Anda di halaman 1dari 26

DELIK-DELIK DALAM KUHP

Dr. Yoserwan, SH. MH., LLM.


Fakultas Hukum Universitas Andalas
Delik-Delik terhadap Orang
I. Salah satu perlindungan yang diberikan oleh hukum pidana adalah perlindungan terhadap
orang atau manusia. Karena manusia merupakan subjek hukum maka perlindungan hukum
terutama ditujukan terhadap manusia atau orang.

Perlindungan melalui hukum pidana itu ditujukan terhadap semua esensi manusia baik
lahiriah ataupun rohaniah. Perlindungan tersebut ditujukan baik terhadap nyawa, tubuh,
kemerdekaan, kehormatan ataupun yang berkaitan kesusilaan yang dimiliki oleh manusia.

Dalam delik-delik terhadap orang, tujuan atau objek tindak pidana itu adalah orang atau
manusia itu sendiri.
II. Bentuk-bentuk delik terhadap orang
KUHP mengatur secara sistematis bentuk-bentuk delik terhadap orang:
1. Delik terhadap nyawa
2. Deliki terhadap tubuh/kesehatan
3. Delik terhadap kemerdekaan
4. Delik kehormatan
5. Delik kesusilaam/kesopanan
Delik Terhadap Nyawa
1. Pengaturan
Delik terhadap nyawa adalah delik yang ditujukan atau berakibat hilangnya
nyawa orang lain. Tindak pidana ini diatur dalam Bab XIX (Pasal 338-350 KUHP).
2. Bentuk-bentuk:
Delik terhadap nyawa ini dapat dibedakan atas:
A. Pembunuhan
B. Pembunuhan anak
C. Pembunuhan atas permintaan yang bersangkutan. (eutansia)
D. Pengguguran kandungan /aborsi
a. Pembunuhan
Pembunuhan dalam KUHP dibedakan atas:
i. Pembunuhan biasa (doodslag)
ii. Pembunuhan terkualifikasi (gequalificeerde doodslag)
iii. Pembunuhan berencana (moord)

Pembunuhan Biasa
Diatur dalam Pasal 338 KUHP
Unsur-unsur:
a. Adanya unsur sengaja
b. Adanya perbuatan atau tindakan mengilangkan/merampas nyawa orang lain
a. Unsur sengaja
i. Kesengajaan itu harus ditujukan untuk menghilangkan nyawa orang lain,
tidak untuk hal-hal lain, seperti melukai, menganiaya, atau merampas
kemerdekaan orang lain.
ii. Kesengajaan Kesengajaajn itu harus ditujukan terhadap nyawa orang/
manusia bukan yang lain, seperti hewan atau yang lain.
iii. Kesengajaan itu harus timbul seketika itu juga (dolus repentinus).
Kesengajaan itu timbul bersamaan dengan perbuatan untuk
menghilangkan nyawa orang lain. Jika kesengajaan itu mempunyai jarak
waktu yang cukup jauh dengan perbuatan, maka unsur ini tidak terpenuhi.
. Menghilangkan nyawa orang lain
i. Pembunuhan harus berakibat hilangnya nyawa orang lain (matinya orang).
ii. Perbuatan dapat dilakukan dengan cara apapun, sepanjang ditujukan untuk
menghilangkan nyawa orang lain, seperti menusuk, membacok, meracuni,
menembak, membekab dll.
iii. Kalau perbuatan itu tidak mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain atau
tidak matinya seseorang, (misalnya hanya luka-luka) maka tidak ada
pembunuhan. Yang ada adalah percobaan pembunuhan.
iv. Pengertian orang adalah siapapun (orang tua, anak-anak, orang waras/ gila),
kecuali orang yang oleh KUHP diatur tersendiri (presiden/ anak)
Pembunuhan Terkualifikasi
Diatur dalam Pasal 339
Pasal ini memambahkan unsur lain yang dianggap sebegai hal yang lebih
memberatkan terhadap suatu pembunuhan. Unsur lain itu adalah adanya
delik lain sebelum atau sesudah pembunuhan. Delik lain itu harus ada
hubungannya (kausalitas) dengan pembunuhan tersebut, atau sebagai
akibat dari dilakukannya delik tersebut.
Unsur-Unsur:
a. Pembunuhan
b. Diikuti, disertai atau didahului oleh suatu delik
c. Dengan maksud untuk; mempersiapkan atau mempermudah
pelaksanaannya, melepaskan diri atau peserta lainnya dalam hal
tertangkap tangan, atau untuk memamstikan penguasaan barang yang
diperoleh secara melawan hukum.
Pembunuhan yang dilakukan harus bertujuan untuk:
a. Mempersiapkan
b. Memudahkan
c. Melepaskan diri atau peserta lainnya
d. Memastikan penguasaan suatu barang
Dalam hal dilik lain itu dilakaukan bersama-sama sedangkan, pasal ini
hanya diancamkan kepada mereka yang melakukan pembunuhan,
sedangkan peserta delik lainnya tidak dipertanggungjawabkan.
Pembunuhan berencana
Diatur dalam Pasal 340 KUHP
Unsur-Unsur:
1. Kesengajaan (dolus)
2. Dengan rencana terlebih dahulu
3. Menghilangkan nyawa orang lain
Sengaja:
*Kesengajaan di sini harus dengan rencana terlebih dahulu (dolus premiditatus)
Dengan rencana:
 Pelaku dalam keadaan tenang memikirkan untuk melakukan
pembujnuhan itu;
 Ada waktu rentangan waktu yang cukup untuk melakukan
perbuatan itu, cara melakukan perbuatan dan sebenarnya untuk
membatalkan perbuatan itu
 Tidak ada keadaan emosional rupa sehingga pelaku tidak bisa
berfikir secara wajar sampai dilakukan pembunuhan
B. Pembunuhan Anak:
1. Pembunuhan anak biasa
Diatur dalam Pasal 341 KUHP
Unsur-Unsur:
 Seorang ibu
 Dengan Sengaja
 Menghilangkan nyawa anaknya
 Karena takut akan ketahuan melahirkan
 Pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemuadian
Unsur Seorang Ibu:
Seorang ibu: Yang melahirkan bayi yang bersangkutan
Unsur Objektif:
Perbuatan (menghilangkan nyawa anak dilakukan, pada waktu
melahirkan atau tidak lama sesudahnya
Perbuatan dapat dilakukan berbagai cara asal mengakibatkan anak itu
meninggal.
Motif : Karena takut akan ketahuan melahirkan
Waktu Tindak Piana:
a. Pada waktu melahirkan atau tidak lama setelah melahirkan
Waktu melahirkan yakni: sejak mulai proses melahirkan.
Kapan waktu melahirkan? Apakah waktu bayi sudah keluar?
Bagimana kalau belum sempurna keluar?
Bagaiman Kalau sebelum ada proses melahirkan?
Bagaiman kalau setelah jangka waktu cukup lama?
2. Pembunuhan anak dengan rencana
diatur dalam pasal 342
Unsur:
a. Seorang ibu
b. Untuk melaksanakan niatnya yang ditentukan
c. Takut akan ketahuan bahwa dia melahirkan
d. Dengan sengaja
e. Menghilangkan nyawa anaknya
f. Pada saat anak dilahirkan atau tidak lama setelah dilahirkan
a. Perbedaan dengan pasal pasal 341 hanya pada unsur rencana: suadah ada niat
sebelum anak dilahirkan
C. Pembunuhan atas permintaan sendiri/korban
Pasal 344-345
Pasal 344
Unsur:
 Menghilangkan nyawa orang lain
 Atas permintaan orang itu sendiri
 Permintaan dinyatakan dengan kesungguhan hati
Unsur yang membedakan dengan :
pembunuhan adalah perbuatan dilakukan atas permintaan korban sendiri.
Permintaan itu harus dinyatakan dengan jelas dan kesungguhan hati.
Disini, pelaku tidak punya motif melakukan pembunuhan, melainkan
untuk melakssanakan kehendak dari korban.
Kehendak korban itu biasanya dilatar belakangi oleh persolan
kehidupannya khususnya masalah kesehatan.
Pasal 345
Unsur:
a. Sengaja
b. Mendorong orang lain untuk bunuh diri/ menolong bunuh diri, memberikan
sarana kepadanya
c. Orang tersebut jadi bunuh diri
Undang-undang tidak memnjelaskan pengertian mendorong: Haruslah dorongan
yang kuat
Menolong dalam bentuk peroses atau memberikan alat/sarana untuk bunuh diri
Bunuh diri tidak tindak pidana, percobaan bunuh diri juga tidak tindak pidana,
percobaan membantu orang bunuh diri juga bukan merupakan tindak pidana
D. Pengguguran kandungan (abortus)
Pengaturan: Pasal 346-349
Pasal 346;
Unsur:
a. Seorang wanita
b. Dengan sengaja
c. Menggugurkan atau mematikan kandungannya/ menyuruh orang lain
untuk itu
• Seorang wanita adalah yang mengandung bayinya sendiri
• Harus ada kesengajaan
 Menggugurkan/atau meatikan kandungan dilakukan
dengan perbuatan apapun, memijit, minum bahan/obat
tertentu baik melakukan sendiri/ menyuruh orang lain
 Pengertian kandungan: Undang-Undang tidak
membatasinya sepanjang wanita tersebut positif
mengandung
 Perkembangan ilmu membagi kandungan atas tahapan
trismester
• Pengertian kandungan: Undang-Undang tidak
membatasinya sepanjang wanita tersebut positif
mengandung
• Perkembangan ilmu membagi kandungan atas tahapan
trismster
Yang dilarang disini adalah keguguran kandungan yang
disengaja (abortus provocatus criminalis)
Pasal 347
Unsur:
a. Sengaja
b. Mengugurkan kandungan seorang
c. wanitaTanpa persetujuannya
Menggugurkan kandungan di sini juga dengan perpuatan apapun sepanjang
terjadi keguguran kandungan wanita yang bersangkutan
Perbuatan harus dengan kesengajaan. Tidak ada tindak pidana ini karena
kelalaian.
Pemberatan bila mengakibatkan meninggal wanita tersebut
Pasal 348
Unsur:
a. Dengan sengaja
b. Mengugurkan/mematikan kandungan seorang wanita
c. Dengan persetujuannya
Perbedaan dengan pasal 347 adalah adanya persetujuan dari wanita tersebut
Persetujuan dilakukan dengan permintaan dan dapat terjadi dengan
persetujuan wanita tersebut
Pelakunya disini siapun yang melakukan perbuatan tersebut
Pemberatan pidana bila terjadi kematian
Pasal 349
Unsur:
a. Seorang dokter, bidan atau juru obat
b. Membantu mengugurkan kandungan
Pasal ini ditujukan kepada petugas kesehatan yang saharusnya
menghormati dan melindungi kehidupan tetapi sebaliknya
menghilangkan kehidupan
Rumusan pasal ini menggunakan kata membantu. Perbuatan membantu
disini tidak sama dengan membatu seperti yang dimaksud dalam pasal
56 KUHP, melainkan melakukan perbuatan menggugurkan kandungan
itu terkait dengan pekerjaan atau profesinya. Adanya imbalan atas
perbuatan tersebut. Sehingga menjadi alasan pemberatan pidana bukan
pengurangan seperti pasal 56
Bagaimana kalau aperbuatan itu hanya sekedar memberikan keterangan
untuk menggugurkan kandungan?

Anda mungkin juga menyukai