Anda di halaman 1dari 29

BAB iii

SEJARAH PERUMUSAN
PANCASILA
SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA
• Jepang Membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai
(BPUPKI-62 orang) pada tanggal 29 April 1945
dan dilantik pada tgl 28 Mei 1945 dengan ketua :
Dr. Rajiman Wedyodiningrat dan wakil ketua R.
Panji Soeroso dan Ichibangase (orang Jepang)
yang mulai bekerja pada 29 Mei 1945.
• Tugas BPUPKI :
1. Membuat Rancangan Dasar Negara
2. Membuat Rancangan Undang-Undang Dasar
SUSUNAN BPUPKI
Ketua : Dr. Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda : Iclubangse
Ketua Muda : R.P. Soeroso
dan 60 (enam puluh) orang anggota biasa.
 Sidang I BPUPKI (29-31 Mei dan 1 Juni 1945
membahas Dasar Negara.
 Sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945) membahas
Rancangan Pembukaan dan UUD
 Usulan Rumusan Dasar Negara :
1. Muhammad Yamin (29 Mei 1945) : usulan
secara lisan :
a. Peri Kebangsaan,
b. Peri Kemanusiaan
c. Peri Ketuhanan,
d. Peri Kerakyatan
e. Kesejahteraan rakyat
Setelah berpidato Muhammad Yamin
menyampaikan usulan tertulis tentang
rancangan UUD yang didalamnya terdapat
rumusan lima asas negara merdeka yaitu:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kebangsaan Persatuan Indonesia
c. Rasa Kemanusiaan Yang adil dan beradab
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
e.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Soepomo (31 Mei 1945 ) menyampaikan
pokok-pokok pikirannya sebagai berikut :

a. Paham Negara Persatuan


b. Warga negara hendaknya tunduk kepada
Tuhan dan supaya ingat kepada Tuhan
(Perhubungan negara dan agama)
c. Sistem badan permusyawaratan
d. Ekonomi negara bersifat kekeluargaan
e. Hubungan antara bangsa yang bersifat Asia
Timur Raya
3. Soekarno (1 Juni 1945) menyampaikan lima
Dasar Negara sebagai berikut :
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionlisme atau Peri kemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan
Soekarno mengusulkan kelima dasar
tersebut diberi nama Pancasila
Perbandingan 3 Konsep Dasar Negara
N Mr M. Yamin Prof.Supomo Ir.Soekarno
o (29 Mei 1945) (31 Mei 1945) (1 Juni 1945)
1. Ketuhanan Yang Maha Esa Paham Ngr Persatuan Kebangsaan Indonesia

2 Kebangsaan Persatuan Perhubungan Ngr dan Internasionalisme/


Indonesia Agama Perikemanusiaan

3 Rasa Kemanusiaan yang Sistem Badan Mufakat dan Demokrasi


Adil dan Beradab Permusyawaratan

4 Kerakyatan yang dipimpin Sosialisasi Negara Kesejahteraan Sosial


oleh hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
Hubungan antar negara Ketuhanan Yang Maha
5 Keadilan sosial bagi seluruh yg bersifat Asia Timur Esa
rakyat Indonesia Raya
 Ketiga usulan rumusan dasar negara tersebut tidak
ada yang ditetapkan sebagai dasar negara, maka
dibentuklah Panitia Kecil (Panitia Sembilan) yang
terdiri atas :
Soekarno (ketua), Moh. Hatta, Moh. Yamin,
Achmad Soebardjo, Wachid Hasyim, Agus
Salim, Abdulkahar Moedzakir, Abikusno
Tjokrosoejoso, AA. Maramis.
 Panitia Kecil berhasil menyusun Piagam Jakarta
(Jakarta Charter) nama ini diberikan oleh M.
Yamin : 22 Juni 1945, yaitu dokumen yang
berisikan asas & tujuan negara Indonesia Merdeka.
 PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia )
dibentuk pada tanggal 7 Agustus 1945 yang
diketuai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohamad
Hatta (wakil ketua).
 PPKI bertugas menentukan dan menyelesaikan
bentuk negara dan menuntaskan rancangan
hukum dasar serta mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia.
 Sebelum sidang PPKI, atas usul dari Mohamad
Hatta, telah disepakati sila pertama (Piagam
Jakarta) dilakukan perubahan yaitu dengan
menghilangkan kata “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
Rumusan Dasar Negara dalam Piagam Jakarta :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk mengambil kesepakatan atas usulan Dasar Ngr, dibentuklah
Panitia 9, ketuanya Ir Soekarno, menghasilkan Rancangan
Pembukaan Hukum Dasar disebut “PIAGAM JAKARTA”
pada 22 Juni 1945

RUMUSAN PIAGAM RUMUSAN PANCASILA DI UUD


JAKARTA 1945
1. Ketuhanan dengan 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
kewajiban menjalankan 2. Kemanusiaan yang Adil dan
syariat islam bagi Beradab
pemeluk-pemeluknya
3. Persatuan Indonesia
2. Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin
3. Persatuan Indonesia oleh hikmat dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
4. Kesejahteraan sosial
5. Keadilan Sosial bagi seluruh
5. Ketuhanan yang Maha Esa
rakyat Indonesia
Perbedaan Rumusan Pembukaan UUD 1945
dalam Piagam Jakarta dengan UUD 1945
No Mukadimah Piagam Pembukaan UUD 1945
Jakarta
1 Pada alenia 4 : Pada alenia 4 :
…….maka disusunlah ……maka disusunlah
Kemerdekaan Kemerde kaan Kebangsaan
Kebangsaan Indonesia itu Indonesia itu dalam suatu
2 dalam suatu hukum dasar Undang-Undang dasar
Indonesia, Negara Republik Indonesia,
………….berdasar kepada ….berdasarkan kepada
KeTuhanan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa,
kewajiban menjalankan ….
syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya,….
Sidang Kedua (10 – 16 Juli 1945) :
Selain mengesahkan Piagam Jakarta sebagai
mukaddimah Rancangan UUD 1945, PPKI juga
mengesahkan batang tubuh UUD 1945 yang
memuat dua ketentuan penting yaitu :
- Negara berdasar ketuhanan yang maha esa
dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam
bagi pemelukpemeluknya.
- Presiden adalah orang Indonesia asli yang
beragama Islam
• Panitia Kecil pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil
menyusun Rancangan Pembukaan UUD 1945 yang
disebut dengan Piagam Jakarta. Di dalamnya terdapat
rumusan Sistematika Pancasila yaitu :
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
- Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
NASKAH PERUMUSAN UUD 1945
7 september 1944 : Janji 24 Agustus 1945 Kemerdekaan
Politik
29 April 1945 : Bentuk BPUPKI Menyelidiki segala sesuatu mengenai
persiapan kemerdekaan Indonesia
28 Mei 1945 : Lantik BPUKPI

SIDANG BPUPKI

SIDANG I : 29 Mei-1 Juni 1945 SIDANG II : 10-16 Juli 1945


10 Juli 1945 : Pan.
29 Mei 1945 : MUH YAMIN KDN 1 & 2 Delapan
31 Mei 1945 : SUPOMO KDN 3 Lapor
1 JUNI 1945 : SUKARNO 11 Juli 1945 : PANITIA
KDN 4
PANCASILA
PERANCANG
PANITIA DELAPAN : 1 Juni 1945 MENAMPUNG
USUL HUKUM
DSR
RAPAT GABUNGAN : 22 JUNI 1945 (10:00) PAN. KECIL PHD

PANITIA SEMBILAN : 22 JUNI 1945 14 Juli 1945 : RPHD


(20:00) DITERIMA
RPHD = PIAGAM JAKARTA 15 Juli 1945 : RHD
KDN 5
16 Juli 1945 : RHD
NASKAH PENGESAHAN UUD
1945
BPUPKI 9-8-1945 : PPKI

RPHD (KDN) 14-8-1945 : JEPANG


MENYERAH
17-8-1945 : PROKLAMASI
PHD
18-8-1945 : SIDANG PPKI

PANCASILA

PEMBUKAAN

BATANG TUBUH UUD

PRESIDEN DAN WAPRES

KNIP
Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945,
diputuskan :
1. Mengesahkan Pembukaan UUD 1945
2. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar menjadi
UUD 1945
3. Memilih Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs.
Hoh.Hatta sebagai wakil presiden.
4. Sebelum terbentuknya MPR kekuasaan
dijalankan oleh presiden dengan bantuan
Komite nasional.
Negara
Negara Serikat Negara Kesatuan
Kesatuan
Konst
UUD 1945 UUD’S 50 UUD 1945
RIS’49
18-8-45

14-11-45
17-8-45

27-12-45

17-8-50

11-3-66
5-7-59
Demokrasi Liberal Demokrasi Demokrasi
Sidang Terpimpin Pancasila
PPKI 1. Kabinet (Orla) (Orba)
1. Maklumat
No. X 16-10-45 Parlementer
1
2. Maklumat 2. Multi Partai
2
3 Nov ‘45
3

Proklamasi Dekrit Super Semar


Presiden
Maklumat
Pemerintah 14-11-45
SEJARah pengesahan
PANCASILA
Melalui jalan berliku, akhirnya dicetuskanlah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945. Teks kemerdekaan itu didiktekan
oleh Moh. Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada
dini hari. Dengan demikian, naskah bersejarah
teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini
digagas dan ditulis oleh dua tokoh proklamator
tersebut sehingga wajar jika mereka dinamakan
Dwitunggal.
Selanjutnya, naskah tersebut diketik
oleh Sayuti Melik. Rancangan
pernyataan kemerdekaan yang
telah dipersiapkan oleh BPUPKI
yang diberi nama Piagam
Jakarta, akhirnya tidak dibacakan
pada 17 Agustus 1945 karena
situasi politik yang berubah
• Perlu Anda ketahui bahwa sehari setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, yakni 18 Agustus 1945, PPKI
bersidang untuk menentukan dan menegaskan posisi
bangsa Indonesia dari semula bangsa terjajah menjadi
bangsa yang merdeka.
• PPKI yang semula merupakan badan buatan
pemerintah Jepang, sejak saat itu dianggap mandiri
sebagai badan nasional. Atas prakarsa Soekarno,
anggota PPKI ditambah 6 orang lagi, dengan maksud
agar lebih mewakili seluruh komponen bangsa
Indonesia.
• Mereka adalah Wiranatakusumah, Ki Hajar
Dewantara, Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, Iwa
Koesoema Soemantri, dan Ahmad Subarjo
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka memerlukan
perangkat dan kelengkapan kehidupan bernegara, seperti:
Dasar Negara, Undang-Undang Dasar, Pemimpin negara, dan
perangkat pendukung lainnya. Putusan-putusan penting yang
dihasilkan mencakup hal-hal berikut:

1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD ‘45)


yang terdiri atas Pembukaan dan Batang Tubuh. Naskah
Pembukaan berasal dari Piagam Jakarta dengan sejumlah
perubahan. Batang Tubuh juga berasal dari rancangan
BPUPKI dengan sejumlah perubahan pula.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
(Soekarno dan Hatta).
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan
anggota PPKI ditambah tokoh-tokoh masyarakat dari
banyak golongan. Komite ini dilantik 29 Agustus 1945
dengan ketua Mr. Kasman Singodimejo
Rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD
1945 adalah sebagai berikut:
1.Ketuhanan Yang Maha Esa.
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.Persatuan Indonesia.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
• Sejarah bangsa Indonesia juga mencatat bahwa rumusan
Pancasila yang disahkan PPKI ternyata berbeda dengan
rumusan Pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta.
• Hal ini terjadi karena adanya tuntutan dari wakil yang
mengatasnamakan masyarakat Indonesia Bagian Timur yang
menemui Bung Hatta yang mempertanyakan 7 kata di
belakang kata “Ketuhanan”, yaitu “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
• Tuntutan ini ditanggapi secara arif oleh para pendiri negara
sehingga terjadi perubahan yang disepakati, yaitu
dihapusnya 7 kata yang dianggap menjadi hambatan di
kemudian hari dan diganti dengan istilah “Yang Maha Esa”
• Setelah kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan yang kemudian diikuti dengan
pengesahaan Undang-Undang Dasar 1945,
maka roda pemerintahan yang seharusnya
dapat berjalan dengan baik dan tertib, ternyata
menghadapi sejumlah tantangan yang
mengancam kemerdekaan negara dan
eksistensi Pancasila.
• Salah satu bentuk ancaman itu muncul dari
pihak Belanda yang ingin menjajah kembali
Indonesia.
• Belanda ingin menguasai kembali Indonesia dengan berbagai
cara. Tindakan Belanda itu dilakukan dalam bentuk agresi
selama kurang lebih 4 tahun.
• Setelah pengakuan kedaulatan bangsa Indonesia oleh Belanda
pada 27 Desember 1949, maka Indonesia pada 17 Agustus 1950
kembali ke negara kesatuan yang sebelumnya berbentuk
Republik Indonesia Serikat (RIS).
• Perubahan bentuk negara dari Negara Serikat ke Negara
Kesatuan tidak diikuti dengan penggunaan Undang-Undang
Dasar 1945, tetapi dibuatlah konstitusi baru yang dinamakan
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950).
• Permasalahannya ialah ketika Indonesia kembali Negara
Kesatuan, ternyata tidak menggunakan Undang-Undang Dasar
1945 sehingga menimbulkan persoalan kehidupan bernegara
dikemudian hari
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai