4. Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya ,
seperti sesudah itu , setelah itu , dan selanjutnya .Contoh kalimat : Rombongan berhenti sejenak
di rumah penduduk, Sesudah itu langsung melanjutkan perjalanan selanjutnya.
5. Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya , seperti sebaliknya. Kita
tidak boleh merusak terumbu karang di laut ini, sebaliknya kita harus menjaganya agar tetap
lestari.
1. Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya, seperti namun dan
akan tetapi . Contoh kalimat : Api memang sudah padam, akan tetapi kita harus tetap waspada.
2. Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang di nyatakan sebelumnya ,
seperti sebelum itu. Contoh Kalimat : Warga berhasil meringkus dua orang pencuri yang kabur,
sebelum itu tiga orang pencuri lainnya sudah berhasil di tangkap.
3. Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya , seperti malahan dan
bahkan . Contoh kalimat : Anak itu selalu mendapat juara ditingkat provinsi, bahkan pernah
juara di tingkat nasional.
4. Konjungsi yang menyatakan kosekuensi, seperti dengan demikian. Contoh kalimat : Kamu sudah
berani melanggar tata tertib di sekolah ini, dengan demikian kamu harus menerima resikonya.
5. Konjungsi yang menyatakan akibat , seperti oleh karena itu dan oleh sebab itu .Contoh kalimat :
Mereka sangat kelaparan, oleh sebab itu mereka nekat mencuri.
F.CONTOH TEKS BIOGRAFI
R.A Kartini
Orientasi
Raden Ajeng Kartini atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Kartini. Dia merupakan keturunan dari
keluarga yang terpandang dan lahir pada tanggal 21 April 1879. Satu hal yang diwariskan oleh keluarganya
adalah pendidikan.
Kartini pernah merasakan duduk dibangku sekolah dasar hingga ia tamat di sekolah dasar. Karakternya
yang haus akan ilmu pengetahuan, membuatnya untuk terus melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Namun, ayahnya tidak memberikan izin kepada Kartini untuk dapat melanjutkan pendidikannya.
Mengetahui sikap ayahnya, Kartini sangat sedih namun dia tidak bisa mengubah keputusan ayahnya.
Peristiwa dan Masalah
Kartini tidak boleh lagi keluar rumah sampai waktunya dia menikah atau istilahnya dipingit. Untuk
menghilangkan rasa jenuhnya itu, Kartini menghabiskan waktunya untuk membaca buku ilmu pengetahuan
yang ia miliki.
Hobbinya yang suka membaca ini menjadi rutinitas harian Kartini. Bahkan, dia tidak segan untuk
bertanya kepada ayahnya bila ada hal yang ia tidak mengerti atau kurang paham.
Lambat laun, pengetahuan yang ia miliki semakin bertambah dan wawasannya pun menjadi lebih luas.
Peristiwa dan Masalah
Kartini adalah seorang wanita Jawa yang mempunyai pandangan melebihi zamannya pada saat itu.
Meski dia sendiri terbelenggu oleh zaman yang mengikatnya dengan adat istiadat. Pada tanggal 17
September 1904, Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun, setelah melahirkan anak pertama dan satu-
satunya.
Dia adalah salah satu wanita yang menjadi pelopor emansipasi wanita di tanah Jawa. Surat-surat
korespondensinya dengan teman-temannya di Belanda kemudian dibukukan oleh Abendanon dengan judul
“Door Duistemis Tot Licht” atau yang biasa kita kenal sebagai “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Buku ini merupakan salah satu buku yang banyak menginspirasi wanita di Indonesia. Tidak hanya
wanita pada zamannya, namun hingga pada saat ini.
Reorientasi
Sesuai dengan Keppres No.108 Tahun 1964, Kartini resmi diberi gelar menjadi seorang pahlawan
nasional oleh pemerintah Indonesia. Keppres ini juga menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini.
Namanya kini, diabadikan sebagai nama jalanan dibeberapa daerah di Indonesia. Tidak hanya di kota-
kota di Indonesia saja, melainkan di kota-kota di Belanda. Seperti di kota Trecht, Venlo, Amsterdam, dan
Harleem.
Dan bahkan WR. Supratman membuatkan sebuah lagu untuk mengenang jasa-jasa yang sudah
dilakukan oleh RA. Kartini. Lagunya berjudul “Ibu Kita Kartini”.
SIFAT-SIFAT R.A KARTINI YANG PERLU
DITELADANI
3. Menghormati orangtua