Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JAMBI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB. I TINDAK PIDANA TERHADAP JIWA
A. Umum....................................................................................... 1
B. Pembunuhan Biasa.................................................................... 1
C. Pembunuhan Dalam bentuk...................................................... 2
D. Pembunuhan Yang Direncanakan............................................. 3
E. Pembunuhan Anak Yang Baru Lahir........................................ 4
F. Pembunuhan Atas Permintaan Si Korban................................. 5
G. Pembunuhan Diri...................................................................... 6
H. Pembunuhan Anak Yang Baru Dilahirkan............................... 6
BAB. II TINDAK PIDANA TERHADAP BADAN
A. Umum....................................................................................... 8
B. Penganiayaan Biasa.................................................................. 8
C. Penganiayaan Ringan................................................................ 9
D. Penganiayaan Yang Disengaja Untuk Melukai Berat............... 10
E. Penganiayaan Terhadap Orang-orang Tertentu........................ 10
F. Penyerangan/Perkelahian.......................................................... 11
BAB. III TINDAK PIDANA MENGENAI KEHORMATAN ORANG
A. Penggelapan Kedudukan.......................................................... 12
B. Pengakuan Anak Secara Palsu.................................................. 12
C. Penghinaan................................................................................ 13
D. Membuka Rahasia.................................................................... 15
BAB. IV TINDAK PIDANA MENGENAI KESOPANAN
A. Umum....................................................................................... 17
B. Tindak Pidana Mengenai Kesusilaan........................................ 17
C. Tindak Pidana Mengenai Hal Mabuk....................................... 19
D. Tindak Pidana Mengenai Hal Perjudian................................... 19
BAB. V TINDAK PIDANA TEREADAP BENDA
A. Pencurian.................................................................................. 21
B. Pemerasan................................................................................. 23
C. Pengancaman............................................................................ 24
D. Penggelapan.............................................................................. 24
E. Penipuan................................................................................... 25
F. Penadahan dan Pemudahan....................................................... 27
BAB I
TINDAK PIDANA TERHADAP JIWA
A. Umum
Kejahatan terhadap jiwa seseorang diatur dalam BAB XIX Buku II
KUHP. Bentuk yang pokok dari dan kejahatan ini adalah pembunuhan
(dooslag ), yaitu menghilangkan jiwa seseorang.
Untuk menghilangkan nyawa orang lain itu seorang pelaku harus
melakukan sesuatu at-au suatu rangkaian tindakan yang berakibat dengan
menir.ggalnya orang lain itu dengan catatan dengan catatan bahwa opzet dari
pelakunya itu harus ditujukan pada akibat berupa meninggalnya orang lain
tersebut.
Akibatnva meninggalnya sessorang ini dilarang dan diancam dengan
hukuman oleh undang-undang. Kejahatan terhadap jiwa merupakan kejahatan
yang bersifat materiil, dimana akibatnya yang dilarang dan diancam dengan
hukuman oleh undang-undang (tindak pidana materiil).
G. Pembunuhan Diri.
Orang yang sengala menghasut, menolong orang lain untuk bunuh diri,
dapat dikenakan pasal 345 KUHP, asal orang itu betul-betul bunuh diri. '
Unsur-unsurnya meliputi :
Obyektif : - membujuk orang lain agar orang itu bunuh diri;
- menolong orang lain dalam pembunuhan diri;
- memberikan bantuan daya upaya kepada orang lain
untuk melakukan pembunuhan diri;
- pembunuhan diri itu terjadi atau dilaksanakan
Subyektif : - dengan sengaja.
Perbuatan yang dilarang terdiri atas 3 macam :
membujuk atau menganjurkan atau menggerakkan orang lain untuk
melakukan pembunuhan diri;
membantu atau menolong orang lam dalam pembunuhan diri;
memberi atau menyediakan ikhtiar atau daya upaya atau alat-alat kepada
orang lain untuk melakukan pembunuhan diri;
A. Umum
Penganiayaan diatur di dalam Buku H, Titel XX ( pasal 351-358
KUHP ). Undang-undang tidak memberikan ketentuan tentang maksud istilah
“Penganiayaan atau Mishendeling”. Dengan sengaja mengganggu kesehatan
orang disamakan dengan penganiayaan.
Dalam kejahatan terhadap badan seseorang pada uraumnya adalah
tindak materiil yang berarti bahwa akibat yang timbul yang dilarang dan
diancam dengan hukuman oleh undang-undang.
Ada beberapa macam “penganiayaan” yaitu :
1. Penganiayaan biasa (pasal 351 KUHP)
2. Penganiayaan ringan (pasal 352 KUHP)
3. Penganiayaan yang direncanakan lebih dahulu (pasal 353 KUHP)
4. Penganiayaan yang disengaja untuk melukai berat (pasal 354 KUHP)
5. Penganiayaan berat yang direncanakan terlebih dahulu (pasal 355 KUHP)
6. Penganiayaan terhadap orang-orang tertentu dan dengan menggunakan
benda-benda yang membahayakan kesehatan orang (pasal 356 KUHP)
7. Penyerangan/perkelahian (pasal 358 KUHP)
B. Penganiayaan Biasa
Diatur dalam pasal 351 KUHP. Undang-undang tidak memberikan
ketentuan apakah yang diartikan dengan penganiayaan (mishendeling).
Menurut Doktrin, penganiayaan yaitu setiap bentuk perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang
lain. Menurut Yurisprudensi penganiayaan yaitu : sengaja menyebabkan
perasaan tidak enak (pendentaan), rasa nyeri atau luka.
Luka terdapat apabila terdapat perubahan dalam bentuk badan manusia
yang berlainan dari pada bentuk semula, sedangkan pada rasa sakit hanya
cukup bahwa orang lain merasa sakit tanpa ada perubahan dalam bentuk
badan.
Unsur sengaja harus meliputi tujuan menimbulkan rasa sakit atau luka
pada orang lain, yang rnemang yang memang merupakan tujuan atau
kehendak dari pelaku. Perbuatan ini semuanya harus dilakukan dengan
sengaja, dan tidak dengan maksud yang patut atau melewati batas yang
diizinkan.
Umpamanya seorang bapak dengan tangau memukul anaknya pada
pantatnya, karena anak itu nakal. Inipun sebetulnya sengaja menyebabkan rasa
sakit, akan tetapi perbuatan itu tidak termasuk penganiayaan sebab ada
maksud baik, yaitu mengajar si anak.
C. Penganiayaan Ringan
Penganiayaan ringan diatur dalara pasal 352 KUHP. Yang dimaksud
dengan penganiayaan ringaa ialah :
1. Yang tidak mengakibatkan sakit atau menyebabkan terhalangnya orang
menjalankan jabatan atau mata pencahariannya.
2. Yang tidak direncanakan terlebih dahulu
3. Yang tidak menggunakan benda yang membahayakan nyawa atau
kesehatan orang
4. Yang tidak dilakukan terhadap orang tuanya, isterinya atau suaminya,
anak-anaknya atau pegawainya yang sedang atau karena melakukan
kewajibannya.
Jadi jelaslah bahwa penganiayaan ringan yang mengakibatkan sakit
atau menyebabkan terhalangnya orang melakukan jabatan atau mata
pencahariannya tidak termasuk pasal 352 KUHP akan tetapi termasuk pasal
351 KUHP. Misalnya : A menempeleng B tiga kali dikepalanya. B merasa
sakit, akan tetapi tidak jatuh sakit dan masih dapat melakukan pekerjaannya
sehari-hari, maka A telah berbuat “penganiayaan ringan”.
Menurut Dr.Wijono Prodjodikoro, yang termasuk penganiayaan ringan
yaitu apabila tidak termasuk dalam rumusan pasal 353 dan dan 356 KUHP
dan tidak menyebabkan sakit atau halangan untuk menjalankan jabatan atau
pekerjaan.
D. Penganiayaan Yang Disengaja Untuk Melukai Berat
Diatur dalam pasal 354 KUHP. Dalam penganiayaan ini, niat si
pembuat harus ditujukan pada melukai berat, artinya luka berat harus
dimaksud oleh si pembuat. Pasal 90 KUHP memberikan pengertian luka berat.
Apabila luka berat itu hanya merupakan akibat saja (tidak dimaksud ), maka
perbuatau itu termasuk “penganiayaan biasa yang berakibat luka berat” (pasal
352 ayat 2).
Perbedaan antara luka berat yang dimaksud dalam pasal 351 ayat 2 dan
dalam asal 354 KUHP :
luka berat yang dimaksud dalam pasal 351 ayat 2, merupakan akibat,
bukan tujuan, sedangkan;
luka berat yang dimaksud dalam pasal 354 KUHP ini merupakan tujuan;
F. Penyerangan / perkelahian
Diatur dalam pasal 358 KUHP. Adapun usur-unsurnya yaitu :
Obyektif : - turut serta dalam;
penyerangan atau;
perkelahian;
- yang dilakukan oleh beberapa orang;
selain dari pertanggung jawaban atas perbuatan yang
khusus dilakukannya;
- jika penyerangan atau perkelahian raengakibatkan;
luka beratpada orang;
matinya orang;
Subyektif : - dengan sengaja;
Pasal ini digunakan dalam hal terjadi suatu perkelahian atau
penyerangan yang dilakukan oleh beberapa orang (lebih dari dua), yang
akibatnya ada orang luka parah atau mati, akan tetapi tidak diketahui siapakah
dari orang yang telah melukai parah atau membunuh orang itu. Bila dalam
perkelahian atau penyerangan itu dapat dibuktikan atau diketahui, siapa
diantara orang-orang itu yang telah menyebabkan luka parah atau mati itu,
maka terhadap orang itu selain dituntut berdasarkan pasal 358 KUHP juga
dikenakan ketentuan-ketentuan tentang penganiayaan atau pembunuhan yang
ia lakukan.
Dengan turut serta pada penyerangan atau pergulatan itu, maka semua
orang yang ikut, harus dipertanggung jawabkan dan dapat dihukum. Tanggung
jawab satu persaru mengenai akibat itu, tidak perlu dibuktikan.
Pengertian penyerangan, maksudnya bahwa perkelahian itu dimulai
oleh salah satu pihak , sedangkan perkelahian yang oleh dua pihak sama-sama
dimulai.
BAB III.
TINDAK PIDANA MENGENAI KEHORMATAN ORANG
A. Umum
Tindak pidana mengenai kesopanan ini diatur dalam Buku II dan III,
terbagi atas dua golongan. Kejahatan-kejahatan yang masuk golongan kesatu
adalahyang termuat dalam pasal 281 - 299 KUHP, dan yang masuk dalam
golongan kedua adalah yang termuat dalam pasal 300 -303 KUHP.
Tindak pidana yang melanggar kesopanan dibidang kesusilaan, adalah
suatu tindakan yang melanggar kesopanan yang berhubungan dengan
kekelarainan dan atau bagian perasaan malu, perasaan jijik atau terangsangnya
nafsu birahi dari orang lain. Sedangkan kesopanan (zeden) pada umumnya
mengenai adat kebiasaan yang baik. Tindak Pidana Mengenai Kesusilaan
1. Yang diatur dalam pasal 281 KUHP, yaitu : “dengan sengaja dan terbuka
melanggar “kesusilaan”.
Kesusilaan yang dirusak ini adalah apa yang dirasakan sebagai
kesusilaan oleh segenap orang biasa dalam suatu masyarakat tertentu. Rasa
susila ini justru tersinggung oleh karena perbuatan yang bersangkutan
dilakukan dimuka umum atau dengan dihadiri oleh orang tanpa
kemauannya, misalnya telanjang dijalan raya.
Pengertian ditempat umum, yaitu tempat-tempat yang terbuka
untuk umum yang bukan tempatnya dilakukan perbuatan itu dan meliputi
juga tempat yang perbuatannya disitu dapat dilihat dari tempat umum,
misalnya diserambi terbuka dari suatu rumah.
2. Pornografi, yang diatur dalam pasal 282 KUHP.
Pornografi berarti tulisan tulisan, gambar atau patung atau barang
pada umumnya yang berisi atau menggambarkannya sesuatu hal yang
menyinggung rasa susila dari orang yang membaca atau melihatnya.
Berarti yang melanggar kesusilaan itu tidak secara langsung
orangnya yang melanggar itu dilihat, melainkan hanya berupa tulisan
gambar atau benda. Untuk menentukan apakah tulisan atau gambar itu
melanggar kesusilaan atau tidak, harus dikembalikan kepada
perkembangan kesadaran hukura masyarakat atau politik hukum
pemerintah tentang hal itu.
3. Perzinahan (Overspel, adultery) pasal 284 KUHP
Makna dari pasal 284 iui ialah : bahwa hanya pelaku persetubuhan
yang sudah terikat perkawinan yang dapat disebut sebagai pezinah. Jika
keduanya sadah terikat perkawinan, maka keduanya adalah pezinah. Jika
salah satu saja yang sudah terikat perkawinan maka yang belum / tidak
terikat itu disebut sebagai peserta pezinah dan jika keduanya belum / tidak
terikat suatu perkawinan, maka tidak ada pezinah diantara mereka.
Delik ini dinyatakan sebagai delik aduan, sedangkan yang berhak
mengadu hanyalah isteri (atau suami) dari si pezinah, yang diadukan
adalah suami (atau isterinya) yang melakukan persetubuhan.
4. Perkosaan (Verkrachting) diatur dalara pasal 285 KUHP
Tindakan yang dilarang ialah dengan kekerasan atau ancaraan
kekerasan, memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dengan dia diluar
perkawinan. Yang dimaksud wanita disini, bukan hanya yang sudah
dewasa tetapi termasnk juga yang belura dewasa.
Tindak pidana ini mirip dengan tindak pidana yang diatur dalam
pasal 289 KUHP, dengan perbedaan : Perkosaan yang diatur dalam pasal
285 KUHP hanya dapat dilakukan oleh seorang pria terhadap seorang
wanita, sedangkan perkosaan untuk cabul (pasal 289 KUHP) dapat juga
dilakukan oleh seorang wanita terhadap seorang pria.
Tindak Pidana Mengenai Hal Mabuk
1. Membuat mabuk orang lain, diatur dalam pasal 300 KUHP.
Mengancam pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda
Rp.4.500,- dan diancam hukuman dinaikan menjadi paling lama 7 tahun
penjara, apabila perbuatannya mengakibatkan luka-luka berat (ayat 2 ) dan
menjadi 9 tahun penjara apabila perbuatannya mengakibatkan mati (ayat
3)
Pelanggaran mengenai mabuk diatur dalam buku III KUHP,
tentang pelanggaran mengenai kesopanan yang memuat 4 pasal, yaitu
pasal 536, 537, 538 dan 539 KUHP.
2. Mabuk ditempat atau dijalan umum, dalam pasal 492 KUHP. Supaya
dapat dikenakan pasal ini harus dibuktikan bahwa :
a. Orang itu mabuk, artinya kebanyakan minum minuman keras, sehingga
tidak dapat menguasai lagi salah satu pancainderanya atau anggota
badannya.
b. Ditempat umum (tidak saja dijalan umum, akan tetapi juga ditempat-
tempat yang dapat dikunjungi orang banyak ).
c. Merintangi lalu lintas atau mengganggu ketertiban umum dan sebagainya.
Tindak Pidana Mengenai Hal Perjudian.
Tindak pidana ini diatur dalam pasal 303 KUHP dan 542 KUHP.
Kemudian dalam tahun 1974 yaitu dengan Undang-undang Nomor 7/1974
ancaman pidananya diperberat, perubahannya sebagai berikut:
1. Ancaman pidana dalam pasal 303 (1) KUHP diperberat menjadi pidana
penjara selama-lamanya sepuluh tahun atau denda sebanyak-banyaknya
lima juta rupiah.
2. Pasal 542 KUHP diangkat menjadi suatu kejahatan dan diganti sebutan
menjadi pasal 303 bis KUHP, sedangkan ancaman pidananya pun
diperberat yaitu :
Ayat (1) menjadi : pidana penjara selama-lamanya empat tahun atau denda
sebanyak-banyaknya dua puluh lima juta rupiah.
Ayat (2) menjadi : pidana penjara selama-lamanya enam tahun atau denda
sebanyak-banyaknya lima belas juta rupiah.
Yang dihukum menurut pasal 303 KUHP adalah :
1. dengan tidak berhak membuat pencaharian dengan jalan sengaja
mengadakan atau memberi kesempatan untuk main judi atau turut campur
dalam perusahaan main judi.
2. dengan tidak berhak, sengaja mengadakau atau memberi kesempatan
untuk main judi kepada umum, atau sengaja turut campur dalam
perusahaan untuk itu, biarpun ada atau tidak ada syarat atau cara-carauya
untuk memakai kesempatan itu.
3. dengan tidak berhak turut permainan judi sebagai pencaharian.
BAB V
TINDAK PIDANA TERHADAP BENDA
Dading, Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP Buku II) jilid I dan II, Penerbit
Alumni Bandung, 1986.
Gerson. W.Bawengan, Hukum Pidana Di Dalam Teori Dan Praktek, Penerbit PT.
Pradnya Paramita, Jakarta 1983.