Disampaikan dalam Penguatan Nilai Budaya Dalam Pengembangan Watak Dan Karakter Bangsa
PENGERTIAN KEPERCAYAAN
TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
2
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
Budaya Leluhur
Salah satu Kepercayaan Masyarakat
Kearifan Lokal
Sarana mendekatkan
Adanya perilaku ketakwaan
diri kepada Tuhan
Pasal 82 :
Tahun 2006)
• Pas Foto suami dan istri;
(2) Kutipan akta perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
diberikan kepada masing-masing suami dan istri.
2. SURAT EDARAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN
PARIWISTA NO : 01/SE/NBSF/VIII/07 TENTANG
PENUNJUKAN DAN PENETAPAN PEMUKA
PENGHAYAT KEPERCAYAAN
Ditujukan kepada :
Tembusan :
1. Dirjen Kependudukan dan catatan sipil
2. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia
Cara Penunjukan Pemuka Penghayat Kepercayaan:
* Sesepuh Organisasi
* Pengurus Organisasi
* Warga Organisasi
Calon mempelai
S P S Orang tua atau wali
Saksi-saksi dari kedua calon
O O mempelai
T T Pemuka penghayat kepercayaan
CM
Tata cara:
• Sesuai dengan adat atau tata cara
dari masing-masing organisasi bila
ada.
Lanjutan…
Mempelai:
1. Melapor ke Instansi Pelaksana Paling Lambat 60 Hari
* SPP
* Fotokopi KTP
* Pas foto suami dan istri
* Akta kelahiran
* Paspor suami dan/atau istri bagi orang asing
Proses 2. Pejabat instansi pelaksana mencatat :
Pencatanan * Formulir Pencatatan Perkawinan
* Verivikasi dan Validasi
* Register - terbit
3. Memperoleh Kutipan Akte Perkawinan Suami dan
Isteri
Apabila ada hambatan segera koordinasi dengan
Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan
Tradisi dan Kementerian Dalam Negeri
( Ditjen Dukcapil)
Lama
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP
TUHAN YANG MAHA ESA DANTRADISI
SERTIFIKAT
PEMUKA PENGHAYAT KEPERCAYAAN
S. Kep. No :
NAMA :
JENIS KELAMIN :
ORGANISASI :
ALAMAT :
WILAYAH KERJA :
(...........................................)
Berlaku Hingga :
NIP : ...................................
Baru
NOMOR : 01/SPPK/PEM.PERJ/IV/08
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan, bahwa pada hari Kamis tanggal Tujuh belas
bulan April tahun dua ribu delapan, telah dilangsungkan perkawinan yang sah antara:
Anak laki-laki dari Bapak/Ibu Wiratmanto yang beralamat di kampung/jalan Wates Kulon
Desa/Kelurahan Badran , Kecamatan Poncoliko, Kabupaten/Kota Solo
Provinsi Jawa Tengah
dengan :
Nama : Untari
Tempat dan tanggal lahir : Subang, 5 Mei 1985
Alamat : Peruri, Jl. S. Parman No. 2/17, Subang, Jawa Barat
Anak perempuan dari Wongsodikromo, yang beralamat di kampung/jalan Karang Wetan
Desa/Kelurahan Cilebud, Kecamatan Cilebud, Kabupaten/Kota Subang Barat
Provinsi Jawa Barat
Subang, 17 April 2008
Pemuka Penghayat Kepercayaan
Organisasi: Perjalanan
Cap(ttd)
( ................................................... )
S.Kep. No.: 105/SK/Dit.Kep/NBSF/X/08
SURAT PERNYATAAN
Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
NIK/No KTP :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Materai
a b c
a. PELAYANAN ADMINISTRASI ORGANISASI
PENGHAYAT KEPERCAYAAN
g. formulir isian;
h. data lapangan;
i. foto tampak depan dengan papan nama alamat
kantor/sekretariat;
j. Nomor Pokok Wajib Pajak;
k. Surat Keterangan Domisili ditandatangani oleh lurah dan
camat;
l. surat kontrak /izin pakai tempat bermaterai cukup;
m. surat keterangan organisasi tidak sedang terjadi konflik
internal dengan bermaterai cukup yang ditandatangani
ketua dan sekretaris; dan
n. surat keterangan bahwa organisasi tidak berafiliasi
dengan partai politik dengan bermaterai cukup yang
ditandatangani ketua dan sekretaris.
Persyaratan Yg Harus Dipenuhi Untuk
Mendapatkan SKT Bupati
g. formulir isian;
h. data lapangan;
i. foto tampak depan dengan papan nama alamat
kantor/sekretariat;
j. Nomor Pokok Wajib Pajak;
k. Surat Keterangan Domisili ditandatangani oleh lurah dan
camat;
l. surat kontrak /izin pakai tempat bermaterai cukup;
m. surat keterangan organisasi tidak sedang terjadi konflik
internal dengan bermaterai cukup yang ditandatangani
ketua dan sekretaris; dan
n. surat keterangan bahwa organisasi tidak berafiliasi
dengan partai politik dengan bermaterai cukup yang
ditandatangani ketua dan sekretaris.
PROSES PENDAFTARAN UNTUK
MENDAPATKAN SKT GUBERNUR/BUPATI
Pasal 8
1) Penghayat Kepercayaan yang meninggal dunia dimakamkan di tempat
pemakaman umum.
2) Dalam hal pemakaman Penghayat Kepercayaan ditolak di pemakaman
umum yang berasal dari wakaf, pemerintah daerah menyediakan
pemakaman umum.
3) Lahan pemakaman umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
disediakan oleh Penghayat Kepercayaan.
4) Bupati/walikota memfasilitasi administrasi penggunaan lahan yang
disediakan oleh Penghayat Kepercayaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) untuk menjadi pemakaman umum.
PERSYARATAN DAN PROSEDUR PEMAKAMAN
SYARAT-SYARAT PEMAKAMAN :
1. KTP (Almarhum)
2. Kartu Keluarga (KK)
3. Surat Pengantar dari RT/RW
4. Surat Keterangan Kematian dari Kelurahan setempat
5. Surat Visum Keterangan Kematian dari Rumah Sakit atau Puskesmas
PROSEDUR :
• Pihak keluarga/warga setempat melapor kepada Rt/Rw
adanya kematian seseorang
• Pihak Rt/Rw mengeluarkan surat pengantar ke kelurahan setempat
• Pihak Kelurahan kemudian mengeluarkan Surat Keterangan Kematian
• Setelah syarat-syarat terpenuhi, pihak keluarga/warga setempat melaporkan
ke TPU yang dituju
• TPU mengeluarkan Surat Keterangan Pemakaman
• Jenazah dimakamkan
PELAKSANAAN,
HAMBATAN DAN PENYELESAIAN
Pasal 9
1) Penyediaan sasana sarasehan atau sebutan lain didasarkan
atas keperluan nyata dan sungguh-sungguh bagi Penghayat
Kepercayaan.
2) Penyediaan sasana sarasehan atau sebutan lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa bangunan baru atau
bangunan lain yang dialih fungsikan.
Pasal 10
Sasana sarasehan atau sebutan lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 harus memenuhi persyaratan
administrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
TATA CARA DAN PERSYARATAN PENGAJUAN
IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)
(Perda No. 7 Tahun 2002)
I. Permohonan IMB diajukan secara tertulis kepada Dinas PU Kab/kota melalui UPTSA
dengan mengisi formulir yang telah disediakan akan diketahui oleh Lurah dan
Camat setempat.
Kepada Yth:
Kepala Dinas PU Kabupaten Bantul
melalui
Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap
Kabupaten Bantul
di Bantul
Dengan hormat,
Bersama ini kami mengajukan permohonan ijin mendirikan bangunan (IMB) dengan data-data
Sebagai berikut:
Nama Pemohon : ………………………………………
Alamat Pemohon : ……………………………………….
Lokasi Bangunan
Jalan : …………………………….
Dusun : …………………………….
Desa : …………………………….
Kecamatan : …………………………….
Bantul, ………………..2012
Hormat kami,
………………………………..
Contoh
Contoh
Contoh
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan dengan sebenarnya, bahwa kami selaku pemilik tanah hak milik Nomor ………. Terletak di
Desa ………………. Seluas ……………….. M2 tidak keberatan didirikan bangunan oleh :
Nama :
Umur :
Alamat :
Bantul,…………………2012
Pemohon Pemilik tanah
Mengetahui,
Camat……………. Kepala Desa………………
……………………. ……………………………..
Contoh
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Dengan ini menyatakan bahwa kami sanggup melengkapi bangunan kami dengan saluran drainase dan
sumur peresapan air hujan yang berupa sumuran mempergunakan bus beton diameter 80 cm dengan
kedalaman 2 meter untuk menjaga kelestarian sumber daya air tanah.
Surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya tapa ada paksaan dari pihak manapun dan harap
menjadi periksa.
Bantul,……………2012
Yang membuat pernyataan,
………………………….
Lanjutan ………Sasana Sarasehan
Pasal 11
(1) Penghayat Kepercayaan mengajukan permohonan ijin mendirikan bangunan unt
penyediaan sasana sarasehan atau sebutan lain denagn bangunan baru sebagaima
dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) kepada bupati/walikota.
(2) Bupati/walikota memberikan keputusan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari s
diterimanya permohonanpendirian sasana sarasehan atau sebutan lain yang telah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksudpda ayat (1)
Pasal 12
(1) Penyediaaan sasana sarasehan atau sebutan lainnya yang telah mendapat ijin
sebagaimana Dimaksud dalam Pasal 11 mendapat penolakan dari masyarakat,
pemerintah daerah memfasilitasi Pelaksanaan pembangunan sasana sarasehan
imaksud.
(2) Dalam hal fasilitasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksdu pada ayat (1) tida
terlaksana, Pemerintah daerah berkewajiban memfasilitasi lokasi baru untuk
pembangunan sasana sarasehan Atau sebutan lain.
Pasal 13
Pasal 14
1) Dalam hal musyawarah untuk mufakat
tidak tercapai, gubernur atau
bupati/walikota memfasilitasi penyelesaian
perselisihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
2) Perselisihan antara Penghayat Kepercayaan
dengan bukan Penghayat Kepercayaan
diselesaikan secara musyawarah untuk
mufakat antar kedua belah pihak.
3) Dalam hal fasilitasi penyelesaian
perselisihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tidak tercapai, penyelesaian
perselisihan dilakukan melalui proses
peradilan.
1. Apabila terjadi perselisihan antar penghayat
kepercayaan dengan bukan penghayat kepercayaan
terlebih dahulu diselesaikan secara musyawarah untuk
mufakat dari kedua belah pihak.
2. Apabila penyelesaian perselisihan tidak dapat
ditempuh dengan musyawarah mufakat, maka
Gubernur/Bupati/Walikota memfasilitasi penyelesaian
perselisihan dengan berkoordinasi dengan pihak-pihak
terkait.
3. Apabila penyelesaian melalui musyawarah mufakat,
dan fasilitasi dari Gubernur/Bupati/Walikota tidak
tercapai, maka diselesaikan melalui proses peradilan
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG
PEDOMAN PEMBINAAN LEMBAGA KEPERCAYAAN
TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
Verifikasi
Berkas
Tidak
Lengkap
Lengkap
TERBIT TI
2. Pelayananan Terkait Perkawinan Penghayat
Dasar 1. Undang-Undang No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan dan perubahannya, yaitu Undang-Undang RI
No.24 Tahun 2013 tentang perubahan atas No 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan
2. Peraturan Pemerintah No.37 Tahun 2007 tentang pelaksanaan
UU No.23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
3. Surat Keputusan Dirjen Nilai Budaya, Seni, dan Film,
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (sekarang Kemdikbud)
No.278/SK/NBSF/IX/07 tentang Pendelegasian Wewenang
Penetapan Pemuka Penghayat Kepercayaan
4. Surat Edaran Dirjen Nilai Budaya, Seni, dan Film, Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata (sekarang Kemdikbud)
No.01/SE/NBSF/VIII/07 tentang Penunjukkan dan Penetapan
Pemuka Penghayat Kepercayaan.
Bentuk Penerbitan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Pemuka
Penghayat Kepercayaan
Verifikasi
Berkas
Tidak
Lengkap
Lengkap
TERBIT SKT
PERMASALAHAN
Pelayanan Perkawinan Penghayat
Adanya dinas Kab/Kota yang membidangi kebudayaan masih ada
yang belum mau mengeluarkan rekomendasi/pengantar untuk
permohonan pemuka penghayat kepercayaan kepada kementerian
yang membidangi pembinaan teknis kepercayaan kepada Tuhan
YME
Adanya dinas pencatatan sipil masih ada yang belum mau mencatat
perkawinan penghayat kepercayaan
Pelayanan Administrasi Organisasi
Adanya dinas yang membidangi kebudayaan yang masih belum mau
mengeluarkan rekomendasi atau surat pengantar tentang
permohonan tanda inventarisasi organisasi penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan YME
Pelayanan dalam hal Pemakaman
Adanya dinas yang membidangi pemakaman kurang peduli terhadap
pemakaman penghayat sesuai dengan peraturan yang berlaku
SOLUSI
Sosialisasi:
1. UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan
2. PP No. 37 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan UU No. 23
Tahun 2006 Tentang Adminduk
3. PBM No. 43 dan 41 Tahun 2009 tentang Pedoman
Kepada Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
Diterbitkan dan disosialisasikannya Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 77 Tahun 2013
Tentang Pedoman Pembinaan Lembaga Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Lembaga Adat
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI NO.
77 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN LEMBAGA
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN
LEMBAGA ADAT
POKOK-POKOK MATERI PERMENDIKBUD RI NO. 77
TAHUN 2013
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 77 tahun
2013 tentang Pedoman Pembinaan Lembaga Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Lembaga Adat ditetapkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 19 Juni
2013
2. Permendikbud RI No. 77 tahun 2013 terdiri dari 7 Bab dan 18
Pasal mengatur mengenai:
a. Ketentuan Umum
b. Maksud dan Tujuan
c. Pembinaan
d. Pemantauan dan Evaluasi
e. Pelaporan
f. Ketentuan Penutup
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI NO.
77 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN LEMBAGA
KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN
LEMBAGA ADAT
Maksud
RAHAYU