PENYAKIT KULIT
K EL O MP O K 7 :
a. Gene restoration : Teknik penyisipan gen wild-type (gen murni dan normal) untuk
menggantikan gen abnormal menggunakan vektor virus atau non-virus.
b. Gene augmentation : Teknik meningkatkan ekspresi gen yang diperlukan untuk
pengobatan.
c. Gene correction : Penyisipan gen untuk mengoreksi susunan yang berubah.
d. Gene inhibition : Induksi 'suicide genes' untuk membunuh sel-sel kanker dengan cara
membangkitkan respons imun.
Teknik Terapi Gen
Terapi gen memerlukan gen dan vektor.
Vektor adalah pengantar yang dapat membawa masuk gen secara efisien ke sel target.
Vektor yang digunakan dapat berupa vektor virus atau vektor non-virus.
Vektor Virus
Virus adalah vektor yang paling sering digunakan karena dapat menunjukkan
kemampuan mengantarkan materi genetik ke dalam sel-sel manusia, sehingga kinerja
virus ini dimanfaatkan untuk memanipulasi gen virus dengan materi gen yang akan
digunakan. Vektor virus yang umum digunakan adalah retrovirus dan adenovirus.
Vektor Non-Virus
Sel punca merupakan target yang baik untuk mendapatkan efek terapi gen
jangka panjang. Sel punca pada keratinosit dapat dibagi menjadi :
a. Holoclones, sel dengan kapasitas reproduksi tertinggi dan target yang baik
untuk terapi gen
b. Paraclones, sel dengan kapasitas dan diferensiasi rendah
c. Meroclones, campuran dari keduanya.
Genodermatosis yang baik untuk terapi gen berupa kelainan genetik resesif
monogenik, yaitu akibat kerusakan gen tunggal, dan bukan merupakan
interaksi beberapa gen.
Terapi Gen pada Genodermatosis
Penggunaan terapi gen pada beberapa genodermatosis umum, yaitu :
a. Epidermolisis bulosa (EB), penyakit lepuh kongenital mulai dari ringan berupa lepuh pada kulit
(EB simpleks) hingga parah berupa epidermolisis disertai ulserasi kronis dan pembentukan
skar. Terapi gen bertujuan untuk mengembalikan kadar protein struktural yang hilang.
b. Iktiosis, penyakit monogenetik akibat gangguan keratinisasi yaitu dengan peningkatan skuama,
abnormalitas ketebalan stratum korneum, dan peradangan kulit sehingga menyebabkan skuama
yang tebal, kulit kering, hipohidrosis, konstriksi pada persendian, ektropion, dan eklabium.
c. Xeroderma Pigmentosum (XP), penyakit autosom resesif dengan gejala hipersensitivitas
terhadap matahari dan kecenderungan terjadi kanker kulit. Terjadi akibat mutasi salah satu dari
7 macam gen XP-A hingga XP-G yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan DNA akibat
pajanan sinar matahari. Pengobatannya masih terbatas pada menghindari paparan sinar UV dan
tindakan bedah pada tumor kulit.
TERIMA KASIH