Anda di halaman 1dari 10

Standar Auditing Dan

Kriteria Auditing

Nama : Taufiq Sukmaningrat


Nim : 42018.0486
Mata Kuliah : Sistem auditing
Dosen: M. Supendi Yusuf, S.E.I., M.E.Sy.,
CH., CHt.,
Standar Auditing
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menetapkan suatu standar yang diberlakukan
dalam melaksanakan audit. Standar ini berjumlah 10 dan dikategorikan dalam 3 bagian,
yaitu :
Standar Umum, yang menyebutkan kriteria seorang auditor.

Standar Pekerjaan Lapangan, yang menyebutkan apa saja yang harus disiapkan dan
dikerjakan di lapangan dalam melakukan auditing.
Standar Pelaporan, yang menyebutkan bagaimana dan apa saja yang harus
dilaporkan, berikut temuan dan hasil oleh seorang auditor.
Ketiganya akan dibahas lebih detail lagi pada bagian halaman berikut.
Standar Umum
 Berhubungan dengan persyaratan umum seorang auditor
 Memenuhi persyaratan sebagai auditor
 Pendidikan formal setara S1

 Memiliki keahlian dan pelatihan teknis bidang auditing

 Pendidikan profesional yang berkelanjutan

 Mempunyai kebebasan sikap mental (independensi)


 Independen dalam fakta (independece in fact)

 Independen dalam penampilan (independence in appearance)

 Auditor harus menjalankan pekerjaan dengan seksama (teliti).


Standar Pekerjaan Lapangan
 Memberikan pedoman dalam pelaksanaan audit sehingga memberi
hasil audit yang berkualitas.
 Perencanaan audit (penyusunan strategi menyuluruh dari
tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam audit.
 Supervisi tenaga asisten

 Pengarahan langsung

 Penggunaan kertas kerja

 Review atau penilaian setiap tahap audit

 Pemahaman struktur pengendalian intern.

 Bukti yang kompeten dan cukup.


Standar Pelaporan
 Mengatur tentang persyaratan yang harus dipenuhi auditor dalam
menerbitkan laporan audit.
 Kesesuaian dengan PABU

Tolok ukur kesesuaian:


 Metode penilaian (valuation method)
 Penjelasan (disclosures)
 Pengklasifikasian (classification)
 Pisah batas (cut off)
 Inkonsistensi
 Pengungkapan yang memadai
 Pernyataan pendapat
Kriteria Auditing
 Kriteria Audit adalah standar, ukuran, harapan, dan praktik terbaik
yang seharusnya dilakukan atau dihasilkan oleh entitas yang
diaudit.Terdapat perbedaan dalam penetapan kriteria antara audit
laporan keuangan dan audit kinerja. Dalam audit atas laporan
keuangan kriterianya sudah baku yaitu berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) sedangkan untuk audit kinerja
kriterianya bersifat spesifik untuk setiap tujuan auditnya. Ketika
auditee telah memiliki kriteria maka harus diuji, sedangkan dalam hal
auditee belum memiliki kriteria auditor harus membangun kriteria
tersebut. Auditor bisa menggunakan 2 pendekatan dalam
menetapkan kriteria audit
 a. Kriteria Proses

 b. Kriteria Hasil

Penetapan kriteria proses dan kriteria hasil dikaitkan dengan tujuan audit
sebagai berikut :
Pada audit kinerja
Kriteria proses berkaitan dengan cara kerja dan sumber daya yang
seharusnya digunakan dalam proses pekerjaan. Kriteria hasi
berkitan dengan tercapainya 3E sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
 
Pada audit keuangan

Kriteria proses berkaitan dengan stadar, cara kerja, dan


pengguanaan sumber daya untuk menghasilkan informasi yang
benar dalam rangka pengambilan keputusan. Kriteria hasil
diwujudkan dalam bentuk informasi yang benar dan dapat
dipercaya sebagai bahan pengambilan keputusan.
Pada audit kepatuhan

Kriteria proses berkaitan dengan penggunaan cara-cara dan


penggunaan sumber daya yang dapat menjamin terpenuhinya
ketaatan atas kriteria hasil.
Karakteristik Kriteria Audit
Kesimpulan
Pekerjaan sebagai Auditor bukanlah hal yang mudah, karena
pekerjaan tersebut melibatkan banyak unsur penting seperti moral,
habit, attitude, skills, knowledges dan pengalaman.
Terutama bahwa seorang auditor harus memegang teguh Standar
Keahlian yang telah disahkan dan ditetapkan oleh IAPI sebagai
pedoman pelaksanaan, dan kriteria pribadi yang harus dimiliki seorang
Auditor.

Anda mungkin juga menyukai