Anda di halaman 1dari 22

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA PADA

PASIEN DENGAN SKIZOFRENIA DI PUSKESMAS


BLAHBATUH II
Laporan Kasus

I Gusti Bagus Mulia Agung Pradnyaandara (1902612148)


Ni Kadek Dwi Karlina (1902612149)
Xena Laveda (1902612183)
Pendahuluan
• Skizofrenia: gangguan psikotik.
Gejala positif dan gejala negatif.
• Paling sering, sekitar 1% penduduk.
• Hanya sekitar 20% dilaporkan pulih sempurna.
• Pelayanan Kesehatan primer -> peran penting
Identitas Pasien

Nama : IWA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 39 tahun
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Belum menikah
Tingkat Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku/ Bangsa : Bali/Indonesia
Alamat : Banjar Blangsinga, Blahbatuh, Gianyar
Riwayat Penyakit Saat Ini

KELUHAN UTAMA :
Autoanamnesis : Mendengar suara-suara
Heteroanamnesis : Berprilaku aneh

AUTOANAMNESIS
Pasien seorang laki-laki berusia 39 tahun, diwawancarai di Rumahnya. Pasien diwawancara
dalam posisi duduk di bale, menggunakan baju putih, celana pendek dan masker biru. Rambut
pasien tertata rapi, tidak tercium bau tidak sedap dari tubuh pasien. Pasien duduk tenang saat
diwawancara. Kontak verbal dan visual cukup. Pasien diwawancarai dan menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan Bahas Indonesia, saat ditanya pasien menatap mata pemeriksa.
Riwayat Penyakit Saat Ini

Pemeriksaan dilanjutkan dengan menanyakan perasaan pasien saat ini, dan pasien
mengatakan perasaannya saat ini baik. Pasien mengatakan dirinya baru pulang dari RSJ Bangli 4
hari yang lalu. Dimana sebelumnya, sebulan yang lalu keluhan pasien mulai muncul kembali seperti
mendengar suara-suara aneh dan melihat bayangan yang tidak dapat dilihat oleh orang lain,
sehingga keluarga pasien memutuskan untuk mengajak pasien kembali ke RSJ Bangli. Pasien
mengatakan jika keluhannya pertama kali muncul sejak pasien SMP, pada saat itu pasien ada
masalah dengan temannya hingga bertengkar dan memukul kaca. Setelah kejadian tersebut pasien
merasakan jika emosinya menjadi tidak stabil dan pasien mulai berperilaku aneh. Kemudian kakak
pasien mengajak pasien untuk berobat ke RSJ Bangli. Setelah itu pasien di rawat di RSJ Bangli dan
keluhannya mulai membaik dan pasien dapat kembali pulang ke rumah. Namun apabila keluhan
pasien muncul kembali, maka keluarga akan merujuk pasien untuk dirawat kembali di RSJ Bangli.
Riwayat Penyakit Saat Ini

Pada saat ditanya suara-suara seperti apa yang pasien dengar, pasien mengatakan
jika dirinya mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk mati, saat ditanya hal
apa yang dilakukan pasien saat mendengar suara tersebut, pasien mengatakan jika
dirinya menutup telinga dan mengatakan “suara-suara palsu, jauh-jauh”. Selain itu pasien
juga melihat bayangan anak kecil dan bayangan kakak pasien yang sudah meninggal.
Pasien mengatakan jika tidurnya tidak terganggu, nafsu makan pasien baik, dan
pasien mandi 2 kali sehari tanpa perlu diingatkan. Pasien mengatakan jika sebelum
dibawa ke Rumah Sakit, pasien ada riwayat mengamuk namun tidak sampai melempar-
lempar barang.
Riwayat Penyakit Saat Ini

HETEROANAMNESIS (KAKAK PASIEN)


Keluhan pasien pertama kali muncul sejak pasien SMP, saat akan mengikuti ujian nasional. Awal
mulanya emosi pasien menjadi tidak stabil dan berperilaku aneh seperti tertawa-tertawa sendiri. Pasien
kemudian diajak berobat ke pengobatan bali (dukun) namun tidak ada perbaikan dan gejala semakin berat
dimana pasien mulai mengamuk. Setelah itu pasien diajak ke RSJ Bangli untuk melakukan pengobatan.
Setelah mendapatkan pengobatan kondisi pasien mulai membaik. Pasien rutin setiap bulan untuk kontrol dan
mengambil obat ke RSJ Bangli. Namun setiap 2-3 tahun gejala pasien kadang muncul lagi, apabila gejala
pasien mulai muncul keluarga kembali mengajak pasien ke RSJ Bangli untuk mendapatkan pengobatan.
Pasien juga mengatakan, jika dia mendengar suara-suara dan melihat orang besar. Selain itu pasien suka
bercerita aneh seperti menceritakan jika dirinya menikah, padahal pasien belum menikah. Selain itu pasien
juga bercerita jika dirinya mempunyai anak sebanyak 100. Menurut kakak pasien, pasien merupakan orang
yang pintar, dimana pada saat sekolah pasien selalu mendapat juara, namun pasien suka memendam
masalah yang dirasakannya atau keinginannya dan jarang menceritakannya kepada keluarga.
Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien sudah pernah dirawat dengan keluhan yang sama sejak pasien SMP hingga saat ini.
Riwayat Pengobatan
Pasien rutin mengkonsumsi obat-obatan Psikiatri (Clozapine, Trifluoperazine HCl, Trihexyphenidyl) 1-2 kali
sehari.
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/ Napza
Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang disangkal, namun pasien merokok bisa sampai 1
bungkus/hari dan minum kopi 2 gelas sehari.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama dikatakan pernah dialami oleh kakak pasien namun setelah menikah
gejalanya membaik. Selain itu nenek pasien juga mengalami hal yang sama dengan pasien. Riwayat
penyakit sistemik pada keluarga disangkal.
Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga baik. Pasien masih dapat beraktifitas keluar rumah apabila kondisinya
stabil
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Status Present
Kepala : Normocepali
Mata : Anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil +/+,
Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
Denyut nadi : 80 x/ menit isokor
Laju respirasi : 20 x/ menit THT : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Suhu : 36,5°
Thoraks :
NPRS : 0/ 10
Cor : Tidak dievaluasi, kesan normal
Pulmo : Tidak dievaluasi, kesan normal
Abdomen : Tidak dievaluasi, kesan normal
Ekstremitas : Hangat (+/+/+/+), edema (-/-/-/-)
Pemeriksaan Fisik
Status Psikiatri
Kesan umum : penampilan wajar, kontak verbal/ visual cukup
Sensorium dan kognisi
• Kesadaran : Jernih
• Orientasi : Baik (waktu, orang, tempat)
• Daya ingat : Setingkat pendidikan
• Fungsi kognitif : Baik
• Konsentrasi dan perhatian : Baik
• Berpikir abstrak : Baik
• Intelegensia : Setingkat Pendidikan
Mood/ afek/ kesesuaian : Eutimik/ appropriate
Proses pikir
• Bentuk pikir : Logis realis (riwayat non logis non realis)
• Arus pikir : Koheren
• Isi pikir : Ide tidak ada, waham tidak ada (riwayat waham bizarre)
Pemeriksaan Fisik
Status Psikiatri

Persepsi
• Halusinasi : Tidak ada (riwayat halusinasi auditorik, dan visual)
• Ilusi : Tidak ada
• Depersonalisasi : Tidak ada
• Derealisasi : Tidak ada
Dorongan instingtual
• Insomnia : Tidak ada (riwayat ada)
• Hipobulia : Tidak ada (riwayat ada)
• Raptus : Tidak ada (riwayat ada)
Psikomotor : Tenang (riwayat meningkat)
Data Anggota Keluarga
Nama Jenis Umur Status Pendidikan Pekerjaan Hubungan
Kelamin
IKB L 71 Kawin Tamat Pekerja lepas Ayah
sederajat
NKS P 63 Kawin Tamat Pekerja lepas Ibu
sederajat
IKA L 41 Kawin SLTA Karyawan Kakak pasien
sederajat Sawasta
IWA L 39 Belum Tamat Belum/tidak Pasien
Kawin sederajat bekerja
DMS P 42 Kawin SLTA Ibu rumah Kakak ipar
sederajat tangga
IPD L 18 Belum Belum Tamat Pelajar Keponakan pasien
kawin SMA/sederaj
at
NKC P 11 Belum Belum tamat Pelajar Keponakan pasien
kawin SD/Sederajat
Genogram
Kondisi Rumah

Bapak IWA tinggal bersama ibu pasien, kakak keempat pasien dan istrinya dan keponakan pasien.
Terdapat 4 bangunan terpisah dalam satu pekarangan rumah tempat tinggal mereka. Bangunan
pertama yang terdiri dari 2 kamar tidur yang digunakan oleh pasien dan ibunya. Bangunan kedua
adalah dapur dan disebelahnya terdapat toilet dengan kloset jongkok. Pada bangunan ketiga terdapat
dua kamar, satu kamar ditempati oleh kakak pasien dan istrinya, dan satu kamar lagi ditempati oleh
keponakan pasien. Bangunan keempat adalah bale bali yang digunakan untuk kegiatan keagamaan.
Kondisi halaman bersih dilapisi semen. Semua bangunan terlapisi cat tembok. Pencahayaan cukup
baik dan ventilasi masing-masing ruangan ada. Untuk sumber air bersih menggunakan pompa PDAM.
Denah Rumah
Diagnostik Holistik
• Diagnostik holistik awal pada pasien terdiri dari empat aspek yaitu aspek personal, aspek klinis awal, risiko internal, dan risiko eksternal.
• Aspek personal yaitu alasan kedatangan: gejala psikiatri berupa berprilaku aneh dan mengamuk; kekhawatiran: penyakit menimbulkan kecacatan/ kematian di kemudian hari; harapan: kondisi kesehatan jiwa membaik dan dapat beraktivitas dengan leluasa.
• Aspek klinis awal yaitu Skizofrenia Hebefrenik (F20.1)
• Aspek risiko internal meliputi riwayat gejala serupa pada keluarga (kakak kandung) dan nenek pasien, mekanisme pembelaan ego represi, yakni pasien sering memendam masalah seorang diri dan jarang menceritakan masalah atau keinginannya kepada keluarga.
• Aspek risiko eksternal yaitu kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kondisi psikiatri pasien dan faktor-faktor yang dapat mencetuskannya.
Identifikasi Masalah dan Analisis
Faktor Risiko

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada pasien ini dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung.
Mahasiswa mengamati kondisi kesehatan pasien dan keadaan lingkungan pasien baik dari segi
psikologis, biologis, sosial, ekonomi, dan faktor lainnya. Masalah yang ditemukan dari hasil
analisis faktor risiko akan ditempatkan sebagai dasar dari intervensi yang akan dilakukan dengan
metode kedokteran keluarga baik secara farmakologis maupun nonfarmakologis.
Analisis Faktor Risiko

Berdasarkan hasil anamnesis, pasien mengatakan jika keluhannya pertama kali muncul pada saat
dia mempunyai masalah dengan temannya di sekolah. Selain itu menurut kakak pasien gejala pasien
mulai muncul saat pasien akan mengikuti Ujian Nasional saat SMP, yang mana pasien merasa tertekan
akan ujian tersebut karena pasien adalah anak yang pintar pada saat pasien bersekolah.
Selain itu kakak pasien mengatakan jika pasien adalah orang yang jarang menceritakan
keinginannya atau masalahnya kepada keluarga, hal ini disebabkan karena pasien mengetahui kondisi
ekonomi dari keluarganya. Pasien juga mengatakan jika nenek pasien dan kakak kandungnya
mengalami hal yang sama dengan dirinya, namun kakak pasien saat ini kondisinya sudah baik dan
sudah menikah, hal ini menunjukan adanya faktor genetik yang berperan terhadap kondisi yang
dialami pasien.
Pengelolaan Komprehensif

Farmakologi

Pengelolaan farmakologi berupa pemberian antipsikotik tipikal dan atipikal.


• Antipsikotik tipikal yang diberikan yaitu Trifluoperazine HCl 2x5mg
• Antipsikotik atipikal yang diberikan yaitu clozapine 100mg 1x50mg pagi dan 1x100mg malam hari.
• Trihexyphenidyl 1x2mg yang berfungsi sebagai antikolinergik untuk mengatasi gejala
Ekstrapiramidal Sindrom yang terjadi akibat penggunaan antipsikotik dalam jangka waktu yang
lama.
Pengelolaan Komprehensif

Non-Farmakologi

1) Personal
2) Komprehensif
3) Berkesinambungan
4) Koordinatif dan kolaboratif
5) Mengutamakan pencegahan
6) Menimbang keluarga, masyarakat, dan lingkungan
Simpulan
• Kasus adalah seorang laki laki dewasa berusia 39 tahun yang telah memiliki riwayat diagnosis skizofrenia
semenjak duduk di kelas SMP 3.

• Pendekatan tersebut diterapkan secara menyeluruh, paripurna, terintegrasi dan berkesinambungan sesuai
konsep dokter keluarga.

• Telah dilakukan penatalaksanaan secara holistik, komprehensif, patient centered, family focus, dan community
oriented. Pada pasien didapatkan perubahan perilaku yang terlihat setelah diberikan intervensi. Pasien mengaku
telah minum obat dengan teratur. Keluarga pasien mengaku telah mengawasi dan mengingatkan pasien agar
minum obat dengan teratur, serta mengatakan bahwa pasien sudah lebih terbuka dan mencoba untuk
menceritakan tentang apa pun yang ia rasakan.
Terima
kasih!

Anda mungkin juga menyukai