Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ni Made Suci Ari Ayu Riantini

NIM : 2017051118

Prodi : Akuntansi S1

Jurusan : Ekonomi dan Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Tugas Resume Bab 11. Teori Dasar Perpajakan

Hukum Pajak Internasional

A. Pengertian Hukum Pajak Internasional


Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian pajak
internasional, diantaranya :
1. Prof. Dr. Ottmar Buhler
Hukum pajak internasional dalam arti sempit adalah kaedah-kaedah (norma)
hukum perselisihan (kolisi) yang didasarkan pada hukum antar bangsa (hukum
internasional). Sedangkan dalam arti luas hukum pajak internasional adalah kaedah-kaedah
hukum antar bangsa ditambah peraturan nasional yang mempunyai sebagai objek hukum
kolisi dalam bidang perpajakan.
2. Rossendorff
Rossendorff dalam buku “Das Internationale Steuerrecht des erd balls”
mengartikan Hukum Pajak Internasional sebagai keseluruhan hukum pajak nasional dari
semua negara yang ada di dunia.
3. Dr. P. Verloren Van Themaat
Dr. P. Verloren Van Themaat mendefinisikan Hukum Pajak Internasional sebagai
keseluruhan norma-norma, termasuk juga kebiasaan-kebiasaan dan traktat-traktat
internasional yang membatasi kedaulatan suatu negara dalam soal pemungutan pajak.
4. Prof. Dr. P.J.A. Adriani
Hukum pajak internasional adalah keseluruhan peraturan yang mengatur tata tertib
hukum. Hukum pajak internasional merupakan suatu kesatuan hukum yang mengupas
suatu persoalan yang diatur dalam undang-undang nasional mengenai :
a. Pemajakan terhadap orang-orang luar negeri
b. Peraturan-peraturan nasional untuk menghindarkan pajak berganda
c. Traktat-traktat
Menurut Andriani, Hukum Pajak Internasional itu merupakan hukum pajak
nasional.
5. Anglo Sakson
Di negara-negara Anglo Sakson berlaku pengertian yang terperinci tentang hukum pajak
internasional, yang dibedakan antara :
1. National External Tax Law (Auszensteuerrecht)
Merupakan bagian dari hukum pajak nasional yang memuat mengenai peraturan
perpajakan yang mempunyai daya kerja sampai di batas luar negara karena terdapat
unsur-unsur asing, baik mengenai objeknya (sumber ada di luar negeri) maupun
terhadap subjeknya (subjek ada di luar negeri)
2. Foreign Tax Law (Auslandisches Steuerrecht)
Adalah mencakup keseluruhan perundang-undangan dan peraturan-peraturan pajak
dari negara-negara yang ada di seluruh dunia. Foreign tax law berguna sebagai bahan
perbandingan dalam melakukan comparative tax law study ketika akan melakukan
perjanjian perpajakan dengan negara lain.
3. International tax Law
International Tax Law ini dibedakan dalam Hukum Pajak Internasional dalam arti
sempit dan Hukum Pajak Internasional dalam arti luas.
Dalam arti sempit diartikan bahwa hukum pajak internasional merupakan
keseluruhan kaedah pajak berdasarkan hukum antar negara seperti traktat-traktat,
konvensi, dll yang semata-mata berdasarkan sumber-sumber asing. Sedangkan dalam
arti luas adalah keseluruhan kaedah baik yang berdasarkan traktat, konvensi, dan
prinsip hukum pajak yang diterima negara-negara dunia, maupun kaedah-kaedah
nasional yang objeknya adalah pengenaan pajak yang mengandung adanya unsur-unsur
asing, yang dapat menimbulkan bentrokan hukum antara dua negara atau lebih.
B. Sumber Hukum Pajak Internasional
Sumber hukum pajak internasional antara lain:
1. Hukum pajak nasional, yaitu peraturan pajak sepihak yang tidak ditujukan pada pihak
lain.
2. Traktat, yaitu perjanjian pajak dengan negara lain seperti menghindari pajak
berganda, mengatur perlakukan fiskal terhadap orang asing, mengatur mengenai laba
Badan Usaha Tetap (BUT), memberantas penyelundupan pajak, dan menetapkan tarif
douane
3. Putusan hakim (nasional maupun internasional)
C. Subjek dan Objek Pajak Dalam Pajak Internasional
Subjek pajak dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Subjek pajak dalam negeri yang mendapat penghasilan dari sumber-sumber di luar
negeri
2. Subjek pajak luar negeri yang mendapat penghasilan dari sumber-sumber di dalam
negeri

Sedangkan objek pajak dibagi menjadi 2 yaitu :


1. Objek pajak dengan sumber di dalam negeri
2. Objek pajak dengan sumber di luar negeri

D. Pajak Ganda (Double Texation)


Pajak berganda adalah pengenaan pajak lebih dari satu kali oleh dua negara atau
lebih atas suatu penghasilan yang sama. Ketentuan ini berlaku bagi wajib pajak yang
memiliki bisnis atau penghasilan di luar negeri. Pada satu sisi, wajib pajak harus membayar
pajak ke negara domisili, tetapi di sisi lain wajib pajak juga membayar pajak kepada negara
tempat dia menjalankan bisnisnya. Dengan kata lain Pajak Ganda Internasional timbul
karena:
1. Ada lebih dari satu negara yang memungut pajak
2. Dikenakan terhadap objek pajak yang sama
Untuk menghindari pajak ganda internasional maka diadakan perjanjian
penghindaran pajak berganda (agreement for the avoidance of double taxation and the
prevention of tax evasion) atau lebih populer dengan istilah tax treaty.
E. Tax Treaty
Tax treaty adalah pejanjian pajak antar dua negara dalam upaya menghindari pajak ganda.
Hal-hal yang harus diatur dalam setiap tax treaty adalah mengenai negara mana saja yang
menjadi peserta dan terikat dalam perjanjian tersebut dan objek pajak apa yang tercakup
dalam perjanjian tersebut. Pada umumnya tax treaty dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu:
1. Menyebutkan jenis pajaknya, tetapi tidak menyatakan definisinya. Hal ini dapat
menimbulkan perbedaan dalam penafsiran.
2. Mencantumkan definisi pajak yang diliputinya disertai dengan nama pajak-pajak,
yang pada waktu perjanjian dibuat telah ada dan ditambah dengan ketentuan bahwa
pada sewaktu-waktu tertentu, otoritas keuangan dari masing-masing negara akan
saling memberitahukan, pajak mana yang tunduk dalam perjanjian tersebut.
3. Menyebutkan nama pajaknya dengan ketentuan, bahwa perjanjian tersebut juga
berlaku untuk pajak-pajak yang akan diadakan, dan pada hakikatnya mempunyai
dasar yang sama.

Adapun, objek pajak yang tercantum dalam tax treaty pada umumnya terdiri atas 15 jenis
penghasilan, yaitu:
1. penghasilan dari harta tetap atau barang tak bergerak (income from immovable
property)
2. penghasilan dari usaha (business income atau business profit)
3. penghasilan sari usaha perkapalan atau angkutan udara (income from shipping and air
transport)
4. dividen (divident)
5. bunga (interest)
6. royalti (royalty)
7. keuntungan dari penjualan harta (capital gain)
8. penghasilan dari pekerjaan bebas (income from independent personal service)
9. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja (income from dependent personal
service)
10. gaji untuk direktur (director fees)
11. penghasilan seniman, artis dan atlet (income earned by entertainers and athletes)
12. uang pensiun dan jaminan sosial tenaga kerja (pension and social security payment)
13. penghasilan pejabat pemerintah (income in respect of government service)
14. penghasilan pelajar dan peserta pelatihan (income received by students and
apprentices)
15. penghasilan lain-lain (other income)

Anda mungkin juga menyukai