Anda di halaman 1dari 18

MONITORING & EVALUASI

Program P2 ISPA
Dinas Kesehatan Kota Batam

Bidang P2PL

Bintan, 19 April 2016


KASUS PNEUMONIA GLOBAL DAN
NASIONAL
UNICEF & WHO (2006): Pembunuh nomor 1
Balita di dunia khususnya negara berkembang
World Pneumonia Day (WPD) 2011 : 1 Balita
meninggal setiap 20 detik (4 Balita/menit)
Riskesdas (Kemenkes)2007: pneumonia
penyebab kematian Balita No. 2 (13.2%) di
Indonesia setelah diare (17.2%).
Faktor risiko: ASI eklusif rendah, BBLR,
kurang gizi, cakupan imunisasi campak rendah,
kepadatan, polusi dalam rumah
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00

0.00
Babel 31.74
NTB 30.40
Kalsel 29.84
Sulteng 21.42
DKI Jkt 21.07
TAHUN 2014

Jabar 20.87
Banten 17.86
Gortal 16.71
Jambi 13.63
Jateng 12.63
Riau 12.55
Sulbar 11.26
Sultra 10.96
Sumsel 10.87
Jatim 10.52
Sumbar 10.34

Cakupan
Kaltim 9.07
Malut 8.82
Bali 8.61

Target
Sumut 8.27
Maluku 7.18
NTT 6.25
DIY 5.16
Kalbar 5.07
Lampung 4.93
Bengkulu 4.31
Sulsel 4.26
Kepri 4.20
Sulut 3.21
Aceh 2.84
CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA BALITA NASIONAL

Kalteng 1.75
Papua Barat 0.00
Papua 0.00
INA 13.28
KABUPATEN
DI PROVINSI KEPRI – TAHUN 2014
80.00

70.00

60.00

50.00

40.00 37.16
%

30.00

20.00

10.00 7.00 7.90


3.97 4.37
2.34
0.40 0.00
0.00
Batam (K) Bintan Karimun Lingga Natuna Tanjungpinang Anambas (K) PROVINSI
(K)

Cakupan Target
Gambaran Umum
Jumlah Penduduk = 1.135.412 Jiwa
Jumlah Bayi = 37.518
Jumlah Balita = 97.988
Puskesmas = 17
Pustu = 57
Rumah Sakit = 15
RB/BP = 247
Target dan Realisasi
Temuan Kasus Pneumonia
Kota Batam Tahun 2014

14000
12940
12000

10000

8000

6000
8,14 %
4000

2000
1054

Target Realisasi
Temuan Kasus Pneumonia
Tahun 2014
JANUARI 101 0,30

FEBRUARI 110 0,54

MARET 78 0,55

APRIL 81 0,28

MEI 92 0,25

JUNI 67 0,76

JULI 72 0,67

AGUSTUS 51 0,54

SEPTEMBER 66 0,81 Target temuan 12.940


OKTOBER 70 0,57
% Realisasi
NOVEMBER 124 0,33

DESEMBER 142 0,51

JUMLAH 1054 8,14


Target dan Ralisasi Penemuan Kasus
Pneumonia Kota Batam Tahun 2015

12000
10540
10000

8000

6000

4000
2449
2000

0
Target Penemuan Peneumonia Balita Realisasi Penemuan Kasus
Peneumonia 2015
Grafik Penemuan Penderita Pneumonia per UPK
Tahun 2014
200

180

160

140

120

100

80

60 Kasus Pneumonia 2014


40

20

n g au n g ai o p n g
A ji k ai ng
a b a m k l a g u
d am up er Le u tu n nt
Pa S k P . B a a u
n g Se
al oi S ei B
e i .L g
B
a S T
le ak B
B
Temuan Kasus ISPA Kota
Batam
Per UPK Tahun 2015
10000
8000
6000
4000
2000
0
g u ng ai p g ji a i ng
an ba a rm ko l a n A gk t u
ad m up e L e u t u n n
P Sa k P i. B a L a u
Bl
. Se l oi e B i . B
B a S
Se Tg
Temuan Kasus PNEUMONIA
Per UPK Tahun 2015
400
350
300
250
200
150
100
50
0
 Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya cakupan antara
lain :
Sebagian besar pengelola program dan petugas ISPA di
puskesmas belum terlatih karena keterbatasan dana dan
mutasi/rotasi tinggi.

Manajemen data:
Terjadi under reported karena kerancuan antara diagnosa
kerja dan klasifikasi ISPA (Pneumonia, Pneumonia Berat,
Batuk Bukan Pneumonia/ISPA biasa), sehingga banyak
kasus pneumonia dimasukkan ke dalam ISPA biasa.
Sebagian besar puskesmas tidak tepat waktu dalam
pengiriman laporan.
Pengendalian pneumonia Balita masih berbasis
Puskesmas sehingga sumber data kasus pneumonia
belum mencakup RS pemerintah dan swasta, klinik,
praktek, dan sarana kesehatan lain.

Belum adanya angka insiden pneumonia di


Indonesia, sehingga perhitungan perkiraan kasus
berdasarkan estimasi, ada kemungkinan angka
estimasi yang terlalu tinggi dari data riel yang ada,
untuk itu apabila provinsi/kabupaten/kota memiliki
data riil maka dianjurkan untuk memakai data riil
tersebut.
REKOMENDASI
Pengiriman laporan ke Dinkes dilaksanakan secara
konsisten sesuai dengan kesepakatan, yaitu selambat-
lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.
Peningkatan kapasitas pengelola program dan petugas
ISPA di poliklinik perlu mendapat perhatian dengan
memanfaatkan berbagai alternatif sumber dana dari
APBD, dekonsentrasi, tugas pembantuan, BOK, donor,
dan lain-lain. Alternatif lain yang dapat dilakukan
adalah melalui pelatihan terpadu dengan program
pengendalian penyakit lain atau kalakarya.
Pergantian tenaga (mutasi/rotasi/promosi) perlu
mempertimbangan kesinambungan program, sehingga
diperlukan persiapan tenaga pengganti sebelum ditetapkan
sebagai petugas/pelaksana ISPA.
Membangun dan meningkatkan jejaring dengan sarana
kesehatan di wilayah kerja Dinas Kesehatan
provinsi/Kab/Kota/Puskesmas untuk pengumpulan data
kasus pneumonia.
Sebahagian PKM ada yang belum mengirimkan laporan
ISPA dan Pneumonia pada awal tahun 2016 ini,
dikarenakan penggunaan software baru yang belum
sepenuhnya disosialisasi.
UPAYA PENGENDALIAN PNEUMONIA BALITA
Penguatan SDM; Supervisi ke Puskesmas
Dukungan alat kesehatan (O2 concentrator, Sound Timer,
Pulse Oxymetri).
Saat ini O2 Concentrator ada di 4 PKM dan Pulse
Oxymetri ada 2 PKM.
Pemberdayaan masyarakat
Kemitraan dan kerjasama lintas program/ sektor, profesi,
akademisi, badan internasional, donor, LSM, dll
Kajian (tatalaksana, morbiditas dan mortalitas)
Monev sudah dilaksanakan diawal Tahun Tanggal 23
Maret 2016
TANTANGAN
Komitmen implementasi SPM belum optimal
Data cakupan pneumonia Balita rendah 
sumber data hanya Puskesmas, keterlambatan
berjenjang, deteksi kasus rendah (tenaga tidak
terlatih), dana operasional terbatas.
Ketepatan dan kelengkapan laporan masih
rendah
Penguatan kemitraan dan jejaring dalam rangka
pengendalian faktor risiko
Pemberdayaan masyarakat belum optimal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai