Anda di halaman 1dari 13

Video 1 : Asas pemajakan dan pengenaan pajak berganda

1. Asas-asas pengenaan pajak


Terdapat 5 prinsip asas pengenaan pajak
● Nationality
Negara mengenakan pajak atas penghasilan yang diperoleh individu yang menajdi
warganegara atas Perusahaan yang terdaftar di negara itu. Hubungan hukum (legal
connection) antar negara dengan individua tau Perusahaan tersebut.
● Territoriality
Negara mengenakan pajak karena adanya hubungan teritorial antara negara dengan
wajib pajak. Inti dari hubungan territorial adalah keadaan factual subjek pajak di negara
itu.
● Residensi (residence principle)
Pengenaan pajak kepada subjek pajak dalam negeri (resident) atas seluruh penghasilan
(worldwide income), dan kepada subjek pajak luar negeri (non-resident) atas
penghasilan yang bersumber dari negara itu.
● Sumber (source principle)
Pengenaan pajak atas penghasilan yang bersumber dari negara itu.
● Kewarganegaraan (citizenship)
Pengenaan pajak berdarkana status kewarganegaraan.
2. Double tax
Dimensi pajak internasional
Di dunia ini banyak sekali negara-negara yang menerapkan asas-asass pengeenaan pajak seacar
berbeda-beda. Kerena berbeda-beda itulah biasanya menimbulkan pengenaan pajak berganda
(double tax).
Double tax itu terjadi karena ada yang menggunakan territorial principle, world wide income,
international trade & globalization
Secara konseptual double taxation terbagi menajdi 2:
1. konsep ekonomi vs konsep juridis
2. domestic vs international
Pajak berganda secara ekonomis
Pajak berganda secara ekonomis biasanya terjadi karena adanya suatu penghasilan yang berasal
dari suatu kegiatan ekonomi yang sama namun dikenakan pajak beberapa kali akibat adanya
perbedaan subjek pajak yang menerima penghasilan tersebut.
Pajak berganda ekonomis akan selalu muncul jika suatu negara menganut classical system,
Dimana terdapat pemisahan yang tegas antara badan di satu sisi dan pemiliknya di sisi lain.
Laba usaha dikenai PPh (WP Badan) dan pajak atas dividen (WP OP). sehingga secara
ekonomis ini menimbulkan pajak berganda, karena secara fundamental penghasilan dari laba
usaha dan diviiden itu adalah dari hal yang sama yaitu dari laba usaha.
Dalam konteks perjanjian pajak berganda pajak bergnada (P3B), penghindaran pajak berganda
yang dimaksud adalah pajak berganda secara yuridis, kecuali untuktransfer pricing. Untuk
kasus transfer pricing, perjanjian penghindaran pajak berganda dimaksudkan untuk
menghindari pajak berganda secar ekonomis.
Suatu perjanjian penghindaran pajk berganda dapat juag dibuat untuk menghilangkan dampak
pemajakan berganda secara ekonomis.
Contoh pajak berganda secara ekonomis :
PPhpadaTingkatsubjekpajakbadan PPhpadaTingkatsubjekpajakOP
Labakenapajak 100.000.000 Dividen 75.000.000
PPhBadan(25%) 25.000.000 PPhfinal(10%) 7.500.000
LabasetelahPPh 75.000.000 Penghasilanbersih 67.500.000

Dari soal diatas menunjukkan adanya beban pajak yaitu 25 juta dan7.5 juta dari penghasilan
yang sama yaitu 100 juta.
Pajak berganda secara yuridis
Pemajakan atas suatu jenis penghasilan yang sama oleh dua negera yang bebrbeda pada suatu
periode tertentu.
Biasanya terjadi akibat dual residence konflik antara asa domisili dan asas sumber, atau
perbedaan definisi penghasilan.
Pajak tambahan yang diterapkan oleh beberapa pemda, seperti pajak atas rokok, Dimana pada
saat yang sama WP juga telah dibebani cukai rokok oleh pemerintah pusat.
Beberapa konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan azas prinsip-prinsip perpajakn
● Asas residensi vs asas residensi
Hal ini bisa terjadi Ketika suatu negara sama-sama menerapkan asas residensial. Artinya pajak
berganda terjadi karena dua ketentuan perpajakn mengenakan pajak kepada residen yang
diklaim oleh kedua negeara sebagai subjek pajak dalam negeri (dual residency).
Dalam domestic Indonesia pada UU PPh barang siapa yang melakukan kegiatan usaha > dari
183 hari maka otoritas pajak di indonesia itu berwenang untuk seseorang tersebut menjadi
subjek pajak dalam negeri. Hal ini akan menajdi konflik apabila seseorang tersebut juga
dijadikan sebagai subjek pajak dalam negeri di negara lain, dalam situasi seperti ini maka
terjadilah yang Namanya (dual residency).
● Azas domisili vs azas sumber
Pajak berganda terjadi karena ketentuan perpajakn suatu negeri mengenakan pajak berdasarkan
azas sumber dan ketentuan perpajakn negara yang laian menerapkan azas domisli.
● Azas sumber vs azas sumber
Pajak berganda terjadi akibat dua ketentuan perpajakn mengenakan pajak atas penghsilan yang
diklaim oleh kedua negara bersumber di negaranya.
Kedua jurisdiksi menerapkan source principle
Perbedaan karakteristik income
Stelah berhasil menghilangkan pajak berganda akibat azas domisili vs azas sumber, pajak
berganda tetap dapat saja terjadi bila dalam situasi Dimana suatu penghasilan, dipersepsikan
atau diartikan secara berbeda.
Contohnya P corporation negara X memberikan perpetual loan atau pinjaman yang rutin
kepada PT P negara Y. namum oleh UU pajak negara X perputal loan itu disebut sbgai ekuitas,
sedangkan oleh negara Y disebut sebagai loan atau pinjaman, karena PT P setiap tahun
membayar interest atau bunga kepada p corporation Negara X, dalam hal ini UU pajak negara
X menganggap pemberian interest itu sebagai dividend.
Sehingga perbedaan persepsi yang seperti ini bisa menyebabkan double tax.
Pajak berganda secara internasional dan domestic
Pajak berganda internasional terjadi antar negara, Dimana masing-masing negara memiliki
prinsip asas pengenaan pajak yang berbeda sehingga atas suatu penghsilan yang sama bisa jadi
dipajaki 2 kali.
3. Menghilangkan pajak berganda
● ketentuan pajak domestic (unilateral)
● perjanjian penghindaran pajak berganfda (tax treaty)
● prosedur perjanjian Bersama (mutual agreement procedure)
● penyelesaian melalui bada arbitrase.
4. penghasilan pajak berganda dalam UU
PPh Pasal 2(4) UU PPh
Subjek pajak luaur negeri adalah OP yang tidak bertempat tinggal di indonesia atau Op yang
berada di idnoensia tidak lebh dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan dan badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjealskan usaja atau melakukan
kegiatan melalui BUT di Indonesia.
Pasal 3(1) UU PPh
Yang tidak termasuk subjek pajak adalah kantor perwakilan negara asing, pejabat perwakilan
diplomatic dsb, organisasi internasional dengan syarat tertentu.
Pasal 24(1) UU PPh
Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima
atau diperoleh wajib pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang
berdasarkan UU ini dalam tahun pajak yang sama.
Pasal 32A UU PPh
Permasalahan berwenang untuk melakukan perjanjian dengan pemerintah negara lain dalam
rangka pajak berganda dan pencegah pengelakan pajak.

Video 2: Incaran Perusahaan Elite Dunia!! 7 Negara Surga Pajak Bagi


Perusahaan Besar di Dunia!!

Seperti yang kita ketahui kalau sejumlah negara di dunia menerapkan pemungutan
negara di dunia menerapkan pemungutan pajak dengan nilai yang besar pada sebuah korporasi.
Oleh karena itu, mereka beralih ke negara surga pajak (tax heaven) demi menghindari
pembayaran pajak yang lebih tinggi dan moneter internasional atau IMF memperkirakan bahwa
adanya negara atau wilayah surga pajak itu merugikan pemerintah antar 500 Miliar hingga 600
Miliar dollar Amerika Serikat setiap tahunnya. Selain itu, terdapat sekitar 366 perusahaan di
Fortune 500 yang mempunyai setidaknya satu anak perusahaan di negara surga pajak negara
atau wilayah mana sajakah yang dimaksud. Nah, data fakta telah merangkum sejumlah wilayah
atau negara surga pajak dalam ulasan berikut ini :

1. Luksemburg
Kalian tahu tidak kalau beberapa negara surga pajak justru tercatat sebagai negara
terkaya di dunia seperti seperti halnya negara Luxemburg. Melansir okezone.com
Luxemburg yang terletak diantara Perancis, Jerman, dan Belgia ini sukses menarik
modal UU pajaknya yang dikenal “ramah bisnis”. Namun kebijakan itu tampaknya
terlalu ramah bagi Uni Eropa yang mengatakan bahwa Luxemburg sebagai negara surga
pajak dan memfasilitasi perencanaan pajak yang agresif. Namun, disisi lain Uni Eropa
memujinya karena negara ini mulai mengambil langkah-langkah untuk membatasi
praktik-praktik tersebut. Meskipun seperti itu, Luxemburg tetap sebagai wilayah favorit
diantara sejumlah perusahaan default hundred. Ya, sekitar 35% yang memilih negara
ini sebgai kantor pusatnya di Eropa. Diketahui selain Amazon, masih banyak lagi
perusahaan raksasa yang menanam saham di negara ini.\

2. British Virgin Island


Populasi negara ini kurang dari 36.000 orang. British Virgin Islands, seperti Bermuda
memiliki daya pikat tax heaven. Meskipun populasinya kurang dari 36.000, wilayah ini
menjadi rumah bagi lebih dari 400.000 perusahaan dan memiliki aset sekitar USD 1,5
triliun. Perusahaan konsultan dan akuntan publik Deloitte mengungkapkan bahwa
pulau-pulau itu tidak memberlakukan pajak atas bunga, dividen, atau pendapatan
perusahaan. Namun, mereka memungut pajak dari gaji yang didapat mencapai 14%.
Hal tersebut dikarenakan untuk semua pendapatan diatas USD 10.000 dan jasa
keuangan juga menyumbang 62% dari pendapatan pemerintah. Meskipun seperti itu,
para pejabat setempat menolak bila British Virgin Island dikatakan sebagai Negara
Surga Pajak. Mereka tampak ketakutan karena berhadapan dengan ancaman Uni Eropa
bila terus menerus tercatat di daftar Negara Surga Pajak. Wajar perusahaan saja banyak
daripa jumlah populasi penduduknya

3. Cayman Island
Pulau satu ini tidak kalah dibandingkan dengan kawasan surga pajak yang lainnya
seperti wilayah Inggris yang lain. Kepulauan Cayman dikenal sebagai kawasan surga
pajak bagi sejumlah perusahaan seperti dilansir laman kompas.com Cayman Island
dikenal sebagai pusat perbankan terbesar kelima di dunia. Selain itu, wilayah ini dikenal
pula lantaran mempunyai pusat keuangan internasional dengan lembaga pengelolaan
dana dan investasi. Cayman Island ialah yurisdiksi penyimpanan aset di luar negeri
yang paling berkualitas dan diandalkan di dunia. Pada tahun 2014, kepulauan tersebut
menyimpan aset perbankan sebanyak 1,4 trilliun dollar Amerika Serikat. Bahkan
Cayman Island merupakan markas bagi lebih dari 11.000 mutual fund dan sejumlah
lembaga penyimpanan dana lain yang ditaksir senilai 2,1 Triliun Dollar Amerika
Serikat sektor layanan keuangan Caymon Island berkontribusi menyumbangkan hampir
dari separuh produk domestik bruto pada negara tersebut. Meskipun jumlah
populasinya lebih dari 59.600 orang dan lebih dari 65.000 perusahaan bermarkas di
kawasan ini terutama digne save crusher changer menganggap bahwa Cayman Island
mungkin sebagai celah pajak terbesar bagi individu dan juga perusahaan multinasional
bidang yang disebut yakni bagian perbankan. Meskipun jumlahnya kecil tapi dapat
menyumbang triliunan Dollar Amerika Serikat aset perbankan dunia.

4. Bermuda
Berbicara soal negara surga pajak kita tidak boleh melupakan bermuda kawasan yang
banyak membutuhkan para pembisnis yang cerdik ini terletak diantara Amerika Serikat
dan Eropa, Bermuda dikenal sebagai Surga Pajak yang populer seperti dilansir dari
laman inews.id negara Bermuda diketahui tidak memberlakukan pajak bagi pendapatan
perusahaan, bunga, dividen, atau royalti bahkan seperti nabors signet dashnet jewellers
menggunakan kawasan Bermuda untuk mengoperasikan bisnis di luar inggris. Selain
itu, negara Bermuda juga terdapat di tengah skema penghindaran biaya pajak yang
menonjol. Seperti yang dilaporkan oleh Paradise Papers, Nike mengalihkan sebagian
keuntungannya di eropa dari Belanda ke Bermuda yang Gratis pajak. Google juga
memproteksi 23 Milliar Dollar Amerika Serikat dari luar negeri dan dialihkan di
bermuda pada tahun 2017. Regulator telah menekankan setiap negara untuk menutup
beberapa celah yang memungkinkan pengalihan pendapatan dana tersebut. Namun,
seperti yang diketahui bahwa wilayah dan kedekatan dengan Amerika Serikat dan
Eropa membuat Bermuda akan paten sebagai pusat keuangan bisnis yang populer.
5. Bahama
Serupa dengan negara-negara sebelumnya negara ini juga punya pesona yang menarik
para pecinta surga pajak untuk meraup keuntungan di wilayah tersebut. Negara Bahama
merupakan bekas koloni Inggris yang mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1973
negara kepulauan Kabiria tersebut diketahui paling memikat hati para peghindar pajak
karena rendahnya pemotongan atau pajak perusahaan. Namun, Bahama mendapatkan
dana pajak dari Bea yang Masuk Pajak Pertambahan Nilai dan Biaya Lisensi.
Kedekatan negara ini dengan Amerika membuat bahama sebagai surga pajak yang
menarik dan negara ini dikenal sebagai pusat kegiatan perbankan. Perusahaan juga
memperoleh manfaat dari UU kerahasiaan yang tidak mewajibkan penyerahan catatan
akuntansi pada pemerintah. Oleh sebab itu, tidak heran bila perusahaan seperti goldman
sachs dan JP Morgan Chase & Co. mengoperasikan anak perusahaan di bahama.
Bahkan perusahaan dengan jenis di luar perbankan seperti Viacom juga juga beroperasi
di negara tersebut.

6. Isle of Man
Kawasan Isle of Man terletak di laut Irlandia antara Inggris dan Irlandia. Selain dikenal
sebagai Pulau kelahiran Beegees. Wilayah ini juga difungsikan untuk melindungi
kekayaan. Melansir laman kontan.co.id Penetapan pajak yang rendah juga dikenal
sebagai ciri khas dari Isle of Man. Wilayah tersebut yang mempunyai penghasilan yang
rendah dengan maksimal 20% saja. Pajak dan proteksi aset yang rendah di daerah
tersebut menarik banyak perusahaan untuk menyusun rencana tunjangan pensiunan
karyawan mereka. Wilayah tersebut tidak memberlakukan pajak dari keuntungan modal
ataupun warisan dan tidak juga menggunakan pajak atas perusahaan. Banyak
perusahaan mendapatkan manfaat dari tunjangan pensiun Isle of Man karena beberapa
pihak dapat mengumpulkan sejak usia 50 tahun.

7. Channel Island
Kawasan surga pajak ini juga merupakan negara kepulauan dan beberapa perusahaan
raksasa mengambil keuntungan di kepulauan tersebut. Kepulauan channel merupakan
sebuah kepulauan yang terletak di lepas pantai normandia terlepas dari lokasinya pulau-
pulau tersebut bukanlah wilayah Perancis ataupun Inggris namun bahasa Inggris
digunakan sebagai bahasa resmi dan Inggris bertanggung jawab untuk mempertahankan
pulau-pulau tersebut. Pulau-pulau ini diketahui merupakan 2 depensasi mahkota Inggris
Bell Witch of Jersey dan Bell Witch of Princes. Kepulauan Channel disebut sebagai
wilayah yang dikenal sebagai Surga Pajak karena sebagian besar urusan disini tidak
dipunguti pajak. Namun, pajak akan dikenakan atau naik 10% bagi perusahaan jasa
keuangan dan 20% bagi jenis perusahaan lain. Selain itu, kepulauan Channel juga tidak
memberlakukan pajak Capital Gain atau Pajak Warisan. Laporan Paradise Paper, Apple
memindahkan residensi pajaknya ke jersey pada tahun 2014. Apple juga menyimpan
sebanyak 252 Milliar Dollar Amerika Serikat dengan bentuk tunai di lepas pantai
jersey.
Itulah tadi sebuah fakta dari beberapa wilayah atau negara yang sering digunakan untuk
menghindari pajak atau dikenal dengan surga pajak.

Video 3 :KONSEP DASAR PERPAJAKAN INTERNASIONAL


Secara umum, hukum pajak tidak bersifat internasional. Setiap negara berdaulat berhak
menciptakan hukum pajak di negaranya masing-masing dan mempunyai hak memajaki atas
penghasilan di negaranya.
Karena setiap negara mempunyai hak memajaki, maka sangat mungkin terjadi masalah
pengenaan pajak berganda atas kegiatan lintas negara yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan.
Hukum perpajakan internasional muncul dari praktik kebiasaan internasional dan berdasarkan
peran-serta aktif dari organisasi internasional seperti Organization for Economic Co-operation
and Development (OECD) dan United Nation (UN).
Perpajakan Internasional merupakan pekerjaan yang sangat kompleks, karena selain harus
memperhatikan Undang-undang domestik, juga harus memperhatikan Undang-undang dan
Perjanjian pajak dari negara-negara yang terlibat yang berbeda yurisdiksi pajaknya.
Meskipun pada dasarnya sistem perpajakan di seluruh dunia hampir serupa satu sama lainnya,
namun dalam beberapa hal terdapat perbedaan- perbedaan yang menyangkut berbagai dimensi,
seperti:
1. Tarif pajak penghasilan yang berbeda-beda dari tarif 0% di negara-negara yang disebut
sebagai surga pajak (tax haven countries), sampai tarif 60% di negara-negara tertentu
yang dikenal sebagai negara berpajak tinggi (high tax countries).
2. Definisi penghasilan yang berbeda antar-satu negara dengan negara lainnya.
3. Penghasilan yang dikecualikan dari pengenaan pajak.
4. Wajib pajak hanya dipajaki dari penghasilan dalam negeri atau termasuk penghasilan
luar negeri.
Alasan kedua negara (Negara sumber dan Negara domisili) mengenakan pajak adalah:
1. Sumber berhak memajaki penghasilan yang bersumber dari negaranya.
2. Negara domisili berhak memajaki penghasilan karena pihak yang memperoleh
penghasilan adalah Subjek Pajak Dalam Negeri (SPDN) di negara-nya.
Untuk menghindari pengenaan pajak berganda di kedua negara atas suatu penghasilan, maka
diperlukan perangkat perjanjian yang bertujuan untuk membagi hak pemajakan atas suatu jenis
penghasilan yang diterima oleh orang pribadi atau badan tersebut.
Persetujuan Penghindaran Perpajakan Berganda (P3B) atau sering disebut Tax Treaty
merupakan perjanjian yang mengikat antara dua belah negara yang berdaulat.
Orang pribadi atau Badan yang melaksanakan kegiatan antar negara biasanya dikenakan pajak
di yurisdiksi yang berbeda. Konflik hak pemajakan berdasarkan hukum pajak domestik dari
yurisdiksi negara yang berbeda akan menimbulkan perpajakan berganda.
Ada 2 bentuk perpajakan berganda:
1. Juridical Double Taxation
Menurut Article 1 OECD Model, definisi Perpajakan Berganda Secara Yuridis
(Juridical Double Taxation), sbb:
"Perpajakan berganda internasional secara umum dapat didefinisikan sebagai
pengenaan pajak yang berbeda di dua (atau lebih negara) pada wajib pajak yang sama
berkaitan dengan jenis penghasilan atau modal yang sama dalam periode yang sama."
Penghasilan atau modal luar negeri dari subjek pajak dalam negeri, orang pribadi atau
badan seringkali dikenakan pajak berdasarkan "prinsip domisili (principle of
residence)"
Akan tetapi pada saat yang sama, negara sumber dapat memajaki subjek pajak luar
negeri terkait dengan transaksi atau modal dalam wilayahnya, ini berdasarkan "prinsip
sumber (principle of source)".

Penjelasan gambar:

● Investor perorangan merupakan SPDN di negara A berpartisipasi di perusahaan


yang merupakan SPDN di negara B (B-Co).
● B-Co membagikan dividen sebesar Euro 1.050.000, merupakan objek PPh
dengan tarif 15% di negara B. PPh yang dipotong sebesar Euro 157.500.
Pemajakan ini dilihat dari sudut pandang investor sebagai subjek pajak luar
negeri di negara B.
● Penghasilan dividen dikenakan pajak secara penuh sebagai bagian dari
penghasilan investor yang diterima dari berbagai sumber (worldwide income)
di negara A.
● Dengan demikian, investor dikenakan pajak berganda secara yuridis di negara
A dan di negara B.

2. Economical Double Taxation


Menurut OECD Model, definisi Perpajakan Berganda Secara Ekonomis (Economical
Double Taxation) sbb:
"Perpajakan berganda ekonomis, sebagai contoh dimana dua pihak yang berbeda
dikenakan pajak terkait dengan penghasilan dan modal yang sama.
Penjelasan gambar:
● Mengacu contoh sebelumnya, B-Co merealisasikan penghasilan kena pajak sebesar Euro
1.500.000 yang dikenakan pajak tarif 30% di negara B (Euro 450.000)
● Penghasilan setelah pajak (=Euro 1.050.000) didistribusikan kepada pemegang saham
dari B-Co, yang merupakan SPDN di negara A.
● Penghasilan dividen dipajaki di negara A sebagai bagian dari penghasilan investor yang
diperoleh dari berbagai negara.
● Akibatnya, penghasilan yang sama dipajaki pada level B-Co di negara B dan pada level
perseorangan di negara A.

Anti Tax Avoidance


Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) berarti transaksi atau pengaturan yang dilakukan oleh
wajib pajak untuk meminimalisir jumlah pajak terutang secara sah.
Batasan kriteria penentuan suatu kegiatan termasuk sebagai tax avoidance, menurut OECD,
adalah:
1. Hampir selalu ada unsur tidak sah untuk itu atau, untuk menempatkan ini dengan cara lain,
berbagai pengaturan dalam skema yang tidak memiliki bisnis atau ekonomi sebagai tujuan
utama.
2. Penghindaran pajak sering mengambil keuntungan dari celah dalam hukum.
Ketentuan Pencegahan Penghindaran Pajak
1. Specific Anti Avoidance Rule (SAAR)
Ketentuan anti penghindaran pajak yang bersifat khusus untuk mencegah suatu skema transaksi
penghindaran pajak tertentu, seperti:
a) Transfer pricing
Transfer pricing adalah suatu kebijakan perusahaan dalam menentukan harga
transfer suatu transaksi, baik barang maupun jasa, berwujud atau tidak, serta transaksi
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan.
b) Thin capitalization
Thin capitalization adalah upaya perusahaan untuk mengurangi beban pajak
dengan cara memperbesar pinjaman agar dapat membebankan biaya bunga dan
mengecilkan laba.
c) Treaty shopping
Treaty shopping adalah praktik yang dilakukan oleh wajib pajak suatu negara
yang tidak melakukan tax treaty (Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda/P3B) dan
mendirikan anak perusahaan di negara yang memiliki tax treaty, kemudian melakukan
investasi melalui anak perusahaan itu sehingga investor dapat menikmati tarif pajak
rendah dan fasilitas-fasilitas perpajakan lainnya.
d) Controlled foreign corporation (CFC)
Controlled foreign corporation (CFC) adalah perusahaan terkendali yang
dimiliki oleh wajib pajak dalam negeri yang berada di negara yang mengenakan pajak
rendah atau tidak mengenakan pajak sama sekali (tax haven country) yang dibentuk
dengan maksud untuk menunda pengakuan penghasilan dalam rangka penghindaran
pajak (tax avoidance).
2. General Anti Avoidance Rule (GAAR)
Ketentuan anti penghindaran pajak yang bersifat umum untuk mencegah transaksi yang
semata-mata dilakukan oleh wajib pajak untuk tujuan penghindaran pajak atau transaksi yang
tidak mempunyai substansi bisnis.

Ketentuan GAAR, SAAR dan Anti Abuse dalam UU Pajak


GAAR
Pasal 4 UU PPh Nomor 36/2008: "Yang menjadi objek pajak..., dengan nama dan dalam bentuk
apa pun..." Jika terdapat perbedaan antara bentuk hukum/skema dan substansi ekonomi, maka
perlakuan perpajakan harus mengacu kepada bentuk substansi ekonomi. (Substance Over
Form)
SAAR
● Pasal 18 ayat (1) UU PPh Nomor 36/2008: "Menteri Keuangan berwenang
mengeluarkan keputusan mengenai besarnya per- bandingan antara utang dan modal
perusahaan untuk keperluan penghitungan pajak berdasarkan Undang-undang ini."
(Thin Capitalization).
● Pasal 18 ayat (3) UU PPh Nomor 36/2008: "Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk
menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang
sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan
kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa
dengan menggunakan metode perbandingan harga antara pihak yang independen,
metode harga penjualan kembali, metode biaya-plus, atau metode lainnya."
● Peraturan Pelaksanaan: PER-32/PJ/2010, PER-17/PJ/2020, PER-22/PJ/2013, SE-
50/PJ/2013, PER-48/PJ/2010. (Transfer Pricing, Arm's Length Principle, Transfer
Pricing Audit, MAP, APA)
● Pasal 18 ayat (3a, 3b, 3c, 3d) UU PPh Nomor 36/2008 : "(3a) Direktur Jenderal Pajak
berwenang melakukan perjanjian dengan Wajib Pajak dan bekerja sama dengan pihak
otoritas pajak negara lain untuk menentukan harga transaksi antar pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), yang berlaku
selama suatu periode tertentu dan mengawasi pelaksanaannya serta melakukan
renegosiasi setelah periode tertentu tersebut berakhir."
● Pasal 18 ayat (3a) UU PPh Nomor 36/2008: "(3b) Wajib Pajak yang melakukan
pembelian saham atau aktiva perusahaan melalui pihak lain atau badan yang dibentuk
untuk maksud demikian (special purpose company), dapat ditetapkan sebagai pihak
yang sebenarnya melakukan pembelian tersebut sepanjang Wajib Pajak yang
bersangkutan mempunyai hubungan istimewa dengan pihak lain atau badan tersebut
dan terdapat ketidakwajaran penetapan harga."
Anti Abuse
Anti-Penyalahgunaan P3B (Anti-Treaty Shopping)
Peraturan Pelaksanaan: PER-25/PJ/2018
Limitation on Benefit Test
Peraturan Pelaksanaan: P3B Indonesia - USA
Beneficial Ownership Test
Ketentuan: Pasal 26 UU PPh
Peraturan Pelaksanaan: PER- 25/PJ/2018 dan SE - 04/PJ.34/2005
Pertukaran Informasi (Exchange of Information) Pasal 26 P3B
Peraturan Pelaksanaan: PER-67/PJ/2009 jo PER-28/PJ/2017 jo PER-24/PJ/2018

Tujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B)


Tujuan peghindaran pajak selain mencegah terjadinya penghindaran pajak berganda dan
penyelewengan pajak, tapi juga bertujuan untuk mengadakan kerjasama, koordinasi dan
sinkronisasi atas implikasi perpajakan secara internasional dari kegiatan bisnis yang dilakukan
oleh wajib pajak.

Transfer Pricing (Harga Transfer)


Menurut perspektif perpajakan, Transfer Pricing adalah suatu kebijakan harga dalam transaksi
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pada saat menjual,
membeli, atau membagi sumber daya dengan afiliasinya.
Perusahaan-perusahaan multinasional menggunakan harga transfer untuk melakukan penjualan
dan pengalihan aset serta jasa dalam grup perusahaan.
Dalam transfer pricing, ada norma yang dianut yaitu: Arm's Length Principle atau Arm's
Length Standard.
Berdasarkan norma ini, suatu transaksi antara pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa
dianggap wajar apabila masing-masing pihak yang bertransaksi berperilaku sama seperti
kepada pihak-pihak yang independen.
Untuk menghadapi transaksi perusahaan multinasional yang berkaitan dengan transfer pricing,
otoritas pajak Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan baik dalam ketentuan
perpajakan internasional dan domestik sebagai berikut:
● Pasal 9 P3B Indonesia dengan Negara Mitra P3B
● Pasal 18 ayat (2), dan (4) UU PPh No. 36/2008 tentang Pajak Penghasilan
● PER-43/PJ/2010 jo PER-32/PJ/2011 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
● PER-22/2013 tentang Pedoman Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa

Arm's Length Principle


Atas transaksi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional, apabila tidak memenuhi prinsip
harga dalam transaksi yang wajar ("Arm's Length Principle"), maka otoritas pajak diberikan
kewenangan untuk menentukan kembali harga transfer yang wajar atas transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan multinasional tersebut.

Surat Keterangan Domisili (Certificate of Domicile/CoD)


SKD bagi Subjek Pajak Dalam Negeri Indonesia (SPDN) adalah surat keterangan yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak bagi wajib
pajak dalam negeri yang isinya menerangkan bahwa wajib pajak dimaksud adalah subjek pajak
dalam negeri Indonesia.
PER-28/PJ/2018 tentang Surat Keterangan Domisili bagi Subjek Pajak Dalam Negeri
Indonesia dalam Rangka Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda.

Anda mungkin juga menyukai