Anda di halaman 1dari 17

PERADILAN

MILITER


Annisa Rizqi Damayanti
Rumaisha Amana Kartika
(02)
(21)
X



Wirinda Shafira
Aji Nur Fauzan
(24)
(25)
Cahyo Wibi Yogiswara (26)
3
♪ Raihan Hananto (32)
SEJARAH
Peradilan Militer di Indonesia dibentuk untuk pertama kalinya dengan
dikeluarkannya UU No. 7 Tahun 1946. Kemudian terbit UU No. 8 Tahun
1946 Tentang Peraturan Hukum Acara Pidana pada Pengadilan Tentara,
sebagai pengadilan yang khusus berlaku bagi militer.

Pada tahun 1948 diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1948


Tentang Susunan dan Kekuasaan Pengadilan / Kejaksaan dalam lingkungan
Peradilan Ketentaraan.

Sejak berlakunya Republik Indonesia Serikat pada Tahun 1950, terjadi


perubahan undang-undang tentang susunan dan kekuasaan kehakiman,
dengan disahkannya Undang-undang Darurat No. 16 Tahun 1950 menjadi
Undang-undang No. 5 Tahun 1950 Tentang Susunan dan Kekuasaan
Pengadilan / Kejaksaan dalam Lingkungan Pengadilan Ketentaraan.
SEJARAH

Ketua Pengadilan Negeri karena jabatannya menjadi Ketua Pengadilan


Tentara. Dan berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 1950 Jaksa Tentara
dirangkap oleh Jaksa Sipil yang jabatannya bertugas sebagai pengusut, penuntut
dan penyerah perkara.

Dalam keadaan yang tidak kondusif seiring dengan perkembangan politik


pemerintahan, lahirlah Undang-undang No. 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan
Negara Republik Indonesia. Undang-undang ini merubah sistem dan hukum
acara Peradilan Militer. Dalam pasal 35 tersebut mengatakan angkatan perang
mempunyai peradilan tersendiri dan komando mempunyai hak penyerah
perkara. Sebagai implementasi pasal 35 UU No. 29 Tahun 1954 lahirlah UU No.
1 / Drt / 1958 tentang Hukum Acara Pidana Tentara, dalam Undang-undang
tersebut membatasi Jaksa dan Hakim Umum di dalam penyelesaian perkara.
PENGERTIAN

Peradilan Militer merupakan salah satu pelaksana kekuasaan


kehakiman yang mempunyai kompetensi memeriksa dan mengadili
perkara-perkara pidana yang dilakukan oleh seseorang yang berstatus
sebagai angggota militer atau yang dipersamakan dengan itu.
Berdasarkan pasal 12 undang-undang nomor 31 tahun 1997,
kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan militer dilakukan oleh :
 Pengadilan Militer
 Pengadilan Militer Tinggi
 Pengadilan Militer Utama
PENGADILAN MILITER

Pengadilan Militer merupakan badan pelaksana


kekuasaan peradilan di bawah Mahkamah Agung di
lingkungan militer yang bertugas untuk memeriksa dan
memutus pada tingkat pertama perkara pidana yang
terdakwanya adalah prajurit yang berpangkat Kapten ke
bawah.
Nama, tempat kedudukan, dan daerah hukum Pengadilan
Militer ditetapkan melalui Keputusan Panglima. Pengadilan
Militer dapat bersidang di luar tempat kedudukannya bahkan
di luar daerah hukumnya atas izin Kepala Pengadilan Militer
Utama
PENGADILAN MILITER TINGGI

Pengadilan Tinggi Militer merupakan badan pelaksana


kekuasaan peradilan di bawah Mahkamah Agung di lingkungan
militer yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pada
tingkat pertama perkara pidana yang terdakwanya adalah
prajurit yang berpangkat Mayor ke atas.
Selain itu, Pengadilan Tinggi Militer juga memeriksa dan
memutus pada tingkat banding perkara pidana yang telah
diputus oleh Pengadilan Militer dalam daerah hukumnya yang
dimintakan banding.
Pengadilan Tinggi Militer juga dapat memutuskan pada
tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili
antara Pengadilan Militer dalam daerah hukumnya.
PENGADILAN MILITER UTAMA

Pengadilan Utama Militer merupakan badan pelaksana kekuasaan


peradilan di bawah Mahkamah Agung di lingkungan militer yang
bertugas untuk memeriksa dan memutus pada tingkat banding perkara
pidana dan sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata yang telah diputus
pada tingkat pertama oleh Pengadilan Tinggi Militer yang dimintakan
banding[rujukan?].
Selain itu, Pengadilan Utama Militer juga dapat memutus pada tingkat
pertama dan terakhir semua sengketa tentang wewenang mengadili antar
Pengadilan Militer yang berkedudukan di daerah hukum Pengadilan
Tinggi Militer yang berlainan, antar Pengadilan Militer Tinggi, dan
antara Pengadilan Tinggi Militer dengan Pengadilan Militer.
DASAR HUKUM
KEDUDUKAN

Berdasarkan pasal 14 undang-undang Peradilan Militer, Peradilan


Militer Utama berkedudukan di tempat kedudukan di ibukota negara
Republik Indonesia yang daerah hukumnya meliputi seluruh negara
Republik Indonesia, sedangkan nama, tempat kedudukan dan daerah
hukum pengadilan lainnya ditetapkan dengan keputusan panglima.

Alamat Pengadilan Militer Utama


Jl.Raya Penggilingan Kel.Penggilingan Kec. Cakung Jakarta Timur
13940 Telp. 021-48701705 Fax. 021-48701704 Email :
admin.dilmiltama.go.id
TUGAS DAN WEWENANG

Tugas dan Wewenang Hakim Peradilan Militer


Hakim Militer, Hakim Militer Tinggi, Hakim Militer Utama
adalah pejabat yang masing-masing melaksanakan kekuasaan
kehakiman pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan
Militer (UU no 31 th. 1997: Bab I a pasal 9, dan 10).
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 9
Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer berwenang:
1. Mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu
melakukan tindak pidana adalah:
a. Prajurit
b. Yang berdasarkan undang-undang dipersamakan dengan Prajurit;
c. Anggota suatu golongan atau jawatan atau badan atau yang dipersamakan atau
dianggap sebagai Prajurit berdasarkan undang-undang;
d. Seseorang yang tidak masuk golongan pada huruf a, huruf b, dan huruf c tetapi
atas keputusan Panglima dengan persetujuan Menteri Kehakiman harus diadili
oleh suatu Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer.
2. Memeriksa, memutus, dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Angkatan
Bersenjata.
3. Menggabungkan perkara gugatan ganti rugi dalam perkara pidana yang
bersangkutan atas permintaan dari pihak yang dirugikan sebagai akibat yang
ditimbulkan oleh tindak pidana yang menjadi dasar dakwaan, dan sekaligus
memutus kedua perkara tersebut dalam satu putusan.
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 10
Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer mengadili tindak pidana
yang dilakukan oleh mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 angka 1
yang:
a. tempat kejadiannya berada di daerah hukumnya; atau
b. terdakwanya termasuk suatu kesatuan yang berada di daerah
hukumnya.
Pengangkatan Hakim militer, hakim militer tinggi, hakim militer utama
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usul
Panglima berdasarkan persetujuan Ketua Mahkamah Agung (UU no. 31 th.
1997: Bab II a pasal 21-22).
SUSUNAN PERSIDANGAN

Dalam persidangannya, Pengadilan Utama Militer dipimpin 1 orang


Hakim Ketua dengan pangkat minimal Brigadir Jenderal atau
Laksamana Pertama atau Marsekal Pertama, kemudian 2 orang Hakim
Anggota dengan pangkat paling rendah adalah Kolonel yang dibantu 1
orang Panitera (minimal berpangkat Mayor dan maksimal Kolonel).
CONTOH KASUS

YOGYAKARTA — Para pelaku


penyerangan dan pembunuhan tahanan di
LP Sleman, Serda Ucok Tigor Simbolon,
Serda Sugeng Sumaryanto dan Koptu
Kodik, anggota Kopassus Grup 2
Kandang Menjangan Kartasura, masing-
masing dihukum penjara 11 tahun, 8
tahun, dan 6 tahun dan dipecat dari dinas
militer.
 
Majelis hakim yang dipimpin Letkol
ChK Djoko Sasmito dalam sidang hari
Kamis, 5 September di Pengadilan
Militer II-11 Yogyakarta meyakini bahwa
para terdakwa telah melakukan
pembunuhan berencana.
DAFTAR PUSTAKA

http
://id.shvoong.com/law-and-politics/law/2041292-contoh-makalah-peradilan
-militer/#
ixzz2sAMe8vYV

http://www.dilmil-manado.go.id/layanan-informasi/bagan-alur-persidangan
-tingkat-pertama.html
MATUR NUWUN

Anda mungkin juga menyukai