Anda di halaman 1dari 19

Lugas Ravias

(10008)
EVE 10 CILACAP
1. Penggunaan vertikal roller mill !
2. Fungsi roller mill dan hubungannya dengan
gambar roller mill !
3. Desain umum dan prinsip-prinsip kerja raw
mill !
4. Gambar ‘working principle’ dan gambar
internal circulation.
Material yang biasa di proses dalam roller mill:
 Raw material ( limestone+clay+silica
sand+iron ore)
 Coal
 Pozzolana
 Slag
 Cement
 Grinding
Material digiling antara table dan roller ketika
material bergerak dari center table menuju
nozzle ring.
metode grinding ini sangat efisien diterapkan
pada industri semen.
 Drying
drying pada roller mill memanfaatkan gas
panas dari kiln, cooler, atau suply gas panas
lain.
Proses drying terjadi selama proses grinding
dan separating.
 Separation
material yang telah digrinding dan dikerigkan
terangkat bersama gas pengering. Dalam
separator, material yang terlalau kasar akan di
reject dan kembali ke grinding table. Material
yang halus akan meninggalkan roller mill dan
diangkut ke dust colector.
 Transport
Drying gas dimanfaatkan sebagai media
pengangkut. tahap transport pertama adalah
sirkulasi internal dan yang kedua adalah
separator. dan terakhir, material akan diangkut
ke cyclone atau ke silo.
gas bersih akan terpakai kembali untuk
sirkulasi kembali.
 Material Feed
Material yang masih basah ( lime stone, clay, iron sand, silica
sand ) memasuki raw mill melalui feed gate dan menuju ke
grinding table.
Feed gate didesain untuk mencegah masuknya udara luar ke
dalam raw mill ( false air ). False air merugikan karena udara di
dalam raw mill bertambah, maka daya yang digunakan pada
motor separator akan semakin besar.
Untuk material yang basah dan lengket...
 Grinding
Material yang jatuh diatas table akan terlempar ke roller karena
gaya sentrifugal ( perputaran table ).
Ukuran partikel yang dihasilkan ( max size = 5-8 % roller
diameter ) tergantung pada roller diameter, table speed, roller
pressure dan karakteristik material.

Semakin tebal bed, maka grinding pressure akan semakin besar


dan akan menyerap power yang besar pula. Power semakin besar
maka moisture dari material yang terserap juga semakin besar.

Untuk memperoleh operasi raw mill yang stabil maka grunding


bed juga harus distabilkan dengan menggunakan dam ring. Dam
ring sering digunakan untuk meng adjust ketebalan grinding bed
 Material Circulation
Material yang mengalir diatas dam ring ditangkap
oleh aliran gas vertikal dari ring nozzle dan diangkat.
Partikel kasar jatuh kembali ke tabel gerinda dan
partikel halus masuk ke separator untuk
diklasifikasikan. Tingkat sirkulasi internal bergantung
pada grindability dari material halus dan dapat
berjumlah sampai 15-25 cycles.
Mengurangi kecepatan gas pada nozzle ring
(penyesuaian pada area terbuka) berfungsi
untuk menjatuhkan partikel yang lebih besar.
Material yang jatuh harus diekstrak dengan
scrapers dan harus diproses kembali di mill
feed.
 Pemisahan
Penggunaan separator modern pada roller mill
adalah patokan. Sharp separation
meningkatkan kualitas raw meal dan mencegah
over grinding (hemat energy). Coarse tailings,
masuk melalui tailings cone ke pusat grinding
table, yang membantu menstabilkan formasi
grinding bed. Raw meal halus mudah dikontrol
dengan menyesuaikan kecepatan dari rotor
cage
 Pengeringan
pengeringan utama terjadi dimana gas panas
keluar dari nozzle lalu masuk dan berhubungan
dengan material lembab. Partikel- partikel
halus mempunyai waktu retensi yang
berkelanjutan dalam drying gas, yang
memastikan hasil pengeringan bagus. Rate
pengeringan, resp. pengeringan membutuhkan
refleksi langsung pada suhu exhaust mill.
 Water injection
Pada kondisi tertentu, rollers mill membutuhkan
water injection untuk mestabilkan grinding bed.
Injection nozzles harus menyemprot ke atas
material di depan masing-masing roller,
menyesuaikan dengan throughput. Fasilitas water
injection dengan dosing valves dapat diinstal pada
casing mill untuk mendinginkan gas kiln jika suhu
gas kurang dan lebih dari kelembapan material

Anda mungkin juga menyukai