERENG, AKIBATNYA TIDAK MAU
MAKAN DAN MENGALAMI KESULITAN GANTI KULIT.
 ORDO COLEOPTERA, LARVANYA SENSITIF
TERHADAP NIMBA, AKIBATNYA TIDAK MAKAN
TANAMAN YANG SUDAH DISEMPROT.
 ORDO LEPIDOPTERA (ULAT TENTARA, PENGGEREK
BUAH/PENGGEREK BATANG DLL), TIDAK MAU
MAKAN, PERTUMBUHAN LARVA TERGANGGU.
Ulat kubis Crocidolomia pavonana gagal ganti
kulit akibat ekstrak mimba

Ulat C. pavonana tanpa


perlakuan
Pupa Crocidolomia pavonana cacat akibat
ekstrak mimba (kiri) dan pupa normal (kanan)
Imago Crocidolomia pavonana gagal keluar dari
kulit pupa (kiri) dan imago cacat (tengah) akibat
ekstrak mimba.
Kanan: imago normal
BANDINGKAN LAJU KECEPATANNYA (selalu
beriringan)

?
Penggunaan pestisida

?
Lahan budidaya semakin sempit dan pengaruh faktor-faktor lainnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai