Anda di halaman 1dari 10

AUDIT SISTEM

KEPASTIAN MUTU

Cepi juniar Prayoga,SE.,Ak.,M.AK


AUDIT SISTEM KEPASTIAN MUTU
A. PENGERTIAN AUDIT MUTU
Pengertian audit mutu dapat dijumpai dalam Panduan Audit Sitem Manajemen Mutu
SNI 19-19011-2002. Dalam panduan tersebut, audit mutu didefinisikan sebagai proses
sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan
mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauhmana kriteria audit
dipenuhi (BSN, 2002).

B. TUJUAN AUDIT MUTU


Dari pengertian audit mutu yang diuraiakan di atas, bahwa tujuan audit mutu adalah
untuk mendapatkan data dan informasi faktual dan signifikan sebagai dasar
pengambilan keputusan, pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan.
Hasil temuan auditor tersebut akan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan,
pengendalian manajemen, perbaikan dan/atau perubahan.
Secara rinci tujuan umum dari audit mutu yaitu (Willy Susilo,2000) :

1. Untuk memperoleh prioritas permasalahan yang tengah dihadapi organisasi

2. Untuk merencanakan pengembangan usaha Untuk memenuhi persyaratan suatu


sistem manajemen yang digunakan sebagai acuan

3. Untuk memenuhi persyaratan regulasi ataupun persyaratan kontrak dengan


(misalnya) pelanggan

4. Untuk mengevaluasi terhadap pemasok

5. Untuk menemukan adanya potensi resiko kegiatan organisasi


Sedangkan tujuan audit mutu secara khusus adalah untuk memberikan
umpan balik tentang kinerja organisasi yang diuraikan sebagai berikut
(Iskandar Indranata,2006):

1. Menemukan peluang perbaikan

2. Memastikan apakah sistem diterapkan secara efektif

3. Mendeteksi penyimpangan-penyimpangan terhadap kebijakan mutu sedini


mungkin
C. PRINSIP AUDIT MUTU

Audit mutu didasarkan pada sejumlah prinsip. Ketaatan dan kepatuhan


terhadap prinsip tersebut merupakan prasyarat untuk memberikan
kesimpulan audit yang sesuai dan cukup serta memungkinkan auditor
bekerja secara independen untuk mencapai kesamaan kesimpulan pada
situasi serupa. Prinsip Audit Mutu, secara garis besar terdiri dari dua prinsip
yaitu prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor dan prinsip-prinsip yang
terkait dengan kegiatan audit.
1.Prinsip-prinsip yang terkait dengan auditor, yaitu :

a. Kode Etik sebagai Dasar Profesionalisme.


b. Menyajikan hasil yang obyektif dan akurat,
c. Profesional, memiliki kompetensi sebagai auditor.

2.Prinsip Audit yang relevan dengan kegiatan audit, yaitu :

a. Independen-auditor (mandiri dan tidak berpihak) tidak melakukan audit


pada area yang bukan tanggung jawabnya.
b. Bukti Obyektif sebagai dasar membuat kesimpulan audit, dapat
diverifikasi dan sample audit yang diambil cukup mewakili
c. Terencana, audit harus terencana secara sistematik sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan organisasi.
d. Auditor harus berkualifikasi dan independen
D. ALASAN MELAKUKAN AUDIT MUTU

Dalam Sistem Manajemen Mutu (SMM) ada beberapa alasan melakukan audit berkesinambungan
yaitu untuk melihat efektivitas system berdasar sampling dan lokasi/bagian, walaupun alasan yang
pokok memberi jaminan dan mencegah timbulnya masalah-masalah dan meningkatkan efektivitas
SMM alasan melakukan Audit antara lain (Iskandar Indranata, 2006) :

1. Mengembangkan sistem pada organisasi.

2. Meyakinkan organisasi dalam memilih pemasok baru, bahwa SMM pemasok sesuai dengan apa
yang diinginkan organisasi.

3. Meyakinkan organisasi bahwa pemasok yang ada masih memenuhi persyaratan yang ditetapkan
organisasi.

4. Memenuhi kesesuaian standar/undang-undang, bahwa organisasi harus terus menerus


mengimplementasikan dan memelihara SMM secara konsisten.
E. MANFAAT AUDIT
1. Menilai proses pengembalian keputusan untuk keabsahan
2. Memperbaiki efektivitas dari program manajemen mutu
3. Mengeksplorasi penyebab kerusakan, keluhan pelanggan & masalah lain
4. Memperoleh sertifikasi normal dari program manajemen mutu
5. Memperkenalkan formalitas dan konsistensi dalam program mutu
6. Melakukan pelatihan dan memberikan pengetahun teknis
F. PEMISAHAN AUDITOR, LEAD,KLIEN,DAN AUDITEE
Auditor
1. Merencanakan dan melaksanakan penugasan audit dengan baik
2. Mencatat observasi dan pelaporan
3. Memverifikasi tindakan korektif

Lead auditor
4. Membantu menetapkan rencana audit
5. Mewakili tim audit
6. Menyampaikan laporan audit

Klien
7. Menentukan kebutuhan dan memprakarsai audit
8. Menerima laporan audit
9. Menentukan tindak lanjut audit

Auditee
10. Memberikan staf tentang audit
11. Memberikan dukungan pada auditor
12. Memberikan akses terhadap fasilitas dan material pembuktian
G. PRAKTIK

1. Menetapkan standar yang absah untuk proyek audit

2. Melakukan proyek audit

3. Konvensi dalam melaporkan hasil audit

4. Pemakaian yang etis dari laporan dan data audit

5. Konvensi dalam sistem dan prosedur audit

6. Konvensi dalam proses audit

7. Konvensi dari audit produksi

8. Konvensi dalam audit / survei pemasok

Anda mungkin juga menyukai