Anda di halaman 1dari 13

Experiential Learning

Nama Anggota :

01 Rossiana Nur Cahyani (A710180006)

02 Septina Desi Eka Siwi (A710180007)

03 Anisah Nur Lathifah (A710180020)

04 Adhelia Putri
Mahardika(A710180027)

05 Ranu Nur Fatika Putri (A710180047)


Apa itu Experiential Learning?

 Secara definisi experiential learning didefinisikan sebagai:

Process of learning through experience, and more specifically defined as “learning


through reflection of doing”

Jadi artinya secara umum dalam Bahasa Indonesia adalah belajar melalui
pengalaman. Seringkali pembelajaran didapat dari hasil refleksi ketika melakukan
suatu tindakan. Seperti yang kita ketahui sebenarnya ada berbagai macam cara
untuk belajar, misalnya saja:membaca buku atau menonton videomendengarkan
sebuah presentasimengerjakan tugas atau praktek langsungdan masih banyak lagi
cara – cara yang lain
Seperti yang kita ketahui sebenarnya ada berbagai
macam cara untuk belajar, misalnya saja:

 membaca buku atau menonton video


 mendengarkan sebuah presentasi
 mengerjakan tugas atau praktek langsungdan
 masih banyak lagi cara – cara yang lain

Nah, belajar menggunakan pendekatan experiential


learning berarti peserta akan belajar langsung dari
pengalaman (biasanya dalam bentuk sebuah game yang
didesain khusus untuk pembelajaran tersebut). Jadi
selama pembelajaran mereka tidak hanya duduk diam
mendengarkan presentasi saja melainkan terlibat aktif
dalam sebuah aktivitas.
Mengapa pembelajaran ini bisa efektif?

Satu quote yang bisa menggambarkan keefektifan metode pembelajaran dengan


menggunakan experiential learning adalah:

“ How You Do Anything is How You Do Everything “

Seringkali ketika bermain game, apa yang kita pikirkan dan lakukan saat itu
mencerminkan juga cara kita berpikir dan bertindak dalam dunia nyata. Atau singkat
kata, perilaku kita ketika
bermain game = perilaku kita sesungguhnya

Oleh karena itu pembelajaran dengan experiential learning ini sangat cocok untuk
merefleksikan cara berpikir dan bertindak kita selama ini. Selain itu pembelajaran
menggunakan experiential learning juga cocok digunakan untuk men-test pemahaman
atau aplikasi sebuah konsep.Ketika Anda mengajarkan sebuah konsep belum tentu
peserta mengerti atau mampu menerapkan konsep tersebut. Dengan menggunakan
game maka Anda bisa mentest pemahaman serta bagaimana peserta mengaplikasikan
konsep tersebut secara praktek.
Contoh Experiential Learning

 Contoh #1 Game Election Night


Game election night ini tujuannya adalah untuk melatih para peserta menyusun dan
membawakan sebuah presentasi persuasif. Perbandingan dengan Pendekatan
tradisionalPendekatan tradisional dalam belajar presentasi persuasif adalah dengan
memberikan tips, trik atau strategi kepada peserta melalui sebuah pemaparan / presentasi.
Misalnya saja peserta diberikan tips – tips berikut:
 Outline dan penyusunan poinnya seperti apa
 Menggunakan logika, emosi dan kredibilitas untuk meyakinkan orang
 Meminta mereka untuk praktek (jikalau ada sesi prakteknya)
 Pendekatan menggunakan Experiential Learning
 Sebagai fasilitator, di awal Anda memberikan tips simple tentang seperti apa sebuah
presentasi persuasif yang baik (cukup singkat saja).
Tujuan Model Experiential Learning

Baharudin dan Wahyuni (2012:165) menyatakan bahwa tujuan dari model ini adalah untuk
mempengaruhi siswa dengan tiga cara, yaitu:
1) mengubah struktur kognitif siswa,
2) mengubah sikap siswa,
3) memperluas keterampilan-keterampilan siswa yang telah ada. Ketiga elemen tersebut saling
berhubungan dan memengaruhi seara keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah
satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif.
4) Model experiential learning memberi kesempatan kepada siswa untuk memutuskan
pengalaman apa yang menjadi fokus mereka, keterampilan-keterampilan apa yang mereka ingin
kembangkan, dan bagaimana cara mereka membuat konsep dari pengalaman yang mereka
alami tersebut. Hal ini berbeda dengan pendekatan belajar tradisional di mana siswa menjadi
pendengar pasif dan hanya guru yang mengendalikan proses belajar tanpa melibatkan siswa.
Prosedur Pembelajaran Experiential Learning
Mengungkapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran
experiental learning adalah sebagai berikut.

a. Guru merumuskan secara seksama suatu rencana pengalaman belajar yang bersifat
terbuka (open minded) yang memiliki hasil-hasil tertentu.
b. Guru harus bisa memberikan rangsangan dan motivasi.
c. Siswa dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil/keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman.
d. Para siswa ditempatkan pada situasi-situasi nyata, maksudnya siswa mampu
memecahkan masalah dan bukan dalam situsi pengganti. Contohnya, Di dalam kelompok
kecil, siswa membuat mobil-mobilan dengan menggunakan potongan-potongan kayu, bukan
menceritakan cara membuat mobil-mobilan.
e. Siswa aktif berpartisipasi di dalam pengalaman yang tersedia, membua keputusan
sendiri, menerima kosekuensi berdasarkan keputusan tersebut.
f. Keseluruhan kelas menceritakan kembali tentang apa yang dialam sehubungan dengan
mata pelajaran tersebut untuk memperluas pengalaman belajar dan pemahaman siswa
dalam melaksanakan pertemuan yang nantinya akan membahas bermacam-macam
pengalaman tersebut.
Proses Experiential Learning
Experiential learning adalah suatu proses dimana siswa mengkonstuksi atau
menyusun pengetahuan keterampilan dan nilai dari pengalaman langsung.
Tahapan pembelajaran pembelajaran dalamexperiential learning terdiri dari 4
tahapan, yaitu:

1) tahap pengamalan konkrit atau nyata (concrete experience),


2) tahap pengalaman aktif dan reflektif (reflection observation),
3) tahap konseptualisasi (abstract conseptualization), dan
4) tahap eksperimentasi aktif (active experimentation).
Gaya Belajar Experiential Learning
Experiential learning memperhatikan perbedaan atau keunikan yang dimiliki siswa,
karenanya model ini memiliki tujuan untuk mengklasifikasikan gaya belajar seseorang
menjadi empat kategori sebagai berikut:

a. Converger
Tipe ini lebih suka belajar jika menghadapi soal yang mempunyai jawaban
tertentu. Orang dengan tipe ini tidak emosional dan lebih suka menghadapi benda
daripada manusia. Mereka tertarik pada ilmu pengetahuan alam dan teknik.
b. Diverger
Tipe ini memandang sesuatu dari berbagai segi dan kemudian
menghubungkannya menjadi suatu kesatuan yang utuh. Orang dengan tipe ini lebih
suka berhubungan dengan manusia. mereka lebih suka mendalami bahasa,
kesusastraan, sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya.
c. Assimilation
Tipe ini lebih tertarik pada konsep-konsep yang abstrak. Orang dengan tipe ini
tidak terlalu memperhatikan penerapan praksis dari ide-ide mereka. Bidang studi yang
diminati adalah bidang keilmuan dan matematika.
d. Accomodator
Tipe ini berminat pada penngembangan konsep-konsep. Orang dengan tipe ini
berminat pada hal-hal yang konkret dan eksperimen. Bidang studi yang sesuai untuk
tipe ini adalah lapangan usaha dan teknik sedangkan pekerjaan yang sesuai antara lain
penjualan dan pemasaran (Baharudin dan Wahyuni, 2012:168)
 Aspek Pembelajaran Experiential Learning

Experiential learning dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk


mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman yang secara terus
menerus mengalami perubahan guna meningkatkan keefektifan
dari hasil belajar itu sendiri. Experiential learning itu sendiri
berisi tiga aspek yaitu, pengetahuan (konsep, fakta,
informasi), aktivitas (penerapan dalam kegiatan), dan refleksi
(analisis dampak kegiatan terhadap perkembangan
individu). Ketiganya merupakan kontribusi penting dalam
tercapainya tujuan pembelajaran.
KESIMPULAN
Model pembelajaran experiential learning merupakan model pembelajaran yang dapat
menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, dimana siswa mengalami apa yang mereka
pelajari. Melalui model  ini, siswa belajar tidak hanya belajar tentang konsep materi belaka, hal ini
dikarenakan siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai
suatu pengalaman. Hasil dari proses pembelajaran experiential learning tidak hanya menekankan
pada aspek kognitif saja, juga tidak seperti teori behavior yang menghilangkan peran pengalaman
subjektif dalam proses belajar. Pengetahuan yang tercipta dari model ini merupakan perpaduan
antara memahami dan mentransformasi pengalaman.

Seperti halnya proses pembelajaran kontekstual yang menghubungkan dan melibatkan siswa
dengan dunia nyata, model ini pun lebih mengedepankan model connented knowing
(menghubungkan antara pengetahuan dengan dunia nyata), dengan demikian pembelajaran
dianggap sebagai bagian integral dari sebuah kehidupan.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai