Anda di halaman 1dari 31

CATIN HEBAT

CALON PENGANTIN HARMONIS,


BERKWALITAS DAN SEHAT

PUSKESMAS WONOAYU KABUPATEN


SIDOARJO

Disampaikan pada Kelas catin


Puskesmas Wonoayu Kabupaten Sidoarjo
2,3,4 Nopember 2020
LATAR BELAKANG
a. Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.
Pengendalian penduduk dan keluarga berencana merupakan salah
satu pelayanan wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Pada
lampiran UU, dicantumkan sub urusan ke empat yaitu standarisasi
pelayanan KB.
c. PP Nomor 87 tahun 2014 Tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga, keluarga berencana, dan sistem informasi
keluarga.
d. Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
e. Rencana Strategis (Renstra) pembangunan kependudukan dan KB
BKKBN Tahun 2015-2019
STATUS KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH DAN
REMAJA
Usia 6-12
Tahun :
KEK pada WUS • Sangat  Pendek
15-19 tahun: Pendek
38.5% (hamil); 15.1%, 12,5 cm :
46.6% (tdk • Pendek Laki-laki
hamil) 20.5%, 9,8 Cm :
Wanita
Kecacingan Siswa
SD 31.8% (Dit. • (Standar
Kegemukan :
WHO)
9.2%,
PPPL 2008)
• Obesitas :
15,4%
ANEMIA (Riskesdas
Usia 5-14 th : 2013)
26.4%,
Usia 15-24: 93% Kurang
18.4%
Konsumsi
(Riskedas 2013)
Sayur dan Buah
Makan 44,6% Usia 6-12
Makanan Tahun
Berisiko : Sarapan Mutu
Nasi, Rendah
Penyedap, (Riskesdas 2010)
Sumber data : Bakar
1. BPS th 2016
2. Survei kesehatan berbasis sekolah
2015
Peraturan Pemerintah No. 61
Tahun 2014
tentang Kesehatan
Reproduksi

Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun


2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi,
serta Pelayanan Kesehatan Seksual
Masalah Kesehatan Reproduksi
di Indonesia
•Kekerasan
seksual
•Kehamilan •Infeksi sistem
tidak diinginkan reproduksi •Kekerasan seksual
(KTD) Anak usia •Infeksi sistem
•IMS / HIV-AIDS
•Kekerasan
sekolah Balit reproduksi
Remaj a
seksual •Masalah
•Aborsi
•KTD
a
•Gangguan haid
menyusu
•IMS, HIV PENDEKATAN •BBLR
AIDS Dewa SIKLUS HIDUP Bayi (dan ibu•Infeksi
•Kekerasan sa Bersalin dan menyusui) •Pre/eklampsi
•Aborsi
bayi baru
•Ca cervix,
lahir
payudara Hamil dan •Perdarahan
•Gangguan
Lanjut usia Janin •Pre/eklampsi
haid
•Partus macet
•Infertilitas •Perdarahan
•Asfiksia
•Andropouse •Pre/eklampsi
•Ketuban •BBLR
•Menopouse
pecah dini
•Ca cervix •Abortus
•Ca prostat •Anemia
•IMS, HIV/AIDS
•Disfungsi
Intervensi Kesehatan Usia
Reproduksi
ALUR PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI BAGI CATIN

1 2 3

Pasangan Kelurahan/Desa KUA/Lembaga Puskesmas


Catin Formulir model Agama
Lembaga Agama adalah
Pelayanan kesehatan:
lembaga yang
(N1, N2, dan N4) • Pendaftaran menangani pernikahan • Pemberian KIE
• Pencatatan di luar agama Islam,
seperti Kristen dan Kesehatan Reproduksi
• Kursus Katolik di Gereja, Hindu • Pemeriksaan kesehatan
Catin/Konseling di Parisada, Buddha di
• Imunisasi TT
Vihara, dan Khonghucu
Pranikah di kong Mio
• Pelaporan

4
Surat Keterangan
Kesehatan
Catatan
Pengantin Kartu Sehat Calon
Sipil Pengantin

Keterangan Catin di luar agama Islam, pencatatan pernikahan di kantor Catatan


: Sipil
KEBIJAKAN KELUARGA BERENCANA
(PP NO 87 TH 2014 PASAL 18)
bertujuan untuk:
a. Mengatur kehamilan yang diinginkan;
b. Menjaga kesehatan dan menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak;
c. Meningkatkan akses dan kualitas informasi,
pendidikan, konseling, dan pelayanan Keluarga
Berencana dan kesehatan reproduksi;
d. Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam
praktek Keluarga Berencana; dan
e. Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya
untuk menjarangkan jarak kehamilan.
KEBIJAKAN KELUARGA BERENCANA
(PP NO 87 TH 2014 PASAL 18)
Upaya yang dilakukan :
a. Peningkatan keterpaduan dan peran serta
masyarakat;
b. Pembinaan keluarga; dan
c. Pengaturan kehamilan dengan memperhatikan
agama, kondisi perkembangan sosial ekonomi dan
budaya, serta tata nilai yang hidup dalam
masyarakat.
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui:
a. Pendewasaan usia perkawinan;
b. Pengaturan kehamilan yang diinginkan;
c. Pembinaan kesertaan Keluarga Berencana; dan
d. Peningkatan kesejahteraan keluarga
PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (PUP)
Adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama,
sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 21 tahun
bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP bukan sekedar menunda sampai
usia tertentu saja tetapi mengusahakan agar kehamilan pertamapun
terjadi pada usia yang cukup dewasa.

(batas usia nikah diatur dalam Pasal 7 ayat 1 UU Nomor 1 Tahun 1974
adalah 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan).

MK menilai UU No. 1/1974 tersebut bertentangan dengan UUD 1945 dan UU


Perlindungan Anak. Dalam UU Perlindungan Anak menyebutkan bahwa anak-
anak adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun.

MK tidak bisa menentukan berapa batas usia perkawinan, hanya dapat


menyatakan kebijakan itu diskriminatif dan tetap menjadi ranah pembentuk
UU,"
TUJUAN PROGRAM
PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN (PUP)

Adalah memberikan pengertian dan


kesadaran khususnya kepada remaja agar
didalam merencanakan keluarga, mereka
dapat mempertimbangkan berbagai aspek
berkaitan dengan kehidupan berkeluarga,
kesiapan fisik, mental, emosional,
pendidikan, sosial, ekonomi serta
menentukan jumlah dan jarak kelahiran.
Sikap terhadap penundaan usia perkawinan

(1) keyakinan akan hasil atau manfaat yang diperoleh


dari penundaan usia perkawinan, dan
(2) evaluasi terhadap masing-masing hasil yang
diperoleh dari penundaan usia perkawinan.
Keyakinan akan hasil atau manfaat dari penundaan usi
perkawinan meliputi empat aspek yaitu;
1. kesiapan biologis,
2. kesiapan psikologis,
3. kesiapan sosial dan
4. kesiapan ekonomi
USIA IDEAL PERKAWINAN
Usia ideal perkawinan dipertimbangkan dengan
memperhatikan faktor-faktor antara lain:
a.kesiapan fisik dan mental seseorang dalam
membentuk keluarga;
b.kemandirian sikap dan kedewasaan perilaku
seseorang;
c.derajat kesehatan termasuk reproduksi sehat;
d.pengetahuan tentang perencanaan keluarga
sejahtera; dan
e.peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Masa Menunda Perkawinan dan Kehamilan
 
Kemungkinan timbulnya risiko medik sebagai berikut:
•Keguguran
•Preeklamsia (tekanan darah tinggi, cedema, proteinuria)
•Eklamsia (keracunan kehamilan)
•Timbulnya kesulitan persalinan
•Bayi lahir sebelum waktunya
•Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
•Fistula Vesikovaginal (merembesnya air seni ke vagina)
•Fistula Retrovaginal ( keluarnya gas dan feses/tinja ke
vagina)
•Kanker leher rahim
Perkawinan di usia dewasa

Perkawinan di usia dewasa akan


menjamin kesehatan reproduksi
ideal bagi wanita sehingga kematian
ibu melahirkan dapat dihindari.
Perkawinan di usia dewasa juga
akan memberikan keuntungan
dalam hal kesiapan psikologis dan
sosial ekonomi.
Hasil penelitian
faktor-faktor yang mendorong perkawinan di
usia muda diantaranya;

 faktor ekonomi,
 faktor pendidikan,
 faktor orang tua,
 faktor diri sendiri,
 faktor adat setempat.
Masa Menjarangkan kehamilan
 

Masa menjarangkan kehamilan terjadi


pada periode PUS berada pada umur 20-
35 tahun. Secara empirik diketahui
bahwa PUS sebaiknya melahirkan pada
periode umur 20-35 tahun, sehingga
resiko-resiko medik yang diuraikan di
atas tidak terjadi.
Masa Mengakhiri Kehamilan

Masa mengakhiri kehamilan berada pada


periode PUS berumur 30 tahun keatas.
Sebab secara empirik diketahui
melahirkan anak diatas usia 30 tahun
banyak mengalami resiko medik.
Mengakhiri kehamilan adalah proses yang
dilakukan dengan menggunakan alat
kontrasepsi
PENGATURAN KEHAMILAN (PASAL 23)
Pengaturan Kehamilan adalah upaya untuk membantu
pasangan suami istri untuk membantu pasangan dalam
mengambil keputusan tentang usia ideal untuk
melahirkan, jumlah ideal anak, dan jarak ideal
kelahiran anak
Pengaturan kehamilan diselenggarakan dalam rangka
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menunda
kehamilan anak pertama sampai pada usia ideal
melahirkan dan mengatur jarak kelahiran.
Usia ideal melahirkan adalah usia yang
ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a.risiko akibat melahirkan;
b.kemampuan tentang perawatan kehamilan,
pasca persalinan, dan masa di luar kehamilan
dan persalinan;
c.derajat kesehatan reproduksi sehat; dan/atau
d.kematangan mental, sosial, dan ekonomi dalam
keluarga.
- Menunda kehamilan dilakukan dengan menggunakan
alat, obat dan/atau cara kontrasepsi yang dapat
diterima pasangan suami istri sesuai dengan pilihannya.

- Jenis alat, obat dan/atau cara kontrasepsi ditetapkan


dengan memperhatikan:
a. daya guna dan hasil guna;
b. risiko terhadap kesehatan; dan
c. nilai agama dan nilai yang hidup dalam masyarakat

- Penggunaan alat, obat, dan/atau cara kontrasepsi


dilakukan dengan cara yang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi agama, norma budaya,
etika, serta segi kesehatan.

-
Penggunaan alat, obat, dan/atau cara kontrasepsi yang
menimbulkan risiko terhadap kesehatan, hanya dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang berwenang berdasarkan standar.

Pengaturan Kehamilan dalam penyelenggaraan Keluarga


Berencana ditujukan untuk mewujudkan keluarga kecil,
bahagia, dan sejahtera (NKKBS).

Dalam wacana fikih islam kontemporer, dikenal dua istilah


yaitu “tahdidun-nasi” artinya pembatasan kelahiran dan
“tandzimun-nasi” yang berarti pengaturan kelahiran.
Menurut jumhur ulama tahdidun-nasi tidak dibenarkan, karena
menyalahi fitrah reproduksi manusia, sedangkan tandzimun-
nasi tidak dilarang dalam islam karena merupakan ikhtiar untuk
mengatur, merencanakan keluarga. Ini berarti ada perencanaan
yang kongkrit mengenai waktu dan jumlah kelahiran agar setiap
anak lahir disambut dengan rasa syukur
DALIL NAQLI
(AL-QURÁN DAN AL-HADITS)

 Firman Alllah dalam Al-Qur’an surat an-Nahl/16:72. 


Artinya : “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu,
dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada
yang bathik dan mengingkari nikmat Allah?”.

Selain itu, Nabi dalam sejumlah hadistnya juga menekankan pentingnya kualitas hidup
manusia yang harus dibangun dalam keluarga, antara lain:
 
 Artinya : “Bahwasanya lebih baik kamu tinggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya,
daripada kamu tinggalkan mereka yang menjadi beban yang minta-minta kepada orang
banyak”. (HR. Bukhari-Muslim)

 Artinya : “Hadist dari Abu Hurairah berkata bahwa Nabi Muhammad saw. Bersabda :
“Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disayang oleh Allah, dari pada
mukmin yang lemah”. (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Dengan demikian dapat dipahamI bahwa Keluarga Berencana dalam arti tandzimun-nasl
pada dasarnya sejalan dengan ajaran islam, yang merupakan ikhtiara untuk menyiapkan
generasi yang berkualitas dengan melakukan pengaturan dan perencanaan keluarga,
sehingga tidak menelantarkan anak keturunannya dan tidak membebani orang lain
BAGAN PERENCANAAN KELUARGA
20 th - 30 th

20 th 30 th

Usia Isteri
20 – 30 tahun

Usia Isteri < 20 tahun Usia Isteri > 30 tahun


Mengatur/
Menunda Kehamilan Menjarangkan
Kehamilan Mengahiri Kehamilan
(PAP)

Silahkan hamil
Kehamilan beresiko Atur jarak Kehamilan beresiko
kehamilan

• IUD
• MOP
• Implant
• MOW
Kondom • Suntik
• IUD
• Pil KB
• Implant
• Kondom
INFORMASI
Salah satu sebab AKI dan AKB tinggi yaitu :
a. 4 Terlalu
1. Terlalu Muda Melahirkan
(yang baik diatas 20 th)
2. Terlalu Tua Waktu Hamil dan Melahirkan
(yang baik melahirkan kurang dari 35 th)
3. Terlalu Banyak Sering Hamil dan
Melahirkan ( 2 Anak Cukup)
4. Terlalu Dekat/Rapat Jarak Kelahiran
(Usahakan jangan ada 2 balita dalam 1 rumah)
INFORMASI
Salah satu sebab AKI dan AKB tinggi
yaitu :
b. 3 Terlambat
1. Terlambat mengenali masalah dan
mengambil keputusan
2. Terlambat sampai ditempat pelayanan
3. Terlambat mendapat pelayanan
KESIMPULAN
 membantu calon atau pasutri dlm mengambil keputusan dan
mewujudkan hak reproduksi scr bertanggung jawab (Ps 21)
* usia ideal perkawinan;
* usia ideal untuk melahirkan;
* jumlah ideal anak;
* jarak ideal kelahiran anak; dan
* penyuluhan kesehatan reproduksi.
 bertujuan untuk :
• mengatur kehamilan yg diinginkan;
• menjaga kesehatan dan menurunkan AKB, AKA, AKI;
• meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan,
konseling dan pelayanan KB dan Kespro;
• meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dlm KB; dan
• mempromosikan ASI -> menjarangkan jarak kelahiran.
 Kebijakan KB melarang promosi aborsi sbg pengaturan
kehamilan .
SARAN

Agar perencanaan jumlah anak dan pengaturan kehamilan


berhasil perlu :
Pendidikan dan penyuluhan kehidupan seksual remaja
Penyuluhan kehidupan keluarga bagi calon pengantin
Periksa kesehatan dan konseling sebelum menikah
Mencerdaskan bumil untuk mengenali tanda-tanda risti
Periksa kehamilan secara rutin ke tempat pelayanan KIA /
Nakes
Hindari resiko
Kenali tanda-tanda awal risti, bila ada, segera periksalah
ke dokter
Patuhi petunjuk dokter bila ada tanda-tanda risti
BER
SAMA
PASTI
KITA
BISA
Terima

Anda mungkin juga menyukai