Anda di halaman 1dari 10

ABORSI

Pengertian aborsi dalam bahasa Latin dinamakan abortus atau


gugur kandungan adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan menginjak waktu 20 minggu yang akhirnya
mengakibatkan terjadinya kematian pada janin.
Apabila janin lahir dengan selamat atau hidup sebelum
kehamilan 38 minggu namun setelah melewati 20 minggu masa
kehamilan, maka ini disebut sebagai kelahiran prematur.
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.
Abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai
berat 500 gram atau usia kehamilan sebelum 20 minggu (terakhir
oleh WHO/FIGO tahun 1998 adalah sebelum 22 minggu)
Klasifikasi Aborsi

1. Abortus spontanea
Pengertian abortus spontanea adalah abortus yang berlangsung tanpa
tindakan, dalam hal ini dibedakan sebagai berikut:
a. Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih
dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks
b. Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
c. Abortus Inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus.
d. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
2. Abortus provokatus
 Pengertian abortus provokatus adalah jenis abortus

yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan cara


menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup
di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi dianggap
belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia
kehamilan belum mencapai 28 minggu, atau berat
badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun
terdapat beberapa kasus bayi dengan berat dibawah
1000 gram dapat terus hidup.
Pengelompokan Abortus provokatus secara lebih spesifik :

a. Abortus Provokatus
Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, abortus yang
dilakukan dengan disertai indikasi medik. Di Indonesia
yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi
menyelamatkan nyawa ibu.
b. Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja
dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal).
Biasanya pengguguran dilakukan dengan
menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.
3. Abortus Habitualis
 Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi berturut-turut
tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil,
namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu, dan umumnya
disebabkan karena kelainan anatomi uterus, atau kelainan faktor
imunologi.
4. Missed Abortion
 Missed Abortion adalah kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi

tanpa ada pengeluaran selama lebih dari4 minggu atau lebih (beberapa
buku 8 minggu)
5. Abortus Septik
 Abortus Septik adalah tindakan pengakhiran kehamilan dikarenakan

sepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh


dukun, atau awam). Bahaya terbesar adalah kematian ibu.
Penyebab aborsi
 Penyebab aborsi secara umum:
 Infeksi akut
1. virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
2. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
3. Parasit, misalnya malaria.
 Infeksi kronis
1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
2. Tuberkulosis paru aktif.
3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
4. Penyakit kronis, misalnya :hipertensin, ephritis, diabetes, anemia berat, 
penyakit jantung, toxemia gravidarum
5.Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
6. Trauma fisik.
HUKUM DAN ABORSI

 Aspek Hukum dan Medikolegal Abortus Povocatus


Criminalis Abortus telah dilakukan oleh manusia selama
berabad-abad, tetapi selama itu belum ada undang-
undang yang mengatur mengenai tindakan abortus.
Peraturan mengenai hal ini pertama kali dikeluarkan
pada tahun 4 M di mana telah ada larangan untuk
melakukan abortus. Sejak itu maka undang-undang
mengenai abortus terus mengalami perbaikan, apalagi
dalam tahun-tahun terakhir ini di mana mulai timbul
suatu revolusi dalam sikap masyarakat dan pemerintah di
berbagai negara di dunia terhadap tindakan abortus.
Hukum abortus di berbagai negara dapat digolongkan
dalam beberapa kategori sebagai berikut:
 Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus, seperti di Belanda.
 Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan kehidupan penderita (ibu), seperti
di Perancis dan Pakistan.
 Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik, seperti di Kanada, Muangthai
dan Swiss.
 Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-medik, seperti di Eslandia,
Swedia, Inggris, Scandinavia, dan India.
 Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosial, seperti di Jepang, Polandia, dan
Yugoslavia.
 Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan tanpa memperhatikan indikasi-
indikasi lainnya (Abortion on requst atau Abortion on demand), seperti di Bulgaris,
Hongaria, USSR, Singapura.
 Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi eugenistis (aborsi boleh dilakukan bila
fetus yang akan lahir menderita cacat yang serius) misalnya di India.
 Hukum yang memperbolehkan aborsi atas indikasi humanitarian (misalnya bila hamil akibat
perkosaan) seperti di Jepang.
Beberapa pasal terkait aborsi :
 Pasal 229
 Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya
diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatab
itu, hamilnya dapat digugurkan , diancam dengan pidana penjara paling banyak 4
tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah
 Jika yang bersalah membuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan
perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib,
bidan, atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga
 Jika yang bersalah melakukan hal tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.
 Pasal 341
Seorang ibu karena takut, akanketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana paling lama 7 tahun
 Pasal 342
Seorang ibu, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan
bahwa melahirkan anak. pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian,
sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak
sendiri dengan penjara, dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun
 Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta
melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
 Pasal 346
Seorang wanita yang dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
ornag lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
 Pasal 347
 Barang siapa menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun
 Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.
 Pasal 348
 Barang siapa menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan
 Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama
tutjuh tahun.
 Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan, atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346,
ataupun melakukan ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan spertiga dan
dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan

Anda mungkin juga menyukai