Program P2 ISPA
Dinas Kesehatan Kota Batam
Bidang P2PL
0.00
Babel 31.74
NTB 30.40
Kalsel 29.84
Sulteng 21.42
DKI Jkt 21.07
TAHUN 2014
Jabar 20.87
Banten 17.86
Gortal 16.71
Jambi 13.63
Jateng 12.63
Riau 12.55
Sulbar 11.26
Sultra 10.96
Sumsel 10.87
Jatim 10.52
Sumbar 10.34
Cakupan
Kaltim 9.07
Malut 8.82
Bali 8.61
Target
Sumut 8.27
Maluku 7.18
NTT 6.25
DIY 5.16
Kalbar 5.07
Lampung 4.93
Bengkulu 4.31
Sulsel 4.26
Kepri 4.20
Sulut 3.21
Aceh 2.84
CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA NASIONAL
Kalteng 1.75
Papua Barat 0.00
Papua 0.00
INA 13.28
KABUPATEN
DI PROVINSI KEPRI – TAHUN 2014
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00 37.16
%
30.00
20.00
Cakupan Target
Gambaran Umum
Jumlah Penduduk = 1.135.412 Jiwa
Jumlah Bayi = 37.518
Jumlah Balita = 97.988
Puskesmas = 17
Pustu = 57
Rumah Sakit = 15
RB/BP = 247
Target dan Realisasi
Temuan Kasus Pneumonia
Kota Batam Tahun 2014
14000
12940
12000
10000
8000
6000
8,14 %
4000
2000
1054
Target Realisasi
Temuan Kasus Pneumonia
Tahun 2014
JANUARI 101 0,30
MARET 78 0,55
APRIL 81 0,28
MEI 92 0,25
JUNI 67 0,76
JULI 72 0,67
AGUSTUS 51 0,54
12000
10540
10000
8000
6000
4000
2449
2000
0
Target Penemuan Peneumonia Balita Realisasi Penemuan Kasus
Peneumonia 2015
Grafik Penemuan Penderita Pneumonia per UPK
Tahun 2014
200
180
160
140
120
100
80
20
n g au n g ai o p n g
A ji k ai ng
a b a m k l a g u
d am up er Le u tu n nt
Pa S k P . B a a u
n g Se
al oi S ei B
e i .L g
B
a S T
le ak B
B
Temuan Kasus ISPA Kota
Batam
Per UPK Tahun 2015
10000
8000
6000
4000
2000
0
g u ng ai p g ji a i ng
an ba a rm ko l a n A gk t u
ad m up e L e u t u n n
P Sa k P i. B a L a u
Bl
. Se l oi e B i . B
B a S
Se Tg
Temuan Kasus PNEUMONIA
Per UPK Tahun 2015
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya cakupan antara
lain :
Sebagian besar pengelola program dan petugas ISPA di
puskesmas belum terlatih karena keterbatasan dana dan
mutasi/rotasi tinggi.
Manajemen data:
Terjadi under reported karena kerancuan antara diagnosa
kerja dan klasifikasi ISPA (Pneumonia, Pneumonia Berat,
Batuk Bukan Pneumonia/ISPA biasa), sehingga banyak
kasus pneumonia dimasukkan ke dalam ISPA biasa.
Sebagian besar puskesmas tidak tepat waktu dalam
pengiriman laporan.
Pengendalian pneumonia Balita masih berbasis
Puskesmas sehingga sumber data kasus pneumonia
belum mencakup RS pemerintah dan swasta, klinik,
praktek, dan sarana kesehatan lain.