Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH INFLASI DAN

PENGANGGURAN TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI
PROVINSI RIAU

SURYA TEGAR WIDJIANTORO


PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga
barang secara terus-menerus atau suatu keadaan
perkonomian yang menunjukan adanya
kecendrungan kenaikan tingkat harga secara
umum (price level). Dikatakan tingkat harga
umum karena barang dan jasa yang ada
dipasaran mempunyai jumlah dan jenis yang
sangat beragam sehingga sebagian besar dari
harga-harga barang tersebut selalu meningkat
dan mengakibatkan terjadinya inflasi.
JENIS INFLASI MENURUT SEBABNYA
• Demand-pull inflation; Inflasi ini bermula dari
adanya kenaikan permintaan total (agregate
demand) sedangkan produksi telah berada pada
keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir
mendekati kesempatan kerja penuh. Dalam
keadaan hampir kesempatan kerja penuh,
kenaikan permintaan total disamping kenaikan
harga juga menaikkan hasil produksi (output).
• Cost-push inflation; Berbeda dengan demand-
pull inflation, cost-push inflation biasanya
ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya
produksi. Jadi inflasi yang dibarengi dengan
resesi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai
dengan adanya penurunan dalam penawaran
total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan
biaya produksi.
PENGERTIAN PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang yang sudah
digolongkan dalam angkatan kerja yang secara
aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu
tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat
memperoleh pekerjaan yang diinginkannya.
JENIS PENGANGGURAN
• Pengangguran friksional, yaitu pengangguran
yang disebabkan oleh tindakan seseorang
pekerja untuk meninggalkan kerjanya dan
mencari kerja yang lebih baik atau sesuai dengan
keinginannya.
• Pengangguran struktural, yaitu pengangguran
yang disebabkan oleh adanya perubahan
struktur dalam perekonomian
• Pengangguran konjungtur, yaitu pengangguran
yang disebabkan oleh kelebihan pengangguran
alamiah dan berlaku sebagai akibat pengurangan
dalam permintaan agregat.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai
peningkatan kemampuan dari suatu
perekonomian dalam memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi
menunjukkan sejauh mana aktivitas perekomian
akan menghasilkan tambahan pendapatan
masyarakat pada suatu periode tertentu.
RUMUSAN MASALAH
• Apakah inflasi berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi?
• Apakah pengangguran berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi?
• Apakah inflasi dan pengangguran berpengaruh
secara simultan terhadap pertumbuhan
ekonomi?
KERANGKA KONSEPTUAL

Inflation/Inflasi
(X1)

Pertumbuhan
Ekonomi
(Y)

Unemployment/Pen
gangguran
(X2)
UJI ASUMSI KLASIK
• UJI NORMALITAS
• UJI MULTIKOLINEARITAS
• UJI AUTOKORELASI
• UJI HETEROSKEDASTISITAS
UJI NORMALITAS
Dari gambar diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa semua titik-titik yang ada mengikuti garis
diagonal pada gambar tersebut, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa data yang ada telah
berdistribusi normal sesuai dengan dasar
pengambilan yang berlaku.
UJI MULTIKOLINEARITAS

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d  
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
 
Model B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1,130 3,428  
Inflasi -,181 ,246 -,257 ,900 1,112  

Pengangguran ,434 ,448 ,337 ,900 1,112


 

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi


Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data
telah lolos uji multikolinearitas. Hal ini
dibuktikan dengan besar nya nilai VIF yang di
dapat sebesar 1,112 yang mana standar
pengambilan keputusannya adalah jika nilai VIF
berada diantara 1-10 maka data dapat dikatakan
terbebas dari multikolinearitas dan juga di dapat
hasil nilai tolerance sebesar 0,900 yang mana
angka ini lebih besar dari 0,1.
UJI AUTOKORELASI

Runs Test

Unstandardize
d Residual
Test Valuea -,23477
Cases < Test Value 5
Cases >= Test Value 5
Total Cases 10
Number of Runs 3
Z -1,677
Asymp. Sig. (2-tailed) ,094
a. Median
Dari tabel diatas didapat nilai sig sebesar 0,094.
Ini berarti nilai sig lebih besar dari 0,05 dasar
pengambilan keputusannya ialah sebagai
berikut;
▫ Jika nilai sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala
autokorelasi
▫ Jika nilai sig < 0,05 maka terdapat gejala
autokorelasi
Kemudian dari tabel diatas di dapat nilai sig
0,094 > 0,05 maka tidak terjadi gejala
autokorelasi.
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
data ini telah sesuai dengan semua kriteria
pengambilan keputusan dan dapat ditarik
kesimpulan bahwa data telah terbebas dari
gejala heteroskedastisitas.
UJI T (PARSIAL)

Coefficientsa

Unstandardized  
Coefficients

 
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) 1,130 3,428 ,330 ,751
 

Inflasi -,181 ,246 -,737 ,485


 

Pengangguran ,434 ,448 ,968 ,365


 

a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi


Dari hasil output SPSS diatas diperoleh rumus
persamaan regresi sebagai berikut;

PDB = 1,130 – 0,181 Inflasi + 0,434


Pengangguran + e
Dari tabel sebelumnya dapat ditarik kesimpulan
bahwa untuk variabel inflasi diperoleh nilai t
hitung sebesar -0,737 dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,485. Berdasarkan hasil tersebut, hal
ini menunjukkan bahwa inflasi tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
karena nilai t hitung sebesar 0,737 < t tabel
sebesar 2,365 dan nilai sig 0,487 > 0,05.
Kemudian untuk variabel pengangguran
diperoleh nilai t hitung sebesar 0,968 dengan
tingkat signifikasi sebesar 0,365. Berdasarkan
hasil tersebut, hal ini menunjukkan bahwa
pengangguran tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi karena diperoleh nilai t
hitung sebesar 0,968 < t tabel sebesar 2,365 dan
nilai sig 0,365 > 0,05.
KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 ,485 a
,235 ,016 1,57739

a. Predictors: (Constant), Pengangguran, Inflasi


Analisis koefisien determinasi dilakukan dengan
tujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel independen. Nilai koefisien determinasi
menunjukkan persentase pengaruh semua variabel
independen terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai
koefisien determinasi yang diperoleh adalah 0,235
atau 23,5%. Hal ini berarti kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan pertumbuhan
ekonomi adalah sebesar 23,5% sedangkan sisanya
76,5% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain
selain variabel independen yang diteliti.
UJI F (SIMULTAN)

ANOVAa

 
Sum of
Model Squares df F Sig.
1 Regression 5,344 2 1,074 ,392b
 
Residual 17,417 7
 
Total 22,761 9
 
a. Dependent Variable: Pertumbuhan Ekonomi

b. Predictors: (Constant), Pengangguran, Inflasi


Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai sig
sebesar 0,392 dan f tabel 1,074. Hal ini berarti
secara simultan variabel inflasi dan
pengangguran berpengaruh tidak signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi karena nilai t
hitung lebih besar dari t tabel 0,237. sig yang di
dapat lebih besar dari 0,05 atau dengan kata lain
0,392 > 0,05.
KESIMPULAN
• Inflasi tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di daerah provinsi Riau
• Pengangguran juga tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di daerah provinsi Riau
• Inflasi dan pengangguran secara simultan
berpengaruh tidak signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di provinsi Riau.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai