TINJAUAN PUSTAKA
A. Aborsi
untuk dibicarakan, sebab aborsi sudah menjadi hal yang aktual dan
mengacu pada proses mengeluarkan isi rahim sebelum bayi lahir dengan
1
Alimul. HS, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep Keperawatan, Salemba
Medika, Jakarta, 2010, hlm. 43
2
Suryono Ekototama. dkk, Abortus Provokatus bagi korban perkosaan Perspektif Victimologi dan
Hukum Pidana, Univ. Admajaya, Yogyakarta, 2001, hlm. 31
12
semata-mata terjadi karena secara alamiah, akan tetapi karena disengaja
Istilah aborsi dari bahasa inggris ialah abortion yang berasal dari
aborsi itu sendiri. Perbedaan tersebut terletak pada sengaja atau tidaknya
nyaawa, tidak hanya janin melainkan juga keselamatan jiwa ibu yang
dan perempuan yang mengandungnya, ada yang pro dan ada juga yang
kontra.
aborsi yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau dengan tidak
disebabkan oleh faktor alamiah, dan abortus provokatus yaitu aborsi yang
3
Ibid . hlm 50
4
Alimul. HS, Op.Cit, hlm. 40
13
disengaja tanpa indikasi medis, baik melalui obat-obatan maupun dengan
alat-alat.
kandungan (vrucht) atau bayi (kidh) yang hidup yang kemudian dimatikan.
kandungan banyak menimbulkan efek negatif baik untuk diri pelaku atau
5
Dewani Romli, Aborsi Dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam (Suatu Kajian
Komparatif), Al-adalah Vol. X No. 2 Juli, 2011, hlm. 159
6
Achadiat Charisdiono, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran, Jakarta, 2007, hlm. 12
14
pada masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena aborsi menyangkut
Priori.7
pengguguran kandungan terdapat pada Pasal 346, 347, 348, 349 dan 350
KUHP. Menurut dari ketentuan yang tercantum pada Pasal 346, 347 dan
berikut ini ;
1. Menggugurkan Kandungan
2. Membunuh Kandungan
346, 347, 348 dan 349 yang isi kandungan nya sebagai berikut:8
7
Hasnil Basri Siregar, Pengantar Hukum Indonesia, Penerbit Kelompok Studi Hukum dan
Masyarakat, Medan, 1994, hlm. 53
8
KUHP
15
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana
belas tahun.
Jika serorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
pidana tersebut pada Pasal 346, ataupun membantu melakukan salah satu
kejahatan yang yang diterangkan pada Pasal 347 dan 348, maka Pidana
yang ditentukan dalam pasal itu dapat dicabut haknya untuk menjalankan
16
Pelaku aborsi ilegal diatur dalam Pasal 299 KUHP tentang
Terdapat dua macam aborsi yang mesti diketahui yaitu ; pertama aborsi
spontan, dimana aborsi terjadi secara alami tanpa intervensi dari tindakan
9
Pasal 11 ayat (1) Konsep KUHP Edisi 2005
17
medis.10 Kedua, aborsi yang direncanakan melalui tindakan medis berupa
10
Andika Surya, Moh. 2016, Peran Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Dalam Penanggulangan
Aborsi Korban Perkosaan, UAJY, edisi 2 Maret 2016, Yogyakarta
11
Marlisa Frisilia Saada. 2017. Tindakan Aborsi Yang Dilakukan Seseorang Yang Belum Menikah
Menurut KUHP. Manado. Jurnal. Vol. 6 No. 6. Fakultas Hukum . Universitas Samratulangi
Manado.
18
setelah lahir, akan tetapi dalam tindakan mematikan kandungan, janin
berbeda yaitu:
1. Abortus spontan
2. Abortus Provocatus
12
Tongat, Tinjauan atas Tindak Pidana Terhadap Subyek Hukum dalam Kitab Undang-Undang
Pidana, Djambatan, 2003, hlm. 56
13
Marlisa Frisilia Saada. Loc. cit
14
Andika Surya, Moh. Loc.cit
19
kandungan yang tidak diinginkan ini meliputi medicalis dan criminalis.
yang berlaku.15
nyawa dan menjatuhkan hukuman mati kepada siapa saja yang terlibat.
Pasal 299
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak empat
2.) Jika yang bersalah itu berbuat demikian untuk mencari keuntungan
atau jika dia seseorang tabib, bidan, juru obat, pidana nya dapat
ditambah sepertiga.
pencaharian itu.
15
Andika Surya, Moh. Loc.cit
20
dikenanakan sanksi dengan wajib membayar diyat, apabila janin yang ia
gugurkan tidak mati saat dilahirkan, dalam artian janin dilahirkan dalam
keadaan hidup kemudian baru mati setelah beberapa saat dari kelahiran..16
etimologi berasal dari kata crimen yang berarti kejahatan atau penjahat dan
Kejahatan merupakan tindak pidana tergolong berat, yang andai kata pun
jika tidak dilarang oleh undang-undang, tetapi akan tetap dirasakan oleh
16
Dewani Romli, Op.Cit, hlm. 170
17
Frank Hagan, Pengantar Kriminologi, Kencana, Jakarta, 2013, hlm. 3
18
Ibid. Hlm 63
21
ilmiah, dan mengembangkan penjelasan teoretis kukuh tentang kejahatan
dan perilaku kriminal. Kejahatan adalah suatu tindakan anti sosial yang
kesusilaan berakar dalam rasa sosial dan lebih dalam tertanam daripada
Kejahatan dapat berubah sesuai dengan faktor waktu dan tempat. Pada
suatu waktu sesuatu tindakan disebut jahat, sedang ada waktu lain tidak
merupakan kejahatan.
19
Simandjuntak, Pengantar Kriminologi dan Patologi Sosial, Tarsito, Bandung, 1981, hlm. 71
20
Siti Zulaika Wulandary dan Rehnalemken Ginting. 2017. Tinjauan Kriminologi Kekerasan
Seksual Terhadap Anak. Jakarta. Jurnal. Vol 6 No. 3. Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret.
21
Simandjuntak, Op.Cit, hlm. 30
22
a. Rasional
b. Bertanggung jawab
c. Bermakna
d. Kritisisme sosial
teoritis karena memiliki unsur yang tak mungkin tersusun menjadi suatu
pribadi penjahat.
associal dan melanggar hukum serta undang – undang. Dengan kata lain
sedang dari segi yuridis bukan kejahatan. Ada kejahatan yuridis dan ada
22
Simandjuntak, Op.Cit, hlm. 31
23
bukan hanya yang dilarang oleh hukum pidana tetapi juga tingkah laku
hukum pidana.
dapat melakukan perbuatan hukum dan dapat menjaga subyek hukum akan
ketentuan pidana
23
Simandjuntak, Op.Cit, hlm. 78-79
24
Secara formal perbuatan yang terlarang itu berlawanan dengan
undang-undang
kejahatan berasal dari kata jahat yang mendapat imbuhan awalan “ke” dan
akhiran “an” yang mengandung makna sangat tidak baik, sangat buruk,
kejahatan.24
kontrol dalam dirinya. Masalah utama yang kerap kita jumpai adalah
kejahatan akibat dari krisis ekonomi, krisis ekonomi adalah kejahatan yang
24
Ende Hasbi Nasaruddin, Kriminologi, Pustaka Setia, Bandung, 2016, hlm. 121
25
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan
sesuatu hal diluar kendalinya, bahkan hal tersebut dapat berdampak pada
memengaruhi terjadinya kejahatan. Ada juga orang bisa dikenal jahat itu
kelompok, status sosial. Karena, perilaku jahat itu muncul karena dibetuk
dari lingkungan sosial, misal kondisi sekolah yang kurang baik atau
25
Yustisi Maharani Syahadat. 2019. Typical Behavior of Juvenile Delinquency in Senior High School
Student. Jurnal Kesehatan Mercusuar. Vol. 2 No. 2. Ilmu Kesehatan. Padang
26
B. 2 Faktor Penyebab Aborsi
sebelum waktu kelahiran dengan bantuan atau beberapa hal lainnya yang
ada beberapa sebab yang menjadi faktor janin dalam kandungan itu
sehingga hal yang sering terjadi adalah kehamilan diluar nikah. Hal inipin
sesuatu hal yang dipandang buruk bahkan aib bagi wanita itu sendiri
tersebut akan mengalami tekanan psikis dan berpikir bahwa aborsi adalah
karena belum siap untuk memiliki seorang anak. Hal ini kerap terjadi
26
Paulinus Soge, Hukum Aborsi, Univ AtmaJaya, Yogyakarta, hlm. 136
27
akibat pernikahan yang terjadi oleh pasangan muda yang belum cukup
berdua saja masih pas-pasan. Apabila keadaan mereka masih jauh dari kata
cukup dan benar-benar tidak siap untuk memiliki anak sedangkan sudah
trauma.
C. Penanggulangan Aborsi
maupun di lingkungan sosial dan fisik, baik yang diambil sebelum atau
setelah krisis terjadi. Untuk mencegah kejahatan, ada tiga cara yang bisa
27
Cut Mahathir Firdaus, Penyidikan Tindak Pidana Pencabulan Terhadap Anak,
http://repository.unmuha.ac.id:8080/xmlui/handle/123456789/118, diakses tanggal 23
September 2019
28
1. Pada awalnya, kepolisian akan memperhatikan apa yang terjadi untuk
atau upaya awal. Sebagai bagian dari proses pre-emtif, salah satu
kepada anak-anak remaja. Sebagai akibat dari situasi ini, pihak lain,
sehingga tindak kejahatan ini bisa kita hindari. Terlepas dari komitmen
depan bangsa.
29
mengurangi kesempatan yang dibutuhkan untuk melakukan tindak
tujuan psikologi moral, dan itu dapat dicapai oleh para pemimpin
3. Represif adalah upaya yang dilakukan pada saat telah terjadi kejahatan
30
harus dilakukan, karena upaya ini bersifat memberikan pelajaran
kejahatan dalam masyarakat, baik dengan sarana penal atau non penal.
policy.30 Penal policy atau sebutan upaya penal adalah suatu ilmu
Usaha dan kebijakan untuk membuat peraturan hukum pidana yang baik
31
pidana atau kejahatan diperlukan suatu usaha yang rasional, karena
karakteristik dari suatu politik kriminal yang rasional tidak lain daripada
pendekatan kebijakan yang lain perlu dilihat juga ialah yang berkaitan
dengan nilai-nilai yang ingin dicapai atau dilindungi oleh hukum pidana.
orang lain
keadilan individu.
31
Kitab Undang-Udang Hukum Pidana
32
Barda Nawawi Arief. 2014. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Semarang. hlm. 53
32
Politik kriminal atau biasa kita sebut dengan kebijakan
non penal yang paling strategis adalah segala upaya untuk menjadikan
masyarakat itu sendiri, dapat pula upaya non penal itu digali dari berbagai
33
Legalite. 2017. Jurnal Perundang undangan dan Hukum Pidana Islam. Langsa Aceh. Jurnal
Ilmiah Hukum Legality. Vol. II No. 2. Fakultas Syariah. IAIN Langsa. hlm. 56
34
Ibid
33
media pers, pemanfaatan kemajuan teknologi, dan pemanfaatan potensi
Kesehatan
dilakukan. Pasal-pasal tentang aborsi dalam KUHP ini tidak berlaku atas
35
Mulyati Pawennei, Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Aborsi Di kota Makassar,
Makassar, 2017, hlm. 16
34
dasar Lex Specialis Derogat Lex Generalis,36 yang bermakna bahwa
Menteri.
(pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar
36
Marlisa Frisilia Saada, Loc.cit
37
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
35
kandungan.38 Istilah aborsi disebut juga abortus provokatus, sebuah
A. Aborsi medicalis
Misalnya, bisa terjadi ketika seseorang yang sedang hamil dan juga sakit
kritis dan tak ada jalan keluar selain kehilangan jenin demi
TBC, kanker rahim, kanker payudara, tekanan darah tinggi, dan penyakit
oleh setidaknya dua dokter spesialis, satu dari ahli kebidanan dan satu lagi
B. Aborsi criminalis
atau bahkan atas perintah orang lain tetapi tetap dengaan persetujuan si
38
Andika Surya, Moh. Loc.cit
39
Ibid. hlm 66
36
wanita yang sedang hamil. Banyak berbagai macam alasan yang dijadikan
dasar sebab mereka melakukan aborsi dengan sengaja, baik karena tidak
cukup kuat untuk menanggung malu karena hamil diluar ikatan pernikahan
dokter.
37