Anda di halaman 1dari 31

KESEHATAN REPRODUKSI

KELUARGA
Binwin Kemenag Kab Ponorogo
Lis Suwarni,S.ST,Mkes
Seksi Kesehatan Keluarga Dan Gizi MasyarakatDinas
Kesehatan Kab Ponorogo.
2019
GAMBARAN UMUM
Kesehatan Reproduksi merupakan salah satu pilar
keluarga sakinah yang turut menentukan kebahagiaan
dan masa depan keluarga. Apabila terganggu, maka
kehidupan keluarga dapat mengalami masalah, bahkan
jika sampai terjadi kematian maka bangunan keluarga
terancam koyak. Oleh karenanya, sejak dini para calon
pengantin perlu dibekali pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi keluarga, dan relasi hubungan seksual dalam
Islam sehingga setara dan bermartabat. Dengan demikian,
calon pengantin sama-sama memahami bahwa tanggung
jawab kesehatan reproduksi keluarga merupakan
tanggung jawab bersama.
TUJUAN DAN POKOK BAHASAN
TUJUAN
• Peserta mampu memahami konsep Kesehatan Reproduksi keluarga
• Peserta Memiliki keterampilan untuk mendiskusikan hal-hal terkait
kesehatan reproduksi secara terbuka dengan calon suami/ istrinya,

POKOK BAHASAN
• Perbedaan organ, fungsi, masa, dan dampak reproduksi pada laki-laki
dan perempuan,
• Hak dan Kewajiban Reproduksi laki-laki dan perempuan,
• Keluarga Berencana,
• Tuntunan Islam terkait Masa Reproduksi dan KB.
Latar Belakang

Loknas Kespro,
1999, 2003 PP 61/2014
• Kesehatan
• Pemenuhan • Pemenuhan reproduksi (psl
hak reproduksi hak reproduksi 71 – 74)
• Kesehatan
melalui PKRT reproduksi

ICPD, 1994 UU No. 36


Tahun 2009

3
International Conference on Population and
Development, Cairo 1994
179 negara berkomitmen ditetapkannya Program Aksi
ICPD, untuk :
• Memberikan akses universal untuk keluarga
berencana dan pelayanan kesehatan seksual dan
reproduksi dan hak-hak reproduksi;
• Memberikan kesetaraan gender, pemberdayaan
perempuan dan akses yang sama terhadap
pendidikan bagi anak perempuan;
• Mengatasi dampak individual, sosial dan ekonomi
urbanisasi dan migrasi; dan
• Mendukung pembangunan berkelanjutan dan isu-
isu lingkungan yang terkait dengan perubahan
populasi.
Definisi Sehat & Kesehatan Reproduksi
Sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental
dan sosial yang merupakan satu kesatuan secara
utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan
(WHO)

Keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara


utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan
proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan
(UU RI No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
pasal 71 ayat 1)
SIAPA SASARAN
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI?

“Setiap tahapan usia dalam siklus


hidup”
1. Usia subur : WUS, PUS
2. Konsepsi : Ibu hamil, Ibu bersalin, Ibu nifas
3. Anak : Bayi baru lahir, balita, anak usia
sekolah
4. Remaja, dewasa muda
5. Usia lanjut
Intervensi Kesehatan Usia Reproduksi

Upaya promotif dan Generasi sehat berkualitas


preventif di hulu sama
pentingnya dengan
yang dihilir Pelayanan Antenatal

Pelayanan bagi anak


SMP/A & remaja
• P4K
• KIE Kespro Catin
bumil • Buku KIA
• Pemeriksaan kesehatan • ANC terpadu
• Pelayanan KB • Kelas Ibu Hamil
• TT catin (?) • Fe & asam folat
• TTD WUS 90 tab
• PMT ibu hamil
Remaja
Catin • TT ibu hamil
• PPIA
• dll

• Kespro remaja
• UKS Persiapan
• TT remaja kehamilan
PERMASALAHAN:
• Perdarahan
AKI, Penyebab • HDK
AKB, Stunting tinggi • Akses
Langsung & Tidak • Anemia
AKI: 97,25, AKB:24,74;Stunting: • Kualitas
Langsung bumil
26 % Bumil dg HIV: 320 org
• KEK bumil

Perlu merencanakan
kehamilan
STATUS KESEHATAN PEREMPUAN
Angka Kematian Sebagian besar AIDS
terjadi pada usia produktif
Ibu 359/100.000 20-29 tahun dan 30-39
tahun. Sebagian besar
KH (68%) terjadi pada
KEKURANGAN perempuan.
ENERGI ANEMIA Ibu
KRONIS (KEK) pada Ibu Rumah
hamil
pada Wanita perempu Tangga
dengan
Usia Subur: an: 23,9% dengan
HIV:
20,8% pada Ibu AIDS:
2.061
Hamil: 6.539 kasus
kasus
Kanker Payudara: 37,1%
28,7% Kehamilan Remaja
(15-19 tahun): 1,97%
Kanker Kekerasan
Serviks: terhadap
Perempuan: Pernikahan Dini (15-19
12,8% tahun): 23,9%
293.220 ,
sebagian besar
KDRT

Keterbatasan Persepsi Ketidaksetaraan Gender:


Sosial- Budaya Diskriminasi,
Ekonomi Kondisi Subordinasi, Rentan
Geografis Mengalami Kekerasan,
BESARAN MASALAH ANEMIA PADA PEREMPUAN

BBLR
<2500 gr : 7,3%
Pengetahuan <48 cm : 20,2 % Stunting : 37,2 %
Gizi
Wasting : 12,1 %
Gizi kurang : 19,6%

Memilih
Pendidikan
Mengolah
Menyajikan
Anemia pada bumil :
37,1 % Anemia pada remaja :
26,4 % (usia 5-14 thn)
18,4% (usia 15-24 thn)
Sumber : SDKI,2012 dan Riskesdas 2013
FILOSOFI PERNIKAHAN

• Janji nikah diucapkan


atas nama Tuhan YME
• Mewujudkan keluarga
Sakinah, Mawaddah
wa Rahmah
INFORMASI PRA NIKAH
• Kesehatan
Suami dan istri harus sehat lahir dan batin
Kesehatan reproduksi merupakan salah satu tolak ukur
Masalah kesehatan reproduksi dapat tjd sepanjang siklus hidup
• Reproduksi
Perempuan lebih rentan terkena gangguan kesehatan reproduksi
Laki-laki punya masalah terkait dengan IMS, HIV-AIDS
• Hak Reproduksi dan Seksual
Kedua capeng punya kebebasan dan hal sama dalam memutskan
berapa jumlah anak, jarak kelahiran, waktu dan dimana
melahirkan
Calon pengantin berhak memperoleh pelayanan KB aman, efektif,
terjangkau dapat diterima, tanpa paksaan
PERSIAPAN PRA-NIKAH
GIZI

FISIK

IMUNISASI TT ORGAN REPRODUKSI


Persiapan Membentuk Keluarga
INFORMASI TENTANG KEHAMILAN,
PERSALIAN, DAN NIFAS
• KEHAMILAN

Kehamilan ideal:
• Diinginkan,
• Direncanakan,
• Dijaga perkembangannya
secara baik
Langkah-1
PERBEDAAN ORGAN, FUNGSI, MASA, dan DAMPAK
REPRODUKSI pada LAKI-LAKI dan PEREMPUAN

1. Curah gagasan tentang makna sehat, dan


kesehatan reproduksi, meliputi fisik, mental,
finansial, intelektual, sosial, seksual, spiritual,
dll, sehat di dunia dan akherat.
2. Mendiskusikan perbedaan organ, fungsi, masa,
dan dampak reproduksi laki-laki dan
perempuan.
3. Memaknai dan menyikapi perbedaan tersebut
dengan arif
REPRODUKSI ORGAN FUNGSI MASA DAMPAK

LAKI-LAKI -penis -mimpi basah -5 menit 


-kantong sperma -hubungan seksual -9 menit 
-Sperma

PEREMPUAN -vagina -menstruasi -1 minggu  


-indung telur -hubungan seks -9 menit  
-sel telur -hamil -9 bulan  
-rahim -melahirkan -1 hari  
-payudara berproduksi -nifas -1-60 hari
-menyusui -2 tahun  
 
ORGAN REPRODUKSI
ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI
Langkah-2
KEWAJIBAN DAN HAK REPRODUKSI

 Diskusi Kelompok Khusus Laki dan Khusus Perempuan:


1. Siapakah yang pada umumnya memegang kendali atas
terjadinya hubungan seksual suami dan istri? Bagaimana
seharusnya? Mengapa?
2. Apakah suami-istri pada umumnya merencanakan kapan
akan hamil, berapa jumlah anak, dan jarak antar kehamilan?
Bagaimana seharusnya? Mengapa?
3. Jika melihat perbedaan organ, fungsi, masa, dan dampak
reproduksi antara laki-laki dan perempuan, siapakah yang
paling penting untuk ditanya berapa kali akan hamil (jumlah
anak), dan kapan akan hamil (jarak antar anak)? Mengapa?
 Presentasi Kelompok
Keluarga berencana
 Keluarga Berencana: siklus menstruasi dan
kehamilan, definisi KB (tindakan untuk (1)
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, (2)
mendapatkan kelahiran yang diinginkan, (3)
mengatur interval di antara kelahiran, (4)
mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami dan istri, (5)
menetukan jumlah anak dalam keluarga), jenis
alat kontrasepsi dan pertimbangan memilihnya.
 Kaitkan dengan organ, fungsi, masa, dan dampak
reproduksi pada perempuan sehingga alat
kontrasepsi sebaiknya suami yang memakainya.
Langkah-3:
TUNTUNAN ISLAM TTG MENSTRUASI

ْ َ‫ك َع ِن ْال َم ِحيض قُلْ هُ َو َأ ًذى فَا ْعتَ ِزلُوا النِّ َسا َء فِي ْال َم ِحيض َواَل تَ ْق َربُوهُ َّن َحتَّى ي‬
‫طهُرْ َن فَِإ َذا تَطَهَّرْ َن‬ َ َ‫َويَ ْسَألُون‬
ِ ِ
]222/‫ين [البقرة‬ َ َ‫ين َوي ُِحبُّ ْال ُمت‬
َ ‫طه ِِّر‬ ُ ‫فَْأتُوهُ َّن ِم ْن َحي‬
َ ِ‫ْث َأ َم َر ُك ُم هَّللا ُ ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ التَّ َّواب‬

.Sejarah: Tabu menstruasi dan sebaliknya hubungan seks saat menstruasi


:Tuntunan Islam
1. Memandang secara simpatik bahwa menstruasi bisa menimbulkan rasa sakit (adza),
bukan cara pandang merendahkan,
2. Memberikan waktu istirahat pada perempuan untuk mengatasi rasa sakitnya
(fa’tazilun nisa’a fil-mahidl),
3. Melarang hubungan seksual dengan istri selama menstruasi,
4. Membolehkan hubungan seksual setelah selesai menstruasi dengan cara-cara yang
diperbolehkan oleh Allah (dengan cara yang bermartabat: misalnya dengan kerelaan,
sopan, dan tidak melalui anus),
5. Allah mencintai orang yang bertaubat jika melakukan kesalahan dan orang-orang yang
membersihkan diri setelah kotor,
‫‪TUNTUNAN ISLAM‬‬
‫‪tentang HUBUNGAN SEKSUAL‬‬

‫ث ِإلَى نِ َساِئ ُك ْم هُ َّن لِبَاسٌ لَ ُك ْم َوَأ ْنتُ ْم‬ ‫الصيَ ِام ال َّرفَ ُ‬ ‫• ُأ ِح َّل لَ ُك ْم لَ ْيلَةَ ِّ‬
‫اب َعلَ ْي ُك ْم‬ ‫ون َأ ْنفُ َس ُك ْم فَتَ َ‬
‫لِبَاسٌ لَه َُّن َعلِ َم هَّللا ُ َأنَّ ُك ْم ُك ْنتُ ْم تَ ْختَانُ َ‬
‫ب هَّللا ُ لَ ُك ْم َو ُكلُوا‬ ‫اشرُوهُ َّن َوا ْبتَ ُغوا َما َكتَ َ‬ ‫َو َعفَا َع ْن ُك ْم فَاآْل َن بَ ِ‬
‫َوا ْش َربُوا َحتَّى يَتَبَي ََّن لَ ُك ُم ْال َخ ْيطُ اَأْل ْبيَضُ ِم َن ْال َخي ِْط اَأْل ْس َو ِد‬
‫اشرُوهُ َّن َوَأ ْنتُ ْم‬ ‫الصيَا َم ِإلَى اللَّي ِْل َواَل تُبَ ِ‬ ‫ِم َن ْالفَجْ ِر• ثُ َّم َأتِ ُّموا ِّ‬
‫ك يُبَيِّ ُن‬ ‫ك ُح ُدو ُد هَّللا ِ فَاَل تَ ْق َربُوهَا َك َذلِ َ‬ ‫اج ِد تِ ْل َ‬
‫ون فِي ْال َم َس ِ‬ ‫َعا ِكفُ َ‬
‫ون [البقرة‪]187/‬‬ ‫اس لَ َعلَّهُ ْم يَتَّقُ َ‬ ‫هَّللا ُ آيَاتِ ِه لِلنَّ ِ‬
‫ث لَ ُك ْم فَْأتُوا َحرْ ثَ ُك ْم َأنَّى ِشْئتُ ْم َوقَ ِّد ُموا َأِل ْنفُ ِس ُك ْم‬ ‫• نِ َساُؤ ُك ْم َحرْ ٌ‬
‫َواتَّقُوا هَّللا َ َوا ْعلَ ُموا َأنَّ ُك ْم ُماَل قُوهُ َوبَ ِّش ِر ْال ُمْؤ ِمنِ َ‬
‫ين‬
‫[البقرة‪]223/‬‬
1. Suami dan istri ibarat pakaian bagi pasangannya, yang
berarti hubungan seksual mesti sama-sama berfungsi bagi
keduanya sebagaimana pakaian, yaitu saling melindungi
dari kuman, rasa dingin, dan hal buruk lainnya, dan
memperindah,
2. Istri ibarat ladang bagi suami yang berarti sesuatu yang
sangat berharga, mesti dijaga dari segala gangguan dengan
baik, dirawat dengan penuh kasih, agar bisa melahirkan
generasi yang berkualitas,
3. Bolehnya berhubungan seksual ketika malam hari bulan
Ramadhan, dan larangan berhubungan seksual saat i’tikaf
di masjid,
4. Perintah cara-cara baik dalam berhubungan seksual, dan
peringatan adanya kaitan antara perilaku seksual dengan
suami atau istri dengan ketaqwaan pada Allah dan kelak
hal ini akan dipertanggungjawabkan ketika bertemu
dengan-Nya,
TUNTUNAN ISLAM tentang HAMIL dan MELAHIRKAN

ُ‫ض َع ْتهُ ُكرْ هًا َو َح ْملُه‬ َ ‫ان بِ َوا ِل َد ْي ِه ِإحْ َسانًا َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهُ ُكرْ هًا َو َو‬ َ ‫ص ْينَا اِإْل ْن َس‬ َّ ‫َو َو‬
‫ين َسنَةً قَا َل َربِّ َأ ْو ِز ْعنِي‬ َ ‫ون َش ْهرًا َحتَّى ِإ َذا بَلَ َغ َأ ُش َّدهُ َوبَلَ َغ َأرْ بَ ِع‬ َ ُ‫صالُهُ ثَاَل ث‬ َ ِ‫َوف‬
َ ‫ي َوَأ ْن َأ ْع َم َل‬
‫صا ِل ًحا‬ َّ ‫ي َو َعلَى َوا ِل َد‬ َّ َ‫ت ع ِفي َل‬ َ ‫ك الَّتِي َأ ْن َع ْم‬ َ َ‫َأ ْن َأ ْش ُك َر نِ ْع َمت‬
]15/‫ين [األحقاف‬ َ ‫ك َوِإنِّي ِم َن ْال ُم ْس ِل ِم‬ َ ‫ْت ِإلَ ْي‬ ُ ‫ضاهُ َوَأصْ ِلحْ ِلي ُذ ِّريَّتِي ِإنِّي تُب‬ َ ْ‫تَر‬
‫صالُهُ فِي َعا َمي ِْن َأ ِن‬ َ ِ‫ان بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَى َو ْه ٍن َوف‬ َ ‫ص ْينَا اِإْل ْن َس‬ َّ ‫َو َو‬
]14/‫صي ُر [لقمان‬ ِ ‫ي ْال َم‬ َ ‫ا ْش ُكرْ لِي َولِ َوالِ َد ْي‬
َّ َ‫ك ِإل‬

