Anda di halaman 1dari 14

JENIS SISTEM

PEMUNGUTAN
PAJAK
PENGHASILAN

ORANG PRIBADI
Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK
• ST Miftah Rezqiyah Pratiwi 165030407111035
• Nadya Fandani kusumaningayu 165030407111036
• Anang Dwi Laksono 165030407111030
• Neschika maulidya ardea 165030407111061
• Satrio Giri Wicaksono 165030407111053
• Muh Farid Nur Abdullah 165030407111048
• Rizky Raihan 165030407111041
• Tirta Rastamia Karina Putri 165030407111049
• Nesi Nur azizah 165030407111050
• Mega Puspita Dewi 165030407111043
• Eka Aprelita Fajar Wati 165030407111065
A. Pajak Penghasilan Komprehensif
 Pajak penghasilan komprehensif adalah pajak yang
dibebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan
atau badan hukum lainnya yang mampu dikumpulka
n dengan baik, artinya pajak yang dipotong atau
dikumpulkan itu sudah sesuai target atau maksi
mal.

 Contoh pajak penghasilan komprehensif:


pada tahun 2017 Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas yan
g mencapai 122 triliun rupiah, naik 14,9 persen dibandig pe
riode sama tahun sebelumnya. Hal ini realisasi peneriman P
PH nonmigas sudah komprehensif, atau sudah
melewati target pada tahun sebelumnya.
B. Pajak Penghasilan berganda
 Secara luas pajak berganda meliputi setiap bentuk  pembebanan pajak dan pungut
an lainnya lebih dari satu kali, dapat dua kali atau lebih terhadap suatu fakt
a fiskal. Secara sempit pajak berganda dianggap terjadi pada semua kasus pem
ajakan beberapa kali terhadap suatu subjek dan atau objek pajak dalam satu
administrasi pajak yang sama.

 Selanjutnya, pajak berganda dalam arti luas sesuai dengan Negara (y


urisdiksi) pemungut pajaknya,dapat dikelompokan menjadi pajak bergand
a:
1. Internal (domestik)
2. Internasional

 Pajak berganda yuridis terjadi apabila atas penghasilan yang sama yang diterima ole
h orang yang sama dikenakan pajak oleh lebih dari satu Negara, sedangkan paj
ak berganda ekonomis terjadi apabila dua orang yang berbeda (secara hukum) dik
enakan pajak atas suatu penghasilan yang sama (atau identik)
Pajak berganda internasional
 Apabila pemajakan berganda (double atau multiple taxation) dilakukan oleh
beberapa administrasi pajak (berdasarkan ketentuan pemajakan domestic
dari tiap Negara) maka terdapat pajak berganda internasional.

 Penyebab Pajak Berganda Internasional.


Velken bond memberikan pengertian bahwa pajak berganda in
ternasional terjadi apabila pengenaan pajak dari dua negara atau lebih saling me
nindih sedemikian rupa, sehingga orang-orang yang dikenakan penghasilan paja
k di negara-negara yang lebih dari satu memikul beban pajak yang lebih besa
r dari pada jika mereka dikenakan pajak di satu negara saja.

 Selanjutnya Prof. Rochmat Soemitro menjelaskan bahwa ada beberapa sebab


yang menimbulkan pajak berganda internasional, salah satunya Subjek pajak
yang sama dikenakan pajak yang sama dibeberapa negara yang dapat terjadi
karena:
1. Domisili rangkap.
2. Kewarganegaraan rangkap.
3. Bentrokan asas domisili dan asas kewarganegaraan.
Bentuk Pajak Berganda Internasional
1. Pajak Penjualan Pajak Berganda, dapat terjadi apabila negara
pengekspor menganut prinsip  negara asal (original principl
e), sedang negara pengimpor menganut prinsip negara tujuan
(destination principle).
2. Pajak Penghasilan dalam pajak penghasilan dikenal dua
pendekatan perpajakan yaitu:
 Tidak terbatas atau penuh (world wide, global, universal,
unlimited tax liability); merupakan hasil dari pem
ajakan berdasarkan pertalian subjektif
(subjective allegiance) yang dapat berupa nasionalitas atau tempa
t  pendirian (untuk badan) dan residensi (tempat tinggal,
tempat keberadaan atau tempat kedudukan).
 Terbatas (territorial, limited tax liability); merupakan hasil dari
pemajakan  berdasarkan pertalian objektif (objective allegiance)
yang dapat berupa lokasi aktivitas ekonomi dan sumber
penghasilan.
Sehubungan dengan pajak penghasilan, pajak berganda internas
ional terjadi akibat adanya benturan antar klaim.
Benturan antar klaim dalam  pamajakan tak terbatas dapat terjadi antar negara pen
ganut prinsip:
 Nasionalis
Benturan nasionalis umumnya terjadi terhadap orang pribadi yang berada di n
egara penganut tempat kelahiran (ius soli) dengan orang tua dari negara pen
ganut keturunan (iuss anguinis).

 Nasionalis dengan residensi


Dapat terjadi baik pada wajib pajak pribadi maupun badan. Pada orang prib
adi terjadi apabila warga dari negara  penganut prinsip nasionalis (misal USA) bert
empat tinggal pada negara  penganut prinsip residensi (Indonesia).

 Residensi
Terjadi pada orang pribadi yang mempunyai tempat tinggal di negara penganut
pemajakan berdasarkan asas domisili namun ia berada dalam waktu yang relative
substansial di negara penganut prinsip kehadiran substansial (misalnya 183 hari).
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)/Tax Treaty.
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)/Tax Treaty, adalah perjanjian pajak antar
dua Negara atau antar beberapa Negara dalam upaya menghindari pajak berganda

Model Tax Treaty


 Dalam perpajakan internasional terdapat dua model persetujuan tax treaty utama yang
digunakan sebagai model untuk tax treaty antar negara-negara di dunia, ant
ara lain :
– OECD Model
OECD model merupakan singkatan dari Organization for economic coorperation
and development, adalah sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh Negara yang
menerima prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas. Negara-neg
ara anggota OECD adalah Negara-negara yang maju, dimana arus barang, uang dan orang di
antara mereka setara.
– UN Model.
UN model merupakan singkatan dari United Nasional atau dikenal sebagai PBB ( Pers
atuan Bangsa- Bangsa) , adalah sebuah organisasi yang anggotanya hampir seluruh Negar
a di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hUkum internasional, penga
manan internasional, lembaga ekonomi ,dan perlindungan social.
Contoh (Domestic)
Pemerintah pusat negara Jepang mengenakan pajak penghasilan sebesar 30 % dan pemerintah
local yang juga masih di Jepang mengenakan pajak 16%. Total wajib pajak kena kewajiban
sekitar 46 %
C.Pajak Penghasilan Semi Berganda
Beberapa pengertian tentang pajak ganda yang dikemukakan oleh para
pakar, antara lain:
 Spitaler
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam definisi ini adalah:
1) ada beberapa negara pemungut pajak
2) ada norma-norma yang bertentangan
3) ada objek yang sama
4) atas dasar yang sama
5) dikenakan pajak yang sama atau sejenis
Jadi disini subjek yang dikenakan pajak tidak perlu sama.

 Herbert Dorn dan Hensel


Pendapat Herbert Dorn diatas ternyata memiliki kesamaan dengan pendapat
yang diungkapkan oleh Hensel. Kedua pakar tersebut menge-mukakan pendapat
yang sama adapun pengertiannya secara garis besar yaitu bahwa yang dikenaka
n pajak adalah subjek yang sama pada saat yang bersamaan.
 Ehrenzweigh dan Koch
Kedua sarjana tersebut memberikan definisi sebagai berikut: Pajak ganda terjadi apabil
a suatu sistem hukum atau beberapa juridiksi hukum mengenakan pada satu objek paj
ak dengan dua pajak sekaligus atau lebih yang pada pokoknya mempunyai sifat dan
dampak yang sama.

 Ottmar Buhler dan Teichner


Mengungkapkan pendapatnya tentang pajak berganda dengan membedakan dalam
arti luas dan dalam arti sempit. Dikatakan ada pajak ganda dalam arti luas apabila
suatu tatbestand yang sama, pada saat yang sama oleh beberapa negara dikenakan
pajak yang sama atau sifatnya sama. Sedangkan pajak ganda dalam arti sempit
apabila pajak yang bersangkutan dikenakan pada subjek yang sama.

 Reuvers
Mengatakan bahwa terjadi pajak ganda apabila:
Subjek pajak yang sama dikenakan pajak yang sama sifatnya dilebih dari satu Negara.
D.Pajak Flat
• Pajak flat adalah tarif pemungutan pajak dengan persentase y
ang tetap. Sistem pajak tetap sangat berbeda dengan sistem progresi
f, yang jumlahnya bergantung dengan tingkat pendapatan. Pajak
tetap memberikan kemudahan dalam kode pajak, yang dilaporkan
telah meningkatkan pelayanan dan menurunkan biaya pemerintahan
.
• Tarif Pajak Tetap adalah tarif pemungutan pajak yang besar n
ominalnya tetap tanpa memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajak. Sistem pemungutan dengan tarif tetap adalah tarif
dengan jumlah atau angka tetap berapapun yang menjadi dasar
pengenaan angka pajak. Penerapan pada sistem perpajakan nasional
dilakukan pada bea materai.
E.Pajak Pengeluaran
 EXPENDITURE TAX / PAJAK PENGELUARAN adalah suatu bentuk
dari PAJAK TIDAK LANGSUNG (.INDIRECT TAX) yang disatukan
dengan harga penjualan dari suatu produk dan dibayar oleh
konsumen.

Karakteristik Pajak Keluaran


• Pajak keluaran ialah pajak yang dikenakan ketika subjek pajak
melakukan penjualan terhadap barang kena pajak (BKP) yang
tergolong dalam barang mewah.
• Sebagai salah satu jenis pajak, Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
seringkali disebut sebagai pajak objektif. Pada PPN, hal yang
pertama kali ditekankan adalah objek pajak yang akan dikenaka
n. Kemudian, subjek pajak yang terkena. Misalnya, barang-baran
g mewah, kendaraan mewah, dan sebagainya.
Faktur pajak pengeluaran
• Faktur pajak keluaran adalah faktur atas data penyerahan yang dibuat oleh pihak
yang menyerahkan BKP/JKP (penjual). Di sisi lain, faktur tersebut akan diterima ole
h pihak yang memperoleh BKP/JKP (pembeli) sebagai faktur pajak masukan. Atas
kedua jenis faktur ini, PKP harus tetap melakukan entry data pada aplikasi e-Fak
ur.

• Pembuatan data faktur pajak keluaran memerlukan isian data yang cukup detil, dar
i mulai data identitas lawan transaksi sampai pada isian data barang/jasa yang
ditransaksikan. Semua isian yang ditampilkan harus diisi, jika memang tidak ada
data detil yang tersedia maka dapat diisikan dengan angka 0.

• Berbeda dengan data faktur pajak masukan, PKP dapat langsung entry data a
tas faktur yang diterima. Hal yang harus diperhatikan adalah pastikan bahwa
lembaran faktur tersebut telah dengan benar mencantumkan identitas kita sebagai
pembeli, khususnya pada isian NPWP pembeli. Ketidaksesuaian isian NPWP
pembeli akan mengakibatkan kegagalan pada saat data faktur tersebut diupload.
Sederhananya, sistem e-Faktur telah mengenali NPWP pembeli yang diisikan oleh
pihak penerbit faktur (penjual), sehingga hanya pihak dengan NPWP tersebut lah
yang berhak mengklaim/upload pajak masukan yang dimaksud.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai