Anda di halaman 1dari 14

Om Swastyastu

Anak Agung Istri Brahmani Prita Dewi


1913031022
Fotokimia Aseton yang Bergantung
Terhadap Air
Tujuan Metode
01 Latar Belakang 02 Penelitian 03 Penelitian

Hasil dan
04 Pembahasan 05 Simpulan
Latar Belakang
Aseton merupakan keton alifatik yang sederhana. Seiring berjalannya zaman, jumlah aseton
dihitung atau diukur yang berada di troposfer adalah dua kali lipat dibandingkan percobaan
sebelumnya. Hal ini menyebabkan fotokimia memegang peran dalam produksi (HO X ) dari yang
diperkirakan sebelumnya. Dengan alasan ini, mempelajari atau memahami tentang aseton harus kritis
khususnya hal-hal penting yang berkaitan dengan proses atmosfer. Aseton dapat dihilangkan dari
atmosfer dengan cara hidroksil radikal (OH) maupun fotolisis. Fotodisosiasi atmosfer dari aseton
dapat dilakukan melaui dua proses, yaitu:
CH3COCH3 + hv 2CH3 + CO
CH3COCH3 + hv CH3 + CH3CO
Pada panjang gelombang kurang dari 290 nm, hasil kuantum untuk disosiasi aseton secara umum
diasumsikan menjadi satu kesatuan. Apabila pada panjang gelombang yang lebih panjang, maka
persimpangan proses absorbsi aseton adalah rendah dan tidak satu kesatuan serta hasil kuantum yang
bergantung terhadap tekanan. Sehingga pemahaman tentang fotokimia tentang aseton sangat penting
karena panjang gelombang yang memengaruhi penghilangan aseton dari atmosfer. Air berada di
sepanjang troposfer. Konsentrasi air berkurang dengan cepat pada saat temperatur juga diturunkan.
Dalam kasus ini, peneliti memahami dan mencari tahu efek dari air dalam fotokimia aseton. Peneliti
melakukan hal ini dengan cara memancarkan laser fotolisis dalam aseton dengan adanya air dan tidak
ada air. Aseton tersebut diawasi atau diproses menggunakan spektroskopi FT-IR.
Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui


ketergantungan air dalam hasil kuantum fotolisis aseton.
Metode
Penelitian
Aseton difotolisis dengan λ:248 nm dengan laser excimer KrF dan λ:308 nm menggunakan laser excimer XeCl.
Suatu laser selalu bergetar atau bergerak pada frekuensi 10 Hz dengan energi yang terukur sebesar 75 mJ/shot
dengan λ: 248 nm dan 40 mJ/shot dengan λ: 308 nm. Fotolisis aseton diawasi atau dimonitor menggunakan
spektrofotometer Mattson Galaxy Serires FT-IR.Panjang jalur berkas absorbsi dari FT-IR kisaran 8 cm. alat
spektrofotometer dapat beroperasi atau berjalan pada resolusi 0.25 cm -1 , spektrum direkam pada rentangan 650-
4000 cm-1. kehilangan aseton dipantau pada 1356 dan 1213 cm -1 . Produk fotolisis aseton dalam kondisi
kelebihan oksigen yang mengikusertakan CO, CO2, CH3OH, dan CH2O. Jenis tersebut tidak memiliki pita
aborbansi yang kuat. Maka absorbsi dengan hasil fotolisis adalah hal yang tidak mungkin atau mustahil.
Pengamatan yang dilakukan dengan cara memvariasikan konsentrasi aseton untuk memastikan A Actn mengikuti
hukum Lambert-Beer. Untuk setiap pengamatan, logaritma natural dari perbandingan aseton diintegrasi dengan
area puncak awal yang diplot vs jumlah tembakan laser, dan laju peluruhan dari aseton dihitung. Tahapan tersebut
diulang sebanyak tiga kali untuk setiap kondisi, yang mana dimulai dengan sampel yang baru. Semua percobaan
dijalankan atau diproses pada suhu 298 K dan tekanan total sebesar 100 Torr. Sel tersebut diisi aseton kemudian
disii air (jika perlu) lalu menurunkan tekanan oksigen agar mencapai 20 Torr. Urutan percobaan dilakukan dengan
segala variasi untuk menghindari kesalahan sistematis. Aseton (99,5%,Mallinckrodt Spectrar) dimurnikan
sebelum masing-masing percobaan. Kemurnian gas yang digunakan adalah He (99,9999%), N 2 (99,999%), dan O2
(99.997%).
Hasil dan
Pembahasan
Tujuan yang diharapkan adalah untuk menelusuri atau memperdalam pengaruh air terhadap fotokimia aseton
yang lebih kualitatif. Dalam praktikum ini, diamati adanya kehilangan aseton jika menggunakan spektroskopi
FT-IR. Semua percobaan atau penelitian ini dimulai dengan konsentrasi awal dari aseton pada tekanan 3 Torr.
Plot dari aseton akan hilang secara perlahan pada panjang gelombang 248 nm jika menggunakan gas helium
sebagai gas penyangga. Dalam panjang gelombang ini, percobaan dicoba atau dijalankan tidak menggunakan
air, tekanan air dengan 3 Torr, dan tekanan air dengan 9 Torr. Apabila dilihat kembali, laju aseton dapat dilihat
dari grafik pada slide selanjutnya.
Fotolisis aseton pada panjang gelombang
248 nm (tidak ada air)
Hasil kuantum pada 248 nm

Run   M=He/O2   M= N2/O2


    P H2O = 0 P H 2O = 3 P H2 O = 9 P H2O = 0 P H2O = 9
1 1356 cm-1 1,08 0,90 0,64 1,15 0,81
1213 cm-1 0,94 1,06 0,69 1,04 0,75

2 1356 cm-1 1,09 0,89 0,59 1,09 0,75


1213 cm-1 1,06 0,72 0,65 0,96 0,62

3 1356 cm-1 1,01 0,91 0,69 1,08 0,68


1213 cm-1 0,92 0,93 0,76 0,76 0,74

  1,02±0,07 0,90±0,11 0,67±0,06 1,01±0,14 0,73±0,07


Tekanan air/Torr
Hasil kuantum pada 308 nm

Run   M=N2/O2
    P H2O = 0 P H2O = 9
1 1356 cm-1 0,32 0,03
1213 cm-1 0,21 0,02
2 1356 cm-1 0,24 0,04
1213 cm-1 0,26 0,03
3 1356 cm-1 0,33 0,10
1213 cm-1 0,33 0,11
  0,28±0,05 0,06±0,04
Simpulan
Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat dua kemungkinan untuk penelitian ini. Pertama, air sebagai
pemadam yang lebih efisien dari keadaan aseton yang tereksitasi secara elektronik. Kedua, adanya
pembentukan aseton-air yang kompleks. Hasil tersebut memiliki akibat yang penting untuk fotokimia
atmosfer dari aseton. Keterkaitan ini pada atmosfer adalah aseton akan memiliki waktu yang lebih
lama yang mana adanya kehadiran air. Hal ini penting pada bagian tengah troposfer, dimana fotolisis
itu tetap menjadi mekanisme kehilangan aseton dan dimana massa jenis air cukup besar untuk
memengaruhi hasil kuantum.
Reference
Aloisio,Simone.,and Joseph S.Francisco. 2000. The photochemistry of acetone in the presence of
water. IN 47907-1393.
Sekian
dan
Terima
Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai