Anda di halaman 1dari 31

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMP NEGERI 2 PURBALINGGA
Jl. Letkol Isdiman No. 194, Telp ( 0281) 891333
e-mail : smp2pbg@yahoo.com – web : http://smpn2purbalingga:sch.id
MATERI SKL UJIAN AKHIR SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Perumusan Dasar Negara (Perumusan Pancasila)


A. Pembentukan BPUPKI
 Pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan pembentukan Dokuritsu Zyunbi
Tyoosakai (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia/BPUPKI) untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan.
 BPUPKI diresmikan, pada tanggal 29 April 1945
 Sidang pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945,
membahas tentang rancangan dasar negara Indonesia merdeka.

Yang mengajukan usul dalam Sidang Pertama BPUPKI yaitu:


Mr. Muhammad Yamin, Soepomo, 31 Mei 1945 Ir.Soekarno, 1 Juni 1945
29 Mei 1945
LISAN: 1. Persatuan 1. Kebangsaan Indonesia
1. Peri Kebangsaan 2. Kekeluargaan 2. Internasionalisme atau
2. Peri Kemanusiaan 3. Keseimbangan lahir peri kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan dan batin 3. Mufakat atau
4. Peri Kerakyatan 4. Musyawarah demokrasi
5. Kesejahteraan Sosial 5. Keadilan 4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang
TERTULIS: berkebudayaan
1. Ketuhanan Yang Maha
Esa
2. Kebangsaan persatuan
Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang
adil dan beradab
4. Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

B. Panitia Sembilan.
Bertugas menyelidiki usul-usul tentang perumusan dasar negara.
Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan bersidang dan menghasilkan rancangan
pembukaan hukum dasar /Pembukaan Undang-Undang Dasar.
 Oleh Ir. Soekarno, rancangan pembukaan hukum dasar ini diberikan nama
”Mukadimah”
 Oleh Mr. Muhammad Yamin dinamakan ”Piagam Jakarta “

Di alinea keempat naskah Piagam Jakarta tersebut, terdapat rumusan dasar Negara
(Pancasila) yaitu:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
 Sidang II BPUPKI tanggal 10 – 17 Juli 1945 membahas rancangan batang tubuh
(kegiatan tiap tanggal ada di SKL no. 5)
Dalam sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 rumusan dasar negara yang tercantum
dalam naskah ”Piagam Jakarta” mengalami perubahan.
Rumusan dasar negara yang diubah adalah sila pertama yang semula berbunyi
”Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
dirubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Latar belakang perubahan sila pertama, adalah wakil-wakil masyarakat Indonesia yang
beragama Protestan dan Katolik dari wilayah Indonesia Timur merasa keberatan
dengan bunyi sila I.
Supaya tidak terpecah sebagai bangsa, tokoh pendiri bangsa telah bermufakat untuk
mengganti rumusan sila I menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”

Dengan demikian, rumusan dasar Negara (Pancasila) yang tercantum dalam


Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus
1945 adalah :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Nilai semangat dalam perumusan dasar Negara

Beberapa komitmen para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila adalah sebagai
berikut:
a. Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme.
b. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia.
c. Memiliki semangat juang.
d. Mendukung dan berupaya secara akti dalam mencapai cita-cita bangsa, yakni
merdeka, bersatu berdaulat, adil, dan makmur.
e. Bersedia mengorbankan diri pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara
di atas kepentingan pribadi

3. Arti penting norma dalam mewujudkan keadilan


Mengatur segala perbedaan dalam masyarakat agar tercipta ketertiban dan keharmonisan
masyarakat.

4. Perilaku sesuai norma dalam kehidupan sehari-hari


norma agama norma kesusilaan norma kesopanan norma hukum
- beribadah sesuai - membantu orang - mengetuk pintu - membuang
agama dan tua dan memberi sampah pada
kepercayaan - tidak menyontek salam saat mau tempatnya
masing-masing saat mengerjakan masuk ruangan - membayar pajak
- berdoa sebelum tes - tidak memotong tepat waktu
dan sesudah - memberikan pembicaraan - menyeberang di
melakukan sesuatu tempat duduknya - makan sambil zebra cross
- merayakan hari kepada orang yang duduk - naik kendaraan
besar agama lebih tua saat naik - tidak meludah bermotor
- sholat berjamaah di kendaraan umum disembarang memakai helm
sekolah - membantu korban tempat
bencana alam
5. Perumusan UUD NRI dalam Sidang II BPUPKI

1. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Naskah UUD 1945 dipersiapkan oleh BPUPKI pada sidang kedua tanggal 10 s.d 17
Juli 1945 melalui 4 (empat) kali persidangan, yaitu:

Persidangan Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

N Sidang Uraian
o
Pembahasan menyepakati ketentuan tentang Lambang Negara, Negara
1 sidang tanggal 13 Kesatuan, sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan
Juli 1945 membentuk Panitia Penghalus Bahasa

Pembahasan ”Pembicaraan tentang pernyataan kemerdekaan”.


2 sidang tanggal 14 Pasal-pasal dari rancangan UUD berjumlah 42 pasal. Dari 42
Juli 1945 pasal tersebut, ada 5 pasal tentang aturan peralihan dengan
keadaan perang, serta 1 pasal mengenai aturan tambahan.

Pembahasan ”Pembahasan Rancangan Undang-Undang Dasar”.


sidang tanggal 15 - Ketua Perancang UUD, yaitu Soekarno memberikan penjelasan
3 Juli 1945 tentang naskah yang dihasilkan
- Soepomo, sebagai Panitia Kecil Perancang UUD, diberi
kesempatan untuk memberikan penjelasan terhadap naskah
UUD

Pembahasan Naskah UUD akhirnya diterima dengan suara bulat


4 sidang tanggal 16 pada Sidang BPUPKI. Selain itu juga, diterima usul-usul
Juli 1945 dari panitia keuangan dan Panitia Pembelaan Tanah Air.

2. Pengesahan UUD NRI Tahun 1945


UUD 1945 disahkan sebagai konstitusi/hukum dasar tertulis melalui Sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. Tepatnya
sehari setelah pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia

6. Arti penting UUD NRI 1945 bagi bangsa dan negara Indonesia

UUD NRI Tahun 1945 berisi aturan dasar kehidupan bernegara di Indonesia.
Kedudukannya sebagai hukum yang paling tinggi dan sifatnya fundamental, karena
merupakan sumber legitimasi atau landasan bentuk-bentuk peraturan perundang-
undangan di bawahnya.

Semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tidak boleh


bertentangan dan harus berpedoman pada UUD NRI Tahun 1945.

Kepatuhan warga negara terhadap UUD NRI Tahun 1945 akan mengarahkan kita
pada kehidupan yang tertib dan teratur.

Apabila UUD NRI Tahun 1945 tidak dipatuhi, maka kehidupan bernegara kita:
a) mengarah pada ketidak harmonisan.
b) dapat terjadi perang saudara.
c) merugikan semua warga negara Indonesia karena dapat berakibat tidak terwujudnya
kesejahteraan.
d) bahkan mungkin dapat menyebabkan bubarnya Negara Republik Indonesia
5. Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia
a. Letak strategis wilayah Indonesia
yaitu terletak antara dua Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia dan antara dua
benua Asia dan Australia

b. Kondisi negara kepulauan


Negara Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau yang secara fisik terpisah-pisah.
Keadaan ini menghambat hubungan antarmasyarakat dari pulau yang satu dengan
pulau yang lainnya.
Maka setiap masyarakat dimasing-masing kepulauan mengembangkan budaya
mereka sendiri, sesuai dengan tingkat kemajuan dan lingkungan masing-masing.

c. Perbedaan kondisi alam


Kondisi alam yang berbeda seperti daerah pantai, pegunungan, daerah subur,
padang rumput, pegunungan, dataran rendah, rawa, dan laut mengakibatkan
perbedaan masyarakat.
Masyarakat di daerah pantai berbeda dengan masyarakat pegunungan

d. Keadaan transportasi dan komunikasi


Kemajuan sarana transportasi dan komunikasi juga memengaruhi perbedaan
masyarakat Indonesia

e. Penerimaan masyarakat terhadap perubahan


Sikap masyarakat terhadap sesuatu yang baru baik yang datang dari dalam maupun
luar masyarakat membawa pengaruh terhadap perbedaan masyarakat Indonesia

6. Arti Penting Memahami Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka


Tunggal Ika

a. Kondisi kewilayahan negara Indonesia sebagai negara kepulauan, dapat


menyebabkan terjadinya perpecahan bangsa (disintegrasi).
b. Masyarakat Indonesia diwarnai oleh berbagai macam perbedaan.
Kondisi sosial budaya yang banyak perbedaan menjadikan kehidupan bangsa
Indonesia menyimpan potensi terjadinya konflik.

Atas dasar dua alasan tersebut, maka penting sekali memahami keberagaman dalam
masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mengusahakan dan mempertahankan
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Keberagaman masyarakat Indonesia memiliki dampak positif sekaligus dampak negatif


bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Dampak positif memberikan manfaat bagi perkembangan dan kemajuan.
Dampak negatif mengakibatkan ketidakharmonisan bahkan kehancuran bangsa dan
negara.

Bagi bangsa Indonesia keberagaman suku bangsa, budaya, agama, ras dan antargolongan
merupakan kekayaan bangsa yang sangat berharga.
Keberagaman bukan merupakan unsur perpecahan namun justru yang menciptakan
kesatuan bangsa

7. Bentuk-bentuk kerjasama dalam berbagai bidang kehidupan


1. Kerjasama dalam Bidang Kehidupan Sosial Politik
- memelihara dan mengembangkan semangat bermusyawarah dalam perwakilan
- memelihara dan mengembangkan kehidupan demokrasi
- memelihara serta mengembangkan kearifan dan kebijaksanaan dalam
bermusyawarah
2. Kerjasama dalam Bidang Kehidupan Ekonomi
- membayar pajak tepat waktu
- mendirikan koperasi sebagai badan usaha
- hidup sederhana, tidak boros, dan suka menabung

3. Kerjasama dalam Bidang Kehidupan Pertahanan dan Keamanan Negara


- menjaga keamanan lingkungan
- mengikuti pelatihan dasar kemiliteran
- Pengabdian sebagai Prajurit TNI dan Polri

10. Pentingnya kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa


dan bernegara, yaitu:
1. sebagai kekuatan untuk mencapai tujuan nasional
2. memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa
3. memajukan bangsa dan negara Indonesia
4. mewujudkan kehidupan yang harmonis
5. menciptakan rasa aman, tentram, dan damai

11. Otonomi daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia


Alasan Indonesia menerapkan azas otonomi dan tugas perbantuan adalah:
a. luasnya wilayah negara
b. urusan pemerintahan yang semakin kompleks
c. jumlah warga negara yang makin banyak dan heterogen

Sesuai pasal 18, 18A, dan 18B UUD NRI Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem pemerintahan daerah yang berasaskan
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

NO ARTI
1. Daerah Otonom Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bentuk dari daerah otonom yaitu: provinsi, kota, dan
kabupaten.
2. Otonomi Daerah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia
3 Desentralisasi Pemberian kewenangan kepada unit-unit atau pengelola-
pengelola dengan tingkat kewenangan yang lebih rendah
di dalam suatu struktur organisasi
4 Dekonsentrasi Pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai
wakil
5 Tugas Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah
Pembantuan. kepada daerah dan/atau desa. Dari pemerintah provinsi
kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari
pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban
melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.
Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan,
dan peran serta masyarakat

Ada 6 (enam) bentuk urusan yang tidak diserahkan kepada daerah otonom,
melainkan tetap menjadi urusan/kewenangan pemerintah pusat adalah :
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, hukum, agama, dan
moneter/keuangan

Peran Karakteristik Daerah dalam kerangka NKRI


 Tanah kita dikenal dengan tanah yang subur. Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh
subur di Indonesia yang memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia, juga
memberikan penghidupan bagi berbagai satwa.
 Demikian juga dengan lautan yang luas di daerah tropis merupakan sumber
kehidupan di laut. Selain itu kekayaan alam Indonesia berupa bahan tambang
seperti minyak, gas, tembaga, emas, batu bara terkandung dalam bumi Indonesia
 Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan modal yang potensial untuk
kemajuan bangsa dan negara.

Kekayaan alam dan potensi yang dimiliki setiap daerah di Indonesia


sesungguhnya merupakan kekayaan dan potensi seluruh bangsa Indonesia
sehingga tidak hanya milik daerah yang bersangkutan

 Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah, memungkinkan setiap


daerah untuk mengembangkan keberagaman daerah sesuai dengan potensi,
budaya dan kekayaan yang dimiliki daerah masing-masing
 Untuk mewujudkan pembangunan nasional berkeadilan dan merata, maka
penyelenggaraan otonomi daerah diharapkan mampu mengatasi persoalan
yang muncul dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

13. Upaya pemerintah daerah dalam mempertahankan Negara kesatuan


Republik Indoneia
Peran daerah dalam mempertahankan NKRI, antara lain :
a. Mempertahankan bentuk dan keutuhan NKRI
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
c. Memajukan bangsa melalui inovasi dan kreativitas
d. Melaksanakan pembangunan nasional di daerah
e. Mengembangkan kehidupan yang demokratis

14. Kedudukan dan fungsi Pancasila


KEDUDUKAN/FUNGSI ARTI
Pancasila sebagai Dasar Pancasila menjadi dasar bagi penyelenggaraan
Negara negara.
Pancasila sebagai Pancasila memiliki fungsi, yaitu sebagai hal yang
Kepribadian Bangsa memberikan corak khas bangsa Indonesia dan
Indonesia menjadi pembeda yang membedakan bangsa kita
dengan bangsa yang lain.
Pancasila sebagai pandangan Pancasila menjadi pedoman dalam kehidupan
hidup bangsa sehari-hari semua warga negara Indonesia
dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara.
Pancasila sebagai Sumber Pancasila berfungsi sebagai sumber hukum yang
dari Segala Sumber Hukum mengatur segala hukum yang berlaku di Indonesia.
Semua hukum harus tunduk dan bersumber
dari Pancasila
15. Membiasakan perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila dalam berbagai
kehidupan.

Mempertahankan Pancasila berarti mempertahankan NKRI


Jika ada yang ingin mengganti Pancasila, berarti mengancam keberadaan negara
Indonesia.
Jika dasar negara diganti, runtuhlah bangunan negara Indonesia. Oleh karena itu,
mempertahankan Pancasila merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
rakyat Indonesia.
Butir-butir nilai Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mempertahankan Pancasila dapat dilakukan dengan melaksanakan nilai-nilai
Pancasila oleh setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari di
manapun berada.

Sikap yang sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam sila I


a. Percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan
kepercayaannya masing-masing.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
c. Hidup rukun di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
d. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan
kepercayaannya masing-masing.
e. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

Sikap yang sesuai Nilai-Nilai yang terkandung dalam sila II


a. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, dan warna kulit.
c. Saling mencintai sesama manusia.
d. Tenggang rasa dan tepa selira.
e. Tidak bertindak semena-mena kepada orang lain.
f. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
g. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
h. Berani membela kebenaran dan keadilan.
i. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
j. Saling hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

Sikap yang sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam sila III


a. Meletakkan persatuan, kesatuan serta kepentingan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan negara.
c. Rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.
e. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
f. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sikap yang sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam sila IV


a. Menghargai bahwa setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
d. Mengedapankan musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
f. Beritikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
g. Mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan
dalam musyawarah.
h. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati nurani yang jujur.
i. Mendukung keputusan musyawarah yang menjunjung tingi harkat dan matabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan
demi kepentingan bersama.
j. Percaya kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
permusyawaratan.

Sikap yang sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam sila V


a. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan susasana
kekeluargaan dan gotong-royong.
b. Adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
f. Tidak menggunakan hak milik untuk untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau
kepentingan umum.
h. Suka bekerja keras dan menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
i. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
keadilan sosial.

16. Kedudukan dan Fungsi UUD NRI 1945


Kedudukan UUD NRI Tahun 1945
Konstitusi adalah hukum dasar. Hukum dasar ada 2 macam, yaitu
 hukum dasar tertulis ( UUD )
 hukum dasar tidak tertulis (Konvensi)
Jadi UUD adalah hukum dasar yang tertulis.

Sebagai hukum dasar, UUD NRI Tahun 1945 berkedudukan sebagai sumber
hukum.
UUD merupakan hukum dasar yang menempati kedudukan tertinggi dalam tata
urutan peraturan perundang-undangan.
Oleh karena itu setiap peraturan perundang-undangan harus berlandaskan dan
bersumber kepada UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki fungsi sebagai :


a) Alat Kontrol, UUD NRI Tahun 1945 sebagai alat kontrol apakah aturan hukum
yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi, yaitu
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b) Pengatur, UUD NRI Tahun 1945 juga berperan sebagai pengatur bagaimana
kekuasaan negara disusun, dibagi, dan dilaksanakan.
c) Penentu, UUD NRI Tahun 1945 juga berfungsi sebagai penentu hak dan
kewajiban negara, aparat negara, dan warga negara
17. Kedudukan Peraturan Perundangan dalam Sistem Hukum Nasional
Indonesia merupakan negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945. Berdasarkan alinea ke-4 UUD 1945, Indonesia merupakan negara yang
berdasar atas hukum yang sesuai dengan sistem hukum nasional.

Tata urutan peraturan perundang-undangan mengandung makna bahwa peraturan


perundang-undangan yang berlaku memiliki hierarki atau tingkatan . Peraturan yang
satu memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan peraturan yang lain.

Tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia menurut pasal 7 UU No.


2 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, adalah:
1. Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
3. Undang-undang/Peraturan Pemerintah pengganti UU (Perpu)
4. Peraturan Pemerintah (PP)
5. Peraturan Presiden (Perpres)
6. Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi)
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda Kabupaten/Kota)

UUD NRI Tahun 1945 menduduki posisi tertinggi yang melandasi peraturan
perundang-undangan lainnya. 
Oleh karena itu segala peraturan perundangan di bawah UUD NRI Tahun 1945, harus
bersumber pada UUD NRI Tahun 1945, dan tidak boleh bertentangan dengan UUD
NRI Tahun 1945

Dalam tata urutan peraturan perundangan, hukum yang di atas menjadi sumber
hukum yang dibawahnya. Hukum yang paling atas (tertinggi) adalah UUD Negara
RI Tahun 1945 yang di dalamnya terdapat Pembukaan dan Batang Tubuh.
Dengan demikian dalam membuat atau membentuk setiap peraturan harus
mengacu pada UUD Negara RI Tahun 1945 dan dijiwai oleh nilai-nilai luhur
Pancasila

18. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan di Indonesia


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan mencakup tahapan
 Perencanaan
 Penyusunan
 Pembahasan
 pengesahan/penetapan
 pengundangan
(Pasal 1 angka 1 UU No.12 Tahun 2011)

19. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan di berbagai


lingkungan (lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa dan negara),
sekolah masyarakat bangsa dan negara
a. memakai seragam a. melaporkan ke pengurus a. membayar pajak tepat
sekolah RT apabila menerima waktu
b. datang tepat waktu tamu menginap di b. memiliki akta
c. mengikuti pelajaran rumah kelahiran.
dengan baik b. mengikuti kegiatan c. mematuhi aturan
d. berbaris sebelum masuk ronda malam/kerja bakti berlalu lintas.
kelas c. membayar iuran warga d. menyukseskan wajib
sesuai ketentuan belajar pendidikan
d. mematuhi peraturan dasar
RT/desa
20. Sekilas tentang sejarah pada awal kebangkitan nasional 1908 dalam
perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Penjajah Belanda dapat menguasai bangsa Indonesia dalam waktu yang lama karena
bangsa Indonesia mudah dipecah belah dan perjuangan yang dilakukan bangsa
Indonesia masih bersifat kedaerahan.

Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bebas merdeka seperti saat ini karena ada
usaha untuk bangkit dan melepaskan diri dari penjajahan.
Kesadaran bangsa Indonesia untuk bangkit tumbuh seiring lahirnya generasi muda
terdidik dan peduli terhadap kemerdekaan Indonesia.

Boedi Oetomo sebagai organisasi nasional pertama meletakkan semangat


kebangkitan Nasional bagi perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih
kemerdekaan.
Boedi Oetomo didirikan oleh dr. Soetomo pada tanggal 20 Mei 1908.

Besarnya pengaruh pergerakan Budi Utomo dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia,


Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1948, menetapkan hari kelahiran Budi Utomo
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

21. Nilai-nilai kebangkitan nasional 


Nilai: religius, kemanusiaan, produktivitas, keseimbangan, demokrasi, kesamaan
derajat, ketaatan hukum

22. Peran tokoh Kebangkitan Nasional 1908 dalam perjuangan


kemerdekaan Republik Indonesia
1. memperhatikan segala kepentingan hidup dan penghidupan dalam arti yang seluas-
luasnya, kultural dan sosial, dan mempertinggi derajat kebangsaan
2. memperluas pendidikan dan pengajaran juga memupuk kesadaran kebangsaan
3. membangkitkan semangat perlawanan supaya rakyat tidak mudah ditindas
4. membangun kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya persatuan,
kesatuan berbangsa dan bernegara

23. Semangat kekeluargaan dan gotong royong sebagai bentuk


kerjasama dalam masyarakat yang beragam dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
Semangat kekeluargaan dan gotong royong telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat
Indonesia.
Praktik semangat kekeluargaan dan gotong royong dapat ditemukan dalam berbagai
kegiatan dan kehidupan masyarakat.

Pentingnya bergotong rotong yaitu:

a. Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik


jasmani maupun rohani.
b. Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia berada dalam kehidupan
sesamanya.
c. Manusia sebagai mahluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencintai, mengasihi
dan tenggang rasa terhadap sesamanya.
d. Dasar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengharuskan
setiap manusia untuk bekerjasama, bergotong royong dalam mencapai
kesehjahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.
e. Usaha yang dilakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan
terasa lebih ringan, mudah dan lancar.
24. Pelaksanaan semangat dan komitmen Sumpah Pemuda
dalamkehidupansehari-hari
a. Mempelajari budaya yang ada di Indonesia.
b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Hormati perbedaan.
d. Berkontribusi memajukan bangsa.
e. Menabung untuk masa depan yang lebih baik.

25. Unsur-unsur Negara Kesatuan Republik Indonesia


Unsur Konstitutif Unsur Deklaratif
1. Rakyat 1. Pengakuan dari negara lain
2. Wilayah
3. Pemerintah yang berdaulat

26. Arti penting semangat Persatuan dan Kesatuan untuk memperkuat


dan memperkokoh NKRI
1. Bagi diri sendiri
a. Kehidupan diri sendiri akan damai dan tenteram karena kita dapat hidup bersama
orang lain dengan sikap saling menghargai
b. Semangat persatuan diri sendiri akan mewarnai persatuan keluarga

2. Bagi masyarakat
a. Kehidupan masyarakat akan lebih tenteram dan damai
b. Tidak ada konflik dalam masyarakat
c. Berkembangnya sikap saling menghormati, bekerjasama dan bergotongrayang

3. Bagi bangsa dan negara


a. Kehidupan bangsa dan negara aman tenteram dan damai
b. Ketahanan nasional semakin kuat karena persatuan dan kesatuan terjaga
c. Tujuan negara akan lebih cepat tercapai

27. Sikap positif terhadap Semangat Kebangsaan yang dapat diteladani


seperti sikap bersyukur dan sikap peduli untuk memperkuat NKRI
a. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia
b. Menciptakan ketahanan nasional
c. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit
d. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan
e. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan Nusantara
f. Menaati peraturan yang berlaku

28. Praktik Ideal Pancasila dan penerapan Pancasila dari masa ke masa

Praktik Ideal Pancasila:


Sejak Pancasila ditetapkan menjadi dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945,
diharapkan :
1. Nilai-nilai Pancasila benar-benar dilaksanakan sebagai pondasi/alas/dasar dalam
penyelenggaraan negara.
2. Penyelenggara negara dalam menyelenggarakan negara harus berdasarkan Pancasila.
3. Semua jenis peraturan perundang-undangan harus sesuai dengan Pancasila
4. Isi muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Penerapan Pancasila dari masa ke masa
1. Pada masa Awal Kemerdekaan (1945-1959)
a. Kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi kekacauan
b. Kondisi sosial budaya masyarakat berada dalam suasana peralihan dari
masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka
c. Masa pencarian bentuk penerapan Pancasila dalam sistem ketatanegaraan

Pada periode ini, ada upaya-upaya/pemberontakan untuk mengganti Pancasila


sebagai dasar negara dan penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila.

Terjadinya pemberontakan-pemberontakan pada masa awal kemerdekaan (1945-1959) di


Indonesia disebabkan karena ada sebagian masyarakat Indonesia yang belum
menerima/tidak mendukung Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa Indonesia.

2. Masa Orde Lama (1959-1966)


 Dalam periode ini Pancasila tetap sebagai dasar negara tetapi pelaksanaannya
lebih diarahkan kepada ideologi liberal, sila ke-4 Pancasila tidak lagi
berjiwakan musyawarah mufakat melainkan menjadi voting (suara terbanyak)
 Periode ini dikenal sebagai periode Demokrasi Terpimpin
 Demokrasi terpimpin merupakan sebuah sistem demokrasi yang seluruh keputusan
dan pemikiran dalam pemerintahan negara, berpusat pada pemimpin negara.
 Pemimpin negara saat itu adalah Presiden Ir. Soekarno.

Demokrasi terpimpin dicetuskan oleh Presiden Soekarno karena :


o Banyaknya gerakan separatis yang menyebabkan ketidakstabilan Negara.
o Tersendatnya pembangunan ekonomi.
o Sering terjadinya pergantian kabinet sehingga program pembangunan yang
dirancang oleh kabinet tidak berjalan secara utuh.
o Badan Konstituante gagal menjalankan tugasnya untuk menyusun UUD.

3. Masa Orde Baru (1966-1998)


 Era baru dalam pemerintahan, dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat,
yaitu antara tahun 1966-1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden
Republik Indonesia
 Era baru tersebut kemudian dikenal dengan Orde Baru dengan konsep Demokrasi
Pancasila
 Visi Utama Pemerintahan Orde Baru adalah melaksanakan Pancasila dan UUD
NRI Tahun 1945 secara murni dan konsekuen
 Orde Baru menerapkan Program Pembangunan Nasional dengan Repelita dan
GBHN

4. Masa Reformasi (1998 - SEKARANG)


 Orde Reformasi dimulai sejak Presiden Soeharto mengundurkan diri sebagai
Presiden dan digantikan oleh B.J Habibie.
 Masa Reformasi menghendaki adanya penataan kembali kehidupan berbangsa
dan bernegara sesuai Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara.

29. Nilai-nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan zaman (Hakikat


Ideologi Terbuka)

Ideologi terbuka artinya ideologi yang berkembang sesuai dengan perkembangan


zaman/masyarakat dan kecerdasan kehidupan bangsa tanpa harus kehilangan jati dirinya

Ciri khas ideologi terbuka adalah


 nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan
diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat itu sendiri.
 Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh negara, melainkan
ditemukan dalam masyarakat sendiri.

Keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai-nilai sebagai berikut.


a. Nilai dasar, bersifat universal sehingga di dalamnya terkandung citacita, tujuan,
serta nilai-nilai yang baik dan benar
Nilai dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara. Nilai
dasar Pancasila selanjutnya dijabarkan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Nilai instrumental, ini sebagai penjabaran dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila
berupa peraturan perundangan dan lembaga pelaksanaannya. Misalnya; UUD,
ketetapan MPR, UU, serta peraturan perundangundangan lainnya. Dapat disesuaikan
dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat berdasarkan nilai-nilai
Pancasila
c. Nilai praksis, merupakan realisasi dari nilai-nilai instrumental berupa suatu
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan
perbaikan (reformasi) sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat,

30. Kedudukan Pancasila sebagai ideologi Terbuka

Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa sehingga
memenuhi prasyarat menjadi ideologi yang terbuka.

Keterbukaan Pancasila, mengandung pengertian bahwa Pancasila senantiasa mampu


berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak berubah, namun
pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita
hadapi dalam setiap waktu.

Hal ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa ideologi Pancasila bersifat aktual,
dinamis, antisipatif, serta senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan, teknologi, serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.

31. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik dan hukum,


ekonomi, sosial budaya, dan Hankam

1. Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila dalam Bidang Politik dan Hukum


meliputi :
persoalan lembaga negara, hak asasi manusia, demokrasi, dan hukum.
 Lembaga negara dikembangkan sesuai dengan kemajuan dan kebutuhan
masyarakat dan negara
 Bangsa Indonesia menghargai hak asasi manusia sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
 Yaitu hak asasi manusia yang menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
 Penegakan hukum harus menghargai HAM sesuai dengan Pancasila.
 Demokrasi negara kita adalah demokrasi Pancasila. Suatu sistem demokrasi yang
tumbuh dari tradisi nilai-nilai budaya bangsa. Demokrasi yang mengutamakan
musyawarah mufakat dan kekeluargaan
 Pembangunan dalam bidang hukum, diarahkan pada terciptanya sistem hukum
nasional yang berdasarkan Pancasila, artinya semua peraturan perundangan harus
sejalan/ berdasarkan Pancasila. Hukum bertujuan untuk menciptakan ketertiban,
keadilan dan kepastian hukum di masyarakat
2. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang Bidang Ekonomi
 Sistem perekonomian yang dikembangkan adalah sistem ekonomi yang dijiwai
oleh nilai-nilai Pancasila.
 Landasan operasional sistem ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila
ditegaskan dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun1945 Pasal 33
 Koperasi sebagai soko guru perekonomian berdasarkan Pancasila

Berbagai wujud sistem ekonomi, baik yang sudah ada dalam masyarakat Indonesia
maupun sebagai bentuk pengaruh asing, dapat dikembangkan selama tidak bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila.
Sistem ekonomi yang sudah ada dalam masyarakat Indonesia misalnya bank,
supermarket, mall, bursa saham, perusahaan.

3. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang sosial budaya


 Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila
 Sistem nilai sosial dan budaya dalam masyarakat dikembangkan sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila agar lebih maju dan modern
 Nilai- nilai sosial yang sudah ada dalam masyarakat yang sesuai dengan Pancasila,
seperti kekeluargaan, musyawarah, serta gotong royong, terus dipelihara dan
diwariskan kepada generasi muda.
 Demikian juga nilai-nilai sosial dari luar, seperti semangat bekerja keras,
kedisiplinan, dan sikap ilmiah, dapat diterima sepanjang tidak bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila
 Sikap feodal, sikap eksklusif dan paham kedaerahan yang sempit serta kebudayaan
asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila perlu dicegah
perkembangannya dalam proses pembangunan bangsa

4. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan


 Pembangunan dalam bidang pertahanan dan keamanan, secara tegas dinyatakan
dalam Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
 Usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (SISHANKAMRATA)
 Kedua pasal tersebut menegaskan perlunya partisipasi seluruh rakyat dalam upaya
bela negara serta usaha pertahanan dan keamanan negara

32. Makna Alinea Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

1. Alinea Pertama
 memuat dalil objektif, yaitu bahwa penjajahan itu tidak sesuai dengan
perikemanusian dan perikeadilan.
Dalil ini menjadi alasan bangsa Indonesia untuk:
a. berjuang memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan.
b. membantu perjuangan bangsa lain yang masih terjajah untuk memperoleh
kemerdekaan.
 memuat dalil subjektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari
penjajahan.
 menjadi landasan hubungan dan kerja sama dengan negara lain.

2. Alinea kedua
Alinea kedua menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian bangsa
Indonesia,bahwa:
a. perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang menentukan;
b. momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan;
c. kemerdekaan harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
3. Alinea ketiga
o memuat motivasi spiritual, yaitu kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa
Indonesia adalah rahmat dan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa.
o memuat motivasi riil dan materil, yaitu keinginan luhur bangsa supaya
berkehidupan yang bebas.
o Makna alinea ke-3:
- Adanya pengukuhan pernyataan kemerdekaan
- Keinginan yang didambakan oleh bangsa Indonesia terhadap kehidupan yang
berkelanjutan
- Pengakuan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah
berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.

4. Alinea Keempat
Alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memuat prinsip-prinsip negara
Indonesia, yaitu:
a. tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah negara;
b. ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar;
c. bentuk negara, yaitu bentuk republik yang berkedaulatan rakyat; dan
d. dasar negara, yaitu Pancasila.
Kedaulatan rakyat bermakna bahwa kekuasaan tertingi dalam negara dipegang oleh
rakyat. Rakyat yang memiliki kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan, baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan rakyat.

33. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD NRI


Tahun 1945

Pokok pikiran Makna yang terkandung

PP. Pertama • Negara yang melindungi dan meliputi


negara melindungi segenap bangsa segenap bangsa dan seluruh wilayahnya
Indonesia dan seluruh tumpah darah • Negara mengatasi segala macam paham
Indonesia dengan berdasar atas golongan dan paham individualistis
persatuan (pokok pikiran persatuan). • Penyelenggara negara dan setiap warga
negara wajib mengutamakan kepentingan
negara di atas kepentingan golongan atau
individu

PP. Kedua • Menempatkan suatu tujuan atau cita-cita


negara hendak mewujudkan keadilan yang ingin dicapai dalam Pembukaan UUD
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(pokok pikiran keadilan sosial). • Merupakan suatu kausa-finalis (sebab
tujuan)
• Penyelenggara negara dapat menentukan
jalan serta aturan yang harus dilaksanakan
menurut UUD untuk mencapai tujuan
memajukan kesejahteraan umum yang
berkeadilan.
• Hendak mewujudkan keadilan sosial yang
didasarkan pada kesadaran bahwa manusia
mempunyai hak dan kewajiban dalam
kehidupan masyarakat.
PP. Ketiga • Sistem negara yang terbentuk harus
negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas permusyawaratan
berdasarkan atas kerakyatan dan /perwakilan
permusyawaratan/perwakilan • Negara Indonesia selalu mengedepankan
(pokok pikiran kedaulatan rakyat). musyawarah untuk mufakat
dalammenyelesaikan suatu persoalan
• Kedaulatan berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD

PP. Keempat • mewajibkan pemerintah dan penyelenggara


Negara berdasarkan atas Ketuhanan negara lainnya untuk memelihara budi
Yang Maha Esa, menurut dasar pekerti yang luhur
kemanusiaan yang adil dan beradab. • Kita harus bertakwa kepada Tuhan Yang
(pokok pikiran ketuhanan) Maha Esa, menurut dasar kemanusian yang
adil dan beradab dengan menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia atau nilai
kemanusian yang luhur.

Arti Penting Pokok Pikiran Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

 Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pancaran dari nilai-nilai
Pancasila.
 Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari UndangUndang
Dasar Negara Indonesia.
 Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (rechtsidee) yang
menguasai hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis (Undang-Undang
Dasar) maupun hukum yang tidak tertulis
 pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sumber hukum tertinggi di Indonesia
 Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-
pasalnya.
 pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam realisasinya harus dijabarkan
dalam semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia

34. Hubungan Pembukaan dengan pasal-pasal Undang-undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945, merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

35. Sikap Positif terhadap Pokok-Pokok Pikiran Pembukaan UUD NRI


Tahun 1945

Mempertahankan pokok-pokok pikiran dalam Pembukaaan UUD NRI Tahun 1945,


tidak hanya dilakukan dengan tidak merubahnya,
namun yang tidak kalah penting adalah dengan mewujudkan pokok-pokok pikiran
dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

1. PP. Pesatuaan 1. Lingkungan Keluarga


a. Hidup rukun dengan saudara
b. Saling membantu sesama anggota keluarga
c. Bekerja sama membersihkan rumah
2. Lingkungan Sekolah
a. Ikut serta dalam belajar kelompok
b. Saling membantu sesama teman
c. Tidak pilih-pilh dalam berteman
3. Lingkungan Masyarakat
a. Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti membersihkan
lingkungan
b. Hidup rukun dengan tetangga
c. Membantu tetangga yang membutuhkan pertolongan
4. Lingkungan Bangsa dan Negara
a. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
b. Mencintai produksi dalam negeri
c. Tidak membedakan suku, agama, ras dan antar
golongan

2. PP.keadilan 1. Lingkungan Keluarga


sosial a. berlaku adil terhadap anggota keluarga
b. tidak bergaya hidup mewah
c. Suka bekerja keras
2. Lingkungan Sekolah
a. saling membantu antar teman
b. menghargai hasil karya teman lain
c. rajin belajar
3. Lingkungan Masyarakat
a. bergotong royong
b. berlaku adil sesama masyarakat
c. menghormati hak-hak orang lain
4. Lingkungan Bangsa dan Negara
a. menjaga kesimbangan antara hak dan kewajiban
b tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain
c. mewujudkan pembangunan yang berkeadilan sosial
3. PP.Kedaulatan 1. Lingkungan Keluarga
rakyat a. mengutamakan msyawarah
b. tidak memaksakan kehendak
c. menghormati pendapat orang lain
2. Lingkungan Sekolah
a.
b.
c.
3. Lingkungan Masyarakat
a.
b.
c.
4. Lingkungan Bangsa dan Negara
a.
b
c.
4. PP.Ketuhanan 1. Lingkungan Keluarga
a. rajin beribadah
b.
c.
2. Lingkungan Sekolah
a. berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
b. melaksanakan sholat berjamaah
c. kegiatan infak
3. Lingkungan Masyarakat
a.
b.
c.
4. Lingkungan Bangsa dan Negara
a.
b
c.

36. Macam-macam Bentuk Negara

Bentuk Negara Pengertian


1. Negara Federal Negara federal sering kali disebut dengan istilah negara
serikat. Negara federal dapat diartikan sebagai bentuk negara
yang terdiri dari kumpulan beberapa negara bagian
2. Negara Kesatuan Kedaulatan ke luar maupun ke dalam dari negara kesatuan
(Republik) sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah pusat. Tidak ada
organisasi pemerintahan lain yang berdaulat selain
pemerintah pusat.
3. Negara Konfederasi Negara Konfederasi yaitu bentuk negara yang diciptakan
secara tidak permanen karena adanya perjanjian antarnegara
yang berkonfederasi untuk tujuan bersama, yaitu
mempertahankan kedaulatan negara.
4. Negara Monarki Negara monarki yaitu bentuk negara yang pemerintahannya
hanya dilakukan oleh satu orang saja. Dalam hal ini, hak
memerintah negara hanya dijalankan oleh satu orang yang
ditunjuk tanpa ada hal lain yang bisa mengganggu gugat. 
5. Negara Oligarki Negara oligarki yaitu bentuk negara yang pemerintahannya
dilakukan oleh suatu kelompok yang biasa disebut sebagai
kelompok Feudal
6. Negara Demokrasi Negara di mana pemilik kekuasaan sepenuhnya berada di
tangan rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat

37. Pengertian, jenis-jenis, sifat-sifat, teori kedaulatan


Pengertian Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia.

1. Jenis-jenis Kedaulatan
a. Kedaulatan Tuhan
Kedaulatan yang pertama dalam sejarah.
Negara dan pemerintah mendapat kekuasaan tertinggi dalam suatu negara dari Tuhan
Kedaulatan ini dianut oleh raja-raja yang mengaku sebagai keturunan dewa.
Misalnya, para raja Mesir Kuno, Kaisar Jepang, Kaisar Tiongkok, Raja Belanda

Pelopor teori kedaulatan Tuhan, antara lain:


- Augustinus (354-430) - F.J. Stahl (1802-1861)
- Thomas Aquino (1215-1274) - F. Hegel (1770-1831)

b. Kedaulatan Raja
Kedaulatan ini beranggapan bahwa kekuasaan tertinggi dalam suatu negara terletak
di tangan raja sebagai penjelmaan kehendak Tuhan.

Peletak dasar utama teori ini adalah Niccolo Machiavelli (1467-1527)


c. Kedaulatan Negara
Kedaulatan negara adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara terletak pada
negara.
Sumber kedaulatan adalah negara.

Peletak dasar teori ini antara lain:


- Jean Bodin (1530-1596) - F. Hegel (1770-1831),
- G. Jellinek (1851-1911) - Paul Laband (1879-1958).

d. Kedaulatan Hukum
Kekuasaan tertinggi dalam suatu negara berasal dari hukum yang berlaku. (baik
hukum tertulis maupun tidak tertulis).

Pelopor teori kedaulatan hukum, diantaranya: Hugo de Groot, Krabbe, Immanuel


Kant, dan Leon Duguit.

e. Kedaulatan Rakyat
Kekuasan tertinggi dalam suatu negara terletak di tangan rakyat.
Rakyat memberikan sebagian kekuasaannya kepada penguasa yang dipilih oleh
rakyat dan penguasa tersebut harus melindungi hak-hak rakyat.

Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Montesquieu (1688-1755) dan


J.J. Rousseau (1712-1778).

2. Sifat Kedaulatan
NO SIFAT ARTI
1 asli kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi.

2 permanen kekuasaan itu tetap ada sepanjang negara tetap berdiri


walaupun pemerintah sudah berganti

3 tunggal kekuasaan itu merupakan satu-satunya dalam negara dan


tidak dibagikan kepada badan-badan lain

4 tidak terbatas kekuasaan itu tidak dibatasi oleh kekuasaan lain.

3. Teori Kedaulatan
a. Teori Kedaulatan Tuhan
Kedaulatan yang pertama dalam sejarah.
Negara dan pemerintah mendapat kekuasaan tertinggi dalam suatu negara dari Tuhan
Kedaulatan ini dianut oleh raja-raja yang mengaku sebagai keturunan dewa.
Misalnya, para raja Mesir Kuno, Kaisar Jepang, Kaisar Tiongkok, Raja Belanda

Pelopor teori kedaulatan Tuhan, antara lain:


- Augustinus (354-430) - F.J. Stahl (1802-1861)
- Thomas Aquino (1215-1274) - F. Hegel (1770-1831)

b. Teori Kedaulatan Raja


Kedaulatan ini beranggapan bahwa kekuasaan tertinggi dalam suatu negara terletak
di tangan raja sebagai penjelmaan kehendak Tuhan.

Peletak dasar utama teori ini adalah Niccolo Machiavelli (1467-1527)

c. Teori Kedaulatan Negara


Kedaulatan negara adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara terletak pada
negara.
Sumber kedaulatan adalah negara.
Peletak dasar teori ini antara lain:
- Jean Bodin (1530-1596) - F. Hegel (1770-1831),
- G. Jellinek (1851-1911) - Paul Laband (1879-1958).

d. Teori Kedaulatan Hukum


Kekuasaan tertinggi dalam suatu negara berasal dari hukum yang berlaku. (baik
hukum tertulis maupun tidak tertulis).

Pelopor teori kedaulatan hukum, diantaranya: Hugo de Groot, Krabbe, Immanuel


Kant, dan Leon Duguit.

e. Teori Kedaulatan Rakyat


Kekuasan tertinggi dalam suatu negara terletak di tangan rakyat.
Rakyat memberikan sebagian kekuasaannya kepada penguasa yang dipilih oleh
rakyat dan penguasa tersebut harus melindungi hak-hak rakyat.

Tokoh yang mengemukakan teori ini adalah Montesquieu (1688-1755) dan


J.J. Rousseau (1712-1778).

38. Hakikat dan Teori Kedaulatan


(= SKL no 37)

39. Bentuk dan Prinsip Kedaulatan NKRI

Bentuk Kedaulatan
Kedaulatan atau kekuasaan tertinggi suatu negara terdiri atas dua bentuk, yaitu
kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar.

a. Kedaulatan ke dalam, berarti bahwa bangsa yang merdeka memiliki kekuasaan


untuk menyusun dan mengatur organisasi pemerintahan sendiri menurut
kehendak bangsanya sendiri, serta kekuasaan untuk mengelola semua yang ada di
wilayahnya yang mengandung sumber daya alam baik di darat, laut, maupun udara,
untuk kemakmuran rakyatnya tanpa campur tangan negara lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang

b. Kedaulatan ke luar, berarti mempunyai kekuasaan untuk berhubungan dan


bekerja sama dengan bangsa lain tanpa terikat oleh kekuasaan lain. Contoh
pelaksanaan kedaulatan ke luar, antara lain mengadakan perjanjian dengan negara
lain, menyatakan perang atau perdamaian, ikut serta dalam organisasi internasional,
dan sebagainya

Prinsip-prinsip kedaulatan Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut:


a. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
(Pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)
b. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
(Pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945)
c. Negara Indonesia adalah negara hukum.
(Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945)
d. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR
e. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
f. MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD.
40. Melaksanakan prinsip-prinsip Kedaulatan sesuai dengan UUD NRI
Tahun 1945
a. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Sesuai pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 bentuk negara yang paling sesuai untuk
Indonesia adalah “kesatuan”
Negara kesatuan merupakan negara yang pemerintah pusatnya memiliki kekuasaan
penuh dan memegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan.

b. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD


Sesuai pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, kekuasan tertinggi di Indonesia terletak
di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.

c. Negara Indonesia adalah negara hukum.


Sesuai pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 maka segala tindakan penyelenggara
negara dan rakyat tidak boleh bertentangan dengan hukum yang berlaku.

d. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR


Ketentuan itu juga dimaksudkan untuk melindungi keberadaan DPR sebagai salah satu
lembaga negara yang  mencerminkan kedaulatan rakyat sekaligus meneguhkan
kedudukan yang setara antara Presiden dan DPR yang sama-sama memperoleh
legitimasi langsung dari rakyat/sama-sama dipilih langsumg oleh rakyat melalui pemilu.

e. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden


Dalam sistem pemerintahan presidensil menteri/kabinet diangkat dan bertanggung jawab
kepada Presiden, sehingga Presiden boleh mengangkat dan memberhentikan menteri
sesuai UUD.

f. MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD.

41. Makna dan prinsip persatuan dalam keberagaman suku, agama, ras, dan
antargolongan
Makna persatuan
 Persatuan adalah perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu.
 Kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu dan utuh
 Kesatuan berbangsa Indonesia, berarti keadaan yang merupakan satu keutuhan
sebagai bangsa Indonesia.
 kesatuan bertanah air, merupakan satu keutuhan di dalam wilayah yang dihuni secara
turun temurun oleh bangsa Indonesia.

Jadi Makna Persatuan dalam Kebangsaan adalah bersatunya keanekaragaman di


Indonesia menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi sehingga bangsa Indonesia menjadi
negara yang kuat.

Persatuan dalam keragaman masyarakat Indonesia, harus dipahami oleh setiap warga
masyarakat agar dapat mewujudkan kehidupan yang serasi, selaras, dan seimbang, serta
mempererat hubungan kekeluargaan antarwarga masyarakat, sehingga perbedaan yang
ada tidak menjadi sumber masalah

Walaupun kondisi masyarakat Indonesia beragam suku bangsa, agama, ras, budaya, dan
adat istiadatnya, namun tetap merupakan keluarga besar bangsa Indonesia di bawah
naungan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Untuk itu marilah kita bangsa Indonesia bersatu memperkokoh semangat persatuan untuk
mempertahankan baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya nasional supaya
kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI tetap terpelihara.

Prinsip persatuan dalam keberagaman suku, agama, ras, dan


antargolongan
1. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Bangsa Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, bahasa, agama, dan adat
kebiasaan, harus bersatu sesuai makna Bhineka Tunggal Ika.
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Nasionalisme merupakan paham yang mencintai tanah air, adanya kesiap siagaan dan
kerelaan warga negara untuk membela tanah airnya
3. Prinsip kebebasan yang Bertanggung Jawab
Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk melakukan sesuatu, tetapi bukan
kebebasan yang tanpa batas. Namun, kebebasan yang akan dipertanggungjawabkan di
hadapan Tuhan Yang Maha Esa, kepada sesama manusia, serta kepada bangsa dan
negara.
4. Prinsip Wawasan Nusantara
Yaitu cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang merupakan
satu kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
(IPOLEKSOSBUDHANKAM)
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-Cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta
melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur sebagai cita-cita
bangsa di era reformasi ini.

42. Permasalahan dalam keberagaman masyarakat Indonesia

Masalah sosial dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) jenis faktor penyebab, yaitu faktor
ekonomi, faktor budaya, faktor biologis, dan faktor psikologis.

Faktor Penyebab Masalah Sosial Yang Muncul


1. Faktor ekonomi Tidak seimbangnya antara pendapatan dengan pengeluaran.
Tidak tercukupinya kebutuhan hidup, terutama makanan, pakaian,
tempat tinggal, dan jaminan kesehatan
2. Faktor budaya banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi serta masuknya
budaya asing.
Gaya hidup yang cenderung meniru budaya asing, juga memicu
munculnya masalah sosial.
3. Faktor biologis kurang gizi, penyakit menular
( disebabkan karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang
layak dan kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang
tidak mencukupi)
4. Faktor psikologis. Stress yang dapat menimbulkan luapan emosi yang nantinya dapat
memicu konflik antaranggota masyarakat.
(stress muncul jika psikologis suatu masyarakat sangat lemah.
Atau jika beban hidup yang berat karena pekerjaaan yang
menumpuk)
43. Upaya pencegahan konflik yang bersifat SARA

Upaya Uraian
1. preventif Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah atau
sebelum masalah terjadi.

Misalnya: mengembangkan sikap toleransi, kerja sama, latihan


bersama.
2. Represif Upaya mengatasi masalah pada saat atau setelah terjadi masalah,

Seperti: penangkapan, pembubaran paksa.


3. Kuratif Upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang
terjadi. Cara ini bertujuan untuk mengatasi dampak dari masalah
yang terjadi.

Misalnya, pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian,


kerja sama.

4. Selain itu, upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dapat juga dilakukan dengan
mengembangkan sikap saling menghargai dan menghormati berbagai keragaman
di masyarakat

44. Keberagaman sosial budaya, ekonomi, dan gender pada masyarakat


Indonesia
Keberagaman Uraian
Sosial Budaya Keadaan sosial budaya pada masyarakat Indonesia yang beraneka
ragam, diperlukan adanya harmonisasi dalam masyarakat.
Terciptanya paduan keselarasan, saling menghormati, menyayangi
serta menyinergikan dan menyelaraskan segala macam perbedaan
secara ikhlas dan alamiah di lingkungan sosial budaya

Ekonomi Kondisi perekonomian masyarakat Indonesia beraneka ragam


sesuai dengan tingkat penghasilan, pekerjaan, jabatan, maupun latar
belakang pendidikan, sehingga taraf hidup masyarakat pun berbeda-
beda. Ada yang berkecukupan maupun yang kurang mampu

Perlu ada upaya untuk dapat meningkatkan penghidupannya yang


lebih baik. Misalnya:
 Melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat
 Memberi kemudahan dalam memperoleh modal usaha fasilitas
hidupnya,
baik dari pemerintah maupun kelompok masyarakat lainnya

Gender Apapun profesi, kedudukan, atau jabatan di masyarakat, baik laki-


laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk
berperan serta dalam kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik,
pertahanan, dan keamanan sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
45. Upaya penyelesaian masalah sosial budaya, ekonomi, dan gender pada
masyarakat Indonesia

1. Upaya Penyelesaian Permasalahan Sosial Budaya


 Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban
bencana
 Mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
 Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran untuk menjaga
harkat dan martabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.

2. Upaya Penyelesaian Permasalahan ekonomi


 Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil
 Menghindarkan terjadinya struktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar
yang merugikan masyarakat.

3. Upaya Penyelesaian Permasalahan Gender


 Pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan kualitas hidup, peran, dan kedudukan
dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan
 Meningkatkan perlindungan bagi perempuan terhadap berbagai bentuk kekerasan,
eksploitasi, dan diskriminasi.

46. Bentuk Konflik dalam keberagaman masyarakat Indonesia

A. Berdasarkan tingkatannya ada 2 macam konflik yaitu:


konflik ideologi dan konflik politik
aspek konflik ideologi konflik politik
arti konflik yang disebabkan Konflik yang disebabkan perbedaan
karena perbedaan ideologi kepentingan dalam memperoleh kekuasaan
dalam masyarakat. atau merumuskan kebijakan pemerintah
contoh peristiwa G30S/PKI  bentrokan akibat proses pemilihan umum
 bentrokan menolak kebijakan pemerintah
 menuntut sesuatu

B. Berdasarkan jenisnya ada 4 macam konfik yaitu:


1) Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang
lain
2) Konflik antaragama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki
keyakinan atau agama berbeda
3) Konflik antarras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain
4) Konflik antargolongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam
masyarakat. Golongan / kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar
pekerjaan, partai politik, asal daerah, hobi, umur.

47. Penyebab Konflik


1). Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok.
2). Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
3). Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat
4). Sanksi terhadap pelanggar norma tidak tegas lemah.
5). Tindakan anggota masyarakat sudah tidak sesuai dengan norma yang berlaku.
6). Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat,
tindakan kontroversial, dan pertentangan (konflik)
48. Akibat konflik
Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif, baik secara perorangan
maupun kelompok.
 Akibat positif konflik adalah bertambah kuatnya rasa solidaritas kelompok, hubungan
antaranggota kelompok atau masyarakat semakin kuat.
 Akibat negatif konflik
1) Perpecahan dalam masyarakat
Kerukunan masyarakat akan terganggu akibat terjadi konflik. Masyarkat yang
sebelumnya saling bertetangga berubah menjadi tidak saling bertegur sapa, saling
membenci, saling berprasangka.
2) Kerugian harta benda dan korban manusia
Kerusakan fasilitas umum, rumah pribadi, serta taman merupakan contoh nyata
akibat dari konflik. Konflik juga dapat mengakibatkan korban jiwa dalam
masyarakat.
3) Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada dalam masyarakat.
Nilai-nilai dan norma sosial seperti nilai kasih sayang, kekeluargaan, saling
menolong, dan persaudaraan dapat digantikan oleh rasa dendam, curiga, tidak
percaya kelompok.
4) Perubahan kepribadian Kepribadian seseorang dapat berubah akibat konflik.
Misalnya anak-anak korban konflik akan menjadi pemurung, takut melihat orang
lain, atau dendam. Orang yang terlibat konflik dapat menjadi beringas, pemarah,
dan agresif.

49. Upaya menyelesaikan masalah yang muncul dalam keberagaman


masyarakat untuk menumbuhkan sikap peduli dan toleransi dalam
kehidupan sehari-hari

1. Upaya Penyelesaian Permasalahan Sosial Budaya


a. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan dan
pemberdayaan.
b. Mencegah timbulnya gizi buruk dan turunnya kualitas generasi muda.
c. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjut usia dan veteran

2. Upaya Penyelesaian Permasalahan Ekonomi


a. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil
b. Menghindarkan terjadinya struktur pasar monopolistik
c. Menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar
d. Meniadakan berbagai struktur pasar yang merugikan masyarakat

3. Upaya Penyelesaian Permasalahan Gender


a. Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik
b. Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan serta bidang pembangunan
lainnya (untuk mempertinggi kualitas hidup perempuan)
c. Menyempurnakan perangkat hukum untuk melindungi setiap individu dari berbagai
tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi

50. Keberagaman pada masyarakat Indonesia


= SKL no. 44
51. Makna bela negara dan peraturan Perundang-undangan tentang bela
negara

Makna Bela Negara


Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara
(Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara )

Peraturan Perundang-undangan tentang bela Negara

1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Pasal Bunyi Pasal
a. Pasal 27 ayat (3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
b. Pasal 30 ayat (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara
c. Pasal 30 ayat (2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI
dan Polri, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung
d. Pasal 30 ayat (3) TNI terdiri atas AD, AL, AU sebagai alat negara bertugas
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
e. Pasal 30 ayat (4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hokum.
f. Pasal 30 ayat (5) Susunan dan kedudukan TNI, Polri, hubungan kewenangan TNI
dan Polri di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara, serta hal-hal terkait dengan pertahanan dan
keamanan diatur dengan undang-undang

2. Ketetapan MPR
a. Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia
TNI Polri
alat negara yang berperan dalam alat negara yang berperan dalam
pertahanan negara memelihara keamanan.

Dalam hal terdapat keterkaitan kegiatan pertahanan dan kegiatan keamanan TNI
dan warga negara Republik Indonesia harus bekerja sama dan saling membantu

b. Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan Peran Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
Peran TNI Peran Polri
merupakan alat negara yang berperan merupakan Kepolisian Nasional yang
sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan organisasinya disusun secara
Republik Indonesia. berjenjang dari tingkat pusat sampai
tingkat daerah
sebagai alat pertahanan negara bertugas Dalam menjalankan perannya
pokok: Kepolisian Negara Republik
 menegakkan kedaulatan negara, Indonesia wajib memiliki keahlian
keutuhan wilayah NKRI yang dan keterampilan secara profesional.
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945
 melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara
melaksanakan tugas negara dalam
penyelenggaraan wajib militer bagi
warga negara yang diatur dengan UU

3. Undang-Undang
a. UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
b. UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
c. UU Nomor. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
d. UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
e. (pasal 68, yang menyatakan bahwa setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara)
f. UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa
pertahanan menjadi salah satu bidang yang tidak diotonomikan kepada pemerintah
daerah.

52. Perjuangan mempertahankan NKRI , Semangat dan komitmen persatuan


dan Kesatuan nasional dalam mengisi dan mempertahankan NKRI

Perjuangan mempertahankan NKRI dilakukan secara fisik dan melalui diplomasi

1. Perjuangan Fisik Mempertahankan NKRI


1) Insiden Bendera di Surabaya
Pada tanggal 19 September 1945, di Surabaya terjadi peristiwa “Insiden Surabaya”.
Insiden ini bermula dari beberapa orang Belanda mengibarkan bendera Merah Putih
Biru pada tiang di atas Hotel Yamato, Tunjungan. Tentu saja tindakan ini
menimbulkan amarah rakyat, yang kemudian mereka menyerbu hotel itu dan
menurunkan bendera tersebut serta merobek bagian yang berwarna biru, lalu
mengibarkan kembali sebagai bendera Merah Putih.

2) Pertempuran Lima Hari di Semarang


Bermula ketika kurang lebih 400 orang veteran AL Jepang yang akan dipekerjakan
untuk mengubah pabrik gula Cepiring Semarang menjadi pabrik senjata,
memberontak pada waktu dipindahkan ke Semarang kemudian menyerang polisi
Indonesia yang mengawal mereka

3) Pertempuran Surabaya tanggal 10 November 1945


Pada tanggal 9 November 1945, tentara Sekutu mengeluarkan ultimatum yang
isinya agar para pemilik senjata menyerahkan senjata kepada Sekutu sampai tanggal
10 November 1945 pukul 06.00. Ultimatum itu tidak dihiraukan oleh rakyat
Surabaya. Akibatnya, pecahlah perang di Surabaya pada tanggal 10 November
1945, pemuda Surabaya melakukan perlawanan

4) Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini diawali oleh kedatangan tentara Inggris di bawah pimpinan Brigjen
Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tentara
Sekutu. Setelah itu, menuju Magelang. Karena Sekutu diboncengi oleh NICA dan
membebaskan para tawanan Belanda secara sepihak, maka terjadilah perlawanan
dari TKR dan para pemuda. Pasukan Inggris akhirnya terdesak mundur ke
Ambarawa
5) Pertempuran Medan Area
Pasukan Sekutu mendarat di Medan pada tanggal 9 Oktober 1945.
Pada tanggal 13 Oktober 1945, terjadi pertempuran pertama antara pemuda dan
pasukan Belanda yang merupakan awal perjuangan bersenjata yang dikenal dengan
Medan Area
Pertempuran tersebut menjalar ke seluruh kota Medan juga didaerah lain di seluruh
Sumatra.

6) Bandung Lautan Api


Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar
kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya
tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk menjaga keamanan. Namun
ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pejuang Republik Indonesia

Oleh karena itu, untuk kedua kalinya pada tanggal 23 Maret 1946, tentara Sekutu
kembali mengeluarkan ultimatum supaya Tentara Republik Indonesia (TRI)
mengosongkan seluruh kota Bandung

Akhirnya dengan berat hati Tentara Republik Indonesia mengosongkan kota


Bandung. Sebelum keluar dari Bandung pada tanggal 23 Maret 1946, para pejuang
RI menyerang markas Sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan

Untuk mengenang peristiwa tersebut, Ismail Marzuki mengabadikannya dalam


sebuah lagu yaitu Hallo-Hallo Bandung

7). Pertempuran Margarana


Pada tanggal 2-3 Maret 1946 Belanda mendaratkan pasukannya di Bali. Saat itu,
Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai sedang mengadakan perjalanan ke Yogyakarta
Sekembalinya dari Yogyakarta, kesatuan resimennya dalam keadaan terpencar
I Gusti Ngurah Rai menggalang kekuatan dan menggempur Belanda pada tanggal
18 November 1945. Karena kekuatan pasukan tidak seimbang dan persenjataan
yang kurang lengkap, akhirnya pasukan Ngurah Rai dapat dikalahkan dalam
pertempuran “Puputan” di Margarana. I Gusti Ngurah Rai gugur bersama anak
buahnya

8). Perlawanan terhadap Agresi Militer Belanda


Belanda selalu berusaha menguasai Indonesia dengan berbagai cara. Belanda
melancarkan agresi militer sebanyak dua kali.
Agresi Militer I tanggal 21 Juli 1947 dengan menguasai Sumatra, Jawa Barat, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur.
Agresi Militer II tanggal 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap
Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu

Setelah Yogyakarta dikuasai Belanda, perlawanan bangsa Indonesia dilakukan


dengan mengubah strategi yaitu dengan cara perang gerilya

9). Perang Gerilya


Perang gerilya yaitu perang dengan berpindah-pindah tempat.
Salah satu perang gerilya adalah perang yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman.
Beliau bergerilya dari luar kota Yogyakarta selama 8 bulan ditempuh kurang lebih
1.000 km di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tidak jarang, Soedirman harus ditandu atau digendong karena dalam keadaan sakit
keras. Setelah berpindah-pindah dari beberapa desa, rombongan Soedirman kembali
ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949.
2. Perjuangan Indonesia melalui Jalur Diplomasi/Perundingan

1) Perjanjian Linggarjati
Perundingan Linggarjati adalah perundingan antara Indonesia dan Belanda di
Linggarjati, Jawa Barat pada tanggal 10-15 November 1946 yang menghasilkan
persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia.

2) Perjanjian Renville
Perjanjian Renville diambil dari nama sebutan kapal perang milik Amerika Serikat
yang dipakai sebagai tempat perundingan antara Pemerintah Indonesia dan pihak
Belanda, dengan Komisi Tiga Negara (Amerika Serikat, Belgia, dan Australia)
sebagai perantaranya.
Perundingan ini membahas tentang kedudukan dan wilayah Republik Indonesia.

3) Perundingan Roem-Royen
Dalam perundingan Roem-Royen, pihak Republik Indonesia menghendaki
pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta.
Sebaliknya, pihak Belanda menuntut agar perang gerilya dihentikan oleh Republik
Indonesia.
Akhirnya, pada tanggal 7 Mei 1949, berhasil dicapai persetujuan antara pihak
Belanda dengan pihak Indonesia

4) Konferensi Meja Bundar


Konferensi Meja Bundar (KMB) yang berlangsung di Den Haag berhasil
mengakhiri konfrontasi fisik antara Indonesia dengan Belanda.
Hasil konferensi tersebut yang paling utama adalah ”pengakuan dan penyerahan”
kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada Pemerintah Indonesia tanggal 27
Desember 1949.

Semangat dan komitmen persatuan dan kesatuan nasional dalam mengisi


dan mempertahankan NKRI

 Semangat dan komitmen para pejuang tempo dulu dalam meraih kemerdekaan, dilandasi
dengan keteguhan dan keyakinan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.
 Persatuan dan kesatuan bangsa juga masih diperlukan dalam rangka mengisi dan
mempertahankan NKRI

1. Upaya Mengisi dan Mempertahankan NKRI

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus tahun
1945 mempunyai tekad untuk mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan serta
kedaulatan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Oleh karena itu, segenap warga negara harus selalu menjaga
kehormatan bangsa dan negara sebagai bagian dari bangsa dan negara Indonesia,
dengan cara ikut serta dalam upaya pembelaan negara (Pasal 27 ayat (3) UUD NRI
Tahun 1945) dan ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30
ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)

 Upaya bela negara dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.

 Usaha pertahanan keamanan negara itu dilaksanakan melalui sistem pertahanan


keamanan rakyat semesta (sishankamrata), yang dilaksanakan oleh TNI dan Polri
sebagai kekuatan utama serta rakyat sebagai kekuatan pendukung
 Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara menurut UU No. 3 Tahun
2002 Pasal 9 ayat (2) dapat diselenggarakan melalui :
a. Pendidikan Kewarganegaraan, dimaksudkan untuk membentuk bangsa
Indonesia menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
b. Pelatihan dasar kemiliteran, merupakan usaha untuk membantu TNI dan Polri
dalam menjaga kemanan dan ketertiban Negara
c. Pengabdian sebagai Prajurit TNI dan Polri.
d. Pengabdian sesuai dengan profesi, merupakan pengabdian semua warga
negara yang sesuai dengan profesi dan kemampuan yang dimilikinya.

Pembelaan negara bukan hanya dilakukan oleh para pahlawan tempo dulu dalam berjuang
meraih kemerdekaan atau dalam mempertahankan kemerdekaan saja, namun kita semua
sebagai pemilik negeri ini sampai kapan pun harus turut berjuang untuk mempertahankan
kedaulatan serta memajukan bangsa

2. Perwujudan Bela Negara dalam Berbagai Aspek Kehidupan

Contoh partisipasi masyarakat dalam upaya pembelaan negara dalam berbagai bidang

1. Bidang Ideologi
a. percaya dan yakin terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan selalu menjalankan
ibadah sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing,
b. saling menghormati dan mencintai antarsesama manusia dengan selalu
melakukan kegiatan kemanusiaan,
c. menempatkan persatuan dan kesatuan dengan mendahulukan kepentingan umum
di atas kepentingan pribadi, mengutamakan musyawarah dalam penyelesaian
masalah yang menyangkut kepentingan bersama,
d. melakukan berbagai kegiatan yang mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial, serta menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

2. Bidang Politik dan hukum


Mewujudkan stabilitas politik nasional demi kelangsungan hidup pemerintahan yang
berdaulat, dapat dilakukan dengan:
a. turut serta menyukseskan pemilihan umum, pemilihan kepala daerah (pilkada),
pemilihan pemimpin organisasi, dan bentuk pemilihan lainnya.
b. menyampaikan aspirasi secara lisan ataupun tertulis dengan sopan,
c. bersikap kritis terhadap segala permasalahan.
d. memberikan saran atau usul kepada pihak-pihak yang berwenang,
e. tidak melakukan perbuatan curang atau politik uang (money politic) dalam
mencapai suatu tujuan

3. Bidang ekonomi,
setiap warga negara dituntut untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya yang lebih
baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan ekonominya, dengan:
1) bekerja mencari nafkah
2) melakukan transaksi jual beli sesuai dengan kesepakatan bersama dan ketentuan
yang berlaku
3) mengembangkan usaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien,
produktif, dan berdaya saing, sehingga dapat membantu pemerintah dalam
meningkatkan devisa bagi negara.

4. Bidang Sosial budaya


1) mempererat hubungan baik antarwarga masyarakat dengan mengembangkan
sikap toleransi antar suku bangsa, agama, ras, dan antargolongan
2) memberikan bantuan kepada warga masyarakat yang tertimpa musibah bencana
alam, mengalami kemiskinan, anak-anak jalanan, orang-orang cacat, orang-orang
lanjut usia/jompo
3) mengembangkan bakat dan kemampuan masing-masing seperti dalam bidang
seni atau olahraga
4) melestarikan adat istiadat dan budaya daerah sebagai salah satu unsur budaya
nasional
5) memelihara dan melestarikan lingkungan hidup sehingga terhindar dari bencana
alam, seperti banjir atau longsor.

5. Bidang Pertahanan dan Keamanan


1) Melakukan kegiatan sistem keamanan lingkungan (siskamling) di wilayahnya
masing-masing
2) Keanggotaan Rakyat Terlatih (Ratih)
3) Kegiatan Ratih meliputi pertahanan sipil (hansip), perlawanan rakyat (wanra),
keamanan rakyat (kamra), dan resimen mahasiswa (menwa).
4) Kegiatan Perlindungan Masyarakat sebagai organisasi masyarakat untuk
melakukan fungsi menanggulangi/memperkecil akibat malapetaka yang
ditimbulkan oleh perang atau bencana alam.
5) Pengabdian sebagai Prajurit TNI dan Polri

53. Makna Nasionalisme dan Patriotisme

Nasionalisme adalah perasaan cinta dan bangga terhadap tanah air serta bangsanya

Nasionaisme dalam arti sempit Nasionaisme dalam arti luas


perasaan cinta dan bangga terhadap tanah perasaan cinta dan bangga terhadap tanah
air serta bangsanya dengan memandang air serta bangsanya tanpa memandang
rendah bangsa atau suku lainnya rendah bangsa atau suku lainnya

Patriotisme adalah sikap seseorang atau sekelompok orang yang rela mengorbankan
apa pun yang dimilikinya demi mencapai kejayaan serta kemakmuran tanah airnya.

54. Pentingnya usaha bela Negara


a. untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman
b. untuk menjaga keutuhan wilayah negara
c. merupakan panggilan sejarah
d. merupakan kewajiban setiap warga negara.

55. Bentuk-bentuk bela negara


a. Pendidikan kewarganegaraan
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara suka rela atau secara wajib
d. Pengabdian sesuai dengan profesi.

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai