Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah Sejarah Perjuangan Jati Diri PGRI

Program Astudi Pendidikan bahasa Inggris


Jabatan Guru Suatu Profesi
dan PGRI Organisasi
Profesi.
 Pekerjaan profesi menurut pendapat umum
diartikan suatu jenis kerja yang digolongkan sebagai
profesi, bila pekerjaan tersebut memerlukan
pengetahuan, kecakapan, dan keahlian khusus,
melalui pendidikan secara khusus juga.
 Semua berdasarkan disiplin ilmu yang terus menerus
dipelihara dan dikembangkan melalui penelitian .
 Pelaksanaannya terikat pada kode etik yang dibuat
dan ditegakkan oleh organisasi profesi bersangkutan
dan menuntut rasa tanggung jawab baik secara
pribadi maupun teman sejawat (KORPS)
Pada Kongres ke XIII 1973, oleh
Menteri Dalam Negeri RI memberikan
peasarana di depan peserta Kongres
yang menjelaskan antara lain :
1. Organisasi buruh yang ditandai dengan tujuan
untuk melindungi kpentingan buruh dalam
soal gaji, dan jaminan kesejahteraannya,
terhadap kepentingan majikannya yang
bersifat kontradiktif.
2. Serikat sekerja, mempunyai tujuan untuk
perbaikan nasib tampak jelas, sekalipun sudah
tidak begitu mempertajam kontradiksi antara
kepentigan mereka dengan majikannya.
(lanjutan)

3. Korps Karyawan (khusus berkenaan dengan


segenap Pegawai Republik Indonesia telah
terdaftar wadah KOPRI sebagai salah satunya
wadah organisasi), yang mengutamakan
pengabdian mutlak terhadap Negera dan
Pemerintah.
4. Organisasi keahlian atau profesi, pada umumnya
mengetengahkan tujuan untuk membina dan
meningkatkan keahlian/profesinya seperti di
bidang kedokteran, teknik, ekonomi, pendidikan
dsb dalam rangka meningkatkan pengabdiannya
kepada Negera dan Bangsa.
(lanjutan)

 Sedangkan Menteri Dalam Negeri


mengemukakan sebagai berikut :
 Mengingat PGRI merupakan organisasi para
pendidik, maka tepat sekali apabila PGRI
membentuk dan meningkatkan dirinya
menjadi organisasi profesi tersebut, tentunya
mengandung konsekuensi lebih jauh, apabila
sikap tersebut hendak dipegang teguh dan
dimantapkan.
lanjutan
 Pada Kongres XIII berada dalam situasi membenahi
diri menegaskan sifat dan kedudukannya sebagai
organisasi profesi. Pada tahun 1985 Pemerintah telah
mengeluarkan 5 (lima) Undang-undang dalam bidang
politik yaitu :
 UU No. 1 tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
(Perubahan UU No. 15 tahun 1969).
 UU No. 2 tahun 1985 tentang Susduk MPR, DPR dan
DPRD (Perubahan UU No. 16 tahun 1969).
 UU No. 3 tahun 1985 tentang Parpol dan Golkar
(Perubahan UU No. 3 tahun 1975).
 UU No. 5 tahun 1985 tentang Referendum
 UU No. 8 tahun 1985 tentang organisasi
kemasyarakatan
(lanjutan)
1. Kelima Undang-undang tersebut dikenal dengan istilah
paket UU dalam Pembangunan bidang politik.
Berdasarkan paket Undang-undang tersebut maka di luar
organisasi pemerintah/kedinasan hanya dikenal 2 jenis
organisasi yaitu :
 organisasi kekuatan social politik (UU No. 3 tahun 1985) dan
 Organisasi kemasyarakatan (UU No. 8/1985).
 Jika diperhatikan isi UU No. 8/1985 :
 Bab I, pasal 1, berbunyi : Dalam Undang-undang ini yang
dimaksud Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi
yang dibentuk oleh anggota masyarakat warganegara
Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan,
profesi, fungsi, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam
pembangunan, dalam rangka mencapai tujuan nasional
wadah negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.
(lanjutan)

2. Bab III pasal 3 tentang hak dan kewajiban


 Organisasi kemasyarakatan berfungsi sebagai :
1. Wadah penyalur kegiatan sesuatu dengan
kepentingan anggotanya.
2. Wadah pembinaan dan pengembangan anggotanya
dalam usaha mewujudkan tujuan organisasi.
3. Wadah peran serta dalam usaha menyukseskan
pembangunan nasional.
4. Sarana penyaluran aspirasi anggota, sebagai sarana
komunikasi social timbal balik antara anggota dan/
atau antar organisasi kekuatan social politik. Badan
Permusyawaratan/ Perwakilan Rakyat dan
Pemerintah.
(lanjutan)

3. Pasal 8
 Untuk berperan dalam melaksanakan fungsinya.
Organisasi kemasyarakatan berhimpun dalam
satu wadah pembinaan dan pengembangan yang
sejenis. Dalam kaitan bunyi UU No. 8/1985. PGRI
termasuk dalam kelompok organisasi profesi
(Basyuni S 1997:9).
(lanjutan)
 Pada tahun 1985 Pemerintah telah mengeluarkan
dengan istilah paket UU dalam pembangunan bidang
politik. Kemudian tahun 1999 Pemerintah masa
kabinet Reformasi menetapkan 3 (tiga) Undang-
undang Baru di bidang politik, yaitu :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun
1999, Tentang Partai Politik, berisi 9 Bab, disertai
dengan penjelasan atas undang-undang tersebut.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun
1999, Tentang Pemiliann Umum berisi XVI Bab, disertai
dengan penjelasan atas Undang-Undang tersebut.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun
1999, Tentang Susuanan dan Kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, disertai dengan
penjelasan atas Undang-Undang tersebut.
(lanjutan)
 Kecuali itu pemerintah juga mengeluarkan
Peraturamn Pemerintah yang ada hubungannya
dengan PEMILU 1999 (7 Juni 1999) yang mengatur
tentang status PNS dalam pemilu , yaitu :
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5
tentang Pegawai negeri Sipil yang menjadi anggota
Partai Politik, berisi 12 pasal disertai dengan
penjelasannya PP No. 5 /1999 tentang PNS.
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12
tahun 1999, tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 3 tahun 1999 tenatng Pegawai
Negeri Sipil yang menjadi anggota Partai Politik ,
berisi 4 pasal dan juga disertai dengan penjelasannya
PP tersebut.
  
B. Tujuan dan Misi PGRI

1. Secara historis PGRI lahir 100 hari sesudah


Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
tanggal 25 Nopember 1945 di Sala (Surakarta).
 PGRI lahir sebagai perwujudan sikap dan
kebulatan tekap pada Guru Indonesia dalam
turut serta bersama rakyat Indonesia lainnya
untuk mempertahankan dan menegakkan
Kemerdekaan RI yang diproklamasikan tanggal
17 Agustus 1945.
PGRI didirikan dengan tujuan sbb:
 Mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan
Pancasila dan Undang-Uandang Dasar 1945.
 Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,
sebagaimana terkandung dalam Pembukaan Undang-
Undang dasar 1945 sesuai dengan ORBA.
 Turut berperan aktif menyukseskan pembangunan
Nasional, khususnya pendidikan, kebudayaan dengan
jalan memberikan dan menunjang pelaksanaan
program yang menjadi garis kebijaksanaan
Pemerintah.
 Mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan kemampuan
profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru/
anggota PGRI (AD PGRI Kongres XVI/1989).
(lanjutan)
2. Sejak kelahiran PGRI pada tanggal 25 Nopember
1945, amsih tetap pegang teguh misi PGRI yang
meliputi beberapa hal, meliputi :
1. Misi Idiologi Politik
 Terikat kokoh peran sertanya menegakkan dan melestarikan
Negera Proklamasi/ Megera Kesatuan RI, Pancasila dan UUD
1945 serta mewujudnya cita-cita Kemerdekaan.

2. Misi Persatuan dan Kesatuan bangsa


 Melalui persatuan dan kesatuan organisasi guru membina jiwa
dan semangat persatuan dan kesatuan generasi muda bangsa.
(lanjutan)

3. Misi Profesi
 Berfungsi sebagai pendidik bangsa dan
melaksanakan pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila.
4. Misi Kesejahteraan
 Berusaha membantu meningkatkan kedudukan
dan kesejahteraan guru-guru anggota PGRI.
Dapat pula disertakan sikap pengabdian mendidik
rakyat dan bangsa Indonesia tanpa pamrih
“Sebagai Pahlawan Tanpa Tanda jasa”.
  
(lanjutan)
 Dengan demikian PGRI hanya sebagai organisasi
profesi biasa saja, tetapi merupakan suatu
organisasi pejuang, “Organisasi Guru Pejuang
1945”. Organisasi ini secara yuridis formal PGRI
berdiri dengan pengakuan Departemen
Kehakiman No. J.A. 5/82/12 tanggal 20
September 1945.
 Berdasarkan UU No. 8/1985, tentang organisasi
kemasyarakatan organisasi PGRI merupakan
organisasi profesi, dapat menjadi dasar
persyaratan, bahwa jabatan guru dan organisasi
PGRI telah dipenuhi sebagai berikut :
(lanjutan)

1. Jabatan guru adalah jabatan pengabdian


umum
2. Memiliki pendidikan khusus (Pendidikan
Keguruan).
3. Ada ilmu keguruan /pendidikan
4. Ada lembaga penelitian dan pengembangan
pendidikan.
5. Ada kode etik (Kode Etik Guru Indonesia).
6. Ada organisasi Profesi Guru (PGRI).
1.  

Anda mungkin juga menyukai