– Perintah untuk berbuat baik pada ayah dan terutama ibu,


– Pandangan simpatik yang melihat hamil dan melahirkan sebagai
sesuatu yang menimbulkan kepayahan (kurhan) dan keadaan lemah
yang berlipat (wahnan ‘ala wahnin), dan memberi ASI dalam total
waktunya 30 bulan,
– Perintah untuk menjadi anak yang pandai berterimakasih kepada
orangtua terutama ibu dan menjadi hamba yang pandai bersyukur
kepada Allah,
– Saran untuk menyempurnakan pemberian ASI hingga genap dua tahun,
– Kewajiban suami untuk memenuhi kebutuhan istrinya terutama pada masa
memberikan ASI,
– Baik ayah, ibu, maupun anak tidak dibebani kewajiban kecuali sesuai
kemampuannya,
– Larangan anak dan orangtua (ayah-ibu) saling menyengsarakan satu sama lain,
– Anak bisa disapih sebelum dua tahun atas kerelaan dan kesepakatan ayah dan
ibunya,
– Ayah-ibu bisa mewakilkan pemberian ASI pada perempuan lain dengan bayaran
tertentu,
– Tuntunan ini diiringi dnegan perintah bertaqwa dan peringatan bahwa Allah
selalu menyaksikan, yang bisa dipahami sebag pesan bahwa kerjasama suami-
istri pada masa pemberian ASI terkait langsung dengan kualitas ketaqwaan
mereka,
TUNTUNAN KB
• metode kontrasepsi tertua adalah ‘azl, yakni mengeluarkan air mani di luar vagina untuk
menghindari kehamilan. Dalam istilah modern lazim disebut senggama terputus (coitus
interruptus). Hadis tentang azl menjadi dasar para ulama dalam menentukan hukum
menggunakan alat KB, yaitu:
• Madzhab Syafi’i: Boleh (mubah) tetapi tidak etis karena manfaat sperma tidak
difungsikan. Dibenarkan untuk melindungi nyawa istri dari risiko melahirkan, atau
menghiari beban yang berlebih (katsrah al-haraj) karena kebanyakan anak atau
kesulitan ekonomi,
• Madzhab Hanafi : Makruh tanpa seizin istrinya, karena hubungan seksual yang berakhir
dengan ejakulasi adalah penyebab terjadinya pembuahan, dan perempuan memiliki hak
untuk melahirkan anak-anaknya. ‘Azl mengakibatkan tidak terjadi kehamilan dan
kelahiran anak,
• Madzhab Maliki: Seorang laki-laki tidak mempunyai hak untuk melakukan ‘azl dengan
istrinya tanpa ada persetujuannya,
• Madzhab Hambali : Azl tanpa alasan adalah makruh tetapi tidak haram. ‘azl tidak boleh
dilakukan tanpa persetujuan perempuan.
DISKUSI CAPASUTRI

• Peserta berpasangan dengan calon suami atau istri

Bahan diskusi:
• Berapa jumlah anak yang diinginkan,
• Pada tahun keberapa perkawinan masing-masing
anak direncanakan lahir,
• Alat kontrasepsi apa yang akan dipilih,
• Apa yang akan dilakukan jika Allah tidak juga
memberi amanah berupa anak.

Peserta membacakan hasil diskusinya.


BENTUK
KEGIATAN
GERMAS
1. Melakukan aktivitas fisik
2. Mengonsumsi sayur dan buah
3. Tidak merokok

4. Tidak mengonsumsi alkohol

5. Memeriksa kesehatan secara rutin


6. Membersihkan lingkungan
7. Menggunakan jamban
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai