Pertanyaan:
1. Apakah Dokumen SMM (Sistem Manajemen Mutu) itu hanya harus ada di unit fungsi
Quality Manajemen/QC atau diseBap unit organisasi yang ada di perusahaan? Jelaskan
2. Apa saja dokumen wajib dan rekaman wajib untuk persyaratan ISO 9001:2015
3. Apakah Bapak/Ibu mempunyai acuan dalam menjalankan tugas di masing-masing tempat
kerja , bagaimana melaksanakan tugas tersebut ? catatan: acuan bisa UU, Perlem, Permen
BUMN, Manual Prosedur, IK/OI, atau persyaratan standar.
4. Bapak/Ibu adalah seorang auditor yang ditunjuk untuk mengaudit proses Procorement.
Berikan contoh pertanyaan untuk persiapan audit dengan metode pendekatan proses.
5. Sebutkan informasi terkomumentasi apa saja yang perlu dilihat dan diperiksa oleh auditor
untuk mengaudit persyaratan clausal 4.1; 4.2; 6.1; 6.2 serta jelaskan keterkaitan antara
clausal tersebut
6. Apakah Bapak/Ibu mempunyai acuan dalam menjalankan tugas di masing-masing tempat
kerja, bagaimana melaksanakan tugas tersebut ? catatan: acuan bisa UU, Perlem, Permen
BUMN, Manual Prosedur, IK/OI, atau persyaratan standar
7. Jelaskan akBvitas-akBvitas dari Knowledge management
8. Apa yang harus dilakukan jika ditemukan keBdaksesuaian dengan standar
Jawaban:
1. Dokumen Sistem Manajemen Mutu (SMM) dalam standar ISO 9001:2015 memainkan
peran krusial dalam mengatur, mendokumentasikan, dan mengintegrasikan prakBk-
prakBk manajemen mutu di seluruh organisasi. Meskipun sering kali SMM terkonsentrasi
di unit fungsi Manajemen Mutu atau QC, penBng untuk dipahami bahwa lingkupnya
seharusnya lebih luas daripada hanya terbatas pada unit tersebut.
Sebaiknya, SMM harus tersedia di seBap unit organisasi di perusahaan. Alasannya adalah
karena seBap departemen atau unit memiliki peran dan kontribusi uniknya dalam
menyumbang pada kualitas produk atau layanan secara keseluruhan. Dengan
memasukkan SMM di berbagai unit, perusahaan dapat memasBkan bahwa prinsip-prinsip
manajemen mutu, tujuan kualitas, prosedur operasional standar, dan metode evaluasi
kinerja kualitas tersebar dan diikuB secara konsisten di semua Bngkatan.
Dengan demikian, keberadaan SMM yang merata membawa manfaat ganda. Pertama, itu
memungkinkan penyatuan visi dan misi perusahaan dalam konteks kualitas di seluruh
organisasi. Ini penBng untuk memasBkan bahwa semua anggota Bm memahami dan
berkontribusi pada pencapaian tujuan kualitas secara holisBk. Kedua, itu menciptakan
kesadaran mutu yang luas di perusahaan, memperkuat budaya kerja yang berorientasi
pada kualitas, dan mendorong adopsi prakBk terbaik di semua level organisasi.
Dengan SMM yang tersedia di seBap unit, perusahaan dapat lebih responsif terhadap
perubahan, perbaikan, dan perluasan operasional. Dengan standar yang jelas dan
dokumentasi yang tepat, Bm dari berbagai bagian organisasi dapat bekerja bersama-sama
untuk mencapai kepuasan pelanggan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi, dan
menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan pasar dengan lebih baik.
2. PenBng untuk memahami dokumen wajib dan rekaman yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan ISO 9001:2015. Beberapa dokumen wajib yang harus ada
termasuk Kebijakan Mutu, Tujuan Mutu, dan Ruang Lingkup Sistem Manajemen Mutu
(SMM). Kebijakan Mutu merupakan pernyataan dari manajemen Bngkat atas tentang
komitmen perusahaan terhadap kualitas dan kepuasan pelanggan. Tujuan Mutu adalah
target kualitas yang spesifik yang ingin dicapai oleh organisasi. Sementara Ruang Lingkup
SMM menjelaskan batas-batas aplikasi dari sistem tersebut di perusahaan.
Selain dokumen tersebut, rekaman wajib juga memegang peran penBng dalam
memasBkan kesesuaian dengan ISO 9001:2015. Rekaman wajib termasuk Rekaman
PelaBhan, yang mencatat informasi terkait pelaBhan karyawan terhadap prosedur-
prosedur dan persyaratan ISO. Kemudian, ada juga Rekaman Audit Internal yang
mendokumentasikan hasil-hasil audit internal guna mengevaluasi efekBvitas dan
kepatuhan terhadap SMM.
Alasan penBngnya dokumen wajib dan rekaman wajib ini adalah karena mereka menjadi
bukB dokumentasi dari implementasi dan kepatuhan terhadap standar ISO 9001:2015.
Kebijakan, tujuan, dan ruang lingkup mencerminkan komitmen organisasi terhadap
kualitas dan memberikan arah pada upaya-upaya kualitas yang dilakukan. Sementara itu,
rekaman seperB rekaman pelaBhan dan audit internal memberikan bukB konkret tentang
langkah-langkah yang telah diambil untuk memasBkan pemahaman, kepatuhan, dan
perbaikan berkelanjutan dalam operasi perusahaan.
Dokumen dan rekaman wajib ini juga membantu dalam pengawasan dan peningkatan
berkelanjutan. Mereka memberikan dasar untuk mengevaluasi kinerja, mengidenBfikasi
kekurangan, dan mengambil Bndakan korekBf yang diperlukan. Dengan adanya dokumen
dan rekaman yang tepat, organisasi dapat lebih mudah menunjukkan kesesuaiannya saat
diuji dalam audit eksternal dan memasBkan bahwa standar ISO 9001:2015 terus dipatuhi
seiring waktu.
4. Sebagai seorang auditor ISO 9001:2015 yang akan mengaudit proses Procurement,
beberapa pertanyaan yang dapat diajukan dalam persiapan audit dengan metode
pendekatan proses adalah:
a. Bagaimana proses pemilihan pemasok dilakukan? Apakah terdapat kriteria tertentu
yang digunakan untuk menilai kelayakan pemasok?
Penjelasan:
Pertanyaan ini ditujukan untuk memahami langkah-langkah yang diambil dalam
memilih pemasok. Hal ini penBng untuk memasBkan bahwa organisasi memilih
pemasok yang sesuai dengan kebutuhan, memiliki kualitas yang diinginkan, serta
memenuhi standar yang ditetapkan.
b. Bagaimana proses penilaian kinerja pemasok dilakukan setelah kerja sama terjalin?
Penjelasan:
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah organisasi memiliki proses untuk
mengevaluasi kinerja pemasok setelah kontrak terbentuk. Evaluasi kinerja pemasok
penBng untuk memasBkan bahwa pemasok terus memenuhi standar kualitas yang
diharapkan.
c. Bagaimana sistem pengendalian mutu dan kepatuhan terhadap persyaratan hukum
dalam proses procurement dijalankan?
Penjelasan:
Pertanyaan ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah organisasi memiliki
mekanisme yang jelas untuk memasBkan bahwa proses procurement berjalan sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan serta memenuhi persyaratan hukum yang
berlaku.
d. Bagaimana proses pemesanan, pengiriman, dan penerimaan barang atau jasa diatur?
Penjelasan:
Pertanyaan ini fokus pada proses operasional yang melibatkan pemesanan,
pengiriman, dan penerimaan barang atau jasa. Hal ini penBng untuk memasBkan
adanya prosedur yang jelas dalam mengatur tahapan-tahapan tersebut guna
memasBkan kelancaran dan kepatuhan pada standar yang telah ditetapkan.
Pendekatan dengan pertanyaan-pertanyaan seperB ini memungkinkan auditor untuk
mendapatkan gambaran komprehensif tentang bagaimana proses Procurement
dijalankan dalam organisasi. Ini membantu dalam mengevaluasi kesesuaian proses
dengan persyaratan ISO 9001:2015, memasBkan kepatuhan terhadap standar mutu, serta
mengidenBfikasi area-area yang memerlukan perbaikan atau peningkatan.
5. Dalam mengaudit persyaratan klausul 4.1, 4.2, 6.1, dan 6.2, auditor harus memeriksa
sejumlah informasi terdokumentasi yang relevan. Untuk klausul 4.1, dokumentasi yang
diperlukan mencakup analisis dan dokumentasi mengenai konteks organisasi, termasuk
pemahaman tentang faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi tujuan organisasi.
Untuk klausul 4.2, auditor harus meninjau dokumen yang mencatat pemahaman
kebutuhan dan harapan dari pihak-pihak berkepenBngan, seperB kebutuhan pelanggan,
pemilik, karyawan, serta peraturan atau persyaratan eksternal yang relevan.
Keterkaitan antara klausul-klausul ini adalah bahwa pemahaman konteks organisasi
(klausul 4.1) menjadi dasar bagi organisasi dalam memahami kebutuhan dan harapan dari
pihak-pihak berkepenBngan (klausul 4.2). Konteks organisasi mempengaruhi cara
organisasi memahami kepenBngan dan kebutuhan pihak-pihak terkait. Selanjutnya,
klausul 6.1 tentang manajemen risiko dan peluang terkait erat dengan klausul 4.1 dan 4.2.
Pemahaman yang kuat tentang konteks organisasi dan kebutuhan pihak-pihak
berkepenBngan memungkinkan organisasi untuk lebih baik mengidenBfikasi risiko dan
peluang yang relevan bagi pencapaian tujuan mereka.
Di sisi lain, klausul 6.2, yang berkaitan dengan penetapan sasaran mutu dan pencapaian,
memiliki keterkaitan langsung dengan klausul 4.1 dan 4.2. Informasi yang terdokumentasi
mengenai pemahaman konteks organisasi dan kebutuhan pihak-pihak berkepenBngan
harus diperhitungkan keBka menetapkan sasaran mutu (klausul 6.2). Sasaran mutu yang
ditetapkan harus relevan dengan konteks organisasi dan memenuhi kebutuhan dan
harapan yang telah diidenBfikasi dari pihak-pihak berkepenBngan.
Dengan memeriksa dan mengevaluasi dokumentasi yang terkait dengan klausul-klausul
ini, auditor dapat mengidenBfikasi keterkaitan dan integrasi yang ada antara konteks
organisasi, kebutuhan pihak-pihak berkepenBngan, manajemen risiko dan peluang, serta
penetapan sasaran mutu. Hal ini membantu dalam memasBkan bahwa organisasi mampu
menyelaraskan strategi, tujuan, dan Bndakan mereka untuk mencapai keberhasilan
dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2015.