Anda di halaman 1dari 12

POKOK PEMBELAJARAN :

A. PENGERTIAN PAJAK INTERNASIONAL


B. SUMBER-SUMBER HUKUM PAJAK INTERNASIONAL
C. PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
(P3B) / TAX TREATY
D. SEBAB TERJADINYA PAJAK BERGANDA
E. CARA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
PENGERTIAN PAJAK INTERNASIONAL
Pajak Internasional atau lebih tepatnya Perpajakan Internasional
adalah
tata cara dan hukum pemajakan yang terdiri atas kaidah-kaidah, baik
kaidah perpajakan nasional maupun kaidah yang berasal dari traktat
antarnegara dan dari prinsip yang telah diterima baik oleh negara-negara
di dunia, untuk mengatur soal-soal perpajakan internasional.
SUMBER-SUMBER HUKUM PAJAK INTERNASIONAL
Sumber hukum pajak internasional terdiri dari :
 
- Hukum pajak nasional yaitu peraturan pajak sepihak yang tidak ditujukan
kepada pihak lain.
 
- Traktat yaitu perjanjian pajak dengan negara lain
 
- Putusan hakim (nasional maupun internasional)
PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA (P3B) / TAX TREATY

Adalah perjanjian pajak antar dua negara atau antar beberapa


negara dalam upaya menghindari pajak berganda. Hal-hal yang
ada didalamnya meliputi negara mana saja yang menjadi peserta
dan terikat dalamperjanjian tersebut dan objek pajak apa yang
tercakup dalam perjanjian tersebut.
1. Pajak berganda nasional (national double taxation)
JENIS PAJAK BERGANDA
Adalah pajak yang dikenakan lebih dari satu kali terhadap objek yang sama oleh
suatu negara.
 
2. Pajak berganda internasional (international double taxation)
Adalah pajak yang dikenakan lebih dari satu kali terhadap objek yang sama oleh
lebih dari satu negara, dengan kata lain pajak berganda internasional timbul
karena :

 a. Ada lebih dari satu negara yang memungut pajak

b. Dikenakan terhadap objek yang sama


Untuk menghindari adanya pajak berganda internasional maka perlu diadakan
perjanjian penghindaran pajak berganda (agreement for the avoidance of double
taxation and the prevention of tax evasion) atau dikenal dengan istilah tax treaty.
Pajak internasional mengenal azas-azas tentang domicily country dan
source country. Disebut domicily country apabila negara tempat tinggal
Wajib Pajak (domicily country atau home country) menganut asas
domisili yang mengenakan pajak penghasilan atas worldwide income atas
dasar asas domisili.

Apabila Wajib Pajak melakukan transaksi dan memperoleh laba di


negara tempat tinggalnya (source country, atau host country), dan
kemudian dikenakan juga pajak penghasilan atas laba tersebut atas dasar
asas domisili, maka Wajib Pajak tersebut akan dikenakan pajak dua kali
(double taxation). Yang pertama oleh source country dan yang kedua
oleh domicile country. Negara-negara yang tarif pajaknya rendah atau
sama sekali tidak mengenakan pajak atas penghasilan disebut sebagai
negara-negara surga pajak (tax heaven countries).
Penghasilan dari harta tetap atau barang tak bergerak (income from
Objek TAX TREATY
immovable property)

Penghasilan dari usaha (business income atau business profit)


 
Penghasilan dari usaha perkapalan atau angkutan udara (income from
shipping and air transport)
 
Deviden
 
Bunga
Objek TAX TREATY (2)
Royalty

Keuntungan dari penjualan harta (capital gain)


 
Penghasilan dari pekerjaan bebas (income from independent
personal service)
 
Penghasilan dari pekerjaan (income from dependent personal
service)
 
Gaji untuk direktur (director fees)
 
Penghasilan seniman, artis dan atlit (income earned by entertainers and
Objek TAX TREATY (3)
athletes)

Uang pensiun dan jaminan social tenaga kerja (pension and social
security payment)
 
Penghasilan pegawai negeri (income in respect of government service)
 
Penghasilan pelajar atau mahasiswa (income received by students and
apprentices)
 
Penghasilan lain-lain (other income)
SEBAB TERJADINYA PAJAK BERGANDA
a. Subjek Pajak yang sama dikenanakan pajak yang sama di beberapa Negara
(benturan titik pertautan subjektif) yang dapat terjadi karena adanya: 
 Ø Domisili rangkap. 
Ø Kewarganegaraan rangkap 
Ø Benturan asas domisili dan asas kewarganegaraan 
b. Objek Pajak yang sama dikenakan pajak yang sama di beberapa Negara
(benturan titik pertautan objektif). 
c. Subjek pajak yang sama dikenakan pajak di Negara tempat tinggal
berdasarkan asas world wide income, sedangkan di Negara domisili dikenakan
pajak berdasarkan asas sumber (benturan titik pertautan subjektif dan
objektif). 
CARA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
- Cara Unilateral
Cara ini dilakukan dengan memasukan ketentuan-ketentuan untuk menghindarkan
pajak berganda dalam undang-undang suatu negara dengan suatu prosedur yang
jelas. Biasanya yang dimasukan dalam undang-undang suatu negara adalh prinsip-
prinsip yang sudah menjadi kelaziman internasional, seperti ketentuan tentang
pembahasan pajak wakil diplomatik, wakil-wakil organisasi internasional.
-Cara Bilateral atau Multilateral
 Cara bilateral atau multilateral dilakukan melalui suatu perundingan antar negara
yang berkepentingan untuk menghindarkan terjadinya pajak berganda. Perjanjian
yang dilakukan seecara bilateral oleh dua negara, sedangkan multilateral dilakukan
oleh lebih dari dua negara, yang lebih dikenal dengan sebutan traktat atau tax treaty.
CARA PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA
3. Kedudukan Hukum Perjanjian Perpajakan
Kedudukan hukum tax treaty dengan undang-undang perpajakan
nasional, maka berlaku adagium yang menyatakan bahwa ketentuan
yangbersifat khusus (lex specialis) mengalahkan ketentuan yang bersifat
umum (lex generalis), degan demikian, apabila terdapat ketentuan dalam
perjanjian perpajakan dan dalam undang-undang perpajakan nasional yang
sama-sama mengatur mengenai suatu masalah yang sama, maka ketentuan
yang bersifat khusus yang akan berlaku. Dengan kata lain, ketentuan yang
bersifat khusus akan mengesampingkan ketentuan yang bersifat umum.

Anda mungkin juga menyukai