Anda di halaman 1dari 23

Pokok Bahasan ke-2: Kejahatan

Terhadap Tubuh
Ada 2 kelompok Kejahatan terhadap tubuh:
1. Kejahatan terhadap tubuh dengan sengaja:
ada 7 bentuk kejahatan 351. 352. 353. 354.
355. 356 & 358.
2. Kejahatan terhadap tubuh karena kulpa, pasal
360
KEJAHATAN TERHADAP TUBUH DENGAN
SENGAJA
• 351: Penganiayaan biasa
• 352: Penganiayaan ringan
• 353: penganiayaan berencana
• 354; penganiayaan berat
• 355: penganiayaan berat berencana
• 356: penganiayaan pd orang-2 tertentu yang
memberatkan
• 358: Turut serta penyerangan & perkelahian
PENGERTIAN PENGANIAYAAN

• ADALAH PERBUATAN YANG DISENGAJA YANG


DITUJUKAN PADA TUBUH ORANG UNTUK
MENIMBULKAN RASA SAKIT DAN ATAU LUKA SEBAGAI
SATU-SATUNYA TUJUAN (pengertian yurisprudensi &
doktrin)
• Jika dlm melakukan prbt disadari ada akibat rasa sakit
atau luka pada tubuh orang yg tdk dpt dihindari utk
mencapai suatu tujuan yg patut, bukan penganiayaan.
PENGANIAYAAN BIASA (351)
Bentuk-bentuknya:
• Penganiayaan bentuk pokok (ayat 1)
• Penganiayaan yg menimbulkan luka berat (ayat 2)
• Penganiayaan yg menimbulkan kematian (ayat 3)
• Merusak kesehatan (ayat 4)
• percobaan tidak dipidana (ayat 5)
Apakah Luka Berat?
Lihat Pasal 90 KUHP
1. jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan
akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya
maut;
2. tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan
atau pekerjaan pencarian;
3. kehilangan salah satu pancaindra;
4. mendapat cacat berat (verminking);
5. menderita sakit lumpuh;
6. terganggu daya pikir selama empat minggu lebih;
7. ) gugurnya atau matinya kandungan seseorang perempuan."
PENGANIAYAAN RINGAN (352)
Mengandung syarat2 ttt :
• Bukan penganiayaan berencana (ps 353)
• Bukan penganiayaan yg dilakukan pada orang2 ttt:
- ibu, bapak, istri, anak yg sah (356 ke-1)
- pegawai negeri yang sedang menjalankan
tugas yg sah (356 ke-2)
- dgn memasukkan bahan yg berbahaya bagi
nyawa & kesehatan
• Tidak menimbulkan penyakit atau halangan menjalankan
pekerjaan jabatan
• Tidak menimbulkan halangan untuk mencari mata pencaharian
PADA PENGANIAYAAN RINGAN
(352):
• Bila menimbulkan luka, maka harus bukan
luka berat, bkn luka yg menimbulkan
penyakit atau halangan menjalankan
jabatan atau pencaharian
• Tidak mungkin terjadi pd penganiayaan
berat (354) maupun penganiayaan brt
berencana (355)
• Pidana dapat ditambah sepertiganya jika
dilakukan pada orang yg bekerja padanya
atau bawahannya
PENGANIAYAAN BERENCANA (353)
ADA 3 MACAM:
• Penganiayaan berencana biasa (4 th, ayat 1)
• Penganiayaan berencana berakibat luka berat (7 th,
ayat 2)
• Penganiayaan berencana berakibat kematian (9 th,
ayat 3)
(kesengajaan bukan ditujukan pada luka berat atau
kematian, tapi pada rasa sakit tubuh)
Pengertian Berencana
Diambil dari doktrin, bahwa pengertian berencana
mengandung syarat2:
1. Pengambilan keputusan untuk berbuat atas suatu
kehendak dilakukan dalam suasana batin yang
tenang.
2. Sejak timbulnya kehendak/pengambilan keputusan
untuk berbuat sampai dengan pelaksanaan
perbuatan ada tenggang waktu yang cukup.
3. Dalam melaksanakan perbuatan dilakukan dalam
kondisi suasana yang tenang.
Persamaan
Bentuk Penganiayaan Biasa bentuk a
dengan Penganiayaan Berencana bentuk a

• Pada kedua penganiayaan:


1. Masing2 tidak mengakibatkan luka berat atau
kematian
2. Memiliki kesengajaan yang sama terhadap
perbuatan maupun akibat
3. Bila mengakibatkan luka, haruslah bukan
merupakan luka berat
4. Berlaku faktor yang memperberat pidana sebagai
mana yang diatur dlm psl 356 KUHP
Perbedaan
Bentuk Penganiayaan Biasa bentuk a
dengan Penganiayaan Berencana bentuk a
• 353:
351:
1. Adanya
Tidak terdapat
faktor pemberat
unsur rencana
pidanaterlebih
berupadahulu
direncanakan
2. terlebih dahulupada penganiayaan ringan
Dapat terjadi
2.
3. Tidak mungkin
Dipandang terjadi
sebagai pada pokok
bentuk penganiayaan ringan
penganiayaan
3.
4. Dipandang sebagai
Percobaannya tidakpenganiayaan
dapat dipidanayang dikualifisir
4. Percobannya dapat dipidana
PENGANIAYAAN BERAT (354)
Ada 2 bentuk:
1. Penganiayaan berat biasa (ayat 1) –
(kesengajaanya semata-mata ditujukan pd
luka berat pd tubuh)
2. Penganiayaan berat yg menimbulkan
kematian (ayat 2) – (kesengajaan hanya
ditujukan pada luka berat, bukan pada
matinya korban)
• Pada penganiayaan biasa yang menimbulkan
kematian ( 353 ayt 3), kesengajaan ditujukan pada
perbuatan yang sekaligus pada rasa sakitnya
korban
• Pada penganiayaan berencana ( 353) kesengajaan
di samping ditujukan pada perbuatan dan akibat
yang sama seperti penganiayaan biasa, juga
ditujukan pada rencana terlebih dahulu, dan
sama2 tidak ditujukan pada kematian korban
• Pada penganiayaan berat ( 354), kesengajaan
ditujukan pada baik perbuatannya juga sekaligus
pada akibat luka beratnya.
PENGANIAYAAN BERAT BERENCANA (355)

• Kesengajaanya hanya ditujukan


pada timbulnya luka berat &
berencana (ay 1)
• Kesengajaan tidak ditujukan
pada kematian korban
• Bahwa bentuk penganiayaan ini berupa
bentuk penganiayaan berat dalam keadaan
yang memberatkan, unsur berencana adalah
alasan/faktor yang memberatkan dalam
penganiayaan berat
• Unsur berencana bukan merupakan syarat
untuk dapat dipidana, melankan syarat untuk
diperberatnya pidana.
Pemberat penganiayaan psl 353, 354, 355 (356)

Pidana dapat ditambah sepertiganya, jika


penganiayaan 3 psl tsb dilakukan terhadap:
• Ibunya, bpknya menurut UU, istri, anaknya
• Pejabat ketika atau sedang menjalankan
tugasnya yang sah
• Dengan memberikan bahan yg berbahaya
bagi nyawa dan kesehatan
(353: penganiayaan berencana. 354:
penganiayaan berat. 355 penganiayaan berat
berencana)
Turut serta dlm penyerangan & perkelahian
(358)

Unsur objektif:
• Perbuatan: a. turut serta dlm penyerangan
b. turut serta dlm perkelahian
• dimana terlibat beberapa orang
• menimbulkan akibat:
a. adanya orang luka berat
b. ada yang mati
Unsur subjektif:
• dengan sengaja
KETERANGAN
• Turut serta bukan pembuat peserta (mede pleger) dlm ps 55,
tapi sebagai pembuat (dader) yg bertanggung jawab sendiri
• Turut serta adalah melibatkan diri pd perkelahian &
penyerangan
• Harus ada perkelahian atau penyerangan (2 orang atau lebih)
• Tanggung jawab org yg turut serta berbeda dgn tanggung
jawab org yg berkelahi atau org yang menyerang
• Tanggung jawab org yg turut serta baru timbul apabila dari
turut serta timbul luka berat atau matinya orang lain
• Tanggung jawab yg berkelahi atau yg menyerang tdk
tergantung pd akibat luka berat atau mati org lain akibat dari
adanya turut serta
Pasal 330 (Kinder Dieverijk)
 Ayat (1) Unsur Subyektif  Sengaja
 Unsur Obyektif
1. Anak  belum cukup umur
2. Perbuatan  menarik  Melepaskan anak itu dari suatu
kekuasaan yang sah
a. Menarik dari kekuasaan yang menurut UU ditentukan
atas dirinya  orang tua, wali
b. Menarik seseorang dari pengawasan orang yang
berwenang untuk itu

03/22/2021 19
Ayat 2  kulifikiasi diperberat
1. Penarikan dilakukan dengan tipu muslihat 
suatu perbuatan yang sedemikian rupa dan yang
menimbulkan kesan atau kepercayaan tentang
kebenaran perbuatan itu, yang sesungguhnya tidak
benar
2. Penarikan dilakukan dengan kekerasan  setiap
perbuatan yang terdiri atas digunakannya kekuatan
fisik yang tidak ringan
3. Penarikan dilakukan dengan ancaman kekerasan
4. Jika anak itu berumur dibawah 12 tahun

03/22/2021 20
Melarikan Wanita (Schaking) Pasal 332
• Melarikan wanita : ayat (1) ke 1 dan ke 2
• Disingkat oleh sianturi  membawa pergi seorang wanita dalam
suatu keadaan tertentu dan dengan sutu maksud tertentu pula
• Belum cukup umur  bergantunng pada kebutuhan masing-masing
undang-undang  dalah hal ini karena arahnya adalah pernikahan
maka menggunakan undang-undang no 1 tahun 1974 tentang
perkawinan  pasal 7 (1) usia wanita 16 tahun.
• Maksud tertentu tersirat kehendak melakukan persetubuhan dengan
wanita yang dilarikan tersebut dan kehendak mengusai wanita
ersebuut baik didalam maupun diluar pernikahan
• Membawa pergi -> perbuatan aktif dari sipelaku mmbawa wanita
tersebut dari tempat asasl ke tempat lain

03/22/2021 21
Dikaitkan dengan hukum adat
• Bengkulu  Suku Serawai  Selarian  lari maling diri ( sepakat,
ada pendamping masing2 pihak, meninggalkan surat) dan lari
sabambangan (tanap meninggalkan surat) serta lari nido betanggo
(tidak meningalkan surat dan tidak didampingi teman)  melanggar
adat, sanksi denda secara adat
• Maluku  Manu marai  sanksi melipat gandaan mas kawin, putus
hubungan, dilarang pulan kedesa, denda adat ke pihak suami
• Lombok tengah  Suku sasak  Merariq/basebo  mencuri untuk
menikah lebih kesatria daripada meminang
• Bali  Ngerorod  menghindari biaya cukup besar dalam proses
meminang serta adanya perbedaan kasta atau wangsa  Putusan PN
Denpasar No. 43/PN.Dps/Pdt/1976  pengakuan terhadap lembaga
perkawinan ngerodog

03/22/2021 22
Pokok bahasan kejahatan nyawa
& tubuh SELESAI
MINGGU DEPAN POKOK BAHASAN
KEJAHATAN TERHADAP KESOPANAN
BUKU WAJIB:
KEJAHATAN MENGENAI KESOPANAN
OLEH:
DRS. ADAMI CHAZAWI, S.H
Penerbit PT RajaGrafindo Persada
J A K A R T A 29

Anda mungkin juga menyukai