Anda di halaman 1dari 64

FINANCIAL MANAGEMENT 1

BAB 12 : PRINSIP-PRINSIP INVESTASI MODAL

By:
Yusuf Iskandar
OUTLINE

1. Menaksir Arus Kas


2. Metode-metode Penilaian Profitabilitas Investasi
3. NPV dan Tujuan Normatif Manajemen Keuangan

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


MENAKSIR ARUS KAS

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


MENAKSIR ARUS KAS

1. Taksirlah arus kas atas dasar setelah pajak


Menaksir 2. Taksirlah arus kas atas dasar incremental atau selisih
Arus kas 3. Taksirlah arus kas yang timbul karena keputusan
investasi
Yang
4. Jangan memasukan sunk cost (biaya yang telah
Relevan terjadi sehingga tidak akan berubah karena
keputusan yang akan kita ambil)
Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
MENAKSIR ARUS KAS
Taksiran arus kas dengan memodifikasi laporan akuntansi
Menurut Akuntansi Penjelasan Arus Kas
Penjualan biaya- Rp2.000 juta Kas masuk Rp2.000 juta
biaya
Yang sifatnya tunai Rp1.000 juta Kas keluar Rp1.000 juta
Penyusutan Rp 500 juta
Laba Operasi Rp 500 juta
Pajak (tarif 30%) Rp 150 juta Kas bersih Rp 150 juta
Laba setelah pajak Rp 350 juta Kas masuk bersih Rp 350 juta

Kas masuk bersih = Laba setelah pajak + Penyusutan

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


Metode-metode Penilaian
Profitabilitas Investasi
Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
NET PRESENT VALUE

Misalnya kita saat ini membeli sebidang tanah dengan


harga Rp50 juta. Selesai kita bayar, suatu perusahaan
menghubungi kita dan mengatakan bahwa perusahaan
tersebut bersedia membeli tanah tersebut tahun depan
dengan harga Rp60 juta.

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


NET PRESENT VALUE

Apakah dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa kita


memperoleh “laba” sebesar Rp10 juta?

Jawabannya “tidak”, karena kita perlu memperhatikan


nilai waktu uang

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


NET PRESENT VALUE
Kita akan menerima Rp.60 juta satu tahun yang akan datang, berapakah nilai sekarang (present value)
penerimaan tersebut jika tingkat bunga yang relevan adalah 15% ?

 
PV = = = Rp. 52,17 juta

Maka selisih antara PV penerimaan dengan PV


Pengeluaran yaitu Next Present Value
NPV = PV – Harga
= Rp.52,17 juta - Rp.50 juta
= Rp.2,17 juta

NPV positif menunjukan bahwa PV penerimaan > PV Pengeluaran


Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
NET PRESENT VALUE

Bagaimana jika NPV = 0

Dalam prakteknya, ini akan sulit terjadi, tetapi secara teoritis dimungkinkan. Dalam
keadaan tersebut kita harus menentukan tingkat bunga yang kita anggap relevan dalam
perhitungan NPV telah mempertimbangkan unsur resiko.

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


NET PRESENT VALUE

Kegiatan penting dalam


perhitungan NPV

Menaksir Arus Kas

Menentukan Tingkat
Bunga yang Relevan

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


NET PRESENT VALUE
Contoh numerikal untuk investasi yang mempunyai usia
ekonomis lebih dari satu tahun

Suatu perusahaan transportasi akan membuka divisi baru, yaitu divisi taksi. Divisi tersebut
akan dimulai dengan 50 buah taksi, dan karena akan dipergunakan untuk usaha taksi,
mobil – mobil tersebut bisa dibeli dengan harga Rp.30 juta per unit. Ditaksir usia
ekonomis selama 4 tahun, dengan nilai sisa sebesar Rp.4 juta. Untuk analisis ini akan
digunakan metode penyusutan garis lurus.
Taksi tersebut akan dioperasikan selama 300 hari dalam satu tahun, setiap hari pengemudi
dikenakan setoran Rp Berbagai biaya yang bersifat tunai (seperti penggantian ban,
kopling, rem, oli, biaya perpanjangan STNK, dll) ditaksir sebesar Rp.3 juta. Berapa NPV
usaha taksi tersebut, jika perusahaan sudah terkena tarif pajak penghasilan sebesar 35% ?

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


Metode-metode Lain

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


AVERAGE RATE OF RETURN

Average Rate of Return 𝑹𝒂𝒕𝒂


  − 𝒓𝒂𝒕𝒂   𝒍𝒂𝒃𝒂  𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉   𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌
𝑥 100 %
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂   𝑰𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊

Metode penilaian investasi yang berusaha


menunjukan ratio atau perbandingan antara
keuntungan neto tahunan terhadap nilai investasi
yang diperlukan untuk memperoleh laba tersebut
baik diperhitungkan dengan nilai investasi atau
rata-rata investasi

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


AVERAGE RATE OF RETURN
Perhitungan Average rate of return investasi taksi
Rata-rata Laba Setelah
Tahun Investasi Awal Investasi Akhir Rate Of Return
Investasi Pajak

1 Rp.1.500 Rp.1.175 Rp.1.337,5 Rp.178,75 13,36%


2 Rp.1.175 Rp. 850 Rp.1.012,5 Rp.178,75 17,65% Penyusutan
3 Rp. 850 Rp. 525 Rp. 687,5 Rp.178,75 26,00%
 
4 Rp. 525 Rp. 200 Rp. 362,5 Rp.178,75 49,00% Rp. 325 juta
Jumlah Rp.3.400,0 Rp.175,00 105,01%
Rata-rata Rp.850,0 Rp.178,75 21,03%

 Average rate of return = x 100%

= x 100% = 21,03%

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PAYBACK PERIOD

Payback Period

Teknik penilaian terhadap jangka waktu


pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.
Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas
bersih yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih
ini merupakan penjumlahan laba setelah pajak
ditambah dengan penyusutan.

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PAYBACK PERIOD
Diharapkan kembali
Investasi yang Sebelum Tahun 3
dikeluarkanRp.1500 juta

Kas Masuk BersihRp.503,75 Tahun 1 s.d 4


juta

Kas Masuk BersihRp.200 juta Tahun 4

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PAYBACK PERIOD

Maka PAYBACK
PERIOD – nya = 2 tahun
11,73 bulan

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PAYBACK PERIOD

Kelemahan Metode Payback Period

Tidak memperhatikan
nilai waktu uang

Mengabaikan arus kas


setelah periode payback

Untuk mengatasinya, diperbaiki dengan mem-present value-kan


arus kas dan dihitung periode payback-nya yang disebut
Discounted Payback Period

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PAYBACK PERIOD

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


INTERNAL RATE OF RETURN

Internal Rate Of Return

Suatu tingkat diskonto yang


menyebabkan present value nilai
terminal, dimana nilai terminal adalah
future value dari kas masuk yang
digandakan dengan biaya modal

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


INTERNAL RATE OF RETURN

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


INTERNAL RATE OF RETURN

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


INTERNAL RATE OF RETURN

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


INTERNAL RATE OF RETURN
Kelemahan Metode Internal Rate of Return (IRR)

i yang dihitung akan merupakan


angka yang sama untuk setiap
tahun usia ekonomis

Bisa diperoleh i yang lebih dari


satu angka (multiple IRR)

Pada saat perusahaan harus


memilih proyek yang bersifat
mutually exclusive (pilihan yang
satu meniadakan pilihan lainnya)

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PROFITABILITY INDEX

Profitability Index

Nilai tunai semua kas masuk


yang diterima sesudah investasi
awal dibagi dengan investasi
awal atau kas keluar

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PROFITABILITY INDEX

Rumus Profitability Index

 
Profitability Index

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


NET PRESENT VALUE
&
Tujuan Normatif Manajemen
Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
NPV DAN TUJUAN NORMATIF MANAJEMEN
NPV menunjukan tambahan kemakmuran riil yang diperoleh oleh pemodal dengan mengambil suatu proyek. Jika
dikaitkan dengan tujuan normatif manajemen keuangan, yaitu untuk meningkatkan kemakmuran pemilik
perusahaan, maka NPV konsisten dengan tujuan normatif tersebut.
Contoh :
Suatu perusahaan memperoleh tawaran untuk mengelola perparkiran di suatu wilayah selama 5 tahun. Hak tersebut
harus dibayar kepada pemerintah daerah seharga Rp juta. Misalkan perusahaan menggunakan 100% modal sendiri.
Setelah perusahaan membayar hak parkir tersebut neraca perusahaan, pada harga perolehan akan nampak sebagai
berikut (anggaplah bahwa perusahaan tidak mempunyai aktiva apapun selain hak parkir tersebut)

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


NPV DAN TUJUAN NORMATIF MANAJEMEN

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


NPV DAN TUJUAN NORMATIF MANAJEMEN

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


FINANCIAL MANAGEMENT 1
BAB 13. MENILAI INVESTASI DENGAN NET PRESENT VALUE

Oleh:
Yusuf Iskandar
OUTLINE
 Metode Penyusutan yang Dipercepat

 Masalah Keterbatasan Dana

 Masalah Modal Kerja

 Pemilihan Aktiva

 Penggantian Aktiva

 Pengaruh Inflasi

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


OUTLINE

METODE PENYUSUTAN YANG


DIPERCEPAT

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


METODE PENYUSUTAN YANG DIPERCEPAT
Misalkan perusahaan akan menggunakan metode penyusutan Double Decline Balance (DDB) untuk
menyusut taksi, metode penyusutan DDB dirumuskan sebagai 2(1/n). n adalah usia ekonomis, penyusutan
dihitung dari nilai buku aktiva tetap yang disusut
Besarnya penyusutan setiap tahun, usaha taksi dengan metode DDB
Tahun Besarnya penyusutan
1 0,50 x Rp26 x 50 = Rp650,0 juta
2 0,50 x Rp13 x 50 = Rp325,0 juta
3 0,50 x Rp6,5 x 50 = Rp1 62,5 juta
4 Sisanya = Rp1 62,5 juta

Dengan demikian perhitungan laba rugi setiap tahun, mulai dari tahun 1 s/d tahun 4 pada tabel berikutnya

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


METODE PENYUSUTAN YANG DIPERCEPAT

Perhitungan laba rugi dengan menggunakan metode penyusutan DDB


Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Penghasilan 750,00 750,00 750,00 750,00
Biaya-biaya:
Tunai 150,00 150,00 150,00 150,00
Penyusutan 650,00 325,00 162,50 162,50
Total 800,00 475,00 312,50 312,50
Laba operasi (50,00) 275,00 437,50 437,50
Pajak 17,50 96,25 153,13 153,13
Laba setelah (32,50) 178,75 178,75 178,75
pajak

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


METODE PENYUSUTAN YANG DIPERCEPAT

Dengan demikian kas masuk bersih setiap tahunnya adalah


Tahun 1 = -32,50 + 650,00 = Rp617,50 juta
Tahun 2 = 178,75 + 325,00 = Rp503,75 juta
Tahun 3 = 284,37 + 162,50 = Rp446,87 juta
Tahun 4 = 284,37 + 162,50 = Rp446,87 juta
Maka keseluruhan kas masuk
Nilai residu = Rp200,00 juta
bersih selama empat tahun juga
sebesar Rp 2.215 juta
Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
OUTLINE

MASALAH KETERBATASAN
DANA

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


MASALAH KETERBATASAN DANA
Misalnya perusahaan menghadapi beberapa proyek yang disusun peringkatnya sesuai dengan profitability
index (PI) proyek-proyek tersebut
Proyek 3 1 2 4
PI 1,15 1,13 1,11 1,08
Investasi Awal Rp200 Rp125 Rp175 Rp150
Apabila dana terbatas hanya sebesar 300, maka proyek yang sebaiknya diambil adalah proyek 1 dan 2.
bukan 3
Mengapa?
Disebabkan karena meskipun PI proyek 3 yang tinggi, tetapi dengan mengambil proyek 1 dan 2,
perusahaan diharapkan akan memperoleh NPV yang lebih besar (yaitu Rp16,25 + Rp19,25 = Rp35,5),
dibandingkan dengan kalau mengambil proyek 1 (NPV-nya hanya sebesar Rp30).

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


MASALAH KETERBATASAN DANA
Masalah yang timbul dalam keadaan keterbatasan dana adalah
penentuan opportunity cost
Opportunity cost menunjukan biaya yang ditanggung
perusahaan karena memilih suatu alternatif
Contoh diatas menunjukan bahwa perusahaan tidak bisa
mengambil proyek 1 dan 4, dan memilih alternatif proyek 2 dan
3
Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
MASALAH KETERBATASAN DANA

Misalkan semua proyek tersebut dihitung dengan menggunakan r=18%,


apakah opportunity cost proyek-proyek tersebut sebesar 18%?
Jawabannya jelas tidak
Berapa “kerugian” yang ditanggung perusahaan karena tidak bisa mengambil
proyek 1 dan 4 hanya karena tidak mempunyai dana yang cukup?
Jelas lebih dari 18%. Inilah sebenarnya opportunity cost karena perusahaan
tidak memiliki dana yang cukup

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


OUTLINE

MASALAH MODAL KERJA

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


MASALAH MODAL KERJA

Misal suatu rencana investasi modal diperkirakan memerlukan pembelian aktiva


tetap senilai Rp300 juta. Usia ekonomis 3 tahun, dan untuk menyederhanakan,
dianggap tidak ada nilai sisa. Penyusutan dilakukan dengan metode garis lurus.
Pada awal investasi, diperkirakan akan diperlukan aktiva lancar sebesar Rp200
juta. Untk memudahkan analisis dianggap tidak ada pendanaan spontan.
Jumlah aktiva lancar sebesar Rp200 juta ini dikaitkan dengan estimasi penjualan
pada tahun pertama sebesar Rp 1.000 juta

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


MASALAH MODAL KERJA

Dengan demikian apabila penjualan diperkirakan naik, maka jumlah aktiva lancar
juga akan naik. Sebagai akibatnya, kebutuhan modal kerja akan berubah dari
waktu ke waktu, dan tidak hanya terbatas pada awal usia proyek (tahun ke-0).
Proposi aktiva lancar untuk tahun-tahun berikutnya diestimasi meningkat secara
proporsional dengan penjualan. Taksiran laba rugi dan kas masuk operasional
untuk tahun 1 s/d 3 adalah sebagai berikut :

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


MASALAH MODAL KERJA
Taksiran laba rugi dan kas masuk operasional
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Penjualan Rp1.000 Rp1.200 Rp2.000
Biaya-biaya:
Tunai Rp 700 Rp 820 Rp1.300
Penyusutan Rp 100 Rp 100 Rp 100
Total Rp 800 Rp 920 Rp1.400
Laba operasi Rp 200 Rp 280 Rp 600
Pajak (35%) Rp 70 Rp 98 Rp 210
Laba setelah pajak Rp 130 Rp 182 Rp 39
Kas masuk operasional Rp 230 Rp 282 Rp 490

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


MASALAH MODAL KERJA

Untuk menaksir arus kas secara keseluruhan, baik kas keluar maupun kas masuk,
perlu diperhatikan masalah penambahan aktiva lancar (atau modal kerja).
Selama berjalannya usia investasi, jumkah aktiva lancar akan meningkat dari
tahun ke tahun (karena penjualan diharapkan meningkat). Pada akhir usia proyek,
modal kerja tersebut akan kembali sebagai terminal cash flow. Masalah tersebut
bisa disajikan sebagai berikut:

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


MASALAH MODAL KERJA
Perhitungan arus kas
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Aktiva tetap (nilai buku) Rp 300 Rp 200 Rp 100 0
Aktia lancar Rp 200 Rp 240 Rp 400 0
Penambahan aktiva lancar Rp 200 Rp 40 Rp 160 (Rp400)
Arus kas
Pembelian aktiva tetap -300 - - -
Penambahan aktiva lancar -200 -40 -160 -
Kembalinya modal kerja - - - +400
Arus kas operasional - +230 +282 +490
Total arus kas -500 +190 +122 +890

Apabila tingkat bunga yang dipandang layak (=r) sebesar 18%, maka NPV proyek tersebut adalah
NPV = -500 + 790
= + 290
Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
OUTLINE

PEMILIHAN AKTIVA

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PEMILIHAN AKTIVA

Misal bila kita akan menggunakan printer merek A ataukah B. apakah kita
akan memilih mesin ketik merek C ataukah D. Apabila kapasitas kedua
aktiva tersebut sama, maka kita tinggal melakukan analisis terhadap faktor-
faktor yang berbeda. Faktor tersebut biasanya, (1) harga, (2) biaya operasi,
dan (3) usia ekonomis.

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PEMILIHAN AKTIVA

Ada dua mesin, A dan B yang mempunyai kapasitas yang sama. Bedanya
adalah bahwa harga mesin A lebih mahal, yaitu Rp 15 juta, sedangkan B
hanya Rp 10 juta. Karena harga lebih mahal, usia ekonomis mesin A sampai
3 tahun, sedangkan mesin B hanya 2 tahun. Biaya operasi per tahun mesin
A adalah Rp4 juta, sedangkan mesin B Rp6 juta. Mesin mana yang
seharusnya dipilih, kalau r= 10%?

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PEMILIHAN AKTIVA
Kas keluar (dalam jutaan rupiah)
Mesin Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 PV pada r=10%
A 15 4 4 4 24,95
B 10 6 6 - 20,41

Kalau kita membandingkan begitu saja antara kedua mesin tersebut, kita mungkin mengambil kesimpulan
yang salah, yaitu memilih mesin B karena memberikan PV kas keluar yang kecil. Mengapa pilihan
tersebut salah? Karena kita menggunakan dasar usia ekonomis yang tidak sama. Dengan membali mesin
B pada akhir tahun ke-2 (atau awal tahun ke-3 kita harus membeli mesin baru lagi, sedangkan mesin A
belum perlu diganti. Untuk itulah salah satu cara yang bisa dipergunakan adalah menggunakan basis
waktu yang sama, yang disebut dengan common horizon approach.

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PEMILIHAN AKTIVA
Common horizon approach
Kas keluar (dalam jutaan rupiah)
Mesin Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 PV pada
r=10%
A 15 4 4 4 + 15 4 4 4 43,69
B 6 6 6 + 10 6 6 + 10 6 6 51,22

Untuk mempersingkat perhitungan, digunakan pendekatan yang disebut equivalent


annual cost approach. Pendekatan ini menghitung beberapa pengeluaran tahunan yang
ekuivalen dengan PV kas keluar. PV kas keluar mesin A adalah 24,95 juta, untuk 3
tahun. Berapa kas keluar setiap tahun (yang jumlahnya sama) yang akan sama nilainya
dengan PV kas keluar selama 3 tahun tersebut? Persoalan tersebut bisa dirumuskan
sebagai berikut.
Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
PEMILIHAN AKTIVA
Equivalent Annual Cost Approach
𝑥 𝑥 𝑥
24,95=
  + +
(1+0,10) (1+0,10)2   (1+0,10)3  
Dengan demikian bisa kita dapatkan nilai X = Rp10,03 juta.

Dengan cara yang sama kita lakukan untuk mesin B (tetapi ingat usia ekonomisnya
hanya 2 tahun), dan kita akan mendapatkan nilai equivalent annual cost-nya sebesar
Rp11,76 juta. Dengan demikian kita akan memilih mesin A karena memberikan
equivalent annual cost yang terkecil.
Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
OUTLINE

PENGGANTIAN AKTIVA

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PENGGANTIAN AKTIVA
Misalkan suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk mengganti mesin
lama dengan mesin baru yang lebih efisien (ditunjukan dari biaya operasi yang
lebih rendah). Nilai buku mesin lama sebesar Rp80 juta, dan masih bisa
dipergunakan empat tahun lagi, tanpa nilai sisa. Untuk keperluan analisis pajak,
metode penyusutan garis lurus dipergunakan. Kalau mesin bar dipergunakan,
perusahaan bisa menghemat biaya operasi sebesar Rp25 juta per tahun. Mesin
lama kalau dijual saat ini diperkirakan juga akan laku terjual dengan harga Rp80
juta. Anggaplah bahwa usia ekonomis mesin baru juga empat tahun
Financial Management 1 – Yusuf Iskandar
PENGGANTIAN AKTIVA
Kalau mesin lama diganti dengan mesin baru, maka akan terdapat tambahan pengeluaran sebesar Rp120 - Rp80 juta = Rp40 juta.
Taksiran arus kas operasional per tahun adalah sebagai berikut

Tambahan keuntungan karena penghematan biaya operasional Rp25,0 juta

Tambahan penyusutan: mesin baru Rp30 juta

mesin lama Rp20 juta Rp10,0 juta

Tambahan laba sebelum pajak Rp15,0 juta

Tambahan pajak (misal 30%) Rp 4,5 juta

Tambahan laba setelah pajak Rp10,5 juta

Tambahan kas masuk operasional = Rp10,5 + Rp10 Rp20,5 juta

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PENGGANTIAN AKTIVA
Apabila tingkat bunga yang relevan (r) = 20%, maka perhitungan NPV adalah
sebagai berikut:

  
= -40 + 53,07
= +Rp13,07 juta
Karena NPV positif, maka penggantian mesin dinilai menguntungkan.

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


OUTLINE

PENGARUH INFLASI

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PENGARUH INFLASI
Misal suatu rencana investasi memerlukan dana sebagai berikut:
1. Untuk aktiva tetap sebesar Rp300 juta, usia ekonomis 3 tahun tanpa nilai sisa. Penyusutan
menggunakan metode garis lurus
2. Modal kerja, sebesar 20% dari tafsiran penjualan tahun yang akan datang
3. Penjualan (dalam unit) untuk masing-masing tahun ditaksir sebagai berikut:
Tahun 1 100.000 unit
tahun 2 120.000 unit
Tahun 3 200.000 unit

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PENGARUH INFLASI
4. Harga jual pada tahun 1 diperkirakan sebesar Rp10.000. harga ini diperkirakan akan naik sebesar 10%
setiap tahun (adanya inflasi 10%)
5. Biaya tunai diperkirakan sebesar 70% dari penjualan. Ini berarti bahwa biaya-biaya tunai juga akan
nain sebesar 10%
6. Dengan tingkar inflasi sebesar 10%, tingkat keuntungan yang dipandang layak ditentukan sebesar
20%
7. Tarif pajak penghasilan sebesar 35%

Untuk menghitung PVN tersebut, kita perlu menaksir kas masuk, operasional terlebih dahulu

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PENGARUH INFLASI
Taksiran kas masuk operasional dengan memperhatikan inflasi
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Penjualan (dalam unit) 100.000 120.000 200.000
Harga jual per unit Rp10.000 Rp11.000 Rp12.100
Penghasilan penjualan (juta Rp) 1.000.00 1.320.00 2.420,00
Biaya-biaya:
Tunai (70%) dari penjualan 700,00 924,00 1.694,00
Penyusutan 100,00 100,00 100,00
total (juta Rp) 800,00 1,024,00 1.796,00
Laba operasi (juta Rp) 200,00 296,00 626,00
Pajak (juta Rp) 70,00 103,60 219,10
Laba setelah pajak (juta Rp) 130,00 192,40 406,90
Kas masuk operasional 230,00 292,40 506,90

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


PENGARUH INFLASI
Taksiran arus kas karena investasi, dengan memperhatikan faktor inflasi
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Aktiva tetap (nilai buku) Rp 300 Rp 200 Rp 100 0
Aktiva lancar Rp 200 Rp 264 Rp 484 0
Penambahan aktiva lancar Rp 200 Rp 64 Rp 220 (Rp484)
Arus kas
pembelian aktiva tetap -300 - -
penambahan aktiva lancar -200 -64 -220
kembalinya modal kerja - - - + 484
Arus kas operasional - + 230,0 + 292,41 + 506,9
Total arus kas -500 + 166 + 72,4 + 990,9

Dengan demikian perhitungan NPV investasi tersebut bisa dinyatakan sebagai berikut:
NPV= -500 + 762
= + 262
PENGARUH INFLASI
Misalkan tahun depan kita mengharapkan akan menerima Rp100 real value. Apabila tingkat inflasi diperkitakan
sebesar 10% , maka nominal value-nya akan Rp100 (1+0,1) = Rp110. misalnya real interest rate = 6%. Dengan
inflasi sebesar 10%, maka nominal interest rate = (1 + 0,06)(1 + 0,1) = 1,166.
Dengan demikian apabila dihitung PV penerimaan tersebut, maka dengan menggunakan nominal value akan
diperoleh,
PV = 110/(1 + 0,166)
= 94,34
Dengan menggunakan dasar real value, PV-nya adalah
PV = 100/(1 + 0,06)
= 94,34

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar


OUTLINE

TERIMA KASIH

Financial Management 1 – Yusuf Iskandar

Anda mungkin juga menyukai