Anda di halaman 1dari 7

KRONOLOGI

Kasus dokter Setyaningrum merupakan tonggak lahirnya


hukum kesehatan di Indonesia. Kasus dokter Setyaningrum
ini terjadi pada awal tahun 1979. Dokter Setyaningrum
adalah dokter di Puskesmas Kecamatan Wedarijaksa,
Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Pada sore hari, dokter Setyaningrum menerima pasien,


Nyonya Rusmini(28 tahun). Nyonya Rusmini ini merupakan
istri dari Kapten Kartono(seorang anggota Tentara Nasional
Indonesia). Nyonya Rusmini ini menderita
 pharyngitis (sakit radang tenggorokan).
TINDAKAN DOKTER SETYANINGRUM

STREPTOMYCIN KOPI
Berfungsi untuk Mencegah resiko
mengatasi sejumlah berbagai penyakit.
infeksi bakteri, salah Rusmini semakin lemas,
Kondisi Rusmini dan tekanan darahnya
satunya tuberkulosis. semakin memburuk
semakin rendah

Rusmini mual dan Tidak terjadi


kemudian muntah. perubahan yang positif
CORTISONE DELLADRYL
obat untuk obat yang digunakan
mengurangi bengkak untuk meredakan
dan reaksi alergi. reaksi alergi pada
tubuh
Dalam keadaan gawat itu, dokter
Setyaningrum segera mengirim
pasiennya ke RSU R.A.A. Setelah lima belasmenit
Soewondo, Pati, sekitar 5 km sampai di RSU Pati, pasien
dari desa itu untuk mendapat tidak tertolong lagi. Nyonya
perawatan. Pada saat itu, Rusmini meninggal dunia.
kendaraan untuk mengantarkan Kapten Kartono kemudian
kerumah sakit, belum semudah melaporkan kejadian itu
yang dibayangkan sekarang. kepada polisi.
Untuk mencari kendaraan saja
memerlukan waktu beberapa
menit.’
HUKUMAN

Pengadilan Negeri Pati di dalam Keputusan P.N.PatiNo.8/1980/Pid.B./Pn.Pt tanggal


2 September 1981 memutuskan bahwa dokter Setyaningrum bersalah melakukan
kejahatan tersebut pada pasal 359 KUHP yakni karena kelalaianya menyebabkan orang
lain meninggal dunia & menghukum terdakwa dengan hukuman penjara 3 bulan dengan
masa percobaan 10 bulan.
DAMPAK
1. Menimbulkan pro dan kontra atas masuknya hukum dalam dunia kedokteran.
2. Perubahan pola hubungan pasien dan tenaga kesehatan dari paternalistik
menjadi partnership.
Sifat paternalistik antara lain:
a. Tingkat kepercayaan pasien terhadap dokter sangat tinggi.
b. Komunikasi verbal sangat intens menimbulkan ikatan batin yang kuat antara dokter/tenaga
kesehatan dengan pasien
c. Pasien tidak pernah meminta haknya, yang muncul hanya kewajiban. Pasien merasa segan untuk
menanyakan informasi yang diperlukan kepada dokter.

Sifat partnership antara lain:


a. Dokter tidak lagi dominan. Bantahan sering terjadi jika dirasa ada kekeliruan yang dibuat oleh
tenaga kesehatan/dokter.
b. Komunikasi verbal tidak intens antara dokter dan pasien. Dokter merasa tidak punya waktu yang
cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya
c. Pasien dan Tenaga kesehatam/dokter mengenal dan menghormati hak dan kewajiban para pihak.
d. Teknologi kedokteran berkembang dengan pesat
REFERENSI

● https://www.academia.edu/36082934/Project_Huk
um_Kesehatan_Studi_Kasus_Dokter_Setyaningru
m

● http://dinosaurswork.blogspot.com/2011/05/huku
m-kesehatan.html
TERIMAKASIH

ADA YANG INGIN BERTANYA?

Anda mungkin juga menyukai