Anda di halaman 1dari 33

MUAL & MUNTAH

• MUHAMMAD BASRI
MUAL & MUNTAH
• Vomiting and nausea bila diartikan dalam Bahasa
Indonesia adalah mual dan muntah.  Mual dan muntah
bukan sebuah penyakit, melainkan gejala yang
menyertai penyakit atau suatu kondisi penyakit. 
• Secara definisi mual adalah suatu perasaan tidak
nyaman pada kerongkongan dan lambung yang dapat
berujung pada muntah; di mana muntah adalah proses
mengosongkan lambung dengan seketika berlawanan
dengan gerakan normal peristaltik esofagus sehingga
isi lambung dipaksa keluar dari mulut.
MUAL
• Mual didefinisikan sebagai sensasi subjektif
tidaknyaman untuk muntah atau Mual
merupakan perasaan atau tanda di
kerongkongan ataupun daerah lambung,
yang menandakan bahwa seseorang akan
muntah
MUNTAH

• Muntah adalah suatu refleks paksa untuk


mengeluarkan isi lambung melalui esophagus
dan keluar dari mulut atau pengeluaran isi
lambung melalui mulut disertai adanya
tekanan yang kuat.
PENYEBAB MUAL DAN MUNTAH
• Secara patogenesis; mual dan muntah
dikontrol oleh bagian yang sama di otak
manusia dengan bagian yang mengontrol
gerakan refleks tubuh. Sinyal muntah dapat
merupakan hasil dari beberapa rangsangan
seperti gerakan, bau, rasa, beberapa macam
kondisi penyakit, emosi (seperti takut),
sensasi nyeri, luka, dll.
FAKTOR PENCETUS
Kelainan pola  Usus buntu
makan (anoreksia)  Tumor otak
 Hidrosefalus
Keracunan
 Efek dari obat-obatan penahan
makanan
nyeri
Infeksi virus
 Efek samping obat-obatan
Mabuk perjalanan anesthesi
Vertigo  Efek dari Kemoterapi
Migrain  Konsumsi makanan terlalu
Trauma kepala banyak
Penyakit empedu  Konsumsi alkohol terlalu
Kehamilan banyak
MEKANISME MUNTAH
• Muntah dipicu oleh adanya impuls afferent yang menuju
pusat muntah, yang terletak di medulla oblongata di
otak. Impuls tersebut diterima dari pusat sensori seperti
chemoreceptor trigger zone (CTZ), korteks serebral, serta
visceral afferent  dari faring dan saluran cerna.
• Impuls afferent yang sudah terintegrasi dengan pusat
muntah, akan menghasilkan impuls efferent  menuju
pusat salivasi, pusat pernafasan, daerah saluran cerna,
faring, dan otot otot perut yang semuanya bersinergi
memicu proses muntah. Yang menyebabkan  ketika
muntah terjadi nafas tidak beraturan, terengah engah,
keringat, kontraksi perut, ataupun keluar saliva/air liur.
• CTZ merupakan daerah kemosensori utama pada
proses emesis/muntah dan sering dipicu oleh
senyawa senyawa kimia. Obat obat sitotoksik pun
memicu emesis melalui mekanisme berinteraksi
dengan CTZ. Beberapa neurotransmiter dan reseptor
terdapat di pusat muntah, CTZ, dan saluran cerna,
meliputi kolinergik, histaminik, dopaminergik, opiat,
serotonergik, neurokinin, sertabenzodiazepin. Adanya
stimulasi pada satu ataupun beberapa reseptor ini
akan memicu muntah. Itulah sebabnya, mekanisme
kerja obat antiemetik akan berefek dalam
menghambat ataupun mengantagonis reseptor
emetogenik.
Koordinator utama adalah pusat muntah, kumpulan saraf – saraf
yang berlokasi di medulla oblongata. Saraf –saraf ini menerima
input dari :
1. Chemoreceptor Trigger Zone (CTZ) di area postrema
2. Sistem vestibular (yang berhubungan dengan mabuk darat dan
mual karena penyakit telinga tengah)
3. Nervus vagus (yang membawa sinyal dari traktus
gastrointestinal)
4. Sistem spinoreticular (yang mencetuskan mual yang
berhubungan dengan cedera fisik)
5. Nukleus traktus solitarius (yang melengkapi refleks dari gag
refleks)
Sensor utama stimulus somatik berlokasi di usus
dan CTZ. Stimulus emetik dari usus berasal dari dua
tipe serat saraf aferen vagus.
1. Mekanoreseptor : berlokasi pada dinding usus
dan diaktifkan oleh kontraksi dan distensi usus,
kerusakan fisik dan manipulasi selama operasi.
2. Kemoreseptor : berlokasi pada mukosa usus
bagian atas dan sensitif terhadap stimulus kimia
PATOFISIOLOGI
ANOREKSIA
• Rangsangan selera makan datang dari
sumber-sumber beraneka ragam seperti :
Distensi lambung, glukosa darah, asosiasi
spesifik seperti bau, melihat dan mengecap
makanan
• Di Hypothalamus terdapat pusat respon
makanan disebut Appatite Contol System
(ACS)
• Melalui Nervus Vagus, otak menerima informasi
mengenai isi pencernaan dari usus dan metabolism
zat-zat makanan pada hepar. Peningkatan kadar
glukosa setelah makan menyebabkan traktus
solitaries pada nucleus serabut saraf vagus.
• Dua jenis respon makanan : 1. Nucleus
Ventromedial Hypothalamus sebagai pusat kenyang
atau di sebut sebagai Setiety system 2. Nucleus
Lateral Hypothalamus sebagai pusat lapar atau di
sebut sebagai Feending system
• Seseorang yang menderita AN disebut
anoreksik atau anorektik. Istilah ini sering kali
disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala
medis kehilangan nafsu makan.
• AN bisa menuntun pada pemberhentian kerja
organ-organ tubuh dan kematian.
• Anorektik dapat juga menunjuk ke obat
penahan nafsu.
• Anoreksia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan makan yang
ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan
yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan
berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang.
• Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif
(pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan
memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi
tubuh dan makanannya.
• AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan
komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada
penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati GI hingga
disfungsi hati akut, pada tingkat lanjut.
KONSTIPASI
PENGERTIAN
• Konstipasi adalah suatu gejala bukan penyakit. Di
masyarakat dikenal dengan istilah sembelit, merupakan
suatu keadaan sukar atau tidak dapat buang air besar,
feses (tinja) yang keras, rasa buang air besar tidak
tuntas (ada rasa ingin buang air besar tetapi tidak dapat
mengeluarkannya), atau jarang buang air besar.
Seringkali orang berpikir bahwa mereka mengalami
konstipasi apabila mereka tidak buang air besar setiap
hari yang disebut normal dapat bervariasi dari tiga kali
sehari hingga tiga kali seminggu (Herawati, 2012).
• Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan
tertahannya feses (tinja) dalam usus besar
pada waktu cukup lama karena adanya
kesulitan dalam pengeluaran. Hal ini terjadi
akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada
usus besar sehingga memicu tidak teraturnya
buang air besar dan timbul perasaan tidak
nyaman pada perut (Akmal, dkk, 2010).
Penyebab Konstipasi
1. Konsumsi air dan serat yang kurang
2. Perubahan pola diet misalnya pada saat travelling
3. Kurang olahraga, atau kurang melakukan gerak badan
4. Usaha menahan BAB karena rasa nyeri misalnya
karena ambeien.
5. Salah guna obat-obatan seperti pencahar atau
antasida
6. Penyakit lain seperti hiportiroid, hingga kanker usus
besar.
Klasifikasi Konstipasi
• Ada 2 jenis konstipasi berdasarkan lamanya
keluhan yaitu konstipasi akut dan konstipasi
kronis. Disebut konstipasi akut bila keluhan
berlangsung kurang dari 4 minggu.
Sedangkan bila konstipasi telah berlangsung
lebih dari 4 minggu disebut konstipasi kronik.
Penyebab konstipasi kronik biasanya lebih
sulit disembuhkan
Patofisiologi Konstipasi
• Pengeluaran feses merupakan akhir proses
pencernaan. Sisa-sisa makanan yang tidak dapat
dicerna lagi oleh saluran pencernaan, akan masuk
kedalam usus besar ( kolon ). Di sini, kelebihan air
dalam sisa-sisa makanan tersebut diserap oleh tubuh.
Kemudian, massa tersebut bergerak ke rektum ( dubur
), yang dalam keadaan normal mendorong terjadinya
gerakan peristaltik usus besar. Pengeluaran feses
secara normal, terjadi sekali atau dua kali setiap 24
jam ( Akmal, dkk, 2010 ).
• Kotoran yang keras dan sulit dikeluarkan merupakan
efek samping yang tidak nyaman dari kehamilan.
Sembelit terjadi karena hormon-hormon kehamilan
memperlambat transit makanan melalui saluran
pencenaan dan rahim yang membesar menekan
poros usus ( rektum ). Suplemen zat besi prenatal
juga dapat memperburuk sembelit. Berolahraga
secara teratur, menyantap makanan yang kaya serat
serta minum banyak air dapat membantu
meredakan masalah tersebut
PATOFISIOLOGI
Mani festasi klinis
1. Perut terasa begah, penuh dan kaku;
2. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu,
cepat lelah sehingga malas mengerjakan
sesuatu bahkan terkadang sering
mengantuk;
3. Sering berdebar-debar sehingga memicu
untuk cepat emosi, mengakibatkan stress,
rentan sakit kepala bahkan demam;
4. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi
kurang percaya diri, tidak bersemangat, tubuh
terasa terbebani, memicu penurunan kualitas,
dan produktivitas kerja;
5. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap,
dan lebih sedikit dari pada biasanya;
6. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika buang
air besar, pada saat bersamaan tubuh berkeringat
dingin, dan terkadang harus mengejan atupun
menekannekan perut terlebih dahulu supaya
dapat mengeluarkan dan membuang feses
( bahkan sampai mengalami ambeien/wasir );
7. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong,
dan bagai terganjal sesuatu disertai rasa sakit
akibat bergesekan dengan feses yang kering dan
keras atau karena mengalami wasir sehingga pada
saat duduk tersa tidak nyaman;
8. Lebih sering bung angin yang berbau lebih busuk
dari pada biasanya;
9. Usus kurang elastis ( biasanya karena mengalami
kehamilan atau usia lanjut), ada bunyi saat a ir
diserap usus, terasa seperti ada yang mengganjal,
dan gerakannya lebih lambat daripada biasanya;
10.Terjadi penurunan frekuensi buang air besar;
Gejala sembelit kronit (Obstipasi)
1. Perut terlihat seperti sedang hamil dan
terasa sangat mulas;
2. Feses sangat keras dan berbentuk bulat-
bulat kecil;
3. Frekuensi buang air besar dapat mencapai
berminggu-minggu;
4. Tubuh sering terasa panas, lemas, dan berat;
5. Sering kurang percaya diri dan terkadang
ingin menyendiri;
6. Tetap merasa lapar, tetapi ketika makan
akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika
hamil perut akan tersa mulas ) karena ruang
dalam perut berkurang dan mengalami mual
bahkan muntah.

Anda mungkin juga menyukai