Pemilik/pemegang akses
Tipe Pemilik
Hak Kewajiban
Akses, Mencegah
pemanfaatan, pemanfaatan yang
Kepemilikan private Individu kontrol merugikan sosial
Akses,
pemanfaatan,
kontrol
(pengecualian Merawat, mengatur
Kepemilikan Bersama Kolektif kepada non pemilik) tingkat pemanfaatan
Akses,
Negara/warga pemanfaatan,
Kepemilikan Negara
negara kontrol (menentukan Menjaga
aturan) tujuan/manfaat sosial
Akses terbuka (tanpa
kepemilikan) Tidak ada Pemanfaatan Tidak ada
Hanna, 1995
REZIM KEPEMILIKAN
Bromley (1991) membagi rezime kepemilikan menjadi empat:
1. Rezime kepemilikan individu/pribadi (private property regime),
yakni kepemilikan pribadi atas sesuatu dimana hak atas sesuatu
tersebut melekat pada pemiliknya, sehingga aturan berkenaan dengan
sesuatu tersebut ditetapkan sendiri dan hanya berlaku untuk
pemiliknya.
2. Rezim kepemilikan bersama (common property regime), yakni
kepemilikan oleh sekelompok orang tertentu dimana hak, kewajiban
dan aturan ditetapkan dan berlaku untuk anggota kelompok tersebut
3. Rezim kepemilkan oleh negara, hak kepemilikan dan aturan-
aturannya ditetapkan oleh negara, individu tidak boleh memilikinya
4. Rezim akses terbuka, tidak ada aturan yang mengatur mengenai hak
dan kewajiban
HAK KEPEMILIKAN DAN SISTEM
EKONOMI
Sistem ekonomi dunia di dominasi oleh tiga:
1. Sistem ekonomi kapitalis, seluruh kemepilikan diserahkan
kepada swasta. Sistem ekonomi ini percaya, penyerahan
kepemilikan kepada swasta yang diatur oleh mekanisme
pasar akan menghasilkan pencapaian ekonomi yang efisien.
Hal ini karena setiap pemilik memiliki kepastian atas
kepemilikannya sehingga menjadi insentif untuk melakukan
aktivitas transaksi. Namun, pencapaian efisiensi pemerataan
akan terhambat karena kepemilikan atas aset tidak merata,
adanya eksternalitas, informasi yang tidak merata, dll
sehingga aset hanya akan menumpuk pada segelintir orang.
Setiap individu memiliki insentif untuk mengambil manfaat
atas sumberdaya langka yang ada pada domain publik
sehingga akan menyebabkan sumberdaya tersebut over used.
HAK KEPEMILIKAN DAN SISTEM
EKONOMI
2. Sistem sosialis, hak kepemilikan diserahkan kepada negara
dimana negara berhak memiliki dan mengelola seluruh
sumberdaya yang ada. Penganut sistem ini yakin bahwa dengan
menyerahkan hak kepemilikan pada negara efisiensi distribusi
akan mudah dicapai. Namun faktanya, efisiensi itu sulit dicapai
karena pertama: ekonomi dikendalikan oleh birokrat yang
umumnya tidak reponsif terhadap kebutuhan masyarakat, kedua:
penempatan kaum usahawan pada perusahaan publik kurang
termotivasi (kurang insentif) untuk mencari keuntungan; ketiga:
kontrol negara atas faktor produksi menyebabkan kekuasaan
politik berada ditangan orang yang titunjuk negara; keempat:
ketiadaan pasar menempatkan perencanaan ekonomi secara
terpusat dimana supply, demand, preferensi konsumen ditentukan
oleh negara.
HAK KEPEMILIKAN DAN SISTEM
EKONOMI
3. Sistem ekonomi campuran, kepemilikan pribadi dijamin
keberadaannya tapi negara juga berhak memiliki dan mengelola
sumberdaya strategis yang menyangkut kepentingan umum, seperti
sumberdya air, lahan, laut, hutan dll. Sistem ini muncul karena baik
kapitalis maupun sosialis memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Sistem campuran ini dikenal dengan welfare
economic system/social market economy dimana peran
kelembagaan sangat dominan dalam mendistribusikan
kesejahteraan pada masyarakat. Dalam welfare state, hak
kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut
memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan
secara sosial, namun kepemilikan dapat pula diserahkan kepada
negara manakala pasar tidak responsif atau mengalami kegagalan
untuk mencapai tujuan-tujuan sosial. Penyerahan kepemilikan pada
swasta pada saat pasar tidak reponsif atas sumberdaya tersebut
hanya akan menimbulkan kesejangangan kesejahteraan. Disinilah
peran negara diperlukan untuk mengintroduksi kelembagaan
sebagai pengganti pasar yang mengalami kegagalan.
PROPERTY RIGHTS DAN
EKONOMI KELEMBAGAAN
Masih ingat eksternalitas…….?
Keberadaanya diakui oleh ekonomi klasik/neoklasik, pasar tidak dapat
menyelesaikannya sehingga diperlukan intervensi pemerintah.
Ronald Coase menolak kehadiran intervensi pemerintah dalam
menyelesaikan persoalan eksternalitas. Menurutnya, eksternalitas dapat
diselesaikan melalui mekanisme pasar asalkan hak kepemilikan telah diatur
dengan baik. Artinya, semua komoditas dan jasa telah memiliki status
kepemilikan yang jelas. Contoh: jika industri akan membuang limbah ke
sungai maka ia harus membayar/memberikan kompensasi kepada pihak
yang dirugikan. Hal ini dapat dilakukan jika hak masyarakat atas jasa
lingkungan sungai telah mendapatkan pengakuan. Peran pemerintah
mempertegas/menjamin hak-hak masyarakat atas jasa lingkungan tersebut
Perbandingan Kelembagaan Kapitalis antara
AS, Jerman dan Jepang
Kriteria AS Jerman Jepang
Institusi Politik Demokrasi liberal Demokrasi Demokrasi pembangunan,
sosial birokrasi kuat, reciprocal
consent antara negara pasar
Institusi Desentralisasi, Pasar yang Pasar terpimpin, sulit
Ekonomi pasar terbuka, terorganisir, melakukan penetrasi ke
pasar modal pasar modal pasar, jaringan bisnis ketat
yang tdk terpusat pada (jika ada perusahaan yang
terkonsentrasi, bank, ada kurang efisien pemerintah
tradisi antitrust, kepemilikan turun tangan). Kebijakan
kepemilikan negara untuk pemerintah mempengaruhi
swasta, tidak ada SD ekonomi pasar, negara mengadakan
ruang bagi strategis kordinasi integratif dengan
BUMN pihak swasta. Ada
kepemilikan negara
Open
Kepemilikan
access
Kepemilikan privat dan
regime (no
negara kepemilikan Open group: Closed group:
ownership
lain voluntery compulsary
claim)
membership membership
PROPERTY RIGHTS DAN EFISIENSI
EKONOMI
Efisiensi: upaya untuk memperoleh output yang lebih banyak
dengan input yang sama
Dapat ditempuh melalui tiga cara:
1. Meningkatkan spesialisasi tenaga kerja
2. Meningkatkan kapasitas dan inovasi teknologi
3. Meningkatkan kepastian status kepemilikan