beberapa waktu belakangan ini ia memiliki kapasitas untuk hidup lebih lama dari luar
rahim, terjadi pada saat berlalu. Kelahiran prematur yang terjadi tiba-tiba juga disebut
janin itu seluruhnya dikategorikan sebagai tindak pidana menurut Kitab Undang-
janin terdapat dalam Pasal 299, 341, 342, 343, 346, 347, 348, dan 349. Pengaturan
“Pasal 299
Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh
supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat
puluh lima ribu rupiah. Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari
1
keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau
kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru-obat, pidananya dapat
ditambah sepertiga. Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam
menjalankan pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan
pencarian itu.
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
Pasal 347
Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling
lama dua belas tahun.
Pasal 348
Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan
seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama lima tahun enam bulan.
Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan
berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah
satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana
yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat
dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan
dilakukan”.
dewasa ini dianggap tidak mampu memberikan cakupan hukum tentang pengaturan
dan batasan tentang tindak pidana aborsi, karena di dalam dunia kesehatan, banyak
Aborsi, pengaturan yang baru dan lebih spesifik yang tertuang dalam Undang-
2
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan diharapkan
Peraturan Hukum Pidana bukan buatan dari negara Indonesia, berbagai pertimbangan
menjadi penyebab digunakannya hukum pidana yang sudah dibuat oleh penjajah.
Faktor kelengkapan isi tentang pengaturan perbuatan tindak pidana merupakan salah
satu pertimbangan pemerintah menggunakan aturan pidana yang sudah ada zaman
penjajahan ini.1
Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana adalah sebagai
berikut:
3
Perundang-Undangan Indonesia telah mengatur tentang aboarsi dalam dua
Undang Hukum Pidana (KUHP) Aborsi sudah diatur dalam perundangan pidana yang
berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal
Pasal 229
tersebut;
3
Cecep Triwobowo, Etika dan Hukum Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta, 2014, hal 121.
4
Pada ayat (2) disebutkan bahwa risiko disiplin diperluas sepertiga, dalam hal
kesalahan itu dapat berupa pekerjaan atau kecenderungan, atau dilakukan oleh
spesialis, spesialis bersalin, atau spesialis obat. Dalam artikel ini, sangat penting
untuk menunjukkan bahwa wanita tersebut benar-benar hamil, tetapi tidak diharuskan
perbuatan terhadap seorang wanita hamil dengan data atau dengan cara yang dapat
wanita tersebut sebelum waktunya. Dokter sebagai ahli salah menduga bahwa wanita
itu hamil, padahal sebenarnya tidak, maka dia tidak dapat menolak, karena
dianggap total, dalam hal telah diberikan pengobatan atau telah dilakukan gosokan
pemijatan tersebut.
menyuruh orang lain, dihukum empat kali penjara. Barangsiapa dengan sengaja
melakukan pengangkatan janin pada ibu hamil tanpa persetujuan ibu hamil tersebut,
5
dipidana dengan pidana penjara yang lama, dan jika ibu hamil tersebut menendang
ember, dipidana dengan pidana penjara yang lama. di penjara. Dalam kasus dengan
persetujuan wanita hamil, dia dirusak dengan hukuman 5 waktu yang lama dan 6
bulan penjara dan jika wanita hamil menendang ember, dia dilumpuhkan dengan
pengangkatan janin dapat berupa dokter spesialis, spesialis bersalin atau spesialis
obat, sanksinya ditambah sepertiga dan hak untuk mengasahnya dapat dicabut. Setiap
bayi yang dikandung sampai akhirnya lahir berhak untuk hidup dan mempertahankan
dengan alasan apapun dilarang karena bertentangan dengan standar hukum, standar
Pada poin 2 dan 3, mungkin dokter spesialis kesehatan dan spesialis yang
sah dapat mengetahui penyebab bayi lahir prematur karena hal tersebut di luar
kemampuan ibu, dimana pada poin 2, jika anak dibiarkan hidup, bisa saja terjadi
beban pada keluarga dan periode yang mengerikan. dihadapan anak itu sendiri.
Manusia tentang hak hidup seorang anak sejak embrio lahir sampai dengan lahirnya,
dan Pasal 54 tentang hak memperoleh pengasuhan, pengajaran, persiapan yang tidak
biasa. dan bantuan dengan biaya negara untuk setiap anak yang cacat fisik dan
4
Notoatmodjo, Soekidjo, Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hal
133..
6
rasional. Pada butir 3 sangat besar kemungkinan bayi tidak memperoleh kasih sayang
yang sah, justru dapat diserahkan atau dibuang, yang bertentangan dengan Pasal 4
Undang-Undang Kesejahteraan tentang jaminan anak terhadap hak anak untuk hidup,
berkembang, berkreasi. dan mengambil minat yang sah dalam pemahaman dengan
kemuliaan dan nilai manusia. Adapun ibu yang menjadi korban penyerangan itu
janin, dan bagi ibu dan pelakunya dapat dikenakan sanksi pidana. Dengan
apalagi mengatur tindak pidana kelahiran prematur, maka pasal-pasal tentang aborsi
dalam KUHP kini menjadi tidak substansial dengan premis Lex Specialis Derogat
tertentu yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu atau bayi. Pasal 49 ayat (3)
bahwa perempuan berhak atas keamanan yang sah terkait dengan fungsi
Tahun 2009 tentang Kesejahteraan telah sah mengesampingkan arah KUHP tentang
Perbuatan Salah Mengeluarkan Janin, keadaan ini terjadi karena sesuai dengan Pasal
ini.5
5
C.B. Kusmaryanto, Kntroversi Aborsi, Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2009, hal. 11
7
Menurut Roeslan Sale tentang Pertanggungjawaban Pidana adalah,
yang ada pada perbuatan pidana dan secara subjektif memenuhi syarat untuk dapat
dipidana karena perbuatannya itu, Maksud celaan objektif adalah bahwa perbuatan
yang dilakukan oleh seseorang memang merupakan suatu perbuatan yang dilarang.
Indikatornya adalah perbuatan tersebut melawan hukum baik dalam arti melawan
hukum formil”.
melanggar hukum harus memenuhi 2 (dua) unsur yaitu perbuatan pidana, dan
ketentuan hukum pidana, dalam aturan tersebut terdapat sanksi pidana.7 Menurut Van
6
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1203005065-3-bab%202%20fixx.pdf, diakses pada
tanggal 10 Juli 2021 pukul 11.19 WIB.
7
Ahmad Wardhi, Hukum Pidana, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hal. 104.
8
Dalam perbuatan terdapat unsur-unsur, yaitu kelakuan dan akibat. Kedua,
sebab atau keadaan tertentu yang mentertai perbuatan, menurut Van Hamel,
sebab-sebab terbagi dalam dua golongan, berkaitan dengan diri orang
tersebut dan dan di luar diri orang tersebut. Ketiga, kerena keadaan
tambahan atau unsur-unsur yang memberatkan. Keempat, sifat melawan
hukum. Kelima, unsur melawan hukum secara obyektif dan subyektif.8
Tindak kejahatan adalah adalah setiap perbuatan yang melanggar ketentuan hukum
pidana. Ketentuan hukum pidana berisi rumusan tentang perbuatan apa saja yang
pada tempat, waktu dan keadaan tertentu, yang dilarang (atau melanggar keharusan)
dan diancam dengan pidana oleh undang-undang serta bersifat melawan hukum dan
bertanggung jawab”.
tindak pidana tersebut hanya membuktikan bahwa pelaku melakukan tindak pidana
8
https://law.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/MODUL-HUKUM-PIDANA.pdf ,
diakses pada tanggal 10 Juli 2021 pukul 11.25 WIB.
9
Yesmil Anwar, Hukum Pidana: Suatu Pengantar, Pelangi Pers, Yogyakarta, 2014, hal.
38.
10
Anton G. Harahap, Hukum Pidana Indonesia, Merpati, Jakarta, 2013, hal. 89.
9
perbuatannya secara pidana pelaku harus tidak memenuhi alasan pemaaf dan
pembenar.
tindak pidana dalam ketentuan hukum pidana.11 Perbuatan adalah sesuatu yang telah
dilakukan atau diperbuat.12 Unsur-unsur tindak pidana Menurut S.R. Sianturi adalah,
“Adanya subjek, adanya unsur kesalahan, perbuatan bersifat melawan hukum, suatu
terhadap yang melanggarnya diancam pidana, dalam suatu waktu, tempat dan
keadaan tertentu”.
hukum (recht subyek) adalah setiap orang yang mempunyai hak dan kewajiban, yang
adalah kewenangan untuk menjadi subyek dari hak-hak, jadi apabila orang melanggar
suatu perbuatan yang dilakukan oleh orang atau badan hukum tersebut terdapat
uang orang lain yang terletak di atas meja. Perbuatan yang dilakukan oleh orang ini
sifatnya melawan hukum karena ada ancaman pidana dalam Kitab Undang-Undang
11
Sugianto, Hukum Pidana, Penebar Plus, Jakarta, 2013, hal. 104.
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia
10
Pelaku dalam Putusan nomor 76/Pid.B/2018/PN Lbo dinyatakan terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana membantu melakukan
penganiayaan hewan. Arti terbukti merujuk pada akibat dari adanya kesalahan dari
subjek hukum, maka unsur pidana menjadi sah dimata hukum. 13 Dasar pertimbangan
yang meyakinkan hakim antara lain dari alat bukti, barang bukti, dan fakta-fakta
dipersidangan.
Dari penjelasan di atas dapat simpulkan bahwa unsur barang siapa adalah
subyek hukum baik orang atau badan hukum yang bertanggunjawab secara pidana
atau badan hukum dalam pembuktian maka menjadi terpenuhi unsur barang siapa
ini. Akibat Hukum terpenuhinya unsur dalam tindak pidana adalah subjek hukum
harus tanggungjawab yaitu pidana penjara. Barang siapa dalam Pasal 302 ayat (2)
dalam kasus ini adalah Ali mahmud ali, Yunus Kai alias kayu dan Pana mahmuad
aliasa Pana.
itu perkataan Barang siapa secara historis kronologis manusia sebagai subyek hukum
telah dengan sendirinya ada kemampuan bertanggung jawab kecuali secara tegas
13
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiTsBxtLxAhUOA3IKH
S57BYcQFjAJegQIDBAD&url=http%3A%2F%2Fjhp.ui.ac.id%2Findex.php%2Fhome%2Farticle
%2Fdownload%2F234%2F169&usg=AOvVaw1sdLYDZ9e0m8hUBjQxYzHC, diakses pada tanggal
8 Juli 2021, pukul 10.42 WIB.
14
https://info-hukum.com/2019/04/20/teori-pertanggungjawaban-pidana/ , diakses pada
tanggal 8 Juli 2021 pukul 11.05 WIB.
11
undang-undang menentukan lain”. Dari segi berkenaan dengan sejarah dan urutan
waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa manusia adalah subyek hukum.
terhadap pelaku apabila perbuatan yang dilakukan oleh orang yang tidak waras
sebagai berikut:
tetap melawan hukum. Jadi, dalam alasan pemaaf dilihat dari sisi orang/pelakunya
(subjektif). Misalnya, lantaran pelakunya tak waras atau gila sehingga tak dapat
15
https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/konsep-overmacht-daya-paksa-dalam-hukum-pidana/,
diakses pada tanggal 8 Juli 2021 pukul 11.38 WIB.
12
mempertanggungjawabkan perbuatannya itu”. Pada intinya alasan pembenar
Pasal 44 KUHP.16
Penduduk bahwa yang dihadapkan ke persidangan adalah benar mereka adalah orang
yang bernama Ali mahmud ali, Yunus Kai alias kayu dan Pana mahmuad alias Pana.
Dengan begitu hakim yakin untuk memeriksa apakah para pelaku dapat dipersalahkan
Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, dinyatakan bahwa seorang anak dapat
dijatuhi pidana setelah berumur 14 tahun, sedangkan anak yang belum berusia 14
13
e. Penjara.
2. Pidana Tambahan terdiri atas;
a. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana; atau
b. Pemenuhan kewajiban adat.
Sanksi pidana penjara yang diancam terhadap tindak pidana aborsi yang
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 194 yang berbunyi Setiap orang yang
dimaksud dalam pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
hanya dapat diberlakukan ½ (satu per dua) dari maksimal ancaman pidana yang
kesejahteraan tiap warga negaranya, termasuk perlindungan terhadap hak anak yang
menjamin perlindungan anak sebagaimana merupakan hak asasi manusia. Hak anak
yang diatur dalam aturan ini antara lain hak untuk hidup, kebebasan berekspresi, hak
14
dari negara berupa perlindungan dari adanya kekerasan dan tindakan diskriminasi dan
1945.
Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa, “Anak sebagai tunas, potensi, dan
generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa memiliki peran strategis, ciri, dan
sifat khusus sehingga wajib dilindungi dari segala bentuk perlakuan tidak manusiawi
Dalam Tindak Pidana yang dilakukan oleh anak, Negara perlu melindungi
pada tindak pidana yang termasuk berat dan meresahkan masyarakat seperti Tindak
Pidana Aborsi yang dilakukan oleh anak. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Republik
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak kategori anak yaitu, Anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan.
Dari penjelasan diatas bahwa anak yang masih berada dalam kandungan
2002 Tentang Perlindungan Anak. Aborsi yang dilakukan oleh anak juga termasuk
korbannya anak jika merujuk pada ketentuan pengertian anak dari Undang-Undang
15
ini. Perlunya peran kedokteran dalam menentukan apakah anak yang dalam
kandungan dapat dikatakan sehat dan dalam keadaan tertentu dapat dianggap sebagai
penyandang disabilitas, anak yang memiliki keunggulan, anak angkat, dan anak asuh.
Anak Terlantar adalah, “Anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik
adalah Anak yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik
dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap
19
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Pidana
Anak di Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung, 2010, hal. 33.
16