Anda di halaman 1dari 22

Kuliah-8:

PARAGRAF AKADEMIK
A. Paragraf Akademik
= adalah paragraf yang secara redaksi/tata tulis
menggunakan kaidah penulisan paragraf yang baku
(ada KT, KKPn, Kesatuan-koherensi).
= secara isi/substansi bisa dipertanggungjawabkan,
sumber data dituliskan (literatur: buku, majalah, koran,
jurnal, lapangan: observasi, wawancara, atau
internet/website).
= Penulisan sumber data bisa dengan teknik: catatan
badan/perut/tengah (body note), catatan kaki (foot
note), atau catatan akhir (end note).
= Pengutipan data: langsung atau tidak langsung.
B.Tata Kutip
1. Kutipan Langsung
+ data ditulis apa adanya, sesuai yang ada pada
sumber
+ digunakan ketika perlu menghadirkan kalimat-
kalimat yang dirujuk apa adanya
+ Sebelumnya, buat kalimat pengantar/
paraphrase (berisi KT dan KKP) seperlunya.
+ Kutipan tiga baris atau lebih, ditulis dalam baris
tersendiri, spasi-1. Kutipan satu atau dua baris
saja, masukkan ke dalam baris-baris induknya.
Islam mengajarkan ummatnya untuk menghargai waktu. Hal ini

antara lain tercermin dari banyaknya istilah dalam Al-Qur’an yang terkait

dengan waktu. Istilah itu misalnya al-fajr, as-subh, ad-dhuha, al-‘asr, al-

lail, dan an-nahr. Di samping penyebutan berbagai istilah terkait dengan

waktu Allah SWT bahkan bersumpah atas nama waktu untuk menegaskan

tentang ruginya manusia yang tidak beriman dan beramal saleh. Dalam

hal ini Allah menyatakan


“Demi waktu. Sesungguhnya manusia berada dalam keadaan yang rugi.
Kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, saling mewasiatkan dalam
kebenaran dan saling mewasiatkan dalam kesabaran (Q.S. Al-A’sr: 1-5).”
Max Weber melihat bahwa bagi Agama Protestan semua
orang sama di depan Tuhan. Semua orang mempunyai kesempatan
yang sama serta kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan sesuai
panggilannya sendiri-sendiri. Kewajiban-kewajiban keagamaan
meliputi berbagai pekerjaan yang mencakup keseluruhan hidup.
Kegiatan ekonomi sekuler tidak dilihat sebagi kegiatan bersifat
duniawi semata-mata. Dalam hal ini Weber menulis
“The only way of living acceptably by God was not to
surpass the worldly morality in monastic ascetism, but solely
through the fulfillment of the obligation. That is call. (Weber,
1958: 80)."
Perhatikan contoh di atas:
1. Kalimat yang ditulis tebal adalah Kalimat Topik
2. Kalimat yang ditulis dengan warna hitam adalah
paraphrase atau kalimat pendahuluan.
= berisi Kalimat Topik dan Kalimat-kalimat Pendukung
= linespace-1,5 (sesuai kebutuhan)
3. Kalimat yang ditulis dengan huruf merah adalah
kutipan langsung.
= berasal sumber tulisan: terjemahan Al-Qur’an atau
buku Weber.
= linespace-1.
2. Kutipan Tidak Langsung
+ Kalimat-kalimat dalam paragraf
seluruhnya hasil karya penulis.
+ Data-data dalam paragraf berasal dari
pihak lain.
+ Kutipan ditulis dengan linespace sama
dengan paragraf nya
 Perhatikan contoh kutipan pada
kalimat berwarna hijau berikut ini!
KUTIPAN LANGSUNG
Islam mengajarkan ummatnya untuk menghargai waktu. Hal
ini antara lain tercermin dari banyaknya istilah dalam Al-Qur’an yang terkait
dengan waktu. Istilah itu misalnya dalah al-fajr, as-subh, ad-dhuha, al-‘asr,
al-lail, dan an-nahr. Di samping penyebutan berbagai istilah terkait dengan
waktu Allah SWT bahkan bersumpah atas nama waktu untuk menegaskan
tentang manusia yang merugi. Dalam hal ini Allah menyatakan
“Demi waktu. Sesungguhnya manusia berada dalam keadaan yang rugi.
Kecuali mereka yang beriman, beramal saleh, saling mewasiatkan dalam
kebenaran dan saling mewasiatkan dalam kesabaran.” (Q.S. Al-A’sr: 1-
5).
KUTIPAN TIDAK LANGSUNG
Islam mengajarkan ummatnya untuk menghargai waktu. Hal
ini antara lain tercermin dari banyaknya istilah dalam Al-Qur’an yang terkait
dengan waktu. Istilah itu misalnya dalah al-fajr, as-subh, ad-dhuha, al-‘asr,
al-lail, dan an-nahr. Di samping penyebutan berbagai istilah terkait dengan
waktu Allah SWT bahkan bersumpah atas nama waktu untuk menegaskan
tentang manusia yang merugi. Dalam hal ini Allah menegaskan dalam Al-
Qur’an, surat Al-‘Asr bahwa manusia yang tidak beriman, tidak beramal
saleh, dan tidak saling mewasiatkan dalam kebenaran dan saling
mewasiatkan dalam kesabaran a dalah mereka yang berada dalam keadaan
merugi (Q.S. Al-‘Asr: 1-5).
KUTIPAN LANGSUNG:
Max Weber melihat bahwa bagi Agama Protestan semua orang sama di depan
Tuhan. Semua orang mempunyai kesempatan yang sama serta kewajiban untuk mengabdi
kepada Tuhan sesuai panggilannya sendiri-sendiri. Kewajiban-kewajiban keagamaan
meliputi berbagai pekerjaan yang mencakup keseluruhan hidup. Kegiatan ekonomi sekuler
tidak dilihat sebagi kegiatan bersifat duniawi semata-mata. Dalam hal ini Weber menulis
“The only way of living acceptably by God was not to surpass the worldly morality in
monastic ascetism, but solely through the fulfillment of the obligation impose upon the
individual by his position in the world. That was his calling (Weber, 1958: 80)."
KUTIPAN TIDAK LANGSUNG:
Max Weber melihat bahwa bagi Agama Protestan semua orang sama di depan
Tuhan. Semua orang mempunyai kesempatan yang sama serta kewajiban untuk mengabdi
kepada Tuhan sesuai panggilannya sendiri-sendiri. Kewajiban-kewajiban keagamaan
meliputi berbagai pekerjaan yang mencakup keseluruhan hidup. Kegiatan ekonomi sekuler
tidak dilihat sebagi kegiatan bersifat duniawi semata-mata. Dalam hal ini Weber menulis
bahwa cara hidup yang diterima oleh Tuhan bukan hanya hidup menjadi biarawan-biarawati.
Seluruh pekerjaan pada berbagai jabatan bisa disebut sebagai ibadah (Weber, 1958: 80).
Tidak ada jawaban sederhana untuk menjawab
pertanyaan mengapa muncul kecenderungan mistik dalam
Islam. Harun Nasution, misalnya, menyebut Islam Mistik sebagai
sesuatu yang kompleks. Beberapa faktor eksternal di luar Islam
yang berpengaruh terhadap Islam Mistik adalah: agama Kristen,
filsafat Neo-platonisme, filsafat Gnostisisme, Buddhisme, dan
Hinduisme. Tetapi, secara normatif, dengan atau tanpa
pengaruh dari luar, kecenderungan mistik bisa timbul dalam
Islam itu sendiri. Hal ini terjadi karena di dalam Al-Qur’an
sebagai sumber ajaran Islam memang terdapat ayat-ayat yang
mengatakan bahwa manusia dekat sekali dengan Tuhan. Hal ini
bisa membangun kecenderungan mistik dalam Islam (Nasution,
1973: 58-59).
3. Penulisan Sumber Rujukan
a. Catatan Badan (body note)
+ Sumber rujukan ditulis di tengah paragraf
+ Untuk meringkas tempat, sumber rujukan
cukup ditulis: (nama penulis, tahun terbit,
dan halaman data yang dikutip).
 Perhatikan contoh body note yang ditulis
merah berikut ini!
Kajian Weber yang lebih mendalam terkait rasionalitas
terlihat jelas dalam bukunya yang sangat terkenal The Protestant
Ethic and the Spirit of Capitalism. Dalam buku ini dia berangkat dari
asumsi dasar bahwa rasionalitas adalah unsur pokok yang
menyebabkan peradaban Barat mempunyai arti nilai dan pengaruh
yang universal (Abdullah, 1993: 6-7). Dia menemukan bahwa etika
Protestan mencerminkan dan memperbesar kecenderungan
rasionalitas, dan yang lebih penting lagi memperlihatkan peran yang
penting dimana ide-ide agama meningkatkan perubahan sosial
(Johnson, 1986: 237). Terjalinnya etika Protestan dengan semangat
kapitalisme dimungkinkan oleh proses rasionalisasi dunia,
penghapusan usaha magis untuk mendapatkan keselamatan
(Abdullah, 1993: 9).
b. Catatan Kaki (foot note)
+ Rujukan ditulis di bagian bawah halaman.
+ Footnote memilki ruang yang lebih luas
dibanding bodynote, maka dalam
footnote
= rujukan ditulis lengkap.
= isinya: nama penulis, judul tulisan, dan
sumber tulisan.
= Jika diperlukan, penulis bisa menulis
komentar tetang data dalam footnote.
Setelah nama penulis dan judul tulisannya,
tuliskan sumber tulisan:
= koran/majalah: nama koran atau
majalahnya, waktu terbit, dan halaman
yang dikutip.
= buku: kota, penerbit, tahun, dan halaman.
= internet: alamat website dan waktu unduh.
= lapangan (pengamatan atau wawancara):
infor-man, lokasi, dan waktu wawancara
atau observasi.
= Perhatikan contoh foot note yang ditulis biru
berikut ini!
Tidak ada jawaban sederhana sebab muncul
kecenderungan mistik dalam Islam. Harun Nasution, misalnya,
menyebut Islam Mistik sebagai sesuatu yang kompleks. Beberapa
faktor eksternal di luar Islam yang berpengaruh terhadap Islam
Mistik adalah: agama Kristen, filsafat Neo-platonisme, filsafat
Gnostisisme, Buddhisme, dan Hinduisme. Tetapi, tanpa pengaruh
dari luar, kecenderungan mistik bisa timbul dalam Islam itu
sendiri. Hal ini terjadi karena di dalam Al-Qur’an sebagai sumber
ajaran Islam memang terdapat ayat-ayat yang mengatakan
bahwa manusia dekat sekali dengan Tuhan. Hal ini bisa
membangun kecenderungan mistik dalam Islam.5
________________________________________
5Harun Nasution, FILSAFAT DAN MISTISISME DALAM ISLAM, Jakarta: Bulan
Bintang, 1973, hal. 58-59.
c. Catatan Akhir (end note)
+ Sumber data ditulis pada bagian akhir tulisan (akhir
bab, atau akhir semua bab)
+ Cara penulisan rujukan sama dengan penulisan dalam
Catatan Kaki (footnote)

d. DAFTAR PUSTAKA
+ berisi semua rujukan yang dikutip
+ meliputi identitas pokok suatu sumber.
= nama penulis, judul tulisan, sumber tulisan
= untuk sumber berupa buku/majalah/jurnal/koran
halaman yang dikutip tidak lagi dituliskan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik (ed.). 1993. Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan


Ekonomi. Jakarta: LP3ES.

Harun Nasution, 1973. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta:


Bulan Bintang.

Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta: Bulan


Bintang, 1973.

Weber, Max. 1958. The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism.
Translated by Talcott Parsons, introduction by Anthony
Giddens. New York: Charles Scribners’s Sons.
Perbedaan tata tulis footnote dengan DAFTAR PUSTAKA:

1. Penulisan baris pertama


2. Penulisan halaman yang dikutip.

Footnote:
Harun Nasution, FILSAFAT DAN MISTISISME DALAM ISLAM,
Jakarta: Bulan Bintang, 1973, hal. 57-58.

DAFTAR PUSTAKA
Harun Nasution, FILSAFAT DAN MISTISISME DALAM ISLAM,
Jakarta: Bulan Bintang, 1973.
 

LATIHAN: MEMBUAT PARAGRAF AKADEMIK


Bacalah beberapa ayat dalam Al-Qur’an. Buatlah
sebuah paragraf tentang ayat-ayat itu dengan langkah-
langkah:
1. Membuat satu kalimat topik tentang ayat ayat Al-
Qur’an tersebut.
2. Melengkapi kalimat topik itu dengan beberapa
kalimat pendukung.
3. Menjadikan ayat-ayat itu sebagai sumber ide
kalimat-kalimat pendukung. Gunakan kutipan
langsung atau kutipan tidak langsung.
4. Tuliskan sumber kutipan dalam format footnote!
 
PENUGASAN

Tulis kembali tiga paragraf tentang psikologi


pendidikan Islam yang telah Anda buat pada
latihan sebelumnya dalam format paragraf
akademik.

= gunakan KUTIPAN LANGSUNG atau KUTIPAN TIDAK


LANGSUNG!

= tuliskan sumber kutipan dari tiga paragraf yang


sudah Anda tulis itu dalam format footnote!

Anda mungkin juga menyukai