Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 4 :

1. Anggi Anggara
2. Cahyani Ardan

HEMOROID 3. Delima Maharani Putri


4. Fani Cornelia
5. Nadhilla Ramadhani
6. Wanda Fitria Ramadhani
7. Zylla Zayshinta
PENGERTIAN
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus
yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Di bawah atau diluar linea dentate
pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna.
Sedangkan diatas atau di dalam linea dentate, pelebaran vena yang berada di bawah
mukosa (submukosa) disebut hemoroid interna

Hemoroid adalah vena-vena yang berdilatasi, membengkak di lapisan rektum


ETIOLOGI
Faktor risiko terjadinya hemoroid antara lain 7. usia tua
1. faktor mengedan pada 8. kurang minum air
2. buang air besar yang sulit
9. kurang makan makanan berserat
3. pola buang air besar yang salah (lebih (sayur dan buah
banyak memakai jamban duduk, terlalu
lama duduk di jamban sambil membaca, 10. konstipasi kronik
merokok) 11. diare kronik atau diare akut yang
4. peningkatan tekanan intra abdomen berlebihan
5. karena tumor (tumor usus, tumor 12. hubungan seks perianal
abdomen) 13.
kurang olahraga/imobilisasi
6. kehamilan (disebabkan tekanan janin
pada abdomen dan perubahan hormonal)
MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri hebat timbul karena thrombosis yang luas dengan udem dan radang
2. Pendarahan biasanya timbul pada hemoroiditerna akibat trauma feses ang keras
3. Anemia berat biasanya terjadiakibat pendarahan yang berulang
4. Prolaps pada rectum biasanya timbul sewaktu defekasi dan reduksi spontan
sewaktu defekasi
5. iritasi kulit perinatal dapat menimbulkan rasa gatal yang disebabkan oleh
kelembapan yang terus menerus pada anus sehingga terjadi rangsangan mulus.
PATOFISIOLOGI
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan
aliran balik dari vena hemoroidalis. Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu
konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran
prostat, fibroid uteri, dan tumor rektum. Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi
portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior
mengalirkan darah ke sistem portal. Selain itu sistem portal tidak mempunyai katup,
sehingga mudah terjadi aliran balik.
Hemoroid eksterna di bedakan sebagai Hemoroid interna dibagi berdasarkan
bentuk akut dan kronis. Bentuk akut berupa gambaran klinis atas :
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir
anus dan sebenarnya merupakan suatu derajat 1 : bila terjadi pembesaran
hematoma, walaupun disebut sebagai hemoroid yang tidak prolaps keluar
hemoroid thrombosis eksternal akut. kanal anus, hanya dapat dilihat dengan
anorektoskop.
Bentuk ini sering terasa sangat nyeri dan
gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit Derajat 2 : pembesaran hemoroid yang
merupakan reseptor nyeri. Kadang-kadang prolaps dan menghilang atau masuk
perlu membuang trombus dengan anestesi sendiri ke dalam anus secara spontan.
lokal, atau dapat diobati dengan “kompres
duduk” panas dan analgesik. Hemoroid Derajat 3 : pembesaran hemoroid yang
eksterna kronis atau skin tag biasanya prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus
merupakan sekuele dari hematom akut. dengan bantuan dorongan jari.
Hemoroid ini berupa satu atau lebih lipatan
kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat Derajat 4 : prolaps hemoroid yang
dan sedikit pembuluh darah. permanen. Rentan dan cenderung untuk
mengalami thrombosis dan infar
KOMPLIKASI
1. Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga pasien takut mengejan dan
takut BAB. Karena itu, tinda makin keras dan makin memperberat luka di anus
2. Infeksi di daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula
3. Pendarahan akibat luka, bahkan terjadi anemia
4. Jepitan, benjolan keluar anus dan terjepit oleh otot lingkar dubur sehingga tidak
bisa masuk lagi. Sehingga tonjolan menjadi merah, makin sakit, dan besar. Dan jika
tidak cepat-cepat ditangani dapat busuk.
PENATALAKSANAAN
NON FARMAKOLOGIS FARMAKOLOGIS
Ditujuakan pada semua jenis dan derajat 1. Obat yang berfungsi memperbaiki
hemoroid yang berupa : defekasi
1. Pola hidup 2. Obat Simptomatik
2. Pola makan 3. Obat untuk menghentikan pendarahan
3. Cara defekasi 4. Obat penyembuh dan pencegah
serangan hemoroid
PENCEGAHAN
1. Konsumsi Makanan tinggi serat seperti sayu, buah dan kacang-kacangankarena
dapat membuat feses menjadi lunak sehingga mengurangi proses mengedan dan
tekanan vana anus
2. Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari agar tubuh tidak kekurangan cairan
3. Melakukan kegiatan seperti olahraga rutin
4. Mengubah kebiasaan BAB. Bila ingin BAB bersegeralah ke kamar mandi karena
akan menyebabkan feses menjadi keras dan jangan duduk terlalu lama
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan 1. Pemeriksaan anoskopi di lakukan


dengan : inspeksi, colok dubur, anuskopi untuk menilai mukosa rectal dan
dan sigmoisdoskopi, hasil yang mengevaluasi tingkat pembesaran
didapatkan : hemoroid
1. terdapat pembengkakan vena yang 2. Pemeriksaan sigmoidoskopi untuk
mengalami prolapse mengevaluasi perdarahan rektal dan
rasa tak nyaman seperti fisura anal,
2. lokasi diatas linea dentate atau di fistula, colitis, polip rectal, dan
bawah linea dentala kanker.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman b.d dengan terputusnya jaringan perifer
2. Konstipasi b.d dengan peristaltic usus menurun
3. Resiko infeksi b.d adanya luka operasi di daerah anorektal
4. Gangguan mobilitas fisik
5. Gangguan pola tidur b.d nyeri post hemoroidectomi
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1 DIAGNOSA 2
a. Kaji skala nyeri a. Anjurkan untuk mengkonsumsi
b. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam. makanan yang mengandung serat.
c. Beri posisi tidur yang nyaman. b. Anjurkan untuk banyak minum air
d. Observasi tanda-tanda vital. putih.
e. Berikan bantalan flotasi dibawah bokong saat c.Berikan huknah gliserin.
duduk.
f. Kolaborasi untuk rendam duduk setelah
tampon diangkat.
g. Kolaborasi untuk pemberian terapi analgetik.
DIAGNOSA 3 DIAGNOSA 4
a. Observasi tanda-tanda vital a. Kaji kemampuan klien terhadap
aktivitas.
b. Berikan rendam duduk setiap kali
setelah buang air besar selama 1-2 b. Anjurkan pada klien untuk
minggu. meningkatkan aktivitas secara bertahap.
c. Kaji daerah operasi terhadap c. Hindari duduk dengan posisi yang
pembengkakan dan pengeluaran pus. tetap dalam waktu lama.
d. Ganti tampon setiap kali setelah BAB.
d. Ubah posisi secara periodik sesuai
e. Kolaborasi untuk pemberian terapi dengan keadaan klien.
antibiotik.
DIAGNOSA 5
a. Lakukan kajian masalah gangguan
tidur pasien dan penyebab kurang tidur.
b. Anjurkan makan yang cukup satu jam
sebelum tidur.
c. Beri posisi yang nyaman.
d. Kolaborasi dalam pemberian
analgetik dan sedatif setengah jam
sebelum tidur.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai