Anda di halaman 1dari 9

Infeksi Acinetobacter

Baumannii
dan Pola Sensitifitasnya
terhadap Antibiotik
I WAYAN ARDITA
NIM: 177012010

Pembimbing:
 
dr. I Made Gd Dwi Lingga Utama, Sp.A (K)
dr. I Wayan Gustawan, M.Sc, SP.A (K)
Infeksi Acinetobacter Baumannii
dan Pola Sensitifitasnya terhadap Antibiotik
 Merupakan bakteri patogen gram negative
 Karakteristik terdiri dari obligat aerob, tidak bergerak dan pleiomorfik
 Pasien-pasien intensive care berpotensi mengalami resistensi antibiotik
dikarenakan pada pasien ditemukan pada individu dengan supresi sistem
imun, memiliki penyakit komorbid dan selalu kontak dengan alat-alat
invasif
 Salah satu infeksi yang disebabkan oleh Acinetobacter baumannii adalah
Hospital Acquired Pneumonia (HAP) atau pneumonia nosokomial,
ventilator associated pneumonia, infeksi kulit dan jaringan lunak,
meningitis, infeksi saluran kemih, infeksi aliran darah, endokarditis, abses
intraabdominal, dan infeksi luka operasi dapat mempengaruhi terjadinya
resistensi bakteri
Faktor resiko yang meningkatkan infeksi
Acinetobacter baumannii

1. Penggunaan kateter intravena,


2. Adanya kolonisasi sebelumnya,
3. Adanya kegagalan sistem respirasi dan kardiovaskular,
4. Perawatan lama di rumah sakit,
5. Perawatan di ruang rawat intensif,
6. Penggunaan ventilator,
7. Prosedur invasif dan terpapar oleh antibiotik yang lama
akan

↑ morbiditas dan lama rawat di rumah sakit


Beberapa faktor risiko infeksi Acinetobacter
baumannii
Resistensi Acinetobacter baumannii didapatkan pada golongan
aminoglikosida, carbapenem, quinolon, sefalosporin, penisilin-
beta lactamase inhibitor dan tigesiklin.
Pola sensitifitas Acinetobacter
baumanii terhadap antibiotik

R=resisten; I=intermediet; S=sensitif; NA=not available


 Multidrug resistant merupakan kondisi emergensi dalam
penanganan infeksi Acinetobacter baumannii.

 Resistensi bakteri terhadap antibiotik menyebabkan adanya


penurunan kemampuan antibiotik dalam mengobati infeksi

 Insiden resistensi Acinetobacter baumannii terhadap golongan


carbapenem dilaporkan telah terjadi peningkatan.

 Hong dkk: mendapatkan 20 pasien dengan infeksi Acinetobacter


baumannii yang resisten terhadap imipenem.

 Seng dkk: melaporkan dari 248 pasien terinfeksi Acinetobacter


baumannii, terdapat 121 pasien dengan Acinetobacter baumannii
resisten golongan carbapenem.
 Saat ini, polimiksin B dan kolistin (polimiksin E) merupakan
pilihan terapi untuk infeksi Acinetobacter baumannii dengan
MDR.

 Polimiksin B dan kolistin aktif untuk melawan infeksi bakteri


Gram negatif seperti Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella
pneumoniae, dan Acinetobacter baumannii

 Kanokorn dkk dalam penelitiannya terhadap pasien anak


yang menderita infeksi Acinetobacter baumannii menemukan
96,4% masih sensitif terhadap kolistin.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai