Anda di halaman 1dari 19

ASKEP KLIEN DENGAN FRAKTUR

Ns. Ekawati,S.Kep
Terputusnya kontinuitas
jaringan tulang yang
umumnya disebabkan oleh
ruda paksa

Fraktur
Rusaknya kontinuitas tulang
yang disebabkan tekanan
eksternal yang datang lebih
besar dari yang dapat diserap
oleh tulang
Kekerasan Kekerasan
langsung tidak langsung

Etiologi Kekerasan
akibat tarikan
otot
Faktor Ekstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang
tergantung terhadap besar, waktu dan arah tekanan yang dapat
menyebabkan fraktur

• FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI FRAKTUR
Faktor Intrinstik
Beberapa sifat yang terpenting dari tulang yang menentukan daya
tahan untuk timbulnya fraktur seperti kapasitas absorbsi dari
tekanan, elastisitas, kelelahan, kepadatan atau kekerasan tulang
KLASIFIKASI FRAKTUR
a. Berdasarkan sifat fraktur
1. Fraktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena
kulit masih utuh) tanpa komplikasi
2. Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit

b. Berdasarkan komplit/ketidak komplitan fraktur


1. fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang
tulang/melalui kedua korteks tulang
2. Fraktur Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang
tulang seperti :
* Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)
* Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan
kompresi tulang spongiosa di bawahnya
* Green Stik Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks
lainnya yang terjadi pada tulang panjang
c. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan
mekanisme trauma
1. Fraktur Transversal : fraktur yang arahnya melintang pada
tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung
2. Fraktur Oblik : fraktur yang arah garis patahnya membentuk
sudut terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma
angulasi juga
3. Fraktur Spiral : fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral
yang disebabkan trauma rotasi
4. Fraktur Kompresi : fraktur yang terjadi karena trauma aksial
fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain
5. Fraktur Avulsi : fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan
atau traksi otot pada insersinya di tulang
d. Berdasarkan jumlah garis patah
1. fraktur komunikatif : fraktur di mana garis patah lebih dari
satu yang berhubungan
2. Fraktur Sigmental : fraktur di mana garis patah lebih dari
satu tapi tidak berhubungan
3. Fraktur Multiple : fraktur di mana garis patah lebih dari satu
tapi tidak pada tulang yang sama
e. Berdasarkan pergeseran frakmen tulang
1. Fraktur Undisplaced (tidak bergeser) : garis patah lengkap
tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh
2. Fraktur Displaced (bergeser) : terjadi pergeseran fragmen
tulang yang juga disebut lokasi fragmen , terbagi atas :
* dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran
searah sumbu dan overlapping)
* Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut)
* Dislokasi ad latus (pergeseran di mana kedua fragmen saling
menjauh)
f. Berdasarkan posisi fraktur
1. 1/3 Proksimal
2. 1/3 Medial
3. 1/3 Distal

g. Fraktur Kelelahan :
Fraktur akibat dari tekanan yang
berulang-ulang
h. Fraktur Patologis
Fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang
Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri berdasarkan keadaan
jaringan lunak sekitar trauma, yaitu :
* Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit/tanpa cedera jaringan lunak
sekitarnya
* Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal/memar kulit dan jaringan
subcutan
* Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak
bagian dalam dan pembengkakan
* Tingkat 3 : cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata
dan ancaman sindroma kompartement
DEFORMITAS

BENGKAK/OEDEMA

ECHIMOSIS (MEMAR)

SPASME OTOT

MANIFESTASI NYERI
KLINIK KURANG/HILANG SENSASI

KREPITASI

PERGERAKAN ABNORMAL

ROTGEN ABNORMAL
TEST DIAGNOSTIK
DARAH PROFIL
ROTGEN LENGKAP
KREATININ
KOAGULASI
PENATALAKSANAAN MEDIK
FRAKTUR TERBUKA :
1. Pembersihan luka
2. Exici
3. Heacting situasi
4. Antibiotik
PENATALAKSANAAN MEDIK
SELURUH FRAKTUR
1. Rekognisis/Pengenalan
2. Reduksi/Manipulasi/Reposisi
3. Retensi/Imobilisasi
4. Rehabilitasi
PROSES PENYEMBUHAN TULANG
1. Pembentukan Hematoma (24-28 jam)
2. Proliferasi Seluler
3. Pembentukan Kallus
4. Konsolidasi
5. Remodelling
KERUSAKAN
ARTERI
KOMPARTEMEN
T SYNDROM

KOMPLIKASI
FAT EMBOLISM

AWAL
SYNDROM (FES)

INFEKSI

AVASKULER
NEKROSIS (AVN)

SHOCK
KOMPLIKASI DALAM
DELAYED

WAKTU LAMA
UNION

NONUNION

MALUNION
Diagnosa keperawatan yang lazim dijumpai pada klien fraktur adalah
sebagai berikut :
a. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera
jaringan lunak, pemasangan traksi, stress/ansietas.
b. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b/d penurunan aliran darah
(cedera vaskuler, edema, pembentukan trombus)
c. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan aliran darah, emboli, perubahan
membran alveolar/kapiler (interstisial, edema paru, kongesti)
d. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan rangka neuromuskuler, nyeri,
terapi restriktif (imobilisasi)
e. Gangguan integritas kulit b/d fraktur terbuka, pemasangan traksi (pen,
kawat, sekrup)
f. Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan primer (kerusakan kulit,
taruma jaringan lunak, prosedur invasif/traksi tulang)
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan b/d kurang terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi,
keterbatasan kognitif, kurang akurat/lengkapnya informasi yang ada
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai