Disusun oleh :
Kelompok 7
Nama Anggota
1. Melisah Puspitasari 5200111021
2. Rifi Aryani 5200111051
Selain pemajakan berganda secara yuridis di atas, dalam konteks pajak terdapat pula istilah
pemajakan berganda secara ekonomis/economic double taxation. Diartikan sebagai
pemajakan atas penghasilan sama yang diperoleh oleh dua subjek pajak yang berbeda dalam
periode yang sama.
Contoh pajak ganda internasional ekonomis adalah pengenaan pajak atas dividen. Sebelum
dibagikan kepada pemegang saham, penghasilan yang sama telah dikenakan pajak ditingkat
perusahaan. Satu objek pajak yang diterima oleh dua Subjek Pajak yang berbeda dikenakan
pajak dua kali
Pajak berganda ini biasanya terjadi jika dalam suatu transaksi lintas batas negara terdapat
lebih dari satu negara yang mengklaim hak pemajakan atas hal tersebut sehingga terjadilah
benturan antar klaim perpajakan.
Ini karena adanya prinsip pemajakan global untuk wajib pajak dalam negeri (global
principle) dimana penghasilan dari dalam maupun luar negeri akan dikenakan pajak oleh
negara tempat wajib pajak berdomisili. Dilain sisi, terdapat pula pemajakan teritorial (source
principle) yang dikenakan bagi wajib pajak luar negeri oleh negara sumber atas
penghasilannya di negara tersebut. Dengan demikian atas penghasilan tersebut akan terkena
pajak dua kali, yaitu oleh negara residen/domisili dan negara sumber atas penghasilannya.
Ada pula, Menurut Kevin Homes, konflik-konflik suatu negara dan negara lainnya
yang dapat menimbulkan pemajakan berganda adalah sebagai berikut:
1. Pertama, konflik antara suatu negara dan negara lainnya untuk menjadi negara
sumber dari suatu penghasilan tertentu (source-source conflict)
2. Kedua, konflik antara negara domisili dan negara sumber untuk mengenakan
pajak atas suatu penghasilan tertentu (source-residence conflict)
3. Ketiga, konflik antara suatu negara dan negara lainnya untuk menjadi negara
domisili dari suatu penghasilan tertentu (residence-residence conflict)
4. Keempat konflik antara negara domisili dan negara sumber atas karakterisasi
suatu jenis penghasilan tertentu.
Lalu, terkait dengan hak negara sumber penghasilan, alasan yang mendasari kenapa
negara sumber penghasilan merasa berhak untuk mengenakan pajak adalah
didasarkan atas benefit of theory taxation. Yaitu, manfaat yang telah dieberikan oleh
negara sumber penghasilan terhadap penghasilan yang didapat di negaranya.
“Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri, boleh dikreditkan
terhadap pajak yang terutang berdasarkan undang-undang ini dalam tahun pajak
yang sama,”
Di metode ini ada dua jenis perlakuan, ada full credit dan ordinary credit. Full
credit yaitu dari seluruh beban pajak yang dibayar di negara sumber dapat
dikurangkan sebagai kredit pajak. Kedua, ordinary credit hampir sama dengan
metode full credit, namun pajak yang dibayar di negara sumber dibatasi
mengkreditkannya.
Indonesia menggunakan metode pengkreditan secata terbatas atau ordinary credit.
Artinya, besarnya kredit pajak yang dibayar di luar negeri tidak boleh melebihi
perhitungan pajak yang terutang di dalam negeri.
Contoh perhitungan:
Di tahun 2022, PT Usaha Maju memperoleh pendapatan neto dari luar negeri
sebesar Rp 200 juta dan penghasilan dalam negeri senilai Rp 300 juta. Sesuai
peraturan perpajakan di negara tersebut, diasumsikan badan usaha ini harus
membayar pajak sebesar 15 persen.
Untuk dapat menghitung total pajak terutang yang harus dibayarkan di Indonesia,
maka Wajib Pajak Badan ini harus menjumlahkan total pendapatan neto
keseluruhan yang menjadi Rp 500 juta. Selanjutnya, total PPh terutang dapat
dihitung dengan cara:
Setelah mendapat total PPh terutang, maka perlu dihitung jumlah pajak
maksimum yang dapat dikreditkan melalui rumus:
Berdasarkan ilustrasi perhitungan di atas, maka total pajak yang dapat dikreditkan
Wajib Pajak ini adalah Rp 30.000.000.
Selain kredit pajak, ada juga metode lain di penghindaran pajak berganda
unilateral, yaitu
2. Exemption method
Exemption method, metode ini pada dasarnya adalah membebaskan setiap pajak
penghasilan yang diperoleh di luar negeri atau dengan kata lain bahwa setiap
transaksi luar negeri tidak dikenakan pajak di negara domisili. Ada dua cara dalam
metode ini pertama pembebasan penuh, berupa penghindaran pengenaan pajak
berganda dengan cara mengabaikan penghasilan berasal dari duar negeri, kedua
pembebasan dengan progresif, dimana berbeda dengan pembebasan penuh, dalam
pembebasan progresif penghasilan dari luar negeri dipakai untuk kepentingan
perhitungan progresif tarif. Dari dua cara tersebut pengaruhnya akan terasa
terhadap berapa besar beban pajak yang menjadi kewajiban, karena dasar
mengenaan pajak menjadi berbeda. Metode ini merupakan pengakuan atas
pembayaran pajak terutang di luar negeri dengan pengecualian yang diberlakukan
untuk melindungi kepentingan dalam negerinya, seperti dalam hal penerimaan
pajak dan perlindungan produksi dalam negeri;
Kesimpulan
Pajak Berganda erupakan pengenaan pajak atas satu jenis objek pajak dalam periode
yang sama terhadap subjek pajak yang sama oleh dua juridiksi yang berbeda. Pajak ganda
biasanya terjadi karena adanya konflik kepentingan antara satu negara dengan negara lain
Jenis pajak berganda ada dua, yaitu Juridical dan Economic double taxation.
Juridical adalah pemajakan atas penghasilan yang sama oleh dua negara yang berbeda
pada suatu periode tertentu. Selain pemajakan berganda secara yuridis di atas, dalam konteks
pajak terdapat pula istilah pemajakan berganda secara ekonomis/economic double taxation.
Diartikan sebagai pemajakan atas penghasilan sama yang diperoleh oleh dua subjek pajak
yang berbeda dalam periode yang sama.
Pajak berganda ini biasanya terjadi jika dalam suatu transaksi lintas batas negara terdapat
lebih dari satu negara yang mengklaim hak pemajakan atas hal tersebut sehingga terjadilah
benturan antar klaim perpajakan.
Ini karena adanya prinsip pemajakan global untuk wajib pajak dalam negeri (global
principle) dimana penghasilan dari dalam maupun luar negeri akan dikenakan pajak oleh
negara tempat wajib pajak berdomisili. Dilain sisi, terdapat pula pemajakan teritorial (source
principle) yang dikenakan bagi wajib pajak luar negeri oleh negara sumber atas
penghasilannya di negara tersebut. Dengan demikian atas penghasilan tersebut akan terkena
pajak dua kali, yaitu oleh negara residen/domisili dan negara sumber atas penghasilannya.
Daftar Pustaka
pajak.com 2022 PPh Pasal 24: Definisi, Subjek, Objek, Hingga Perhitungan
news.ddtc.co.id pajak-internasional-suatu-pengantar-7738
/news.ddtc.co.id penyebab-konflik-terjadinya-pajak-berganda