Anda di halaman 1dari 19

PENYIMPANGAN

DALAM HUKUM PIDANA


KHUSUS
KULIAH KE-3
LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGAN H PIDSUS

 Hukum termasuk hukum pidana bersifat statis


 Masyarakat bersifat dinamis
 Hukum pidana sebagaimana hukum lainnya selalu ketinggalan dengan
perkembangan masyarakat
 Aturan hukum yang ada termasuk pidana bisa dipandang tidak sesuai
lagi dengan kondisi atau kebutuhan masyarakat
 Perlu dibuata aturan hukum pidana baru
PEMBENTUKAN HUKUM PIDANA KHUSUS

Bagaimana perubahan atau penambahan hukum pidana baru:


a. Secara sistemik yaitu dengan mengamandemen atau menambah aturan
yang ada dalam KUHP
b. Dengan membuat aturan atau undang-undang baru, atau amelalui
kriminalisasi.
Pembuatan undang-undang baru dipandang lebih mudah karena tidak harus
mengukuti sistem yang ada dalam KUHP
• Karena masyarakat selalu berkembang maka hukum pidana
selala berkamabng dan penambahan dari waktu ke waktu
• Hal itu bisa berdampak kepada tidak adanya sinkronisasi dan
harmonisasi antara berbagai aturan yang ada karena masing-
masing dibuat sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan
masing-masing hukum tersebut
PENYIMPANGAN HUKUM PIDANA KHUSUS

 Di samping penempatan atau sumbernya, hukum pidana khusus bisa ditinjau dari
penyimpangan-penyimpangan dari asas-asas umum hukum pidana.
 Penyimpangan dalam hukum pidana khusus itu di mungkinkan, baik karena
sosiologis hukum pidana selalu ketinggalan.
 Secara normatif juga terdapat asas hukum yang memungkindakan adanya hukum
pidana khusus, yang dalam KUHP terdapat dalam pasal transitoir yakni pasal 103.
 Dalam ilmu hukum secara umum juga dikenal adanya asas: Lex Specialis derogaat
legi generalis.
Penyimpangan dalam hukum pidana khusus dapat dilihat dari berbagai hal:
1. Tempatnya di luar KUHP atau diluar kodifikasi
2. Hukum Pidana Khusus pempunyai penyimpangan dari hukum pidana umum yakni:
a. Dari subjek hukumnya;
b. Penyimpangan dalam lembaga tidak berlaku surut
c. Penyimpangan dalam asas Pidana dan Pemidanaan
d. Penyimpangan dari asas Hukum Acara tertentu
e. Penyimpangan dalam asas lembaga peradilan yang berwenang
1. Penyimpangan dari Subjek Hukum:
a. Dalam Hukum Pidana umum subjek hukum adalah orang atau
manusia dengan rumusan barang siapa atau setiap orang atau
dengan menyebutkan kualifikasinya (asas Deliquere non
potes)
b. Dalam Hukum Pidana khusus subjek hukum di samping orang
juga korporasi atau badan hukum
KORPORASI SEBAGAI SUBJEK HUKUM

Pengertian Korporasi:
Kata korporasi (corporatie, Belanda), corporation (Inggris), korporation
(Jerman) itu sendiri secara etimologis berasal dari kata “corporatio” yang
diambil dari bahasa latin. Seperti halnya dengan kata-kata lain yang
berakhir dengan “tio”, maka corporatio sebagai kata benda (substantivum),
berasal dari kata kerja yakni corporare, yang dipakai oleh banyak orang
pada zaman abad pertengahan dan sesudah itu.
• Berdasarkan penjelasan mengenai korporasi secara etimologis, sebagaimana
pendapat dari Satjipto Rahardjo, maka dapat disimpulkan bahwa korporasi
merupakan suatu badan yang diciptakan oleh hukum. Badan yang diciptakannya itu
terdiri dari “corpus”, yaitu struktur fisiknya dan kedalamnya hukum itu memasukkan
unsur animus yang membuat badan hukum itu mempunyai suatu kepribadian. Oleh
karena korporasi itu merupakan ciptaan hukum, maka kecuali penciptanya,
kematiannya pun juga ditentukan oleh hukum
Kenapa korporasi bisa menjadi subjek hukum:
 Teori organ.
 Teori: Fungsional
 Teori Identifikasi/Perbuatan
 Vicarous lialility
Korporasi sebagai pelaku materil?
Teori Organ: Korporasi Bertanggungjawab karena perbutan dilakukan oleh
orang-orang yang merupakan organ dari korporasi
Organ korporasi:
Dalam sebuah Perusahaan berupa PT; Organnya adalah:
a. RUPS
b. Direksi
c. Komisaris
Teori Fungsional:
Korporasi bertanggung jawab bilamana perbuatan dilakukan oleh orang-
orang yang menjalanakan fungsi korporasi atau dengan kata lain, bila
aperbuatan termasuk dalam fungsi, tugas, tujuan dari sebuah korporasi.
Fungsi biasanya ditemukan dalam anggaran dasar, anggaran rumahtangga.
Teori Perbuatan:
Korporasi bertanggung jawab perbuatan yang dilakukan
merupakan perbuatan korporasi. Jadi perbuatan yang
dilakukan oleh orang-orang dalam korporasi dipandang
sebagai perbuatan korporasi
Teori Vicarious liability:
Pengalihan Tanggung jawab
Menurut teori ini perbuatan perbuatan yang terjadi dialihkan
menjadikan tanggung jawab korporasi, sehingga korporasilah
yang harus menanggung konsekwensi dari perbuatan
2. Penyimpangan dari asas legalitas
• Asas Tidak Belaku Surut Non retro Aktief
• Urgensi: Kepastian Hukum, non arbitrary
• Batasan
• Pengecualian

3.Penyimpangan dari asas kesalahan


 Strict liability
 Vicarious liability
4. Penyimpangan dalam beberapa lembaga hukum pidana:
Percobaan
Membantu
Turut serta
Residiv
5. Penyimpangan dalam Pidana dan Pemidanaan:
 Jenis Pidana (Straf soort)
 Lamanya Pidana (Straf maat)
 Stelsel Pidana
 Model Pidana (Straf modus)
Penyimpangan dalam Hukum acara pidana:

1. Penyimpangan dalam kelembagaan (apparat)


a. Lembaga Penyidik khusus
b. Penuntutan?
c. Lembaga Peradilan

2. Penyimpangan dalam kewenangan


Penyidikan
Penuntutan
Peradilan
Penyimpangan dalam lembaga peradilan:
Dimungkinkan Peradilan Khusus.
Pengadilan TPK
Pengadilan HAM
Pengadilan Perikanan
Dimungkinkan hakim khusus
Hakim Ad Hoc Pengadilan TPK
Hakim Ad Hoc. Pengadilan Perikanan

Anda mungkin juga menyukai