Anda di halaman 1dari 15

ARSITEKTUR CERDAS BERBUDI LUHUR

Kampung Adat Kuta

• Riski dwi nanda saputra


• Bayu tri nurcahyo
• Muhammad ilham r
• Riki rudiansyah
• Gressymon
• M. Arif rochman
Sejarah kampung kuta

Nama kampung kuta ini mungkin diberikan karena sesuai dengan kodisi kampung kuta yang berada dilembah yang
curam, kurang lebih 75 meter dan dikelilingi oleh tebing – tebing /perbukitan.
Dalam Bahasa sundabukuh, kuta artinya pagar tembok,sejarah kampung kutaberkaitan dengan pendirian kerajaan
galuh. Kampung kuta konon awalnya dipersiapkan sebagai ibukota kerajaan galuh, namun tidak jadi. Ketika itu
sang raja yang bernama ki Ajar Sukaresih hendak mendirikan pusat kerajaan. Maka dipilihlah sebuah tempat yang
terletak dilembah yang dikelilingi oleh tebing sedalam sekitar 75 m di lokasi pusat kerajaan itu. Lokasi ini lah yang
kemudian menjadi kampung kuta.
LOKASI DAN LINGKUNGAN ALAM
Kampung Kuta berada di Desa Karangpaninggal Kecamatan Tambaksari kabupaten Ciamis yang merupakan
kampung adat tardisional. Yang masing memegang teguh budaya dan pamali (tabu) serta kearifan local untuk menjaga
keseimbangan alam. Kelestarian hutan dan sumbur air serta kehidupan masyarakat yang madani.
Di kampung kuta belum ada angkutan umum roda empat yang secara rutin dan dalam jumlah memadai yang dapat
melayani kebutuhan masyarakat kampung kuta yang akan melakukan perjalanan ke luar kampung kalaupun ada
hanyalah ojeg yang beroprasi pada siang hari.
Luas kampung kuta sekitar 97.4 hektar terdiri atas 40 hektar hutan lindung yan disebut Leuweung Gede dan yang
dikeramatkan oleh orang kampung kuta dan masyarakat sekitarnya 57.40 hekar diperuntukkan pemukiman, sawah,
tegalan, kolam.

Keadaan Penduduk
Masyarakat Kampung Kuta merupakan masyarakat adat yang masih teguh menjalankan tradisinya dan berpegang
teguh pada kata “pamali”. Mereka mematuhi amanat leluhur mereka dengan pengawasan kuncen dan ketua adat.
Masyarakat Kampung Katu merupakan pemeluk agama Islam yang taat, namun dalam kehiduan sehari-hari mereka
masih ddipengaruhi kepercayaan yang bersifat mitos dan animisme.
AKSESIBILITAS MENUJU KAMPUNG KUTA

Untuk menuju Kampung Kuta dapat ditempuh dari kota Kabupaten Ciamis dengan jarak sekitar 34 km.Pengunjung
dapat menggunakan mobil angkutan umum sampai ke Kecamatan Rancah dan dilanjutkan denganmenggunakan
motor sewaan atau ojeg.

Kondisi jalan berupa aspal yang berkelok-kelok serta tanjakan yang cukup curam. Jika melalui
KecamatanTambaksari dapat menggunakan kendaraan umum mobil sewaan atau ojeg dengan kondisi jalan serupa
Topografi wilayah
■ Bila dilihat dari topografi Kampung Kuta berada pada ketinggian kurang lebih 500 meter di atas permukaan
laut dengan suhu rata-rata 28-30 derajat Celcius.
Luas Kampung Kuta sekitar 97,4 hektar, terdiri atas:
- 40 hektar hutan lindung yang disebut Leuweung Gede, dan yang dikeramatkan oleh orang Kampung Kuta
dan masyarakat sektiarnya. - 57,40 hektar diperuntukkan pemukiman, sawah, tegalan, kolam, dan lain-lain. 

Batas wilayah Kampung Kuta yaitu:


 >> Utara : Kampung Cibodas
 >> Barat : Kampung Margamulya
 >> Selatan : Kampung Bangunhardja
 >> Timur : Sungai Cijulang yang sekaligus merupakan
perbatasan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah yaitu
Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap
Bentuk masa bangunan kampung adat kuta
■ Analisis Faktor Adat Istiadat
Mengikuti bentuk bangunan adat yang telah ada sebelumnya dan bentuk bangunan harus sejajar dengan yang
disebelahnya, jika tidak akan terjadi musibah (katumbuk juru). Jika akan menabah bagian bangunan, harus dibagian
barat dan selatan agar tidak saling bertumbukan dengan bangunan yang lainnya. Terlihat pada gambar 5. (a) dan
(b).

Gambar (a) dan (b) Jarak Dari Rumah Ke Rumah

■ Analisis Faktor Religi


Bangunan berbentuk persegi panjang dengan
maksud agar manusia tetap ingat pada
Tuhanbahwa manusia akan mati terlihat pada
gambar (a), sehingga bentuk rumah
diibaratkan seperti makam terlihat pada gambar
(b).
■ Analisis Faktor Alam
Pada bentuk masa kampung adat kuta tidak di pengaruhi oleh faktor alam
■ Fungsi
Bangunan di Kampung Kuta dapat dikatakan bahwa pada bagian bentuk rumahnya diawali
oleh peraturan adat, kemudian dibakukan dalam peraturan yang diikuti oleh semua warga,
sehingga fungsi dari bentuk ini mengikuti tradisi atau adat istiadat dari Kampung Adat Kuta
Faktor yang dominanadalah Adat Istiadat dan Religi.
Arsitektur Kampung Kuta
Berikut ini adalah bebrapa faktor yg menjadi dasar pembentukan arsitektur kampug adata kuta

• Faktor adat istiadat


Orientasi ruang harus menghadap ke arah timur dan selatan agar rezeki penghuni rumah
tidak hilang terlihat pada gambar (a), selain itu pada bukaan pintu masuk tidak boleh
tegak lurus dengan pintu belakang/pasi jawa (pamali) karena dapat menyebabkan
hilangnya rezeki, lebih baik jika pintu masuk digeser 50 cm kearah samping sehingga tidak
tegak lurus dengan pintu belakang terlihat pada gambar
■ Analisis Faktor Religi
Setiap rumah tidak boleh lebih dari 2 kepala keluarga karena dapat menyebabkan
kecemburuan dan keributan, yang akhirnya penghuni rumah tidak akanhidup harmonis .

■ Sistem penghawaan
Arah jendela kecuali jendela kaca yang bisa disebut papat kalima panceryang bermakna
saudara kita merupakan 4 arah mata angin utara, selatan, barat, timur dan satunya lagi diri
kita selaku manusia terlihat pada gambar.
Struktur pada Bangunan Kampung Adat Kuta

• Analisis Faktor Adat Istiadat


Sebelum membangun rumah, masyarakat Kampung Kuta biasanya melakukan ritual
pengecekan tanah yang disesuaikan dengan perhitungan tanggal lahir (weton) penghuni
rumah, hal ini dikarenakan agar penghuni rumah tidak terkena musibah.

• Analisis Faktor Religi


Pada struktur bangunan Kampung Adat Kuta tidak dipengaruhi faktor religi.

• Analisis Faktor Alam


Material yang digunakan pada bangunan menggunakan material dari alam, agar menjaga
kenyamanan penghuni dalam bangunan.
Tipologi rumah kampung adat kuta
Adapun tipologi rumah tradisional Kampung Kuta ialah sebagai berikut:
a. Antara rumah satu dengan rumah yang lainnya berbentuk simetris

b. Atap berbentuk jurai atau parahu kumereub dengan penutup atap ijuk kirai, filosofi mengapa mereka tidak
menggunakan atap genteng kerena mereka menganggap apabila mereka menggunakan atap genteng yang berbahan
baku tanah sama saja seperti mengubur diri hidup hidup.
c. Bentuk rumah memanjang, panggung dengan tinggi pondasi tatapakan 35 cm

d. Tidak menggunakan material yang permanen seperti dinding bata atau pondasi menerus.

e. Bagian rumah terdiri dari (tengah imah, kamar, ruang perantara pawon (loss), dan pawon.
ruang perantara antara dapur dan tengah imah,lantai, Langgar, Bale Sawala,Leuit,Saung,Lisung,Bale -
bale,Tempat Penyimpanan Kayu Bakar
Ruang perantara antara dapur dan tengah Lantai Dapur
imah (pawon)

Langgar Bale sawala


Leuit Bale-Bale

Tempat penyimpanan kayu bakar


■ KESIMPULAN CERDAS BERBUDI LUHUR DARI KAMPUNG ADAT KUTA

-konsep cerdas dari bangunan ini adalah Pada rumah adat kuta,sistem penghawaan menggunakan
insulasi udara,dimana panas dari luar bangunan tidak dapat masuk ke dalam rumah.Akibat adanya
ruang hampa udara antara atap dan plafound

Anda mungkin juga menyukai