Anda di halaman 1dari 20

Refarat

TERAPI KOGNITIF PERILAKU UNTUK


MENGATASI GANGGUAN KECEMASAN
SOSIAL

Oleh : Pembimbing :
Jefry Irianto Tame, S.Ked dr.Elisabeth Meyni
2019086016312 Marpaung, Sp KJ

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABEPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
2021
Latar Belakang
Kecemasan sosial adalah tipe gangguan yang banyak
terjadi, tetapi diagnosis jarang ditegakkan, sehingga
terapi pun jarang diberikan. Individu yang mengalami
kecemasan memiliki pemikiran negatif akan evaluasi
orang lain.

akibatnya menimbulkan kecemasan, sensasi fisik seperti


gemetar atau keringat dingin dan perilaku menghindar
atau perilaku aman. Salah satu terapi yang telah
terbukti efektivitasnya untuk mengatasi kecemasan
sosial adalah Terapi Kognitif Perilaku (CBT).
Kecemasan sosial adalah tipe gangguan yang paling
banyak terjadi pada penduduk Amerika, menduduki
peringkat ke tiga setelah penyalahgunaan zat dan depresi

Hasil studi terhadap lebih dari 8000 subjek


mengindikasikan bahwa kira-kira 25% dilaporkan
mengalami simtom yang dapat dikategorikan gangguan
kecemasan. Gangguan kecemasan sosial paling banyak
dilaporkan (13%), diikuti oleh fobia spesifik (11%), dan
gangguan kecemasan lainnya 3 sampai 5% (Kesler, et al.,
dalam Holmes.
Definisi
Kecemasan adalah respon yang tepat terhadap
ancaman, tetapi kecemasan dapat menjadi abnormal
bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi
ancaman, atau bila datang tanpa ada penyebabnya.
Kecemasan melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-
respon fisiologis. Kecemasan akan menjadi sesuatu hal
yang tidak normal jika kadarnya berlebihan,
menimbulkan sebuah ketidaknyamanan, mengganggu
fungsi kehidupan sehari-hari, menimbulkan distres,
atau menghindari situasi sosial yang menimbulkan
stres bagi individu tersebut.
Epidemiologi
 Prevalensi gangguan kecemasan sosial lebih banyak terjadi
pada perempuan dari pada laki-laki, Perempuan lebih
banyak mengalami gangguan ini lebih dikarenakan adanya
tekanan sosial yang diletakkan di pundak mereka untuk
lebih menyenangkan orang lain.
 Pada laki-laki lebih sedikit karena laki-laki lebih sering
mencari bantuan, mengingat gangguan ini berkaitan
dengan karier mereka . Onset gangguan kecemasan sosial
adalah masa remaja saat kesadaran sosial dan interaksi
dengan orang lain menjadi sangat penting pada usia ini dan
cenderung lebih menonjol pada pertengahan usia 18-29
tahun yang berdasarkan usia perkembangan masuk pada
masa dewasa
TEORI
 Pengertian Kecemasan Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal
wajar yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah
dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah
suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa
ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal
maupun wujudnya.
 Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang sangat
menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau
bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi.
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb kecemasan adalah respon
terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang
normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru
atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas
diri dan arti hidup.
Gejala Kecemasan

 Jari tangan dingin


 Berkeringat dingin
 Kepala pusing
 Tidur tidak nyenyak
 Dada sesak
Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda
pada masing-masing orang. Kaplan, Sadock, & Grebb
menyebutkan bahwa takut dan cemas merupakan dua
emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu
bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman
yang jelas atau nyata, berasal dari lingkungan, dan
tidak menimbulkan konflik bagi individu.
Faktor-faktor Kecemasan

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka


waktu dan sebagian besar tergantungan pada
seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-
peristiwa atau situasi khusus dapat mempercepat
munculnya serangan kecemasan. Menurut Savitri
Ramaiah ada beberapa faktor yang menunujukkan
reaksi kecemasan, diantaranya yaitu :
 Lingkungan Lingkungan atau sekitar tempat tinggal
mempengaruhi cara berfikir individu tentang diri
sendiri maupun orang lain.
 Emosi yang ditekan Kecemasan bisa terjadi jika individu
tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaannya
sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya
menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu
yang sangat lama.
 Sebab-sebab fisik Pikiran dan tubuh senantiasa saling
berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya
kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya
kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu
penyakit. Selama ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-
perubahan perasaan lazim muncul, dan ini dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan.
Jenis-jenis Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu perubahan suasana hati,


perubahan didalam dirinya sendiri yang timbul dari
dalam tanpa adanya rangsangan dari luar. Mustamir
Pedak membagi kecemasan menjadi tiga jenis
kecemasan yaitu :
 Kecemasan Rasional Merupakan suatu ketakutan
akibat adanya objek yang memang mengancam,
misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan
ini dianggap sebagai suatu unsur pokok normal dari
mekanisme pertahanan dasariah kita.
 Kecemasan Irrasional Yang berarti bahwa mereka
mengalami emosi ini dibawah keadaankeadaan
spesifik yang biasanya tidak dipandang
mengancam
 Kecemasan Fundamental Kecemasan fundamental
merupakan suatu pertanyaan tentang siapa
dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah
kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut
sebagai kecemasan eksistensial yang mempunyai
peran fundamental bagi kehidupan manusia.
Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan


yang memiliki ciri kecemasan atau ketakutan yang
tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat secara
intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Fitri
Fauziah & Julianty Widuri membagi gangguan
kecemasan dalam beberapa jenis, yaitu :
 Fobia Spesifik Yaitu suatu ketakutan yang tidak
diinginkan karena kehadiran atau antisipasi
terhadap obyek atau situasi yang spesifik.
 Fobia Sosial Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan
menetap, biasanya berhubungan dengan kehadiran orang lain.
Individu menghindari situasi dimana dirinya dievaluasi atau dikritik,
yang membuatnya merasa terhina atau dipermalukan, dan
menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan perilaku lain
yang memalukan.
 Gangguan Panik Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya
serangan panik yang spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang
dapat muncul pada gangguan panik antara lain ; sulit bernafas, jantung
berdetak kencang, mual, rasa sakit didada, berkeringat dingin, dan
gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa gangguan panik adalah
bahwa individu merasa setiap serangan panik merupakan pertanda
datangnya kematian atau kecacatan.
 .Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety
Disorder) Generalized Anxiety Disorder (GAD)
adalah kekhawatiran yang berlebihan dan bersifat
pervasif, disertai dengan berbagai simtom somatik,
yang menyebabkan gangguan signifikan dalam
kehidupan sosial atau pekerjaan pada penderita,
atau menimbulkan stres yang nyata.
Terapi Kognetif Perilaku
Terapi Kognitif Perilaku digunakan karena dari
berbagai temuan yang ada terbukti adanya
komponen kognitif yang kuat dalam fobia sosial.
Umumnya, individu yang menderita fobia sosial
mempersepsikan ketidakmampuan diri mereka
secara lebih negatif daripada orang lain.
Dari sisi behavioral, keberadaan situasi yang ditakuti
menjadi suatu reinforcement negatif pada fobia
sosial.
Terapi Kognitif Perilaku untuk mengatasi kecemasan
sosial terdiri dari tiga strategi utama, yakni
memasukkan di dalamnya terapi kognitif, exposure
atau menghadapi langsung situasi yang
menakutkannya, dan ditambahkan dengan pelatihan
keterampilan sosial.
Butler menyatakan bahwa untuk mengatasi
kecemasan sosial ini dilakukan dengan cara
mematahkan “lingkaran setan” atau jika tidak, maka
permasalahan tetap akan berkelanjutan.
Empat metode utama yang diterapkan oleh Butler,
yakni:
1. Mengubah Pola Pikir
2. Melakukan Sesuatu yang Berbeda
3. Mereduksi Self-Conciousness
4. Membangun Kepercayaan Diri
Kesimpulan

Terapi Kognitif Perilaku berhasil menurunkan tingkat


kecemasan dengan mengubah pemikiran negatif
menjadi alternatif pemikiran yang lebih positif dan
rasional. Pemikiran positif dan rasional dapat
membuat subjek merasa lebih nyaman dan tidak
cemas, akibatnya tidak lagi melakukan perilaku negatif
atau perilaku aman. Menjadi lebih berani dan percaya
diri ketika menghadapi berbagai situasi sosial yang
selama ini mereka cemaskan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai