Oleh
Siti Maisyaroh
Putri Isti Karimah
15213031
15213039
15213089
1
AR2231 Sejarah dan Tradisi Nusantara, Semester IV 2015
2
AR2231 Sejarah dan Tradisi Nusantara, Semester IV 2015
3
AR2231 Sejarah dan Tradisi Nusantara, Semester IV 2015
kurang lebih 6 cm) yang berorientasi ke arah barat dan timur yang
disebut golodog. Golodog biasanya tidak terlalu luas, berukuran sekitar
200x75 cm2.
4
AR2231 Sejarah dan Tradisi Nusantara, Semester IV 2015
konstruksi dan arah lantai yang sama dengan tepas, hanya saja lantai
Imah lebih tinggi 10-15 cm daripada lantai tepas, serta tidak ada tiang
yang menyangga di bagian tengahnya. Pada dinding, rumah Ciptagelar
menggunakan bilik, triplek dan papan. Untuk penyelesaian atau sentuhan
akhir (finishing touch) pada dinding terlihat sederhana, yaitu dengan cara
ditutup memakai kertas semen, koran atau di cat kapur.
Pada bagian atap, warga menggunakan struktur kuda-kuda segitiga
dari bambu dan kayu. Atap rumah menggunakan jenis kandang dan
sontog, dengan pengertian serta bentuk yang sama, sedangkan bahan
penutupnya dari injuk (ijuk) dan hateup (rumbia). Atap genteng tidak
ditemukan pada rumah adat ini, karena dilarang adat. larangan tersebut
berdasarkan pandangan kosmik warganya tentang makna simbolik tanah,
yaitu dengan menggunakan atap dari genteng sama artinya dengan
mengubur diri hidup-hidup dan dipandang menentang kodrat, sebab
hanya orang mati yang harus dikubur di dalam tanah. Konstruksi
sambungan kayu-bambu pada dinding, lantai, atap dan langit-langit
menggunakan teknik sambungan bibir miring-berkait, bibir lurus-berkait,
pen-lubang dan diperkuat dengan paku, pasak, ikatan tali atau ijuk sesuai
kebiasaan mereka.
2.2.Proses Pembuatan Rumah
Proses pembangunan rumah adat desa ciptagelar dimulai dari
penyiapan lahan, menyiapkan bahan, menyiapkan kontruksi, menegakkan
rumah, memasang lantai, memasang dinding, dan terakhir acara
selamatan. Kegiatan tersebut dilakukan pada bulan kelima saat di ladang
sedang tidak ada pekerjaan. Seseorang yang akan mendirikan rumah
haruslah yang sudah berkeluarga. Dia harus mencari lokasi yang
memungkinkan untuk mendirikan rumah. Tempat yang diperbolehkan
untuk didirikan rumah misalnya cukup untuk sebuah rumah ( minimal
ada Imah, tepas, dan golodog), tanahnya tidak labil, dan masih dalam
pekarangan kampung.
5
AR2231 Sejarah dan Tradisi Nusantara, Semester IV 2015
6
AR2231 Sejarah dan Tradisi Nusantara, Semester IV 2015
7
AR2231 Sejarah dan Tradisi Nusantara, Semester IV 2015
8
AR2231 Sejarah dan Tradisi Nusantara, Semester IV 2015
9
AR2231 Sejarah dan Tradisi Nusantara, Semester IV 2015