0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
62 tayangan18 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang teori hak kepemilikan, definisi dan tipe-tipe hak kepemilikan, hubungannya dengan sistem ekonomi dan ekonomi kelembagaan, serta hubungannya dengan efisiensi ekonomi. Secara khusus membahas tentang pentingnya hak kepemilikan yang jelas dalam menjamin kepastian hukum dan mencegah degradasi lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang teori hak kepemilikan, definisi dan tipe-tipe hak kepemilikan, hubungannya dengan sistem ekonomi dan ekonomi kelembagaan, serta hubungannya dengan efisiensi ekonomi. Secara khusus membahas tentang pentingnya hak kepemilikan yang jelas dalam menjamin kepastian hukum dan mencegah degradasi lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang teori hak kepemilikan, definisi dan tipe-tipe hak kepemilikan, hubungannya dengan sistem ekonomi dan ekonomi kelembagaan, serta hubungannya dengan efisiensi ekonomi. Secara khusus membahas tentang pentingnya hak kepemilikan yang jelas dalam menjamin kepastian hukum dan mencegah degradasi lingkungan.
Fakultas Pertanian Universitas Jember Definisi dan Tipe Hak Kepemilikan Furubotn dan Richter (2000:71-72): Hak kepemilikan adalah hak untuk menggunakan (right to use),untuk mengubah bentuk dan isi hak kepemilian (to change its form and substance), dan untuk memindahkan seluruh hak-hak atas aset (to transfer all rights in the asset) atau beberapa hak (some rights). Sehingga hak kepemilikan hampir selalu berupa hak eksklusif (exclusive right), tetapi tidak berarti tanpa batas (unrestricted right).
Bromley dan Cernea (1989: 5): Hak kepemilikan adalah hak
untuk mendapatkan aliran laba yang hanya aman bila pihak-pihak lain respek dengan kondisi yang melindungi aliran laba. Menurut Tietenberg (1992), terdapat empat karakteristik penting dari hak kepemilikan, yaitu: 1. Universalitas: seluruh sumber daya dimiliki secara privat dan seluruh jatah dispesifikasi secara lengkap. 2. Eksklusivitas: seluruh keuntungan dan biaya diperuas sebagai hasil dari kepemilikan dan pemanfaatan sumber daya seharusnya jatuh ke pemilik, dan hanya kepada pemilik, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui penjualan atau yang lainnya. 3. Transferabilitas: seluruh hak kepemilikan seharusnya dpt dipindahkan dr 1 pemilik kpd pihak lain lewat pertukaran sukarela. 4. Enforsifibilitas: hak kepemilikan seharusnya dijamin dari praktik/pembeslahan keterpaksaan/pelanggaran dari pihak lain. Menurut Swallot/Bromley (1995), hak kepemilikan terbagi menjadi empat tipe, yaitu: 1. Rezim kepemilikan individu/pribadi, yakni hak kepemilikan dan aturan-aturan yang ditetapkan oleh individu sebagai pemiliknya. 2. Rezim kepemilikan bersama, yakni hak kepemilikan dan aturan- aturan yang ditetapkan oleh komunitas. 3. Rezim kepemilikan negara, yakni hak kepemilikan dan aturan- aturan yang ditetapkan oleh negara. 4. Rezim akses terbuka, yakni hak kepemilikan dan aturan-aturan yang tidak ditetapkan oleh siapapun. Hak Kepemilikan dan Rezim Sistem Ekonomi Seluruh kepemilikan dimiliki oleh sektor privat (swasta). Hak kepemilikan privat dimediasi oleh mekanisme pasar akan menghasilkan pencapaian ekonomi yang efisien. Karena setiap pemilik hak kepemilikan dijamin kepastian untuk memeroleh insentif ekonomi atas setiap aktivitas yang dilakukan. Sistem ekonomi sosialis mengandaikan hak kepemilikan ada di tangan negara. Negara yang berhak untuk memiliki dan mengelola seluruh sumber daya ekonomi yang tersedia. Sehingga pemerataan ekonomi akan lebih mudah diwujudkan dari pada jika hak kepemilikan dipegang oleh swasta. Sistem ekonomi yang menggabungkan kepemilikan di tangan swasta dan negara. Negara diberi ruang untuk mengelola hak kepemilikan yang strategis. Diharapkan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai tanpa harus mengorbankan tujuan pemerataan pembangunan. Hak Kepemilikan dan Ekonomi Kelembagaan Ekonomi neoklasik, di satu sisi, mengabaikan adanya eksternalitas sehingga tidak memformulasikan secara khusus bagaimana menyelesaikannya. Eksternalitas dapat diinternalisasikan dalam kegiatan ekonomi jika hak kepemilikan telah dikelola dengan baik. Bagi Coase, jika hak kepemilikan telah diatur dengan baik, maka intervensi pemerintah (dalam bentuk apapun) tidak dibutuhkan lagi. Menurut Mills ada tiga peran yang bisa dilakukan oleh negara untuk mengatasi masalah eksternalitas, yaitu: 1. Pembagian otoritas dan tanggung jawab antara pemerintah lokal, pemerintah pusat/negara dan badan-badan pemerintah yang bisa menghambat terjadinya penyimpangan setiap program. 2. Keengganan umum untuk menggunakan kekuatan pasar dalam menyelesaikan masalah eksternalitas. 3. Ketidakmauan mempertimbangkan tingkat optimal dari kerusakan lingkungan menyebabkan eksternalitas hanya bisa diatasi melalui pengeluaran sumber daya masy. Hak Kepemilikan dan Efisiensi Ekonomi Dalam ekonomi kelembagaan, efisiensi dapat dicapai melalui dua cara, yakni pendekatan statis dan pendekatan dinamis. Dalam pendekatan statis, efisiensi dicapai melalui spesialisasi tenaga kerja dengan asumsi jika setiap tenaga kerja hanya mengerjakan satu kegiatan kecil, maka dia akan mudah menguasai pekerjaan tersebut sehingga produktivitas menjadi lebih tinggi, begitu juga dengan sebaliknya. Sedangkan dalam pendekatan dinamis, efisiensi diperoleh dengan jalan meningkatkan kapasitas dan inovasi teknologi sehingga produktivitas menjadi meningkat. Umumnya, pendekatan ini lebih banyak diadopsi di negara maju, sedangkan di negara berkembang pendekatan statis yang lebih banyja dipakai untuk meningkatkan efisiensi. Pertama, melihat hubungan antara hak kepemilikan dengan kepastian hukum untuk melindungi penemuan-penemuan baru seperti misalnya teknologi. Dalam sudut pandang ini, negara yang bisa menjamin hak kepemilikan terhadap penemuan/inovasi teknologi akan memiliki implikasi yang besar terhadap produktivitas dan efisiensi ekonomi. Kedua, melihat hubungan antara hak kepemilikan dengan degradasi lingkungan. Ketergantungan terhadap sumber daya alam menyebabkan terjadinya kecenderungan melakukan ekspoitasi besar-besaran sehingga berpotensi merusak lingkungan. Dalam konteks ini, hak kepemilikan yang tidak jelas terhadap sumber daya alam cenderung akan merusak lingkungan dan dalam jangka panjang akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Jika persoalan efisiensi ekonomi tersebut dikaitkan dengan hak kepemilikan, maka cukup banyak perspektif yang bisa digunakan. Melihat hubungan antara hak kepemilikan dengan kepastian hukum untuk melindungi penemuan-penemuan baru. Selain itu juga, melihat hubungan antara hak kepemilikan dengan degradasi lingkungan.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro