Anda di halaman 1dari 5

12

Kebudayaan dan Peradaban Islam


• Secara umum kebudayaan dalam Islam dapat
dipahami sebagai hasil olah akal, budi, cipta,
rasa, karsa dan karya manusia yang tidak
lepas dari nilai-nilai ketuhanan.
• hasil perkembangan kebudayaan yang
dilandasi nilai-nilai ketuhanan disebut
sebagai peradaban Islam
• bahwa umat Islam telah banyak memberi corak
budaya, baik lokal maupun nasional:
– Di Banyuwangi, tradisi khitanan dilakukan dengan arak-
arakan, tabur uang di jalanan, prosesi yang diiringi
dengan barongsai dan disambut dengan hadrah kuntulan.
– Di Tuban, kesenian tayub ikut menghisasi acara khitanan.
– Di Jawa Tengah dikenal dengan tradisi mitoni, prosotan,
adat tedak sinten, ngruwat, dan lain-lain, untuk
menandai suatu peristiwa penting dalam kehidupan
sebuah keluarga, mulai dari perkawinan, kehamilan,
kelahiran, sampai khitanan, sampai kematian.
• Kraton Yogyakarta, peringatan hari kelahiran Nabi s.a.w.
dirayakan dengan tradisi sekaten.
• di Klaten, tradisi Yaa Qowiyyu masih dilaksanakan oleh
warga setempat secara meriah.

• Memang, harus kita akui bahwa kadangkala beberapa tradisi


dan adat istiadat yang dipraktekkan itu meskipun
diselenggarakan demi syi’ar Islam, tetapi tidak jarang pula
diimbuhi dengan unsur mitos, sesajen, dan perilaku khurafat
dan tahayyul. Oleh karena itu, masuknya berbagai unsur
tersebut perlu kita cermati secara mendalam dan bersikap
arif, agar ajaran Islam dapat diamalkan secara murni.
Nilai Multikultural dalam Islam
1. Tauhid: Mengesakan Tuhan. Pandangan hidup manusia bertujuan untuk
merealisasikan konsep keesaan Tuhan dalam hubungan antarsesama manusia.
Tuhan merupakan sumber utama bagi umat manusia, karenanya sesama manusia
adalah bersaudara (ukhuwwah basyariyyah).

2. Ummah: Hidup bersama. Semua orang memiliki akses yang sama untuk tinggal
di jagat raya ini, saling berdampingan, dan mengikat hubungan social dalam
sebuah kelompok, komunitas, masyarakat, atau bangsa.

3. Rahmah: kasih saying, yakni perwujudan sifat-sifat Tuhan Yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang kepada manusia yang diciptakan oleh Tuhan untuk
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain atas dasar semangat saling
mengasihi dan peduli.

4. Al-musawah, taqwa (egalitarianism): Bahwa semua manusia adalah


bersaudara dan mendapat perlakukan yang sama di hadapan Allah
meskioun berbeda jenis kelamin, gender, ras, warna kulit, dan agama.
Tujuan 1. Silah, salam atau perdamaian: yakni
membangun perdamaian, menjaga
perdamaian, dan membuat perdamaian.
2. Layyin, yakni lemah lembut atau budaya
anti-kekerasan: Yakni perilaku, perkataan,
sikap, perbuatan, serta berbagai struktur
dan system yang memelihara dan menjaga
fisik, mental, social, dan lingkungan menjadi
aman dan damai.

3. `Adl atau keadilan: Keseimbangan sosial


yang memuat rasa peduli, saling berbagi,
serta sikap moderat dalam merespons
perbedaan, jujur dan terbuka dalam segala
sudut pandang atau perbuatan.

Anda mungkin juga menyukai