Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN KEBERLAKUAN TEORI THE QUANTITY OF MONEY PADA FENOMENA

INFLASI NEGARA ARAB PENGHASIL MINYAK PERIODE 1980-2020


Syaikhul ‘Ibad/211911004@stis.ac.id/Politeknik Statistika STIS
ABSTRAK
Inflasi seringkali dipandang sebagai fenomena moneter. Hal tersebut memang telah dibuktikan oleh
banyak peneliti yang berhasil membuktikan inflasi dipengaruhi oleh beberapa variabel moneter.
Dalam penelitiannya, Grauwe (2015) mencoba menguji salah satu teori yang mendasari pandangan
moneteris pada inflasi yaitu teori kuantitas uang. Dalam penelitiannya, tidak dapat dibuktikan bahwa
teori tersebut berlaku sepenuhnya. Penelitian ini dilakukan untuk menguji hal yang sama namun
dengan memasukkan intersep dalam model dan mengestimasi nilai variabel perubahan kecepatan
uang yang sebelumnya dimasukkan dalam komponen eror. Hasil menujukkan keselarasan dengan
penelitian sebelumnya dimana teori kuantitas uang tidak berlaku seutuhnya.
Keyword: Inflasi, Regresi Linier Berganda, Regresi Data Panel
PENDAHULUAN
Inflasi merupakan fenomena kenaikan harga secara kontinu pada suatu renntang waktu yang diukur
dengan indeks harga konsumen maupun GDP deflator, (Frisch, 1969). Inflasi yang tinggi berdampak
negatif pada daya beli masyarakat. Namun inflasi negatif akan menurunkan nilai output. Sehingga,
menjaga kestabilan inflasi merupakan hal penting bagi perekonomian suatu negara.
Grauwe (2005) menyatakan banyak ahli ekonomi yang berargumen bahwa inflasi merupakan
fenomena moneter. Hal tersebut didukung oleh Darrat (1985), dan Osman dkk. (2019) yang
membuktikan inflasi di Saudi Arabia dipengaruhi secara kuat oleh variabel moneter. Oleh karena itu
upaya suatu negara dalam menjaga stabilitas inflasi seringkali dilakukan melalui kebijakan moneter.
Salah satu dasar munculnya pandangan bahwa inflasi adalah fenomena moneter ialah teori klasik
kuantitas uang. Berikut ini salah satu persamaan identitas yang berlaku pada teori tersebut:
𝑝 =𝑚−𝑦+𝑣
Dimana 𝑝, 𝑚, 𝑦, 𝑣 berturut-turut menyatakan pertumbuhan dari harga (inflasi), uang beredar, output
(pertumbuhan ekonomi), dan kecepatan uang. Menurut Grauwe (2005), dalam teori tersebut terdapat
dua dalil utama yaitu tambahan nilai pertumbuhan uang beredar akan setara dengan tambahan inflasi
dan ketidakterkaitan antara uang beredar dengan pertumbuhan output dan kecepatan uang pada
jangka panjang. Dalam penelitiannya dibuktikan bahwa pada negara dengan tingkat inflasi yang
tinggi, terdapat pengaruh kuat pertumbuhan uang beredar terhadap inflasi namun tidak membuktikan
bahwa persamaan tersebut berlaku karena nilai koefisien regresi yang didapatkan melebihi angka
satu. Sedangkan untuk negara dengan tingkat inflasi yang rendah tidak dapat dibuktikan baik
pertumbuhan uang beredar maupun output memiliki efek pada inflasi. Hal tersebut diduga karena
tidak disertakannya komponen kecepatan uang dalam penelitiannya. Untuk itu, penelitian ini dibuat
sebagai replikasi penelitian oleh Grauwe dengan menambahkan komponen kecepatan uang dan
intersep dalam pengujiannya.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah persamaan identitas dan dalil diatas berlaku bagi negara
Saudi Arabia. Negara arab terutama Saudi Arabia memiliki struktur ekonomi yang berbeda
dibadingkan kebanyakan negara karena sangat didukung oleh produksi minyak bumi sehingga
sensitif dengan perubahan harga minyak. Mengetahui keberlakuan teori kuantitas uang dapat menjadi
pertimbangan awal sebelum melakukan penelitian lebih lanjut terkait inflasi pada harga minyak untuk
kepentingan pengambilan kebijakan.
METODOLOGI
Sumber Data
Penelitian akan dilakukan pada data Saudi Arabia dan beberapa negara lainnya yang merupakan
negara di Jazirah Arab dan sekitarnya yang tergabung dalam OPEC. Negara-negara tersebut ialah
Algeria, Iran, Kuwait, dan Qatar. Adapun Iraq dan Uni Emirat Arab tidak diikutsertakan karena
ketersediaan data yang terbatas.
Digunakan data Series 1980-2020. Beberapa isian kosong diimputasi sederhana dengan peramalan
maupun subtitusi dengan nilai dari variabel lain sebagai pendekatan. Variabel yang digunakan ialah
inflasi (𝑝), pertumbuhan uang beredar (𝑚), pertumbuhan ekonomi (𝑦), dan perubahan kecepatan
uang (𝑣). Nilai kecepatan uang diestimasi melalui hasil bagi output oleh uang beredar. Data yang
digunakan bersumber dari World Development Indicator.
Metode Analisis
Sebagaimana dilakukan oleh Grauwe, jenis model yang digunakan ialah Regresi Linier Berganda
dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS). Karena model tersebut diperlakukan untuk
data series sehingga perlu memperhatikan stasioneritas data. Model yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
𝑝𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑚𝑡 + 𝛽2 𝑦𝑡 + 𝛽3 𝑣𝑡 + 𝜀𝑡
Dari model tersebut akan diuji beberapa hal: 1) Nilai 𝛽0 tidak signifikan. 2) Berdasarkan teori
kuantitas uang, diduga nilai 𝛽1 = 1 sedangkan 𝛽2 < 0. 3) Nilai 𝑣 dianggap konstan dalam jangka
pendek sehingga koefisien 𝛽3 tidak signifikan.
Pengujian juga akan dilakukan dengan pemodelan data panel dengan kelima negara sebagai
observasi. Baltagi dalam Pratikto (2018) menyatakan bahwa regresi panel merupakan metode yang
menyertakan unsur data cross-section dan time series. Gujarati dalam As’adussyafran (2021), Salah
satu keunggulan metode ini ialah mampu menangkap heterogenitas individu. Model yang akan
terbentuk adalah sebagai berikut:
𝑝𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑚𝑖𝑡 + 𝛽2 𝑦𝑖𝑡 + 𝛽3 𝑣𝑖𝑡 + (𝛼𝑖 + 𝑣𝑖𝑡 )

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemodelan Regresi Linier Berganda
1. Stasioneritas
Dibawah ini merupakan hasil pengujian stasioneritas variabel untuk setiap negara pada level
maupun diferen pertama:
Variabel 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (stasioneritas) Variabel 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (stasioneritas)
Saudi Arabia Algeria
𝑝 0,0245∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) ∆𝑝# 0,0000∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
𝑚 0,0484∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) 𝑚 0,0003∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
𝑦 0,0001∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) 𝑦 0,0453∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
𝑣 0,0007∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) 𝑣 0,0006∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
Iran Kuwait
𝑝 0,0042∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) 𝑝 0,0101∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
𝑚 0,0007∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) 𝑚 0,0138∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
𝑦 0,0000∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) 𝑦 0,0000∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
𝑣 0,0207∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) 𝑣 0,0000∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
Qatar Keterangan:
𝑝 0,0326∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) ∗,∗∗,∗∗∗ 𝑠𝑖𝑔. 10%, 5%, 1%
𝑚 0,0029∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
2
𝑦 0,0004∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) #, sekalipun variabael inflasi untuk Algeria tidak dapat
𝑣 0,0000∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟) dimodelkan pada level, pengujian tetap dilakukan
Untuk negara selain Algeria, pemodelan RLB dapat dilakukan dengan seluruh variabel pada level
sehingga model regresi yang diharapkan akan diuji dapat dibentuk.
2. Estimasi Model
Berikut merupakan hasil estimasi model untuk setiap negara:
̂ 𝒕 = 𝟎, 𝟐𝟐𝟑𝟓 + 𝟎, 𝟏𝟓𝟗𝟕∗∗∗ 𝒎𝒕 + 𝟎, 𝟎𝟐𝟔𝟎𝒚𝒕 + 𝟎, 𝟎𝟔𝟓𝟐𝒗𝒕 (𝑆𝑎𝑢𝑑𝑖 𝐴𝑟𝑎𝑏𝑖𝑎)
𝒑
(0,5920) (0,0561) (0,0606) (0,0412)
Intersep dan perubahan kecepatan uang memenuhi dugaan tidak signifikan. Signifikansi koefisien
pertumbuhan uang juga memenuhi dugaan. Namun tanda dari koefisien pertumbuhan ekonomi
dan nilai dari koefisien pertumbuhan uang yang tidak mencapai satu tidak sesuai dengan dugaan.
̂ 𝒕 = −𝟏, 𝟐𝟐𝟏𝟐 + 𝟎, 𝟏𝟏𝟗𝟑∗∗∗ 𝒎𝒕 − 𝟎, 𝟎𝟔𝟏𝟖𝒚𝒕 − 𝟎, 𝟎𝟐𝟔𝟒𝒗𝒕 (𝐴𝑙𝑔𝑒𝑟𝑖𝑎)
∆𝒑
(0,4790) (0,02799) (0,09411) (0,0232)
Ketidaksignifikansian dari intersep terpenuhi. Signifikansi koefisien pertumbuhan uang terpenuhi
namun nilai koefisien tidak berada di sekitar angka satu. Tanda negatif koefisien pertumbuhan
ekonomi terbukti namun tanda dari koefisien perubahan kecepatan uang tidak sesuai dugaan.
Namun, persamaan tersebut tidak sesui dengan model yang diharapkan karena variabel dependen
digunakan dalam bentuk diferen pertama.
̂ 𝒕 = 𝟏𝟕, 𝟑𝟕𝟖𝟖∗∗ + 𝟎, 𝟏𝟐𝟔𝟒𝒎𝒕 − 𝟎, 𝟒𝟕𝟏𝟖∗∗ 𝒚𝒕 + 𝟎, 𝟏𝟓𝟐𝟖𝒗𝒕 (𝐼𝑟𝑎𝑛)
𝒑
(6,4610) (0,2450) (0,2120) (0,1012)
Nilai intersep justru terbukti signifikan sedangkan nilai koefisien pertumbuhan uang tidak
signifikan. Tanda koefisien pertumbuhan ekonomi terpenuhi negatif. Serta koefisien perubahan
kecepatan uang tidak terbukti signifikan.
̂ 𝒕 = 𝟐, 𝟒𝟎𝟎𝟒∗∗∗ + 𝟎, 𝟏𝟒𝟕𝟒∗∗∗ 𝒎𝒕 − 𝟎, 𝟏𝟏𝟕𝟓∗∗∗ 𝒚𝒕 + 𝟎, 𝟎𝟓𝟎𝟒𝒗𝒕 (𝐾𝑢𝑤𝑎𝑖𝑡)
𝒑
(0,4481) (0,0450) (0,0351) (0,0323)
Nilai intersep yang signifikan tidak sesuai dengan dugaan awal. Nilai koefisien pertumbuhan uang
signifikan namun tidak mendekati angka satu. Tanda negatif koefisien pertumbuhan ekonomi
terbukti. Serta nilai koefisien perubahan kecepatan uang yang tidak signifikan juga terpenuhi.
̂ 𝒕 = 𝟏, 𝟑𝟐𝟏𝟒∗∗ + 𝟎, 𝟐𝟒𝟎𝟕∗∗∗ 𝒎𝒕 − 𝟎, 𝟏𝟒𝟎𝟓∗ 𝒚𝒕 + 𝟎, 𝟏𝟗𝟎𝟑∗∗ 𝒗𝒕 (𝐾𝑢𝑤𝑎𝑖𝑡)
𝒑
(0,7285) (0,0525) (0,0699) (0,0546)
∗,∗∗,∗∗∗ 𝑠𝑖𝑔. 10%, 5%, 1%
Intersep dan koefisien perubahan kecepatan uang justru terbukti signifikan. Sedangkan koefisien
pertumbuhan uang signifikan sesuai dengan dugaan namun belum berada di sekitar angka satu.
Nilai koefisien laju pertumbuhan ekonomi terbukti negative dan signifikan sesuai dugaan awal.
3. Asumsi Klasik dan Multikolinearitas
Berikut adalah ringkasan hasil pengujian asumsi klasik dan syarat non-multikolinearitas untuk
setiap persamaan:
Asumsi 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒/Hasil Uji Asumsi 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒/Hasil Uji
Saudi Arabia Algeria
Homoskedastis 0,8381 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) Homoskedastis 0,9325 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
Nonautokorelasi 0,0687∗ (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) Nonautokorelasi 0,9868 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
Normalitas 0,2019 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) Normalitas 0,0000∗∗∗ (𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛)
Nonmultikolinearitas max 𝑉𝐼𝐹 1,48 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) Nonmultikolinearitas max 𝑉𝐼𝐹 1,29 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
White Noise 0,0212∗∗ (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) White Noise 0,0000∗∗∗ (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
Iran Kuwait
Homoskedastis 0,3420 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) Homoskedastis 0,4492 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)

3
Nonautokorelasi 0,2189 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) Nonautokorelasi 0,0507∗ (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
Normalitas 0,0276∗∗ (𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛) Normalitas 0,0463∗ (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
Nonmultikolinearitas max 𝑉𝐼𝐹 1,03 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) Nonmultikolinearitas max 𝑉𝐼𝐹 4,52 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
White Noise 0,0024∗∗∗ (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) White Noise 0,0087∗∗∗ (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
Qatar Keterangan:
Homoskedastis 0,0548∗ (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖) ∗,∗∗,∗∗∗ 𝑠𝑖𝑔. 10%, 5%, 1%
Nonautokorelasi 0,0149∗∗ (𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟) Batas “terpenuhi” digunakan tingkat signifikansi 5%.
Normalitas 0,7708 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
Nonmultikolinearitas max 𝑉𝐼𝐹 2,70 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
White Noise 0,0001∗∗∗ (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
Dikarenakan sampel yang cukup untuk dikatakan besar, maka pelanggaran asumsi normalitas
dapat diabaikan. sehingga persamaan negara Saudi Arabia, Algeria, Iran, dan Kuwait adalah
persamaan yang valid digunakan.
Pemodelan Data Panel
1. Stasioneritas
Dengan menggunakan pengujian Levin, Lin & Chu (LLC) didapatkan kesemua variabel stasioner
pada level dengan ringkasan sebagai berikut:
Variabel 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠)
𝑝 0,0002∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
𝑚 0,0000∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
𝑦 0,0000∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
𝑣 0,0000∗∗∗ (𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟)
2. Seleksi Model
Model dengan efek individu yang deterministic atau Fixed Effect Model (FEM) terpilih
berdasarkan alur pengujian chow dan haussman test.
Pengujian Hasil Keputusan
Chow Test 0,0000∗∗∗ (𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 ℎ𝑖𝑝𝑜𝑡𝑒𝑠𝑖𝑠 𝑛𝑜𝑙) FEM terpilih dibanding CEM
Haussman Test 0,0000∗∗∗ (𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘 ℎ𝑖𝑝𝑜𝑡𝑒𝑠𝑖𝑠 𝑛𝑜𝑙) FEM terpilih dibanding REM
Sehingga model yang akan diestimasi adalah sebagai berikut:
𝑝𝑖𝑡 = (𝛽0 + 𝛼𝑖 ) + 𝛽1 𝑚𝑖𝑡 + 𝛽2 𝑦𝑖𝑡 + 𝛽3 𝑣𝑖𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
3. Estimasi Model
Didapatkan persamaan regresi panel sebagai berikut:
𝑝̂𝑖𝑡 = (5,0275 + 𝛼𝑖 )∗∗∗ + 0,2271∗∗∗ 𝑚𝑖𝑡 − 0,2443∗∗∗ 𝑦𝑖𝑡 + 0,2020∗∗∗ 𝑣𝑖𝑡
(0,7395) (0,0481) (0,0479) (0,0363)
∗,∗∗,∗∗∗ 𝑠𝑖𝑔. 10%, 5%, 1%
Dikaitkan dengan teori kuantitas, dugaan intersep tidak signifikan tidak terbukti. Dugaan koefisien
pertumbuhan akan signifikan dengan tanda positif terbukti namun nilai koefisien tidak
menunjukkan angka disekitar satu. Tanda negatif koefisien pertumbuhan ekonomi terbukti sesui.
Sedangkan koefisien perubahan kecepatan uang tidak terbukti tidak berpengaruh signifikan.
4. Asumsi Klasik dan Syarat Multikolinearitas
Asumsi 𝑝 − 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒/Hasil Uji
Homoskedastis Estimasi GLS tidak memerhatikan asumsi homoskedastisitas
Nonautokorelasi Estimasi GLS tidak memerhatikan asumsi nonautokorelasi
Normalitas 0,0000∗∗∗ (𝑑𝑖𝑎𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛)
Nonmultikolinearitas max 𝑐𝑜𝑟𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 0,6 (𝑡𝑒𝑟𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
Model regresi panel dapat digunakan karena terbukti memenuhi asumsi yang disyaratkan.
4
Keberlakuan Teori Kuantitas Uang
Sebagaimana tujuan awal penelitian yaitu untuk mengetahui teori kuantitas uang. Hasil pengujian
berdasarkan empat model valid yaitu RLB Saudi Arabia, Iran, Kuwait, dan Regresi Panel terangkum
dalam tabel berikut:
Dugaan RLB Saudi Arabia RLB Iran RLB Kuwait Regresi Panel
𝛽0 tidak signifikan Terbukti Tidak terbukti Tidak terbukti Tidak terbukti
𝛽1 positif Terbukti Terbukti Terbukti Terbukti
𝛽1 signifikan Terbukti Tidak terbukti Terbukti Terbukti
𝛽1 ≅ 1 Tidak terbukti Tidak terbukti Tidak terbukti Tidak terbukti
𝛽2 negatif Tidak terbukti Terbukti Terbukti Terbukti
𝛽3 positif Terbukti Terbukti Terbukti Terbukti
𝛽3 tidak signifikan Terbukti Terbukti Tidak terbukti Tidak terbukti
Nonmultikolinearitas Terbukti Terbukti Terbukti Terbukti
Untuk data yang tercakup dalam analisis, dalil pertama teori kuantitas uang tidak sepenuhnya terbukti.
Meskipun koefisien pertumbuhan uang dapat dikatakan terbukti positif dan signifikan, namun nilai
koefisien tidak bernilai satu. Seluruh koefisien dari pertumbuhan uang berada di bawah satu dengan
nilai maksimum pada model RLB Kuwait sebesar 0,24. Sedangkan dalil kedua terkait ke-ortogonal-
an antara variabel pertumbuhan uang dengan pertumbuhan ekonomi dan perubahan kecepatan uang
terbukti belaku. Hal tersebut berdasarkan syarat nonmultikolinearitas pada keempat model yang
terpenuhi. Intersep tidak terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan. Sedangkan koefisien perubahan
kecepatan uang terbukti bernilai positif namun belum dapat ditarik kesimpulan apakah sesuai dugaan
akan tidak signifikan atau justru akan signifikan karena keduanya terjadi dengan frekuensi yang sama.

KESIMPULAN
Pengujian menggunakan regresi linier berganda dan regresi panel membuktikan bahwa teori kuantitas
uang tidak sepenuhnya berlaku untuk negara-negara arab pengekspor minyak. Hasil pengujian
menunjukkan kesamaan hasil dengan penelitian rujukan yang sama-sama tidak dapat membuktikan
bahwa inflasi adalah sepenuhnya fenomena peningkatan uang beredar.
Pengujian lanjutan dengan model dan cakupan data yang lebih luas dapat dilakukan untuk melihat
konsistensi hasil uji. Penelitian juga dapat direplikasi dengan menggunakan pengukuran lain untuk
variabel perubahan kecepatan uang yang lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA
As’adussyafran, Muhammad. 2021. Pengaruh Nilai Tukar Riil, PDB Perkapita, dan Inflasi terhadap Neraca
Perdangan Indonesia Pada Negara Asean-4 Periode 2010-2019. Skripsi Politeknik Statistika STIS. Jakarta.
Darrat, A. F. (1985). Inflation in Saudi Arabia: an econometric investigation. Journal of Economic Studies.
Frisch, H. (1977). Inflation Theory 1963-1975: A" second generation" survey. Journal of Economic Literature,
1289-1317.
Grauwe, P. D., & Polan, M. (2005). Is inflation always and everywhere a monetary
phenomenon?. Scandinavian Journal of economics, 107(2), 239-259.
OPEC.Member Countries. https://www.opec.org/opec_web/en/about_us/25.htm (Diakses 12 Maret 2022).
Osman, A. M., Ahmed, A. O., Eltahir, M. N., Mohamed, A. S., Shidwan, O. S., & Ghada, M. (2019).
Investigating the causes of inflation in Saudi Arabia: an application of autoregressive distributed lag (ARDL)
model. International Journal of Applied Engineering Research, 14(21), 3980-3986.
Pratikto, Nauval Tama. 2018. Analisis Data Panel: Kredit UMKM dan Tingkat Pengangguran terbuka di
Kawasan Barat dan Timur Indonesia 2011-2016. Skripsi Politeknik Statistika STIS. Jakarta.

5
LAMPIRAN
STASIONERITAS RLB DAN PANEL
SAUDI ARABIA QATAR

KUWAIT IRAN

ALGERIA

ESTIMASI MODEL
SAUDI ARABIA QATAR

KUWAIT IRAN

ALGERIA

UJI ASUMSI KLASIK NORMALITAS


SAUDI ARABIA QATAR

6
KUWAIT IRAN

ALGERIA

UJI ASUMSI KLASIK HOMOSKEDASTISITAS


SAUDI ARABIA QATAR

KUWAIT IRAN

ALGERIA

UJI ASUMSI KLASIK NONAUTOKORELASI


SAUDI ARABIA QATAR

7
KUWAIT IRAN

ALGERIA

SYARAT MULTIKOLINEARITAS
SAUDI ARABIA QATAR

KUWAIT IRAN

ALGERIA

STASIONERITAS DATA PANEL


P M

Y V

8
SELEKSI MODEL PANEL
CHOW TEST HAUSSMAN TEST

ESTIMASI MODEL

NORMALITAS DAN NONMULTIKOLINEARITAS


NORMALITAS MATRIKS KORELASI

Anda mungkin juga menyukai